2. #2

INT. RUMAH KONTRAKKAN - MORNING

Tiana tengah duduk dan mengoleskan mentega di roti. Tidak lama kemudian Tasia datang bergabung.

TIANA

Pagi Sya.

Tasia menguap.

TASIA

Pagi.

TIANA

Kalau mau teh atau kopi bikin sendiri aja ya. Dipake tangannya biar olahraga.

TASIA

Heuuuu.

Haning keluar kamar dengan pakaian rapih.

HANING

Pagi Mba Mba. (beat)

Gimana Mba Tian, enakan?

TIANA

Lumayan Ning. Makasih ya. Mau ke mana nih weekend gini pagi-pagi udah seger aja?

HANING

Jalan-jalan dulu lah Mba. Pengen belanja dikit sambil olahraga.

Kalau ada yang mau dibeli kabar- kabar aja ya Mba.

TIANA

Okee Ning. Ga sarapan dulu?

HANING

Ngga mba nanti aja. Aku pergi dulu yaa.

Haning pergi dan menutup pintu. Tasia menuang susu, meminumnya.

TIANA

(ke Tasia)

Ketemu kak Haris jam berapa? Dijemput?

TASIA

Jam 10an atau santailah weekend ini. Aku berangkat sendiri.

TIANA

Aku anter ya.

TASIA

Ga usah. Jangan sombong deh. enakan dikit langsung pengen ngider.

Pinjem mobil aja, aku berangkat sendiri.

TIANA

Serius? Kalau nyasar gimana.

TASIA

Hmm. Kita hidup taun berapa sih, Ti?

Mereka berdua menghabiskan roti masing-masing.

TASIA (CONT'D)

Ti, lusa ikut ke Bandung yuk? Udah lama kan ngga pulang ke Bandung.

TIANA

Duh, ngga Sya. Belum bisa. Toko lagi padet-padetnya.

(beat)

Banyak banget pesenan yang mesti dikerjain. Aku sama Haning lagi kewalahan jaga toko. Ngga ada waktu buat santai.

Tasia mengernyitkan dahi.

TASIA

Minggu lalu waktu aku ke toko kayaknya damai-damai aja deh.

TIANA

Emmm Ya kebetulan aja hari itu lagi sepi. Biasanya hectic kok tanya Haning.

Tasia mengubah posisi duduknya menjadi lebih tegak.

TASIA

Apa Ngga kangen sama Ayah sama Ibu, Ti? Kemarin sebelum berangkat ke Jakarta aku ketemu dulu sama mereka. Mereka minta aku bujuk kamu buat balik ke Bandung.

Tiana terdiam. Pandangannya kosong menatap gelas.

TASIA (CONT'D)

Sampai kapan, Tian? Sembunyi ngga akan bikin sembuh. Sembunyi dan menghindar cuma bikin kamu sakit, bikin kamu stuck dan gerak ke mana- mana. Sedangkan hidup harus terus berjalan.

TIANA

Aku lagi ngga mau debat Sya. Aku bakal pulan, kok. Tapi tolong, ngga sekarang. Cukup ya. Aku mau mandi.

Tiana berdiri. Tasia menarik Tiana untuk duduk kembali.

TASIA

Tian, satu tahun udah lebih dari cukup untuk kamu sembunyi, menghindar.

(beat)

Mau sampai kapan? (beat)

Kehidupan Raga udah kembali seperti biasa. Dia jalanin hidup dengan nyaman tanpa merasa bersalah.

Sedangkan kamu? (beat)

Pulang, Ti. Pulang ke Bandung. Aku tau hati kamu ada di Bandung, kamu kangen Bandung kan sebenernya? Di Bandung ada Ayah, ada Ibu, ada aku. Di sini? cuma bude Dewi dan Haning. Okay mereka orang baik. Tapi mereka juga punya kehidupannya sendiri.

Gabisa selalu ada buat kamu.

Wajah Tiana terlihat kesal.

TASIA (CONT'D)

Kasian Ayah sama Ibu, Tian. Mereka kesepian.

Tiana menghela napas.

TIANA

Kesepian?

(beat)

Sya! (nada bicara Tiana meninggi)

aku cuma bikin mereka kesepian selama satu tahun. Sedangkan mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka dan bikin anak tunggalnya kesepian bertahun-tahun. Lagipula ini cuma Bandung-Jakarta!

Tasia memejamkan mata sambil menghela napas. Membenarkan posisi duduknya.

TASIA

Okay. Gini, Tian. Kita ngga pernah tau apa yang akan terjadi sama orang tua kita yang udah mulai tua.

Kamu kecewa sama mereka, it’s okay. Tapi kasih kesempatan sama mereka untuk memperbaiki kesalahan mereka dan lebih deket sama kamu sebelum waktu mereka habis. Atau bahkan waktu kamu yang habis. Maaf kalau aku nyinggung. Aku cuma mau kamu bangkit lagi.

Tasia berdiri meninggalkan Tiana.

 

EXT. DEPAN RUMAH KONTRAKAN - DAY

Tiana membuka pintu gerbang untuk Tasia.

TASIA

Pergi dulu ya. Banyak-banyak istirahat. Makan nasi jangan lupa. Roti sebiji tadi pagi mana bikin kenyang. Ngga jadi tenaga.

TIANA

Iya. Salam sama Kak Haris ya.

TASIA

Oke. Bye.

TIANA

Bye. Tiati.

Mobil Tasia melaju pergi. Tiana kembali menutup gerbang rumah.

INT. RUMAH KONTRAKAN - KAMAR - DAY

Tiana menjatuhkan badannya di kasur. Ia membuka ponselnya dan mencari kontak Ibunya. Di layar ponsel kita melihat sebuah pesan dari Ibunya yang belum ia balas sejak kemarin: Anak Ibu lagi apa?

Ia membuka foto profil Ibunya. Terlihat potret candid Tiana, Ayah dan Ibunya sedang duduk di beranda rumah dan tertawa.

Tiana memperbesar, menggeser, memperkecil, memperbesar lagi berulang kali.

FLASHBACK TO:

I/E. TERAS RUMAH - AFTERNOON

KAMIL (60) dan RATIH(56) sedang duduk di teras rumah. KAMIL terlihat sedang memainkan ponsel, sedangkan RATIH menyulam.

KAMIL

Bu, font hp Ayah kekecilan deh. Ini gimana sih gedeinnya?

RATIH

Yah, Ayah nannya sama Ibu. Salah sambung.

Tiana bergabung duduk dengan Ibu dan Ayahnya dengan pakaian rapih, membawa tas kecil.

KAMIL

Tian, font hp Ayah besarin dong.

Tiana melirik Ayahnya.

TIANA

Sini.

Ayah Tiana memberikan hpnya kepada Tiana, Tiana memperbesar font di hp Ayahnya.

TIANA (CONT'D)

Udah nih.

(beat)

Ih Ayaaaaah! Masa lockscreennya foto ayah selfie sih. Deket banget lagi tuh kumisnya nampang.

Walpapernya sih oke foto gunung. Masa lockscreennya begitu deh bu liat. Kaya anak muda aja. Hahahaha

Tiana memperlihatkan lockscreen hp Ayahnya kepada Ibu. Mata ibu membelalak.

RATIH

Ayah Ih!

Tiana meniru gaya foto Ayahnya. Mereka semua tertawa. Dari gerbang rumah, diam-diam Raga memotret mereka hingga akhirnya mereka semua menyadari dan memanggil Raga.

BACK TO:

INT. RUMAH KONTRAKKAN - KAMAR - DAY

Tiana masih memandangi foto kontak Ibunya. Ia kemudian menekan tombol panggil, menelepon Ibunya.

INTERCUT TO:

INT. DAPUR RUMAH TIANA DI BANDUNG - DAY

Ratih terlihat memekai celemek. Di meja dapur kita meihat peralatan membuat kue.

RATIH

Halo, Anak Ibu. Lagi apa, sayang?

TIANA

Lagi santai aja Bu. Aku sendirian di kontrakkan. Ayah ke mana?

RATIH

Ayah ada lagi mandi. Mau siap-siap buat kontrol ke rumah sakit.

RATIH (CONT'D)

Tapi Ayah sehat-sehat kan Bu?

IBU

Sehat.

TIANA

Ibu sehat?

IBU

Sehat. Ibu sama bapak sehat. cuma kangen kamu aja. Kapan pulang, nak?

TIANA

Belum tau, Bu. Tian belum bisa pulang ke Bandung. Tian masih betah di sini. Ibu gausah ke sini. Tian bakal pulang, kok, tapi gak sekarang.

IBU

Betul masih betah?

Tiana mengganti posisi rebahannya.

TIANA

Iya Bu.

IBU

Ya udah. Ibu ga bisa apa-apa kalau kamu memang masih mau tinggal di Jakarta. Sehat-sehat ya.

Tiana berkaca-kaca.

TIANA

Maaf ya bu.

IBU

Ga usah minta maaf. Ibu paham. Ibu tutup dulu ya? Ibu mau mandi nih mau anter ayah. Nanti ayah

ngomel-ngomel lagi kalau terlambat.

TIANA

Iya Bu. Tian tutup ya. Dah Ibu.

BACK TO:

INT. RUMAH KONTRAKAN - NEXT DAY - DAY

Koper dan tas Tiana terkemas dengan rapi di ruang tengah kontrakan. Tiana, Tasia, dan Haning saling berpelukan untuk pamit.

CUT TO BLACK.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar