INT. RUMAH KONTRAKKAN - MORNING
Tiana tengah duduk dan mengoleskan mentega di roti. Tidak lama kemudian Tasia datang bergabung.
TIANA
Pagi Sya.
Tasia menguap.
TASIA
Pagi.
TIANA
Kalau mau teh atau kopi bikin sendiri aja ya. Dipake tangannya biar olahraga.
TASIA
Heuuuu.
Haning keluar kamar dengan pakaian rapih.
HANING
Pagi Mba Mba. (beat)
Gimana Mba Tian, enakan?
TIANA
Lumayan Ning. Makasih ya. Mau ke mana nih weekend gini pagi-pagi udah seger aja?
HANING
Jalan-jalan dulu lah Mba. Pengen belanja dikit sambil olahraga.
Kalau ada yang mau dibeli kabar- kabar aja ya Mba.
TIANA
Okee Ning. Ga sarapan dulu?
HANING
Ngga mba nanti aja. Aku pergi dulu yaa.
Haning pergi dan menutup pintu. Tasia menuang susu, meminumnya.
TIANA
(ke Tasia)
Ketemu kak Haris jam berapa? Dijemput?
TASIA
Jam 10an atau santailah weekend ini. Aku berangkat sendiri.
TIANA
Aku anter ya.
TASIA
Ga usah. Jangan sombong deh. enakan dikit langsung pengen ngider.
Pinjem mobil aja, aku berangkat sendiri.
TIANA
Serius? Kalau nyasar gimana.
TASIA
Hmm. Kita hidup taun berapa sih, Ti?
Mereka berdua menghabiskan roti masing-masing.
TASIA (CONT'D)
Ti, lusa ikut ke Bandung yuk? Udah lama kan ngga pulang ke Bandung.
TIANA
Duh, ngga Sya. Belum bisa. Toko lagi padet-padetnya.
(beat)
Banyak banget pesenan yang mesti dikerjain. Aku sama Haning lagi kewalahan jaga toko. Ngga ada waktu buat santai.
Tasia mengernyitkan dahi.
TASIA
Minggu lalu waktu aku ke toko kayaknya damai-damai aja deh.
TIANA
Emmm Ya kebetulan aja hari itu lagi sepi. Biasanya hectic kok tanya Haning.
Tasia mengubah posisi duduknya menjadi lebih tegak.
TASIA
Apa Ngga kangen sama Ayah sama Ibu, Ti? Kemarin sebelum berangkat ke Jakarta aku ketemu dulu sama mereka. Mereka minta aku bujuk kamu buat balik ke Bandung.
Tiana terdiam. Pandangannya kosong menatap gelas.
TASIA (CONT'D)
Sampai kapan, Tian? Sembunyi ngga akan bikin sembuh. Sembunyi dan menghindar cuma bikin kamu sakit, bikin kamu stuck dan gerak ke mana- mana. Sedangkan hidup harus terus berjalan.
TIANA
Aku lagi ngga mau debat Sya. Aku bakal pulan, kok. Tapi tolong, ngga sekarang. Cukup ya. Aku mau mandi.
Tiana berdiri. Tasia menarik Tiana untuk duduk kembali.
TASIA
Tian, satu tahun udah lebih dari cukup untuk kamu sembunyi, menghindar.
(beat)
Mau sampai kapan? (beat)
Kehidupan Raga udah kembali seperti biasa. Dia jalanin hidup dengan nyaman tanpa merasa bersalah.
Sedangkan kamu? (beat)
Pulang, Ti. Pulang ke Bandung. Aku tau hati kamu ada di Bandung, kamu kangen Bandung kan sebenernya? Di Bandung ada Ayah, ada Ibu, ada aku. Di sini? cuma bude Dewi dan Haning. Okay mereka orang baik. Tapi mereka juga punya kehidupannya sendiri.
Gabisa selalu ada buat kamu.
Wajah Tiana terlihat kesal.
TASIA (CONT'D)
Kasian Ayah sama Ibu, Tian. Mereka kesepian.
Tiana menghela napas.
TIANA
Kesepian?
(beat)
Sya! (nada bicara Tiana meninggi)
aku cuma bikin mereka kesepian selama satu tahun. Sedangkan mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka dan bikin anak tunggalnya kesepian bertahun-tahun. Lagipula ini cuma Bandung-Jakarta!
Tasia memejamkan mata sambil menghela napas. Membenarkan posisi duduknya.
TASIA
Okay. Gini, Tian. Kita ngga pernah tau apa yang akan terjadi sama orang tua kita yang udah mulai tua.
Kamu kecewa sama mereka, it’s okay. Tapi kasih kesempatan sama mereka untuk memperbaiki kesalahan mereka dan lebih deket sama kamu sebelum waktu mereka habis. Atau bahkan waktu kamu yang habis. Maaf kalau aku nyinggung. Aku cuma mau kamu bangkit lagi.
Tasia berdiri meninggalkan Tiana.
EXT. DEPAN RUMAH KONTRAKAN - DAY
Tiana membuka pintu gerbang untuk Tasia.
TASIA
Pergi dulu ya. Banyak-banyak istirahat. Makan nasi jangan lupa. Roti sebiji tadi pagi mana bikin kenyang. Ngga jadi tenaga.
TIANA
Iya. Salam sama Kak Haris ya.
TASIA
Oke. Bye.
TIANA
Bye. Tiati.
Mobil Tasia melaju pergi. Tiana kembali menutup gerbang rumah.
INT. RUMAH KONTRAKAN - KAMAR - DAY
Tiana menjatuhkan badannya di kasur. Ia membuka ponselnya dan mencari kontak Ibunya. Di layar ponsel kita melihat sebuah pesan dari Ibunya yang belum ia balas sejak kemarin: Anak Ibu lagi apa?
Ia membuka foto profil Ibunya. Terlihat potret candid Tiana, Ayah dan Ibunya sedang duduk di beranda rumah dan tertawa.
Tiana memperbesar, menggeser, memperkecil, memperbesar lagi berulang kali.
FLASHBACK TO:
I/E. TERAS RUMAH - AFTERNOON
KAMIL (60) dan RATIH(56) sedang duduk di teras rumah. KAMIL terlihat sedang memainkan ponsel, sedangkan RATIH menyulam.
KAMIL
Bu, font hp Ayah kekecilan deh. Ini gimana sih gedeinnya?
RATIH
Yah, Ayah nannya sama Ibu. Salah sambung.
Tiana bergabung duduk dengan Ibu dan Ayahnya dengan pakaian rapih, membawa tas kecil.
KAMIL
Tian, font hp Ayah besarin dong.
Tiana melirik Ayahnya.
TIANA
Sini.
Ayah Tiana memberikan hpnya kepada Tiana, Tiana memperbesar font di hp Ayahnya.
TIANA (CONT'D)
Udah nih.
(beat)
Ih Ayaaaaah! Masa lockscreennya foto ayah selfie sih. Deket banget lagi tuh kumisnya nampang.
Walpapernya sih oke foto gunung. Masa lockscreennya begitu deh bu liat. Kaya anak muda aja. Hahahaha
Tiana memperlihatkan lockscreen hp Ayahnya kepada Ibu. Mata ibu membelalak.
RATIH
Ayah Ih!
Tiana meniru gaya foto Ayahnya. Mereka semua tertawa. Dari gerbang rumah, diam-diam Raga memotret mereka hingga akhirnya mereka semua menyadari dan memanggil Raga.
BACK TO:
INT. RUMAH KONTRAKKAN - KAMAR - DAY
Tiana masih memandangi foto kontak Ibunya. Ia kemudian menekan tombol panggil, menelepon Ibunya.
INTERCUT TO:
INT. DAPUR RUMAH TIANA DI BANDUNG - DAY
Ratih terlihat memekai celemek. Di meja dapur kita meihat peralatan membuat kue.
RATIH
Halo, Anak Ibu. Lagi apa, sayang?
TIANA
Lagi santai aja Bu. Aku sendirian di kontrakkan. Ayah ke mana?
RATIH
Ayah ada lagi mandi. Mau siap-siap buat kontrol ke rumah sakit.
RATIH (CONT'D)
Tapi Ayah sehat-sehat kan Bu?
IBU
Sehat.
TIANA
Ibu sehat?
IBU
Sehat. Ibu sama bapak sehat. cuma kangen kamu aja. Kapan pulang, nak?
TIANA
Belum tau, Bu. Tian belum bisa pulang ke Bandung. Tian masih betah di sini. Ibu gausah ke sini. Tian bakal pulang, kok, tapi gak sekarang.
IBU
Betul masih betah?
Tiana mengganti posisi rebahannya.
TIANA
Iya Bu.
IBU
Ya udah. Ibu ga bisa apa-apa kalau kamu memang masih mau tinggal di Jakarta. Sehat-sehat ya.
Tiana berkaca-kaca.
TIANA
Maaf ya bu.
IBU
Ga usah minta maaf. Ibu paham. Ibu tutup dulu ya? Ibu mau mandi nih mau anter ayah. Nanti ayah
ngomel-ngomel lagi kalau terlambat.
TIANA
Iya Bu. Tian tutup ya. Dah Ibu.
BACK TO:
INT. RUMAH KONTRAKAN - NEXT DAY - DAY
Koper dan tas Tiana terkemas dengan rapi di ruang tengah kontrakan. Tiana, Tasia, dan Haning saling berpelukan untuk pamit.
CUT TO BLACK.