7. #7

INT/EXT. MINI BUS - DAY

Wira mengendarai mini bus, Tiana di sebelahnya. Dari arah berlawanan, mereka berpapasan dengan sebuah motor yang membawa Raga.

INT/EXT. MINI BUS - DAY

Mini bus melaju melewati jalan desa, keluar dari desa. Di dalam mobil Wira masih menyetir. Tiana memandang ke luar jendela.

WIRA

Kalau ngantuk, tidur aja.

Tiana masih memandang ke luar jendela.

TIANA

Saya ngga ngantuk.

Tiana membenarkan posisi duduknya menjadi lebih tegak.

TIANA (CONT'D)

Makasih ya.

WIRA

Makasih apa? Saya ngga ngapa- ngapain.

TIANA

Ya semuanya. Kue lapis, danau, foto, sampai anter saya.

WIRA

Jangan salah paham. Saya anter kamu karena Mas Ikram harus tetep ada di Rumah.

TIANA

Masa sih? Saya denger kamu tadi pagi yang minta izin Mas ikram buat anter saya.

Wira tersipu.

WIRA

Saya bosen. Pengen jalan-jalan.

Tiana tersenyum.

 

EXT. PINGGIR JALAN - DAY

Mini bus terparkir di pinggir jalan sepi, penuh rerumputan. Mereka menggelar tikar, dan duduk untuk istirahat.

Seorang kakek melewati mereka, mengendarai sepeda tuanya.

WIRA

Kalau kata Albert Einstein, Life is like...

TIANA

Riding a bcycle.

Wira menatap Tiana.

WIRA DAN TIANA

To keep your balance, you must keep moving.

Wira dan Tiana tertawa dan saling tersenyum.

WIRA

Quotes sejuta umat itu, sudah aku pakai. Sering aku pakai di kehidupanku.

(beat)

Aku suka quotes itu. Bikin aku ngga diam di tempat.

TIANA

Tapi kan berhenti mengayuh bukan berarti benar-benar berhenti. Kalau cuma istirahat, gimana?

Wira meneguk air dari botol minum.

WIRA

Oke. coba aku tanya. Rencanamu ke depan apa?

TIANA

Pulang ke rumah.

Wira menghela napas.

WIRA

Maksudku, untuk melanjutkan hidup.

Tiana terlihat berpikir.

TIANA

Belum tau. Mungkin kembali ke Jakarta, ke toko bunga bude. Atau di rumah, bantu Ibu kelola usaha katering. Kenapa?

WIRA

Mimpi kamu?

Tiana tertawa.

TIANA

Kamu interogasi saya?

WIRA

Iya.

FLASHBACK:

INT. RUMAH BUDE - DAY

Tiana kecil terlihat berlari-lari di Rumah Budenya (Dewi) yang penuh dengan bunga-bunga. Ia menemani Dewi merangkai bunga.

Tangan kecil Tiana memegang rangkaian bunga, kemudian berganti dengan tangan Tiana remaja yang sedang diajari Dewi merangkai bunga.

TIANA (V.O.)

Dulu waktu kecil, Ibu dan Ayah saya sibuk. Saya sering dititipi di rumah Bude.

(beat)

Dulu rumah bude masih sebelahan dengan rumah saya. Di rumah bude banyak tanaman, banyak bunga-bunga. Bude juga suka sekali merangkai bunga.   Saya suka ikut recokin waktu masih kecil. Setelah agak besar, bude ajari saya.

(beat)

Ternyata, merangkai bunga itu menyenangkan. Menenangkan.

BACK TO:

EXT. PINGGIR JALAN - DAY

Wira dan Tiana masih duduk di atas tikar. Menikmati jalanan yang hijau dan udara yang bersih.

TIANA

Makanya, saya pengen punya toko tanaman dan bunga sendiri. Bikin kursus untuk jadi florist.

Akhirnya, setiap gajian, saya selalu nabung untuk mimpi saya itu. Biar ngga perlu lagi kerja di perusahaan.

WIRA

Terus kenapa ngga sekarang? Setelah ini maksudnya.

Tiana menggeleng.

TIANA

Saya belum siap. Pikiran saya sih yang belum siap.

WIRA

Karena masa lalumu?

Tiana tertegun. Menyadari yang dikatakan Wira adalah benar.

WIRA (CONT'D)

Nah, itu tandanya kamu berhenti. Bukan istirahat.

(beat)

Tiana, langkah Raga sudah jauh. Dia melanjutkan hidup. Tetap bekerja, tetap melakukan hobinya, tetap melakukan yang jadi keinginannya.

(beat)

Sementara kamu? Kamu harus berhenti dari pekerjaan, menghilang dari kotamu sendiri yang kamu cintai, bahkan kamu harus mundur dari liburanmu. 

Tiana menghela napas dalam.

TIANA

Kamu kayak Tasia.

Wira menatap mata Tiana.

WIRA

Saya ingin kamu terus bergerak, waktumu terus berjalan.

Raga berdiri. Mengulurkan tangan pada Tiana, membantu Tiana berdiri.

WIRA (CONT'D)

Yuk, lanjut lagi. Nanti keretamu terlambat.

 

I/E. DI DALAM KERETA - AFTERNOON

Tiana memandang ke luar jendela. Memikirkan kata-kata Raga.

WIRA (O.S.)

Saya ingin kamu terus bergerak, waktumu terus berjalan.

Tiana tersenyum.

INT. KAMAR TIANA - NIGHT

Tiana dan Tasia sudah memakai piyama, mereka berdua telungkup di atas kasur sambil melihat album foto Mendesa.

TIANA

Ya ampun Pak Jo. Anak muda banget posenya.

TASIA

Terus liat deh yang ini Sya. Ini waktu kita lagi cari tutut di sawah. Itu pertama kalinya aku makan tutut. Nangkep sendiri pula.

Tiana tertawa.

TIANA

Enak?

TASIA

Enakk. Sebagai orang sunda aku menyesal baru coba tutut di usia 25 tahun. cocok tau buat cemilan nonton film.

Tiana membuka lagi lembaran buku dokumentasinya, memerhatikan foto-foto Wira dengan seksama.

TIANA

Aku jadi kangen, ya walaupun cuma dua hari di sana, sih. Hahaha

TASIA

Kamu dua hari aja kangen, apalagi aku. Satu bulan.

(beat)

Oh iya, Raga di sana cuma dua minggu. Kata Mas Ikram, keluarganya sakit. Akhirnya, ya diganti lagi sama ada namanya Bono.

(beat)

Dia pernah ajak aku ngobrol. Tanya gimana kabar kamu selama satu tahun.

TIANA

Terus kamu jawab apa?

TASIA

Aku milih untuk ngga bahas itu. Dia kayaknya mau coba jelasin untuk bela dirinya kenapa dia sampe bisa jatuh cinta sama orang lain. Dia bilang setelah putus, dia menyesal dan menderita.

Tasia tertawa sinis.

TIANA

Menderita? Yang bener aja.

TASIA

Makanya, aku kesel banget tuh udah pengen maki-maki dia. Karena aku tau, kamu jauuuh lebih menderita. Tapi yaudahlah, Ti. Jangan dipikirin. Buang-buang energi. Kan udah ada Wira.

TIANA

Apa siih.

Tasia bangun, berjalan ke arah tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak.

TASIA

Aku sampe lupa. Ini ada titipan. Yang digulung itu dari Pak Jo. Yang kotak itu dari...

Kayaknya kamu pasti tau deh dari siapa.

TIANA

Wira? Hahahaha

TASIA

Tuh kan, aku udah ngira ada sesuatu antara kalian.

TIANA

Emang ada apa? Ngga ada apa-apa, Sya. Beneran.

Tasia menatap dengan tatapan jail pada Tiana.

TIANA (CONT'D)

Jangan ngeliatin gitu dong ah.

Tiana salah tingkah.

Tiana membuka gulungan dari Pak Jo dan membelalak.

TIANA (CONT'D)

Waaah bagus banget.

Tiana menggulung kembali lukisannya, menyimpannya di sebelah kotak.

TASIA

Kok yang kotak ngga dibuka?

TIANA

Ngga. Nanti aja,

TASIA

Eh cieeeee.

TIANA

Apa sih Syaaa. Tidur tidur,

Tiana menggulung badan Tasia dengan selimut.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar