3. #3

INT. RUMAH TIANA - KAMAR TIANA - DAY

Tiana duduk di lantai dikelilingi barang-barang yang berserakan. Barang tersebut adalah boneka, album foto, bingkai, karangan bunga, dan beberapa kotak lagi yang berisi barang pemberian Raga.

Tiana memilah-milah barang tersebut untuk dimasukkan ke kardus.

Terdengar suara Tasia.

TASIA (O.S.)

Tiaaaan.

TIANA

Masuk Syaaaa.

Tasia masuk ke kamar Tiana dan langsung menjatuhkan diri tengkurap di atas ranjang Tiana.

Tasia menyaksikan Tiana beres-beres, kemudian mengambil sebuah majalah dari tumpukan dan menjadikannya kipas.

TIANA (CONT'D)

Dari mana?

TASIA

Interview.

TIANA

Keterima?

Tasia mengangguk tersenyum.

TIANA (CONT'D)

Kapan mulai?

TASIA

Januari.

Tasia bangun. Duduk di lantai di sebelah Tiana dan membuka- buka majalah yang ia pegang.

Kita melihat di halaman redaksi terdapat nama RAGA BUDIMAN sebagai photographer.

Tasia menyimpan majalahnya di sebuah kardus yang berisi tumpukan majalah yang tadi ia ambil.

Tiana mulai membungkus bingkai-bingkai besar foto pemandangan yang dipotret oleh Raga dan beberapa foto mereka yang dicetak besar.

Tiana murung dan tidak banyak bicara. Teringat kenangannya bersama Raga.

Tasia memerhatikan Tiana yang perlahan-lahan menghentikan aktivitasnya dan mulai menangis.

Tasia memeluk Tiana, tangis Tiana semakin pecah.

 

INT. KAMAR TIANA - A MOMENT LATER - DAY

Barang-barang yang berserakan tadi sudah bersih. Kita melihat kardus-kardus dan satu trashbag besar rapi berjajar.

Tiana duduk di meja, Tasia duduk di ranjang. Di meja terlihat dua buah gelas dan satu botol besar berisi air dingin. Tampak kalender menunjukkan bulan Oktober. Suasana Hening. Mereka beristirahat sejenak.

Tiana meneguk air dari gelas.

TIANA

Sya, Liburan, yuk?

TASIA

Tuh kan. Aku bilang juga apa. Kamu tuh butuh liburan. Biar ga stress. Mau coba program desa itu?

TIANA

Ke mana aja deh Sya.

TASIA

Lusa kita ke kantor Mas Ikram ya.

Tasia berdiri. Menuju deretan kardus dan mengangkat salah satunya.

TASIA (CONT'D)

Yuk kita beresin! Ke mana nih? Buang? Loak? Bakar?

Tiana berdiri, mereka berdua tertawa.

CUT TO:

INT. KANTOR IKRAM - DAY

Ikram duduk di sofa. Di hadapannya duduk seorang laki-laki bernama WIRA (26).

IKRAM

Ini buku panduannya. Apa aja yang mesti disiapin, agenda kegiatan, do and don’t. Pokoknya semuanya lengkap ada di situ. Kalau belum jelas, chat aja ya.

WIRA

Makasih ya Mas.

Mereka berjabat tangan. Wira membawa buku panduannya, meninggalkan hpnya tanpa disadari.

INT. KANTOR IKRAM - LUAR RUANGAN IKRAM - DAY

Kita mengikuti Wira yang baru saja keluar ruangan, berjalan melewati Tasia dan Tiana yang sedang menunggu giliran masuk.

Tasia menyikut siku Tiana pertanda menyuruhnya masuk.

INT. KANTOR IKRAM - RUANGAN IKRAM - DAY

Ikram menyambut Tiana dan Tasia.

IKRAM

Hai. Selamat datang di kantor Ikram hehehe. Sini sini duduk.

TASIA

Hai Mas.

(ke Tasia) Sya ini Mas Ikram.

(Ke Ikram) Mas, Ini Tiana.

Tiana dan Ikram saling tersenyum dan berjabat tangan.

IKRAM

Jadi gimana? Kalian udah liat detil programnya dari web?

TIANA & TASIA

Udah, Mas. Penjelasannya untuk agenda kegiatan dan garis besar programnya cukup jelas sih. Kita ke sini mau

(beat)

Yaaa tanya-tanya dulu Mas.

IKRAM

Oke gimana?

TASIA

Karena satu bulan tinggal sama orang asing, maksudnya yaa kita ngga tau mereka siapa, terus di desa juga akses kan terbatas ya Mas.

(beat)

Kita sebetulnys agak “khawatir”. Jadi pengen tau nih keamanan dan fasilitas yang ditawarkan program ini. Di brosur dan web udah ada sih Mas cuma kita pengen denger penjelasan lebih lengkap.

Seseorang masuk membawakan minuman. Ikram mengangguk sopan berterima kasih.

IKRAM

Sambil diminum, ya. (beat)

Oke aku coba jelasin ya. Kabar baiknya, kalian ngga perlu khawatir. Karena, biaya yang nanti kalian bayar, itu udah termasuk asuransi, makanan, keperluan selama di sana.

H-seminggu keberangkatan kalian wajib menyerahkan hasil cek kesehatan dari dokter atau surat sehatlah. Kalian tinggal dateng ke rumah sakit mitra kami. Kita juga bakal menindak tegas para peserta yang melanggar peraturan atau berbuat tindak kejahatan. Karena nanti saat kalian isi formulir pendaftaran, kalian juga akan tanda tangan surat pernyataan dan persetujuan. Karena kami paham, resiko program ini cukup tinggi. Pokoknya tenang aja.

Ikram terus menjelaskan. Tasia mendengarkan Ikram dengan seksama sedangkan Tiana gelisah berkali-kali melihat ponselnya yang berdering. Terlihat sebuah nama. FELI.

EXT. DAERAH DI DEKAT KANTOR IKRAM - TAMAN - DAY

Tiana dan FELIANDRA (18) duduk bersebalah di sebuah bangku. Feli mengenakan seragam sekolah. Mereka duduk canggung.

FELI

Kakak masih marah sama aku?

Tiana menoleh ke arah Feli.

TIANA

Feli maafin kakak. Kakak, Kak Raga, udah ga bisa lagi sama-sama. Kamu tau itu.

FELI

Kalau kak Raga putus dari cewenya, kakak mau kan maafin Kak Raga?

Tiana memejamkan matanya, menahan kesal.

TIANA

Fel, kakak sayang sama kamu. Tapi tolong, kakak sama kakak kamu udah ga bisa bareng-bareng.

FELI

Sebenernya aku ga butuh kak Raga, kak. Aku butuh kak Tian.

TIANA

Fel..

FELI

Kakak udah lebih kayak kakak aku sendiri daripada kak Raga. Kak Raga selalu sibuk sama pekerjaannya.

(beat)

Sedangkan kak Tian meskipun sibuk masih bisa perhatiin aku yang bukan adik kandung kakak. Hidup cuma dengan dua orang laki-laki di rumah itu susah, Kak. Aku kangen kak Tian.

Tiana menggenggam tangan Feli.

TIANA

Fel, kakak juga kangen kamu. Tapi sekarang keadaannya udah beda. Maaf kakak setahun lebih ini ga pernah bales chat atau telpon dari kamu.

Kakak juga sama, sedih waktu harus putus sama kakak kamu.

FELI

Akhir tahun nanti aku tampil di gedung kebudayaan kota, Kak. Berkat kakak yang selalu yakinin aku kalau suatu saat aku bisa lolos audisi, akhirnya aku lolos audisi. Aku mau kakak dateng.

Feli menyerahkan sebuah undangan. Tiana mengambilnya kemudian memeluk Feli.

 

EXT. DAERAH KANTOR IKRAM - DAY

Kita mengikuti Tian berjalan menuju kantor Ikram. Dari belakang, terlihat Tian tidak sengaja menggiring sampah kertas di sepatunya. Tiba-tiba Wira memanggilnya.

WIRA

Teh!

Tiana terus berjalan.

WIRA (CONT'D)

Teteh!

Tiana berjalan seolah tidak mendengar teriakan Wira. Wira mempercepat langkahnya dan menginjak tali layangan itu agar tidak terbawa terus oleh Tiana.

Wira tersenyum.

Di gerbang, dari kejauhan kita melihat Tasia dan Ikram yang sedang berbincang, kemudian menyadari kedatangan Tiana. Wira berjalan di belakangnya.

TIANA

Aduh maaf ya Mas, Sya, mendadak ketemu temen dulu sekitar sini.

IKRAM

Gapapa hehehe. Kalian langsung pulang?

TASIA

Iya, Makasih ya Mas. Nanti kita kabarin lagi.

IKRAM

Pokoknya kalau kalian mau ikut, satu bulan lagi kita masih ada slot. Kalau engga ya tiga bulan kemudian. Program kita kan tiga bulan sekali.

Wira berdiri menunggu Ikram mengobrol dengan Tiana dan Tasia.

TASIA

Iya Mas. Udah berkali-kali bilang deh kayaknya.

IKRAM

Hehehe ya namanya juga usaha. (beat)

Jauh amat parkirnya.

TASIA

Tadi penuh Mas.

TIANA

Yaudah, kita pamit dulu ya Mas Ikram.

IKRAM

Hati-hati yaa adek-adekkuuuu.

Tiana dan Tasia pergi. Wira mendekati Ikram. Ikram tersenyum

IKRAM (CONT'D)

(tertawa) Ketinggalan hp ya?

WIRA

Iya Mas hehehe.

Mereka berdua masuk ke dalam kantor.

INT. RUMAH TIANA - NIGHT

Tiana duduk di ruang tengah menonton tv. Kamil dan Ratih pulang.

KAMIL

Ada salam dari Pak Irwan. Senang katanya kamu bisa pulang lagi ke Bandung.

Tiana tidak menghiraukan.

KAMIL (CONT'D)

Kok diem aja?

TIANA

Terus Ayah mau aku jawab apa?

KAMIL

Tian, ngga baik kayak gitu. Kamu kan putus sama anaknya. Papanya ya jangan ikut dibenci.

Ratih menyikut siku Kamil. Memberi kode untuk berhenti.

TIANA

Tapi anaknya selingkuh yah dari aku.

KAMIL

Tapi kan beliau juga ngga membenarkan perilaku anaknya.

TIANA

Ayah ni lucu. Anaknya diselingkuhin, sakit hati, pergi ke Jakarta karena di Bandung terlalu banyak kenangan sama mantannya, ga pulang sampe satu tahun, tapi Ayah masih tetep bisa baik-baik sama mereka? Salah emang keputusan aku buat pulang.

Wajah Kamil merah, kesal.

TIANA (CONT'D)

Aku anak Ayah bukan sih?

KAMIL

Tiana!

Ratih memeluk Tiana.

RATIH

Udah! cukup yah, Ayah masuk kamar sana.

Tiana menangis di pangkuan ibunya. Ayah masuk ke kamar.

TIANA

Ibu juga. Kenapa sih bu, masih ketemu Pak Irawan?

Ratih memeluk Tiana semakin erat.

 

INT. RUMAH TIANA - DAPUR - NIGHT

Rumah Tiana gelap. Dengan pakaian tidur, Tiana membuka kulkas. Menuang air putih dingin dan meminumnya.

Tiana duduk di meja makan.

Membuka ponselnya, menelepon Tasia.

TIANA

Sya, besok kita daftar Mendesa.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar