I/E. MOBIL - PINGGIR JALAN - DAY
Mobil Tiana terparkir di pinggir jalan, di sebrang sebuah cafe. Wajah Tiana cerah, terlihat semangat.
Ia menelepon seseorang.
TIANA
Iya Bu, ngga apa-apa, saya juga baru sampe. Tenang aja.
Tiana melirik kotak pemberian Wira yang ia bawa dan taruh di kursi mobil di sebelahnya.
TIANA (CONT'D)
Oke kita buka.
Tiana membuka kotak tersebut. Terdapat sebuah gantungan miniatur sepeda seukuran jari tangan yang dibuat sendiri dari lidi yang dibentuk sedemikian rupa.
Terselip sebuah notes.
Semoga sepeda jelek ini mengingatkanmu untuk selalu bergerak.Sebab diam ditempat adalah kesia-siaan untuk hidup yang singkat.
Salam, Wira.
Ternyata masih ada satu notes lagi berisikan sebuah alamat.
Tasia mengeluarkan ponselnya dan memotret alamat tersebut sambil tersenyum, menutup kembali kotak dan berjalan ke luar mobil, memasuki cafe.
INT. CAFE - DAY
Tiana duduk berhadapan dengan seorang wanita berusia 39 tahun. Tiana menandatangani sebuah surat, kemudian berjabat tangan dengan wanita tersebut.
TIANA
Terima kasih ya Bu.
WANITA 1
Selamat ya. Semoga toko bunganya sukses. Kabari kalau udah buka, nanti saya mampir.
Tiana mengangguk dan tersenyum.
INT. TOKO BUNGA PESONA - NIGHT
Kita melihat dua orang pekerja sedang bulak-balik memindahkan bunga dan barang-barang.
Tiana berjalan melihat-lihat persiapan, mengecek. Wajahnya bahagia.
Dia menghampiri Haning.
TIANA
Ning, makasih banyak ya, udah bantuin.
HANING
Sama-sama, Mba. Saya seneng bisa kerja sama Mba Tian lagi.
Tiana tersenyum. Terlihat Ayah dan Ibunya berangkulan masuk toko dan menghampiri Tian.
TIANA
Ibu, Ayah.
KAMIL
Gimana? Lancar?
TIANA
Alhamdulillah, yah. Ibu Ayah sengaja ke sini?
RATIH
Baru pulang dari rumah nenek. Kebetulan lewat sini. Tadinya ngga akan mampir, kan besok juga ke sini. Eh, dari luar kok lampunya, bunga-bunganya menarik perhatian. Jadi pengen mampir.
TIANA
Makasih ya Bu, Yah.
Tiana memeluk Ibu dan Ayahnya.
TIANA (CONT'D)
Tian mau ngecek sekali lagi. Ayah sama Ibu duluan ya, nanti Tian nyusul. Kita makan malem bareng.
RATIH
Yaudah kalau gitu.
Tiana mengantar Ibu dan Ayahnya ke luar.
EXT. DEPAN TOKO BUNGA PESONA - NIGHT
Tiana berdiri memandangi toko bunganya dengan bangga. Tersenyum terlihat masih tidak percaya.
Tiba-tiba, seseorang menyodorkan bunga. Tiana menengok.
TIANA
Wira!
Wira tersenyum.
WIRA
Selamat ya.
Tiana mengangguk, menerima bunga dari Wira.
TIANA
Kamu tau dari mana?
WIRA
Saya punya agen rahasia namanya Tasia.
Tiana tertawa.
TIANA
Bukan rahasia lagi dong kalau gitu. (beat)
Jalan-jalan yuk, keliling jalan ini.
Wira mengangguk. Mereka berdua berjalan menyusuri pertokoan dan cafe-cafe sepanjang jalan.
TIANA (CONT'D)
Tadinya saya mau kasih tau kamu langsung.
WIRA
Kapan?
TIANA
Besok.
WIRA
Kelamaan.
TIANA
Kok kelamaan?
WIRA
Saya ngga sabar.
Tiana dan Wira tertawa.
EXT. TAMAN PINGGIR JALAN - NIGHT
Tiana dan Raga duduk bersebelahan di sebuah bangku taman. Tiana mengangkat dan memerhatikan bunga dari Raga.
TIANA
Bunganya cantik.
WIRA
Cantikan kamu.
TIANA
Ih, gombal.
Wira tertawa malu.
WIRA
Gimana persiapannya? Lancar?
TIANA
Lancaar.
WIRA
Oh iya, maaf, besok saya ngga bisa hadir di pembukaan. Ada pekerjaan.
TIANA
Memang kamu diundang?
Wira malu. Ia merebut bunga yang sedang dipegang Tiana.
WIRA
Kalau gitu bunganya saya ambil lagi.
TIANA
Iya iya aku bercanda. (beat)
Gapapa, Wira. Pekerjaan kamu lebih penting.
WIRA
Kamu juga penting.
TIANA
Dasar.
Wira membuka telapak tangannya dan menyodorkannya kepada Tiana. Tiana menatap Raga, memberikan tangannya. Mereka berjalan bergandengan.
EXT. DEPAN TOKO BUNGA PESONA - NIGHT
Tiana melambaikan tangannya pada Wira. Wira melaju dengan sepeda motornya.
Tiana tersenyum, tersipu.
INT. TOKO BUNGA PESONA - DAY
Toko bunga Tiana ramai. Di depan toko terdapat dua karangan bunga. Satu tertulis dari Pak Jo, Ikram, Eci, Tasia, Wira, satu lagi dari Toko Bunga Nirmala milik Bude Dewi.
Tiana menggunting pita, disaksikan beberapa orang terdekatnya seperti Ayah dan Ibunya, Haning, Tasia yang memakai seragam pramugari, Ikram, dan seorang karyawan baru.
Pita digunting, semua bertepuk tangan dan memberikan selamat.
INT. TOKO BUNGA PESONA - A MOMENT LATER - DAY
Para tamu sudah sepi. Di toko tinggal Tiana, Haning, dan seorang karyawan baru.
Tiana terlihat baru saja selesai merangkai bunga.
TIANA
Oke, selesai juga. (beat)
Saya mau pergi dulu ya Ning, titip.
HANING
Buat siapa, Mba? Kok cepet. Udah ada orderan?
TIANA
Ini buat Tasia, kemarin hari pertamanya kerja lagi. Ini buat adik saya, hari ini dia tampil di gedung kebudayaan. Pertunjukan teater. Saya mau ke sana dulu nonton dia teater.
HANING
Mba Tian punya adik?
TIANA
Adik mantan saya, maksudnya.
Haning tampak sedikit terkejut. Tiana tersenyum.
TIANA (CONT'D)
Yaudah, saya takut telat. Pergi dulu ya Niing.
(ke Karyawan Baru)
Saya pergi dulu ya Pak, kalau ada apa-apa ke Haning aja.
KARYAWAN BARU
Iya, neng. Pintu toko tertutup.