Skrip Film
Genre → Drama
MORE THAN ME
Mulai membaca
Telah selesai
Premium
Blurb
MORE THAN ME
Fade in
1. INT. Ruang Persidangan - Siang Hari
Cast : Riski, majelis hakim, penonton, pengacara dan jaksa penuntut
Suasana ramai dengan banyak orang di dalamnya. Seisi ruangan persidangan dipenuhi yang rata - rata penonton dan media. Mereka yang di depan majelis hakim, jaksa penuntut dan pengacara terdakma focus pada satu orang yang duduk di tengah mereka. Duduk terdiam yang di depannya sudah ada mike siap mendengar kesaksiannya.
HAKIM
Saudara saksi, sudah siap ?
Riski yang dari tadi terdiam lesu menggerakkan kepalanya menatap hakim
RISKI
Siap Yang Mulia. Semuanya dimulai dari..
Cut To
Sebuah Mobil melaju dengan kecepatan standar. Memasuki sebuah halaman yang sangat luas. Sebuah bangunan istana Negara berdiri megah di tengahnya. Mobil itu berhenti di depan pintu masuk. Orang - orang serba seragam hitam bodyguard datang menyambut. Di dada kiri mereka terdapat pint kecil berlambang garuda emas. Tubuh mereka kekar - kekar. Banyakan pria yang ada disana. Yang lainnya membuka pintu. Keluarlah lera dan riski. Mereka disambut oleh orang - orang dari dalam istana.
Scene 2 ) INT . Ruang tamu - Pagi Hari
Cast : presiden, kepala staff kepresidenan, lera dan riski.
Langkah kaki lera dan riski terhenti di suatu ruangan besar dan megah. Bapak presiden sudah menunggu kedatangan mereka berdua. Bapak presiden tersenyum memandang mereka berdua. Lera dan riski duduk di kursi tamu, bersama bapak presiden yang juga duduk membelakangi kepala staff kepresidenan.
PRESIDEN
bagaimana dan sampai mana persiapan kalian ?
Dengan senyuman hangat bapak presiden menanti jawaban.
LERA
Baju, prewed, dan gedung. Sisanya mulai kami urus lagi. Pae ada apa ngajak kita buat ketemu disini ? kan aku sudah bilang, kalo mau membicarakan soal rencana pernikahan kami mending di rumah saja
PRESIDEN
Bapak ajak kamu sama riski langsung kesini bukan hanya ngobrolin soal rencana pernikahan kalian. Tapi permintaan bapak ke rizki soal kedudukan Mendikbud yang baru nanti di kabinet baru bapak.
Lera dan rizki saling bertatapan seakan tau maksud beliau yang ingin mendengar kepastian riski. Lera menelan air ludah.
LERA
Pae, apa harus sekarang jawabannya ? baru aja seminggu yang lalu pae kasih pertanyaan itu ke riski. Toh juga, jabatan itu ndak gampang. Pae bilang pengumuman pernikahan kami bakal dibarengi beberapa hari setelah masa jabatan bapak yang periode kedua. Berarti masih lama to ?
KEPALA STAFF KEPRESIDENAN
Mbak lera tidak usah merasa terburu - buru. Bapak melakukan ini karena sudah yakin dengan pilihannya. Dan tentu saja untuk berjaga - jaga
Riski masih diam membisu. Mukanya datar namun di dalam kepalanya banyak yang dipikirkan. Lera menatapnya, lalu memegang tangannya agar tidak grogi.
Scene 3 ) INT . Dalam Mobil - Pagi Hari
Cast : lera dan riski
Setelah pergi dari istana kepresidenan. Lera duduk di mobil sembari meletakkan kakinya di atas. Bersantai dengan bebas.
LERA
kamu tau kan. Apapun pilihan kamu akan aku dukung. Mau jabatan mentri kek, mau gubernur kek. Kan tetap aku yang akan damping kamu. Jadi jangan sampai jadiin beban.
RISKI
kalo menurut kamu ? aku cocoknya apa ?
riski focus menatap jalanan
LERA
sebenarnya aku juga radak bingung sich. Soalnya jadi mentri itu kan tugasnya berat. Tapi kalo kamu mau denger pendapat jujur dari aku, ya.. sebenarnya ada hikmahnya juga kalo kamu benar - benar bisa jadi mentri. Bisa nambahin gelar sebagai menteri termuda. Tapi ya gitu, ngga enaknya dinyinyirin sana sini.
Riski tersenyum kecil mendengar pendapat lera. Lera menatap riski mulai serius.
LERA
Jadi nanti gimana ? udah resmi donk kamu akuisisi Ray"s Entertainment
RISKI
Udah. Meski di awal - awalnya memang banyak yang nentang. Tapi aku yakin semuanya pasti bakal berjalan lancar.
Scene 4 ) INT. Ruangan Kerja - Pagi Hari
Cast : gita dan Laras
Gita dan laras menikmati teh hangat sambil duduk santai di sofa.
LARAS
Mbak .. mbak gita masih ngga ngerasa aneh ngga sich. Kenapa tiba - tiba pak riski mutusin milih agensi kita untuk gabung diperusahaan Joy"s Picturenya dia ? tau sendiri, beliau itu masuk ke dalam golongan pengusaha sekaligus produser sukses termuda di usia 26 tahun. Jadi apa ngga aneh dia akuisisi agensi kita padahal agensi kita sendiri dikenal punya citra buruk di mata maskyarakat. Ditambah kita hampir kena limit
Laras menyeruput secangkir teh dari gelasnya.
GITA
Kita kan baru kemarin resmi gabung. Jadi wajar kalo loe masih radak ngga nyaman sama boss kita yang baru. Syukurin aja. Ini demi masa depan Ray"s Entertainment. Kita ngga bisa terus - terusan gantungin artis - artis kita.
LARAS
Mbak denger sendiri ngga sich gossip karyawan - karyawan disini. Kalo pak riski itu orangnya susah senyum. Mukanya datar, kaku. Makanya dia punya sebutan boss muka kanebo disini haha
Laras tertawa kecil dengan nada pelan. Dari jendela, bayangan riski muncul melewati kantor gita.
LARAS
Mbak liat aja. Bener kan mukanya lempeng. Kayak gitu kok bisa pacarin anak presiden. Setelah kita gabung kan belum tuh mbak gita ngobrol lagi sama pak riski. Coba diajak makan bareng begitu.
Gita hanya terdiam mendengar kalimat laras.
Scene 5) EXT . warung PKL - siang hari
Cast : karyawan dan riski
Dibelakang kantor berjejer pedagang - pedagang yang membuka warung makanan. Beberapa karyawan campur menjadi satu lelaki dan perempuan sedang menikmati jam istirahat makan siang mereka di berbagai warung. Muncul riski berjalan melewati warung - warung tersebut. Para karyawannya melihat riski masuk ke dalam mini market.
KARYAWAN SATU
Gwe heran, tiap jam istirahat pak riski ngga pernah mau coba makan warung kayak kita. Orang kaya, makan kayak beginian mah alergi buat dia kayaknya. Udah ngga pernah senyum gitu di depan karyawan - karyawannya.
Tutur karyawan perempuan yang sedang nikmat mengunyah sambil menaruh rasa tidak suka waktu melihat riski.
KARYAWAN DUA
Ehh. Jangan seuzon dulu sama boss kita. Loe udah kerja disini berapa lama sich setengah tahun kan ? gwe yang udah disini dari awal perusahaan ini berdiri, tau kalo pak riski itu punya alasan sendiri buat ngga makan sembarangan di warung kayak kita
Si karyawan mengeles dan tidak membenarkan apa yang di ucapkan
KARYAWAN TIGA
Iya pak riski itu emang jarang senyum humble ke kita. Tapi dia kan selalu respect dan merhatiin psikis kinerja kita. Loe lupa siapa perusahaan yang buat kamar tidur khusus karyawan yang pingin tidur selain tempat kita. Juga ada taman anak - anak di halaman belakang buat para anak karyawan yang lagi main ke kantor. Ada kandang kelinci lagi di samping kantor kita kalo - kalo karyawan stress ngadepin kerjaan. Kurang perhatian apa pak riski ?
KARYAWAN SATU
Itu karena karyawan pak riski banyak. Ngga Cuma joy picture doank. Beliau kan juga ada media multi-platform disebelah kantor kita.
KARYAWAN DUA
Dia itu meski memang kuliahnya diluar negeri, tapi pak riski tumbuh besar di keluarga yang ngga mampu dulu. Semua pendidikannya dapat beasiswa. Kelas ekselerasi pula. Makanya dia bisa sukses di usia muda.
KARYAWAN SATU
Kayaknya gwe ngobrol bukan sama sesama karyawan tapi fans - fansnya pak riski. Ngga sekalian aja kalian buat komunitas fans garis kerasnya pak riski.
Di karyawan satu nampak kesal dan segera menghabiskan makanan dipiringnya lalu pergi.
Scene 6 ) INT. Dalam Minimarket - Siang hari
Cast : riki, riski dan gita
Riski berjalan menelusuri rak minuman. Dari samping riki datang dengan senyum jailnya. Melihatnya sekilas mood riski langsung tak karuan.
RISKI
Apa ??
Dengan nada malas riski bertanya
RIKI
Ngga. Nemenin loe aja
RISKI
Cepetan mau ngomong apa ? mau bilang terima kasih, udah mau dengerin ocehan loe buat ngakuisisi Ray"s Entertainment. Udah lewat. Sekarang agensi itu udah jadi tanggung jawab gwe. Jadi loe ngga usah khawatirin lagi mau nyari kedua orang tua kandung loe sebelum gwe sibuk persiapan married. Karena loe udah buat dia di deket kita sekarang.
Riski berjalan melihat - lihat rak berisi snack. Riki mengikuti langkah kecilnya.
RIKI
Menurut loe ngga apa - apa kan kalo kita deket sama mbak gita
RISKI
Setelah kita berhasil nemuin identitas kedua orang tua kandung loe, mulai loe agresif. Setiap hari gangguin ngerengek minta supaya bantuin agensi gita. Sekarang setelah gwe turutin, loe bertindak semaunya.
Riski terdiam beberapa saat. Riki menunggu.
RIKI
Ya gwe kan lakuin ini karena mumpung elo belum sibuk sama persiapan pernikahan. Setelah loe married loe bakal pindah dan ngga bisa main - main lagi kayak dulu. Senggaknya ada hal yang bisa gwe lakuin bareng sama loe.
Riki terlihat lesu. Riski memandangnya. Mendadak ekspresi riki berubah tersenyum ceria setelah melihat sesuatu dibelakang riski. Riski menengok kebelakang, Ternyata ada gita sedang sibuk membayar di kasir. Gita yang menyadari tatapan riski tertuju ke arahnya. Ia pun menyapa dengan senyum. Riski menunduk kecil membalas.
RIKI
Sekarang kan loe udah jadi bossnya dia. Jadi banyak ngobrol gih. Biar tambah deket. Gwe capcus dulu ya..
Scene 7 INT. kafetaria minimarket - siang hari
Cast : riski dan gita
Riski dan gita duduk di meja bundar di cafeteria milik minimarket. Tempatnya kecil. Hanya beberapa orang yang duduk dan mengobrol. Gita menggenggam cup mie yang ditunggunya untuk matang. Riski agak gugup dan bingung harus mengobrol mulai dari mana.
GITA
Pak riski ngga beli makan juga. Bapak makan disini aja, Sekalian temenin saya juga makan.
Riski masih diam.
GITA
Bapak ngga nyaman ya ngobrol sama saya ?
Riski kaget gita bertanya seperti itu. Riski tambah gugup ingin menjawab apa.
RISKI
Ngga kok mbak.
Riski gugup. Gita agak lega riski mau menjawab
GITA
kalo bapak sendiri kenapa ga makan bareng sama karyawan lain atau bareng pacar gitu ?
RISKI
saya takut buat mereka ngga nyaman. Soalnya juga saya ngga bisa sembarangan makan makanan di luar. Biasanya saya bawa bekal kok
Scene 8 INT. Café - malam hari
Cast : riski, riki dan lera
Suasana malam menambah kemerduan lera dalam bernyanyi. Di atas panggung yang kecil bersama bandnya dia menyanyikan lagu yang soft. Di tempatnya berdiri, sudah ada riski dan riki di depanya menikmati lagu yang dinyanyikan lera. Orang - orang seisi café focus mendengarkan. Para waiters sedang sibuk melayani pesanan customer. Setelah selesai menyanyi lera berjalan menghampiri meja riski dan riki. Lera duduk disamping riski sambil meminum minumannya di gelas. Setelah lega ia bisa relaks.
RISKI
Kamu kenapa ngga lanjut aja sich main band indie sama temen - temen kamu dulu ?
LERA
Kan kamu tau sendiri, aku sama yang lain Cuma main band buat nyalurin hoby diwaktu luang. Toh juga mereka sekarang udah sibuk sama tanggung jawabnya masing - masing. Buat luangin waktu gini aja udah bersyukur. Apalagi sekarang kan aku udah mikul tanggung jawab gede buat perusahaan media kita. Untung aku dibantu sama mas teja selama ini. Kalo ngga, dah ngga kebayang dech kayak gimana masa depan media kita.
Lera memikirkannya sudah sangat lelah. Riski tersenyum kecil memandang lera.
LERA
Oh ya, gimana perkembangan soal Ray"s Entertainment ?
RISKI
Minggu depan udah dijadwalin mulai syuting filmnya. Pemain utama dari agensi kita namanya Jessica Triwasari. Orangnya sopan. Kalem ngomongnya. Agak aneh kalo orang - orang ngecap dia sebagai pelakor. Karena selama aku ngobrol sama dia orangnya fun. Syuting belum mulai aja orang - orang udah main sumpah serampah disosmed. Ngatain filmnya ngga bakal laku lah kalo yang main dia, disumpahin rugi lah.
LERA
Namanya juga artis. Kan ngga tau mana yang acting dan mana yang asli. Dan juga aku sebenarnya ngga percaya sama berita yang bilang kalo dia yang ngerusak hubungan pasangan selebriti lain. Kamu inget loh, jangan sampai keputusan kamu akuisisi Ray"s Entertainment ngebuat rugi orang lain, apalagi karyawan - karyawan kamu. Lakuin itu atas dasar pilihan kamu, bukan orang lain
Riki yang mendengarnya sekilas memandang ke arah lain menjauhi kontak mata dengan lera dan riski. Menyadari bahwa dia biang keladinya.
RISKI
kamu kapan mau periksa rumah kita lagi ?
LERA
Besok. Kamu mau anterin aku ?
RISKI
Iya. Sekalian aku mau lihat juga sampai sejauh mana pembangunannya.
Scene 9) INT . Rumah Riski - malam hari
Cast : riski, Dartamaji dan Sudarmi
Mobil riski memasuki gerbang rumah. Perlahan mobilnya masuk ke garasi. Riki segera keluar dan melaju ke dalam rumah meninggalkan riski. Riski berjalan masuk ke dalam. Melewati ruang tamu sampai dia menemukan kedua orang tuanya sedang asyik sibuk menonton TV. Datarmaji melihat sosok riski sudah sampai rumah
DATARMAJI
Ohh ki, udah sampai ya ? udah makan ?
RISKI
Udah pak tadi bareng lera.
Riski melihat pandangan ibunya hanya focus pada satu titik. Benda itu bernama TV. Mukanya bertambah serius selang beberapa detik.
RISKI
Semenjak langganan TV kabel ibu tiap malem selalu nonton serial india atau ngga drakor. Saking antusiasnya udah lupa sama arisan ibu - ibu komplek
DATARMAJI
Ibumu. Kalo ngga ada arisan, pasti kepoin chat grup ibu - ibu terus lanjut marathon nonton drakor.
Sudarmi menengok ke arah suami dan anaknya dengan tatapan tajam. Lalu menatap suaminya dengan kecut.
SUDARMI
Mending ibu main disekitar komplek atau ngga main hp di rumah. Dari pada bapak, pagi - pagi udah keluyuran main catur bareng bapak - bapak yang ngontrak di kontrakan kita. Mending main catur, bapak masih aja ngerokok kan diam - diam ?
Datarmaji seketika membeku karena merasa di skakmat. Sudarmi dengan menang mutlak lanjut marathon. Riski hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah kedua orang tuanya yang bertingkah seperti anak kecil. Datang mas teja sambil membawa cemilan dari dapur. Duduk disamping bersama ibunya sambil menikmati cemilan tersebut.
MAS TEJA
Semenjak 6 tahun kita tinggal di komplek perumahan ini semuanya udah punya kegiatannya masing - masing ris. Jadi ngga usah kaget.
Mas teja tersenyum sendiri melihat layar TV. Riski kembali dibuat geli melihat mas teja yang juga sama - sama ikutan marathon.
Scene 10 ) INT . rumah dalam tahap pembangunan - pagi hari
Cast : riski, lera dan mandor
Lera dan riski di sebuah komplek perumahan. Salah satu rumah disana sedang ada dalam tahap pengerjaan. Rumahnya memang tidak terlalu besar seperti yang disekelilingnya tapi tamannya cukup sangat luas. Lera sedang sibuk berbicara dengan mandornya, sedangakn riski berjalan naik ke atas lantai dua.
MANDOR
Semuanya udah mau masuk ke tahap finishing mbak. Mbak lera yakin, ngga mau buat kolam renangnya ? soalnya halaman belakang masih longgar banget loh mbak kalo mau dibuat kolam renang
LERA
Kan sebelumnya saya sudah bilang pak saya sama calon suami saya udah sepakat ngga perlu ada kolam renang.
Lera bilang sambil tersenyum menutup pembicaraan mereka. Lera berjalan naik ke atas menyusul riski. Riski sedang asyik melihat pandangan indah dari atas balkon. Tubuhnya menikmati betul semilir angin yang sepoy - sepoy. Lera berdiri disampingnya.
LERA
Seneng ya bentar lagi rumah kita udah mau jadi. Jadi setelah kita nikah, kita bisa langsung nempatin isinya
Riski diam saja membuat lera radak sebal. Lera berjalan mundur melepas sepatu hak tingginya. Lalu meraih tangan riski mengajaknya bergerak berdansa. Tubuh mereka saling berhadapan satu sama lain. Sangat dekat lalu menempel. Kedua tangan lera melingkar ke leher riski. Awalnya riski malu - malu untuk menggerakkan kakinya.
LERA
suka.. minder. . . liat.. dia yang tinggi kaki jenjang, badan langsing, nggak kayak aku yang kecil, kakinya pendek..
suasana berubah setelah lera menyanyikan lagu favorit mereka. Lagu dari suara kayu yang berjudul miniature. Liriknya langsung menggoda riski untuk meraih pinggul lera. Mereka pun berdansa berdua. Pelan tapi dalam. Tatapan yang saling bersautan di iringi lagu yang dinyanyikan lera dengan imut dan lucu. Senyuman kecil itu mulai terpancar diwajahnya karena merasa tersimpul malu.
LERA
biar ku pendek tapi nyaman di peluk ..
lera memeluknya dengan hangat
LERA
langkahku kecil mau digandeng terus..
lera memegang kedua tangan riski dengan erat
LERA
biarku pendek tapi paling sayang kamu, walau mirip miniature tapi cintaku tak terukur..
Riski dibuat senang sekilas dengan lagu itu. Mereka saling berpelukan sambil terus bergerak pelan berdansa. kalimat penutup itu lera sudahi dengan memeluk riski erat. Lalu memberikan senyuman riangnya pada riski. Riski menimbalnya.
RISKI
Kamu itu selalu aja buat aku bisa seneng sendiri.
LERA
Soalnya lagu itu satu - satunya yang wakilin kita. Badan aku yang pendek. Sering diskriminasi di depan semua orang. Ukuran tinggi kita itu kelihatan banget beda jauhnya. Kadang sebel sendiri. Tapi senggaknya ada kamu yang bantu aku buat lupain kekurangan itu.
Scene 11 ) INT . Café Mewah - Siang Hari
Cast : Dimas Hardi
Disebuah restoran ada sebuah pertemuan yang dihadiri oleh 4 pria paruh baya. Umur mereka rata - rata 40 an sampai 50 an. Kesamaan mereka mengenakan kemeja putih dan ada juga yang mengenakan jas hitam rapi. Kemudian salah seorang pria satu lagi ada baru saja datang. Mereka mulai berunding satu sama lain.
PRIA PARUH BAYA 1
Apakah persiapan ini sudah disetujui oleh semua partai koalisi kita ?
Tanya salah satu pejabat yang ada disana. Pakaiannya rapi umurnya sekitaran 50 tahunan. Dikemeja putihnya ada sebuah symbol garuda emas kecil di dada kanannya.
PRIA KEMEJA BIRU
Tentu anda tau siapa yang akan maju di pecalonan nanti. Benarkan mas ?
Pria berkemeja biru mengarahkan padangannya ke pria yang baru datang
PRIA PARUH BAYA 2
Kita semua tau Hardi yang akan maju. Namanya sudah banyak dibicarakan oleh mitra - mitra kita diluar sana. Jadi kapan sampeyan akan menyerahkan surat pengunduran diri sebagai menteri ?
HARDI
Ah.. mas - mas semua ini. Tidak perlu lah kita terus menyinggungnya dengan terburu - buru seperti itu. Saya sudah siap menyerahkan surat pengunduran diri terhitung satu bulan ini setelah masa jabatan bapak presiden berakhir di periode ini. jawab hardi penuh senyum disanjung. Terlihat dari segi wajah ghardi paling muda diantara mereka.
PRIA PARUH BAYA 1
Pencalonan ketua legislative itu tidaklah mudah. Tau sendiri partai lawan pasti akan banyak yang menentang
PRIA KEMEJA BIRU
Tapi kan mas tau, dimas hardi ini pasti akan banyak yang dukung. Latar belakang keluarganya saja sudah jelas to. Yang sudah punya sejarah panjang di negeri ini, ditambah hampir sebagian besar kalangan partai dan anggota dewan masih keluarga besar dimas hardi, jadi masalah dukungan pasti bisa diatur
ucap pria kemeja biru disusul suara tawa kecil mereka.
HARDI
Saya yakin jika semuanya lancar pencalonan mas sebagai ketua Mahkamah Agung juga lancar bukan
Scene 11 ) INT . Ruang Kerja Gita - Siang Hari
CAST : riki dan gita
Riki membawa beberapa rantang saat jam istirahat sudah waktunya. Ia membawanya ke ruangan gita. Gita pun terlihat gusar melihat riki datang.
RIKI
Mmhh.. kebetulan saya bawa lauk banyak. Takut ngga habis jadi saya ajak mbak gita makan bareng disini. Gimana ?
Gita masih canggung untuk menjawab. Kemudian akhirnya ia mempersilahkannya masuk. Riki duduk di depan meja kantor gita. Ia satu persatu membuka menu nasi rantangnya dengan antusias.
GITA
kamu buat sendiri ?
RIKI
Ngga . Dibeliin, soalnya keburu telat masuk kerja makanya dibeliin tadi "
Riki menaruh satu tempat nasi ke hadapan gita, satunya lagi untuk dirinya sendiri. Tak lupa sendok.
RIKI
Ayok silahkan dimakan !
Riki mempersilahkan gita makan, tak sabar melihatnya. Gita mulai mengunyah satu sendok. Bola mata gita mengira - ngira rasanya. Lalu gita tersenyum. Riki tersenyum puas melihat ekspresi gita yang tersenyum mendandakan bahwa menu makanan yang dia bawa sesuai seleranya. Riki pun juga mengambil sendok lalu ikut melahapnya juga.
GITA
Dirumah tinggal sama siapa aja ?
RIKI
Ada bapak, ada ibu dan ada mas teja kakak saya. Kalo mbak gita sendiri ?
GITA
Saya tinggal di apertemen sendiri. Setelah suami saya udah almarhum saya masih tetap tinggal disana . Kamu sendiri kapan nikah ?
RIKI
Kalo saya mau nikah atau belum emang mbak gita mau nyariin yang lebih baik ?
Riki tersenyum jail
GITA
Saya ada kenalan dari kalangan model ,artis , musisi
RIKI
Saya yakin kalo mbak gita yang milihin pasti ceweknya cantik - cantik semua. Asal bukan cewek jadi - jadian yang bulu kaki sama tanganya lebih banyakan dari saya
Gita tertawa lepas. Riki pun juga ikut tertawa kecil menggoda tapi tiba - tiba ia terdiam beberapa saat ketika melihat gita tertawa terbahak - bahak.
SCENE 12) INT. RUMAH - MALAM HARI
Cast : riski dan mas teja
Sampainya dirumah riski meletakkan kunci mobilnya di atas meja lalu bergegas naik ke kamar namun belum sempat menaiki tangga ia melihat seseorang sedang di dapur, ternyata tak lain adalah mas teja. Ia sedang sibuk membuat es jeruk. Mas teja berbalik badan sambil meminum es jeruknya. Lalu ia sadar riski memperhatikanya dari tadi
RISKI
Udah pulang ?
MAS TEJA
Iya barusan. Ris, duduk sini bentar gwe mau ngobrol sama loe
Riski duduk di sofa. Disusul mas teja yang ikut duduk disebelahnya lalu menaruh gelas es jeruknya di meja depan.
MAS TEJA
gwe mau nanyain soal Ray"s Entertainment. Loe beneran udah yakin kalo agensi itu bakal baik - baik aja setelah loe akuisisi ? citranya di mata masyarakat serba negative loh ris. Apalagi artisnya banyak masalah. Terlalu beresiko. Ditambah lagi ownernya dengan status janda. Usia 40 an. Loe tau kan panggilan janda itu ngga biasa dimata semua orang. Biasanya kalo elo ngambil suatu keputusan dengan resiko yang tinggi, pasti ada tujuan tertentu disana ?
mata mas teja mulai menyimpit. Seakan sedang menginvestigasi riski.
RISKI
Mulai dech insting jurnalistiknya kumat. Ya emang apa lagi sich mas kalo bukan bisnis ? keuntungan. Apalagi Ray"s Entertainment punya kok banyak peluang buat masa depan perusahaan. Gwe Cuma ngasih kesempatan buat mereka. Apalagi ?
Riski mencoba santai
MAS TEJA
Sebaik itu loe ngasih mereka kesempatan dengan kondisi riskan. Elo beneran ngga nyembuyiin sesuatu kan ?
RISKI
Gwe nyebunyiin apa mas ? lera tau, bapak sama ibu juga tau. Bahkan semua orang perusahaan juga tau. Emang apa yang gwe sembunyiin ? udah ah, gwe mau naik. Mau istirahat
Riski berlari menjauh dari mas teja.
Scene 13 INT. RUANGAN KANTOR RISKI - SIANG HARI
Cast : riski dan gita

Gita mengetuk pintu. Riski mempersilahkan masuk. Gita datang membawa bekal makanan ke dalam ruangan riski. Riski terkejut atas kedatangan gita yang secara tiba - tiba. Dirinya mulai gugup saat gita berjalan mendekat sambil menenteng bekal kotak miliknya.
GITA
Kita makan bareng hari ini gimana ? kebetulan saya masaknya kebanyakan, mungkin kalo takutnya mas riski kurang lauknya.
Raut wajah gita nampak ceria. Dirinya terlihat sudah tidak canggung lagi di depan riski. Riski tidak bisa menolak ia pun hanya mengangguk. Riski mempersilahkannya duduk saling berhadapan dengannya. Kotak bekal miliknya sudah ia siapkan di aatas meja.
GITA
Bapak bawa bekal makanan apa hari ini ?
Riski membuka kotak makan miliknya. Ada nasi merah, sayuran lengkap dan daging yang dipotong dengan rapi. Semua tatanan makanan riski sangat rapi. Terlihat nyali gita langsung ciut melihatnya. Gita membuka bekal miliknya. Ada sgala macam tumis, aneka sambel, nasi, dan gorengan. Tak lupa lalapannya. Riski yang melihat makanan gita seketika terdiam. Ia jarang sekali melihat makan makanan yang tumis sayurnya dicampur - campur seperti itu.
GITA
Gimana ? ada yang mau bapak cobain ?
Riski masih terdiam melongo melihat makanan gita .
RISKI
Mbak gita silahkan makan aja
GITA
Wahh,, kelihatan banget yang buat makanan pak riski terampil tanganya. Sayurannya semua ini direbus ? ada tumisnya juga sich, tapi kok sepi ya. Cabenya nga ada. Mas riski lagi diet ya ?
RISKI
Ngga selalu kok saya makan menu - menu gini aja. Pola makan saya memang dari dulu udah diatur. Belum tentu makanan yang saya bawa kurang enak dari mbak gita punya
ucap riski seakan tak mau kalah soal menu. Gita tersenyum geli melihat polahnya.
GITA
Yaudah saya cobain, tapi mas riski juga cobain semua makanan saya. Tapi jangan nyesel ya kalo nanti mas nyobain makanan saya terus minta nambah
Nada gita seakan menyulut rasa penasaran riski. Buru - buru riski mencoba makanan gita. Perlahan ia merasakannya. Ia menikmatinya seakan makanan itu memang lezat dimulutnya. Gita hanya tersenyum puas memandang riski.
GITA
Pak riski orangnya memang agak introvert ya. Tapi ngga sulit kalo harus berkomunikasi dengan orang baru. Walau kadang - kadang saya perhatiin pak riski sifatnya sering berubah - ubah
Gita menggerakkan tanganya mencoba lauk riski. Setelah mencoba beberaba gigitan
GITA
Cuma gini aja ? kok Cuma kerasa manis asin saja. Pedas pun kerasa ladanya saja.
Riski hanya diam mendengar ocehan gita yang mengomentari makanannya tampak tidak suka.
Scene 14 ) INT. Ruang Keluarga - Subuh
cast : kei dan hardi
Kei masuk ke rumah dalam keadaan sempoyongan. Hardi menunggu di ruang keluarga sambil menatap tajam tingkah laku kei yang tidak benar berjalan. Saat kei berdiri menghadap Hardi melemparkan sebuah paspor dan juga tiket di atas meja. Tiket itu menuju ke Australia tepatnya Sydney. Kei memandangnya dengan sedikit kesadaran.
HARDI
Mabukan lagi. Setiap hari jadi kebiasaan. Pulang subuh - udah keadaan mabuk. Mama sama papa sudah capek mau bilang apa.
KEI
Kali ini Sydney ? Seenggaknya aku harus sembunyi diluar negeri sampai promosi jabatan papa tercapai. Sama seperti beberapa tahun yang lalu dan tahun sebelumnya lagi. Tau ngga pa ? aku itu udah muak harus selalu kayak gini.
Mata dan raut muka yang sudah lelah berubah menjadi kesal. Hardi hanya menatap kei dingin.
HARDI
Terus kamu mau apa ? uring - uringin terus kayak gini ? pergi kluyuran ngga tau kemana, emang kamu aja yang muak, papa sama mama juga muak sama kamu. Kamu itu udah jadi sarjana lama tapi sampai sekarang masih aja nganggur. Papa kasih kerjaan kamu malah ngga seriusin. Adanya malah terus buat masalah. Kamu itu anak satu - satunya ngga bisa aja dikit banggain papa Mama.
Raut muka hardi yang semula dingin menjadi bringas dengan amukannya yang membelentak. Tubuhnya panas harus berhadapan dengan kei.
HARDI
Kali ini ke klub mana lagi kamu sama cewek itu ? sebelumnya kamu buat skandal sama artis, sekarang jangan lagi. Kamu tau seberapa banyak papa harus ngeluarin uang buat nutupin kesalahan kamu dari media dan terbebas dari masalah ?
KEI
emang aku minta papa lakuin itu semua ? Oh ya aku lupa, kan karir papa yang bisa jadi taruhannya. Seharusnya papa yang mikirin diri papa sendiri biar ngga ketahuan media soal keuangan papa yang penuh money laundry.
HARDI
Omonganmu itu sama orang tua. Hubungan kamu sama cewek itu udah bisa selesai kalo kamu mau ninggalin dan lupain dia. Kalo kamu emang ngga mau papa kirim ke luar negeri, gampang. Tinggalin perempuan itu
Hardi menjauh dari kei dan masuk ke dalam kamar. Kei hanya bisa terdiam duduk di atas sofa sambil melihat langit - langit atap rumahnya.
scene 15 ) INT. Bass Karyawan - SIANG HARI
cast : lera dan sukma
Lera membawa bekal makanan sambil menentengnya. Terpancar dari wajahnya ia sudah tidak sabar menghabiskan waktu istirahat dengan riski. Saat lera berjalan ke arah kantor riski, ia melihat gita sedang bersama riski. Lera menyembunyikan tubuhnya di pojokan sambil menatap obrolan mereka. Semangat lera seketika sirna setelah melihat tawa riski yang amat hangat ditujukan pada ggita. Beberapa meter dari tempat lera berdiri ada sukma yang menyaksikan lera sedang menatap tajam obrolan antara riski dan gita. Sukma mendekat .
SUKMA
kenapa ngga masuk ?
LERA
Lagi ada tamu, nanti aja. Palingan juga ngga lama
jawab lera bersikap santai. Sukma menatap lera lalu beberpa kali melirik riski dan gita.
SUKMA
udah masuk aja. Toh juga kan elo calonya pak riski. Elo lebih berhak buat ketemu sama dia . Udah buruan !!. Mumpung elo bisa tangkap basah.
Lera mulai risih
LERA
maksudnya ?
SUKMA
loe ngga usah pura - pura ngga tau dech. Semua seisi PH sama kantor sebelah udah tau, kalo riski mulai deket sama mbak gita belakangan ini. Mending elo cepetan sadarin dech ra. Daripada hubungan elo sama riski jadi ada masalah gara - gara dia
LERA
Elo juga mending ngga usah ikut campur. Elo ngga tau apa - apa soal mereka. Soal gwe suka apa ngga itu urusan gwe sendiri. Dan juga, gwe tau kita temen dari SMA tapi bukan berarti di kantor loe bisa ngomong ngga formal sama gwe "
Lera menampakkan tidak nyamannya dengan sukma yang seolah - olah memprovokasi dirinya. Ia pun segera berjalan masuk ke dalam ruangan riski. Mulai orang - orang sekitaran sukma mengerumuninya bak siap menerima berita terbaru.
Scene 16 ) INT . RUANGAN RISKI - SIANG HARI
cast : riski, gita dan lera
Lera dengan percaya diri masuk ke dalam ruangan riski. Seketika perbincangan riski dan gita terhenti. Lera senyum ala kadarnya.
LERA
Katanya mau makan bareng ?
Riski tersadar lalu melihat jam. Gita segera melangkah mundur setelah merasa tidak enak menganggu janji temu mereka. Di ruang kantor lera dan riski akhirnya bisa makan berdua saja di dalam kantor. Lera beberapa menit menatap riski kaku. Riski menyadarinya. Seakan ada pertanyaan yang ingin ditayankan oleh lera. Riski bisa membacanya langsung dari wajah lera.
RISKI
kenapa ? kamu itu bukan tipe pendiam loh ra
Riski Ssibuk kembali menatap makananya sambil mengunyah
LERA.
aku ngga tau apa aku berhak ngomong ini ke kamu. Aku ngga ingin ada orang yang sebenarnya ngga punya hak atas kamu, bisa tiba - tiba aja masuk ke kehidupan kamu tanpa tau siapa kamu sebenarnya
ucapan lera seakan memperingatkan riski akan sesuatu.
RISKI
kamu khawatir soal mbak gita ? kamu ngapain ngawatirin soal itu. Toh kamu juga tau yang sebenarnya tentang dia kan
LERA
justru karena aku tau siapa dia, makanya aku agak ..
tiba - tiba ucapan lera tertatih. Takut dan bingung untuk melanjutkan
LERA
bukan dia yang aku khawatirin. Tapi kamu
Riski dan lera saling bertatapan cukup lama. Riski pun berdiri lalu meraih tangan lera kemudian menariknya dari kursi. Lera bingung. Rupanya riski mengajak lera berdiri untuk berdansa berdua. Seketika raut muka cemas itu lenyap digantikan senyuman geli. Riski tau harus bagaimana menghadapi kegelisahan kekasihnya itu. Kali ini riski yang bernyanyi. Lirik dan gerakan yang sama dilakukan oleh lera sebelumnya. Saat lera memeluk riski dengan dada sebagai ganti bantalan ia mendengar sesuatu yang membuatnya heran. Lera menatap riski.
LERA
kamu sakit ?
RISKI
hah ?
LERA
suara jantung kamu kok agak beda ? kamu kapan terakhir control ke dokter Riswan ? besok coba buat janji sama beliau. Aku temenin. Kamu saking banget sibuknya jadi males - malesan buat control sekarang
lera menegur plus juga cemas. Riski hanya terdiam mengangguk sambil tersenyum tipis.
scene 17 ) EXT . Bandara - Siang hari
cast : pesawat
Suasana bandara riuh dengan para penumpang yang baru check - in maupun scheck out. Sampai sebuah satu pesawat terbang mendarat di landasan. Orang - orang yang baru keluar dari pesawat tadi disambut dengan kalimat Welcome To Balikpapan. Kemudian rombongan melanjutkan perjalanan dengan mini bus. Beberapa jam perjalanan, akhirnya sampailah mereka di sebuah kota bertuliskan Selamat Datang Kutai Kartanegara.
Scene 18 INT . HOTEL - PAGI HARI
Cast : Riski dan rombongan
Mini Bus yang ditumpangi riski dan rombongan baru sampai di depan hotel. Satu - persatu rombongan keluar dari mini bus. Riski, lera dan bersama keluarga riski langsung masuk ke hotel. Tempatnya cukup sederhana namun tidak kehilangan nuansa bergaya modern. Lera bersama bapak dan ibu masuk. Beberapa barang sudah diangkut ke dalam, Sedangkan riski masih diluar. Sibuk memeriksa handphonenya.
scene 19) INT . CAFÉ - PAGI HARI
cast : riski dan Gilbert
Disalah satu caféshop yang tak jauh dari lokasi hotel tempat riski menginap, ia masuk kedalam. dia menyapa salah seorang pemuda yang sedang duduk dimeja dekat jendela. Riski mendekatinya lalu memeluknya. Dengan muka sumringah mereka berdua melepas rindu satu sama lain. Mereka pun duduk dan memesan minuman.
GILBERT
Gila.. I"m really miss you broo. How long we haven"t seen each other ?
Wajah gilbert sangat sumringah dan semangat bisa bertemu dengan teman yang sudah lama tidak ia temui
RISKI
just one years
GILBERT
oohh come on. You not miss me ? terpancar dari wajah loe
wajahnya masih bergurau. Riski tertawa kecil. Kawannya ini mulai membuat candaan
RISKI
don"t overdo it. Loe tau muka gwe ngga bisa selebihnya ini. Gimana cutinya ?
GILBERT
Fun. Seperti yang elo tau happy lah ketemu sama orang tua. Bhokap nyokab masih stay di balikpapan dan sebagian saudara - saudara juga masih di singapure. Kerjaan di Bristol tetap yang terbaik buat gwe. Jadi gimana tawaran gwe ?
RISKI
Gwe udah nyaman sama yang ini. Toh juga tiap tahun kan kita ketemu buat perbaruin perangkatnya. Kalo diganti sama yang lain, gwe ngga yakin apa gwe bisa nyaman. Soalnya elo tau sendiri gwe lagi sibuk persiapin pernikahan. Jadi kayaknya ngga ada waktu buat nyoba model baru. Gwe yakin kok, masih ada kesempatan lain buat nyoba model - model canggih dari tangan mekanik yang handal kayak elo.
GILBERT
Santai aja, masih ada banyak waktu. Gwe juga ngga buru - buru kok buat nawarin elo. Saat ini kan teknologi AI banyak berkembang pesat. Terutama buat bagian tubuh. Kan lebih enak kalo ada sensor dan algoritma pintar yang bisa nyesuain posisi loe secara otomatis selagi dipake. Bakal sama kok, sama - sama ngga akan perlihatin cara loe jalan.
RISKI
are you demoted as a sales man right now ?
riski mencairkan suasana. Dan itu berhasil membuat gilbert hampir lepas.
GILBERT
I just want to give the best for you. Apapun yang loe butuhin.
RISKI
you did. Elo udah lakuin itu. Buktinya gwe ngga pernah nolak loe buat ketemu setahun sekali.
GILBERT
Ya itu karena kebetulan PH loe lagi syuting film disini, makanya kita bisa ketemu. you oke ? is nothing to be happen right ?
Albert melihat ekspresi riski terlihat lesu. Mulai dia khawatir
RISKI
apaan sich ? Gwe ngga kenapa - kenapa.
Scene 20 ) EXT. DANAU SEMAYANG - SIANG HARI
cast : Riski, riki, rombongan syuting, orang tua riski, lera dan gita
Riski, lera dan kedua orang tua riski baru sampai di danau semayang. pamandangan dan luas danau yang indah nan cantik. Membuat Lera dan ibu berhemburan mencari spot foto karena kegirangan, sedangkan bapak masih sibuk otak atik handphonenya. Disana sudah ada rombongan yang sedang syuting. kebetulan mereka sedang istirahat. Salah seorang sutradara yang melihat kedatangan riski langsung menghampirinya. Mereka berdua berjabat tangan. Si sutradara menunjukkan arah ke rombongan pemain. Riski mengangguk sambil berjalan bersama sang sutradara. Lera sedang sibuk sendiri mengambil foto selfi di sekitar danau. Sedangakan kedua orang tua riski tengah sibuk berduaan berfoto ria. Riski berjalan mendekati lera. Tau - tau ia sudah disamping lera
LERA
Danaunya indah banget ya ?
Tanya lera sambil mefoto sekitar. Riski juga menikmati pemandangan sekitar.
RISKI
Mumpung disini sekalian kita ambil foto yuk. Nambah - nambah koleksi foto prewed
LERA
Yang bener ? Yaudah aku siap - siap dulu ya
lera sangat antusias mendengarnya. Cepat - cepat ia mengambil tasnya lalu pergi ke kamar mandi. Riski hanya tersipu gemas melihat tingkah lucu lera pergi untuk bersiap - siap. Dari jauh riski melihat gita sedang mengobrol dengan Jessica dan beberapa pemain lainnya. Terlihat ia sangat akrab dengan artis - artis yang beberapa bukan dari agensinya. Riki tiba - tiba muncul.
RIKI
Temuin aja. Ikut ngobrol sekalian
RISKI
Elo aja sana ! nyuruh orang seenaknya. Masa gwe disuruh nimbrung sama obrolan cewek - cewek
Riki tertawa kecil.
RIKI
Jaga diri loe sama lera. Kayaknya lera kelihatan ngga suka sama mbak gita
RISKI
loe juga. Inget siapa biang keladi yang minta buat mbak gita gabung sama PH kita ?
RIKI
Heh.. gwe lakuin itu juga buat elo.
Perkataan riki menciptakan suasana makin dingin. Riki pergi dan menemui gita serta grombolannya. Riki membaur dengan banyak orang disana. Terlihat tawanya bisa lepas bersama wanita - wanita itu. Terutama gita yang senang melihat riki mau datang.
SCENE 21 ) INT . BAR - MENJELANG MALAM
cast : riki dan gita
Riki berjalan keluar kamar dan bertemu dengan gita yang sedang akan turun ke bawah. Ia mengikuti gita sampai di sebuah club malam. Ternyata gita kesana sekedar untuk minum - muniman beralkohol. Riki santai melihatnya. Riki duduk di samping dekat gita yang sangat menikmati Teqilanya.
GITA
mau ? saya traktir ya
Gita sudah hampir setengah teller. Riki menggeleng kepalanya menolak
GITA
baru tau saya, orang Jakarta ngga ada yang berani minum
RIKI
ngga semua orang Jakarta minum mbak. Mbak kok mendadak kesini sich ?
GITA
Biasa lagi mikirin anak - anak artis. Awalnya saya harap setelah Ray"s Entertainment join ke Joy"s Picture bisa memperbaiki citra artis - artis dibawah naungan saya. Eh.. pas mau mulai. Udah di kowar sana sini. Stigma netizen emang kejam sama siapa aja. Kadang saya juga mikir kok bisa ya pak riski mau ambil resiko gede buat akuisisi Rey"s. Padahal pribadi, saya ngga yakin apa bisa artis - artis saya dapat kepercayaan lagi di mata publik. Saya Cuma ngga ingin mengecewakan siapapun terlebih pak riski yang udah memberi agensi kami kesempatan kedua.
RIKI
sabar mbak. Mungkin aja film Jessica nanti bisa sukses, Gita tertawa geli dengan tatapan layu karena pengaruh alkocol
GITA
ngga tau kenapa, kalo liat kamu. Selalu saya keinget masa lalu saya. Ketika harus mengalami 2 kali kegagalan berumah tangga. Sekali dapet yang baik, eh dibawa sama Tuhan. Hidup memang brengsenk.
Riki merasa iba mendengar kalimat gita, namun ia juga sadar diri ia tidak bisa berbuat banyak untuk menolong gita.
SCENE 22) INT . LOBI HOTEL - MALAM HARI
cast : riski, gita dan lera
Lera mencari riski. Saat ia mencari ke kamar hotelnya ia tidak disana. Lantas ia bertanya pada teman satu kamarnya. Kemudian lera berjalan menuju bawah saat tiba disana ia sudah bertemu dengan riski. Saat akan bertanya tiba - tiba lera mencium sesuatu. Bau alcohol. Lera terkejut.
LERA
kamu habis minum ? kok bau alcohol kamu ?
Tanya lera mulai gelisah kalo - kalo riski berani menyentuh barang haram itu.
RISKI
Ya ngga lah. Tadi nemenin teman minum doank. Kamu nyari aku ?"
Seketika lera mulai radak tenang.
LERA
Aku pikir apa. Kamu udah minum obat ?
GITA
obat ??
tiba - tiba tanya dari salah satu suara yang asalnya dari belakang riski. Ternyata gita yang masih setengah mabuk mendengar perbincangan mereka.
GITA
Pak riski lagi sakit ?
Tanya gita. Kehadirannya seketika membuat lera tak nyaman. Lera dan riski diam. Kemudian salah satu teman kamar gita lewat. Lera langsung memintanya untuk mengantarkan gita ke kamar. Setelah suasana lebih baik tanpa ada dia. Lera dan Riski melanjutkan perbincangan mereka.
SCENE 23 ) EXT . JALANAN - SIANG HARI
cast : kru pemain film, gita, lera, riki, dan riski
Ketika semua warga mulai bersiraman satu sama lain di acara belimbur , disitulah adegan dimulai. Suasana yang makin riuh menambah penggabaran yang diharapkan oleh sutradara. Semua orang dari segala usia tumpah ruah di jalan. Anak - anak dengan gemberinya bermain pistol air. Sedangkan yang dewasanya seketika kembali menjadi anak - anak. Orang - orang yang lewat maupun diseketirnya menjadi sasaran untuk disiram air. Pompa air pun juga menghujani semua orang yang ada disana. Ratusan bahkan ribuan orang menikmati suka cita terkena basahnya air. Ketika semuanya sedang sibuk. Lera menarik riski yang sedari tadi sibuk main smartphonenya. Ia meyabet handphone riski kemudian dari belakang kedua orang tua riski sudah menyiapkan seember air lalu
BBYUUUURR..!!!
Riski pun dihujani air seember. Semua orang sekitar tertawa berbahak - bahak. Riski hanya bisa diam karna tidak tau harus berbuat apa - apa. Karna ia tau, pasti ia akan juga menjadi sasaran empuk kejailan lera bersama orang tuanya sendiri. Riski terbawa suasana lalu memegang lera dan membiarkannya terkena tumpahan air juga. Semuanya menjadi tawa. Setelah proses syuting alat - alat film segera diamankan. Dan barulah semua kru film ikut bergabung belimbur. Tak pandang bulu mau dikenal atau orang tak dikenal semuanya menjadi basah. Yang terlihat hanya tawa dan rasa bersenang - senang di sgala arah dan sudut.
Saat ketika riki mencari riski ia tanpa sengaja bertemu gita. Gita tanpa pandang bulu langsung menyiramnya dengan ember. Gita tak berhenti tertawa. Tanpa ia sadari riki juga tertawa. Ya, tanpa ia sadari. Ia tertawa lebar seperti orang pada umumnya. Air yang menghujani tubuhnya menciptakan suasana yang berbeda untuknya. Jessica dan pemain lain juga ikutan menggebyuri tubuh riki. Riki dengan pistol air yang sudah ia siapkan sebelumnya mulai menyerang meraka semua yang ada didepannya tak terkecuali gita. Dirasa riki seperti kembali menjadi anak - anak tertawa, senang, gembira, sorak - sorakkan menjadi satu. Tak ada yang bisa digambarkan atau ditulis oleh suasana perasaanya saat ini. Ingin rasanya waktu seperti ini terus. Berbutar dan terus bebutar tanpa henti.
Tawa itu kini perlahan menghilang, tergantikan dengan kebingungan yang mulai menyelimutinya. Saat ia menengok kearah lain ia melihat lera. Lera terdiam mematung melihat riki. Entah apa yang dipikirkannya sehingga membuatnya berdiri lama mematung menatap riki sedang bersama grombolan gita.
SCENE 24 ) INT. Bioskop
cast : penonton dan masyarakat.
Jadwal film Semilir Asa sudah tayang di seluruh bioskop. Filmya meledak. Orang - orang mengantri di biokop memesan tiket film Semilir Asa yang posternya terpampang jelas wajah Jessica. Ulasan dan Headline Terpampang disemua media sosial. Satu hari penayangan film Semilir Asa sudah mencapai 500 ribu penonton. Hari kedua adanya penambahan jumlah penonton secara signifikan. Film tersebut menjadi booming dan hinglight di sgala situs media.
SCENCE 25) EXT . HALAMAN BELAKANG JOY"S PICTURE - PAGI HARI
cast : semua pemain dan kru film, riski, gita, dan mas teja
Kru film mengadakan acara syukuran. Semua orang berkumpul mengelilingi tumpengan nasi kuning yang sudah dibuat kerucut. Sang sutradara memberikan potongan pertama pada produser riski. Diikuti suara tepuk tangan dan huforia para kru film serta pemain. Semuanya berbahagia. Setelah acara tumpengan selesai. Para kru berjoged dan menyeburkan diri masing - masing di kolam renang. Gita dan riski berdiri di sudut .
GITA
saya bener ngga nyangka loh pak. Empat juta Penonton dalam waktu 3 minggu. Bener diluar prediksi kita semua. Saya ngga tau lagi harus ngomong apa. Orang - orang sekarang memandang Jessica bukan lagi pelakor atau stigma negative lainnya. Semuanya memuji Jessica dan bahkan Jessica sudah ditawari iklan dan 3 film lagi. Waah..
Riski hanya bisa melihat lega wajah gita yang ceria. Saking senangnya gita tak menyadari riski menatapnya lama. Disaat semua orang hampir merasakan dinginya air kolam renang, tiba - tiba beberapa orang naik dari kolam renang, diam - diam mendekati gita dan riski berniat ingin usil. Gita seketika ditarik, ia hanya bisa tertawa pasrah lalu ia diceburkan ke kolam. Para kru yang juga akan menarik riski tiba - tiba mendapat penolakan.
RISKI
Jangan. Jangan saya. Saya ngga suka nyebur ke air
ucapan riski yang amat serius membuat mereka terdiam. Tapi semua orang masih ngeyel dan tetap menariknya hingga mas teja pun datang dan membantu riski untuk tidak jadi ditarik ke kolam renang.
MAS TEJA
kalian denger ngga sich kalo beliau ngga mau.
mas teja memarahi mereka semua. Seketika suasana jadi agak canggung. Namun beberapa saat keceriaan mereka kembali pada posisinya. Gita keheranan melihat sampai segitunya riski tidak mau terjun ke kolam renang. Ia pun memutuskan untuk naik.
SCENE 26 ) INT . RUANG KERJA RISKI - PAGI HARI
cast : riski dan mas teja
Mas teja mengantarkan riski ke dalam kantornya. Tiba - tiba dada riski merasa sesak. Tubuhnya terasa lemas. Mas teja mulai panic dan mengambil obat yang ada ditas riski. Bergegas mas teja meminumkannya ke riski. Setelah obat - obat itu ditelannya. Mas teja mengintruksikan riski untuk bernafas pelan - pelan. Ternyata kejadian itu dilihat oleh gita. Ia mengingat kejadian beberapa waktu lalu ketika saat mereka berada di kutai ia mendengar percakapan lera dan riski soal obat yang harus diminum oleh riski. Gita mengingatnya seakan itu kejadian kemarin.
MAS TEJA
kita ke rumah sakit ya
ajak mas teja sambil memijat - mijat tubuh riski yang terbarik di sofa.
RISKI
jangan. Jangan hari ini. Besok aja. Kalo sekarang takutnya bakalan masuk UGD. Itu bisa buat bapak ibu dan lera panic. Lera lagi sibuk juga dilapangan.
nafas riski masih tersengal - sengal sembari memegangi dadanya.
MAS TEJA
sebenarnya kenapa sich sama elo belakangan ini ? penyakit lama loe bisa - bisanya kambuh lagi setelah sekian lama.
Riski masih terdiam. Mas teja melepas jaketnya dan lalu menyelimuti tubuh riski.
RISKI
kita pulang aja. Bapak sama ibu juga lagi pergi jadi ngga akan ketahuan. Tenang aja, besok juga pasti bakal baik lagi kok. Kan ada loe yang nemenin .
Gita melihat riski dan mas teja dari kejauhan.
SCENE 27) INT. KAMR RISKI - MALAM HARI
cast : mas teja , riski dan lera
Riski sudah berbaring di atas ranjangnya dengan handuk kecil yang menjadi alat kompres di dahi. Mas teja hanya bisa duduk di samping riski sambil sesekali mengecek suhu badanya. Terdengar suara langkah kaki menuju kamar riski. Lera baru sampai. Dengan agak khawatir dirinya langsung mengecek suhu tubuh riski dengan tangannya.
LERA
bapak sama ibu mana mas. Tadi sepi dibawah Cuma ada ART doank ?
MAS TEJA
iya. Ibu sama bapak lagi pergi ke rumah saudara. Kemungkinan kata mereka bakal pulang larut malam. Tadi badanya memang panas sampai sore, tapi habis maghrib badanya udah radak jauh mendingan.
Seragam kerjanya masih menempel di tubuh lera. Terlihat rambut dan mukanya agak kusut karena kesibukannya di luar kantor.
LERA
obatnya udah diminum semua sesuai jadwal ? kenapa ngga langsung dibawa aja ke rumah sakit. Atau ngga hubungin dokter riswan.
MAS TEJA
udah. Dianya ngga mau. Tau sendiri kan. Riski kalo lagi ngga mau ya ngga mau. Ra, bisa kita ngomong bentar di bawah !
SCENE 28 ) INT. RUANG TAMU - MALAM HARI
cast : mas teja dan lera
Mas teja memberikan secangkir minuman hangat untuk lera yang duduk di sofa. Ia duduk di depan lera. Wajahnya seketika langsung serius.
MAS TEJA
belakangan ini, hubungan kalian baik - baik aja kan ?
LERA
baik mas.
MAS TEJA
apa ada sesuatu yang sedang kalian berdua sembunyikan ?
Seketika tenggorokan lera rasanya agak tersedak.
LERA
maskudnya ?
lera berusaha memasang wajah normal.
MAS TEJA
kita semua tau kalo dari dulu riski memang punya cacat jantung bawaan. Tapi semakin besar, penyakit itu udah lama ngga muncul lagi. Paling parah waktu usianya 8 tahun, ia harus menjalani operasi yang itu ngga mudah buat riski sendiri maupun bapak ibu. Jangan ada pilihan yang buat kamu menyesal nanti
LERA
Sebenarnya apa yang mau mas teja tanyain ?
MAS TEJA
kalo riski sakit begini pasti ada pemicunya. Ada sesuatu yang lagi ia pikirin sampai bebanin tubuhnya dan buat penyakitnya kambuh lagi. Loe pasti tau, karena dia Cuma bisa berani jujur sama loe. Dia akan nyeritain apapun hal yang buat dia harus melakukan pertimbangan ke elo. Jadi bohong kalo elo ngga tau apa - apa ra
LERA
kenapa mas ngga tanya langsung sama riskinya. Karena jika mas denger jawabannya langsung dari saya, saya takutnya akan beda. Jadi mendingan mas Tanya sama orangnya yang bersangkutan
Mas teja menyerah. Ia tahu jika lera tak mungkin mau menjawab jika dipaksa. Lera pun pamit pulang.
SCENE 29 ) INT . KAMAR RISKI - PAGI HARI
Cast : riski dan mas teja
Riski memaksa tubuhnya untuk bergerak. Tubuhnya sudah radak mendingan. Ia mampu berjalan dan tidak sempoyongan, meski rasanya tubuhnya sedikit radak berat. Mas teja datang.
MAS TEJA
Gimana perasaan loe ?
RISKI
Mendingan kok. Mas, mas teja ngga ngomong apa - apa kan soal aku kemarin ?
MAS TEJA
ngga. Aman. Loe mau berangkat kerja ?
RISKI
iya. hari ini hari penting. Mas lupa, nanti siang aku ada acara makan siang bareng presiden.
Mas teja mengingatnya.
MAS TEJA
yaudah. Tapi inget, kalo badan loe mulai ngga enakan lagi buru - buru kontak gwe oke ?
riski tersenyum dan mengangguk kecil.
SCENE 30 . INT. CAFÉ - PAGI HARI
Cast : frida dan kei
Frida berjalan memasuki sebuah café dengan penampilan serba tertutup. Kacamata hitam, topi dan masker. Dia memasuki salah satu ruangan private di café. Saat frida masuk sudah ada kei menunggunya sambil meminum minuman beralkohol. Frida segera melepas penyamarannya dan duduk di depan kei yang seperti sedang melampiaskan kekesalannya dengan minum.
FRIDA
kamu pagi - pagi begini jangan langsung minum alcohol
Ucap frida kesal. Kei hanya diam duduk manis dengan lesu sambil menikmati minumannya.
KEI
kamu sendiri ? maling teriang maling. Kamu jangan lupa citra buruk kamu dimata masyarakat sebagai pecandu alcohol. Peminum berat kayak kamu aja ngajarin aku buat ngga minum
kei kesal dengan ocehan frida yang datang - datang mengajarinya untuk tidak minum.
FRIDA
aku udah beberapa bulan ini lakuin rehab buat berhenti minum. Buktinya aku udah ngga lagi main ke klub.
KEI
udah cepetan kamu mau ngomong apa. Soalnya aku pingin cepet pulang , minggu depan aku harus berangkat ke Sydney
FRIDA
Aku Hamil
Mulut kei hampir muncrat. Matanya seketika membelalak. Kesadarannya meningkat sekian detik setelah mendengar dua kalimat itu. Namun perlahan berubah dengan muka kecut seakan kata - kata frida hanya bahan candaan.
KEI
udahlah ngga usah bercanda. Kamu buat - buat alesan Cuma supaya bikin akku ngga jadi berangkat kan ?
Raut muka frida menjadi lebih serius. Tatapanya menegaskan bahwa semuanya benar. Ia sedang hamil. Kei mulai bingung dibuatnya.
FRIDA
2 bulan kei. Aku hamil. Aku mengandung anak kamu
KEI
bentar.. bentar.. kok bisa ?"
Tanya kei masih tak percaya.
FRIDA
aku itu perempuan. Tentu aku bisa hamil. Kita itu udah pacaran setahun dan kita udah pernah lakuininya. Aku mau kamu serius
Kei masih terdiam seribu bahasa. Pikirannya buyar seketika. Ia kehilangan focus dengan apa yang barusan frida katakan.
KEI
itu sebabnya kamu ngejauh dari aku beberapa bulan ini ? karena kamu umpetin kehamilan kamu. jadi sekarang kamu mau aku tanggung jawab. Kita nikah ?
FRIDA
mau ngga mau, aku sama kamu harus siap menerima bayi ini. Aku butuh waktu buat ngomongnya ke kamu. Makanya aku bisa ngomongnya sekarang. Kei, kamu bakal tanggung jawabkan ? kei aku beneran ngga bisa kalo harus gugurin janin ini. Aku ngga bisa dan aku ngga mau
frida mulai ketakutan sambil memeluk melingkari perutnya.
KEI
emang aku minta kamu buat gugurin ?
Kei dan frida saling bertatapan. Kei terdiam sebentar sambil memegang kedua tangan frida. Ia menenangkan dirinya sebentar untuk berfikir.
KEI
kalo seandainya kita nikah, emang kamu mau tinggal bareng sama aku yang masih pengangguran ini ? ngga mudah loh, membina rumah tangga. Apalagi orang tua aku ngga mungkin ngasih restu. Kamu inget sendiri waktu foto kita berdua lagi ciuman kesebar di medsos, papa aku marah besar. Sampai sekarang dia masih mengutuk hubungan kita. karir kamu nanti ..
FRIDA
aku siap lepasin semuanya. Aku siap jadi istri kamu. Soal kerjaan kamu pasti bisa. Tinggal niat kamu aja. Sedangkan papa sama mama kamu. Kita bisa omongin pelan - pelan. Aku yakin kok ngga ada orang tua yang ngga mau maafin anaknya. Berhenti merengek kayak anak kecil dan siap membangun rumah tangga bareng aku
Frida meyakinkan. Masih ada keraguan yang mengganjal di hatinya entah itu apa. Mereka akhirnya mengakhiri pertemuan mereka.
SCENE 31) INT. RUANG MAKAN ISTANA - SIANG HARI
Cast : Presiden Agung, Hardi, riski, media, staff presiden, menteri - menteri dan pelaku industry film.
Jamuan makan siang di istana Negara bersama presiden dan beberapa menterinya. Semua orang tampak ramai mengobrol satu sama lain. Riski sedang sibuk mengobrol dengan presiden. Beberapa kali pandangannya teralihkan melirik hardi sedang berbincang dengan kawan sesama menteri.
PRESIDEN
Nanti habis ini, kita lanjut ke acara Festival Fintech ya. Kamu temani saya.
Riski mengangguk.
SCENE 32 ) INT. GEDUNG AULA - SIANG HARI
cast : Presiden Agung, Hardi, riski, media, staff presiden, menteri - menteri dan pelaku industry film
Acara Festival sangat ramai di kerumuni banyak orang. Para pejabat yang berpakaian serba batik dan kemeja mendekati bapak presiden untuk ikut tur. Awak media focus meliput dan mengambil gambar presiden dan pejabat - pejabat lainnya. Riski hanya berdiri di salah satu stand sambil melihat - lihat. Ia di datangai hardi. Hardi memberikan jabatan tangannya sambil tersenyum ramah. Riski menimpalinya.
HARDI
Pasti sesak ya ikut ke acara ini ?
RISKI
biasa kok pak.
ucap riski wajah senyum datar.
HARDI
Nanti juga mulai terbiasa kok sama acara yang kayak beginian. Kan mas riski sendiri bakal duduk di meja menteri.
Tutur hardi sambil tertawa kecil menepuk lembut punnggung riski. Riski menangkap pesannya.
HARDI
saya kesana dulu ya
Hardi pamit pergi. Riski hanya bisa melihat punggung itu pergi menjauh. Muncul riki menengok apa yang di pandang riski.
RIKI
disini sesak banget. Gwe aja ngga betah tinggal disini lama - lama, apalagi elo yang kalo beneran bakal jadi menteri.
Riski diam melamun memikirkan sesuatu.
RISKI
Kalo beneran jadi menteri. Apa gwe sikapnya bakal berubah kayak mereka ?
Tubuhnya kembali merasa lemas. Panggilan dihandphonneya berbunyi. Mas teja yang menghubungi. Riski akhirnya memilih pergi menjauh dari keramian untuk mengangkat telepon.
SCENE 33) EXT . LORONG HALAMAN BELAKANG - SIANG HARI
Cast : Gita, mas teja dan riski
Saat akn mengangkat panggilan Tiba - tiba handphonnenya terjatuh karna tangannya terasa sangat lemas. Tubuhnya tidak kuat lagi memopang berat tubuhnya. Nafas mulai tersengal - sengal. Ia memegang sebelah dadanya lalu duduk di sebuah kursi panjang. Tubunya menyender ketembok dengan keringat dingin. Riski mengambil handphonenya. Saat membungkung untuk meraih handphonenya di lantai, terasa badanya hampir jatuh pingsan. Tiba - tiba datang seseorang menangkap tubuhnya, lalu membenarkan posisi duduknya. Riski menengok teryata itu adalah gita. Riski terkejut melihatnya. Gita mengambil tisu di tasnya lalu mengelap kringat riski yang menumpuk.
RISKI
kok mbak gita ?
Tanya riski bersuara parau.
GITA
ngga usah banyak tanya kita ke rumah sakit. Mas riski udah hampir pinsan tadi. Saya panggil ambulance ya ?
Gita panik.
RISKI
jangan, bakal rame nanti. Tolong telpon kakak saya aja. Biar dia yang jemput
Gita segera menghubungi mas teja dari handphone riski. Gita menungu jawaban
GITA
Halo .. Dengan keluarganya pak riski ? Saya gita. Ini pak riski hampir pinsan tadi. Bisa tolong cepat datang kemari ? Soalnya mau saya panggilkan ambulance pak riskinya ngga mau. Iya, nanti saya kirim alamatnya via chat
Gita mengakhiri panggilannya. Kembali lagi ia mengecek riski yang duduk lemas sembari merawatnya dengan mengelap keringat riski.
Mas teja datang dengan wajah panic berjalan cepat menyisiri lorong - lorong gedung. Ia menemukan satu titik membuatnya segera berlari menuju arah tersebut. Ia menemukan riski duduk lemas bersama gita yang menemaninya.
MAS TEJA
Langsung ke rumah sakit ya ! Makasih mbak gita udah banyak bantu. Saya langsung pamit ya. Mbak gita ngga usah ikut ngga papa parkiran deket kok disini
Mas teja langsung menarik tubuh riski dan memapahnya jalan. Tinggallah gita sendiri.
SCENE 34) INT. CAFÉ ( privasi room ) - SIANG HARI
Cast : Gita dan Hardi
Gita memasuki ruangan. Hardi sudah di dalam sambil minum secangkir kopi. Pakaiannya rapi dengan kemeja batik. Pandangannya dingin. Gita duduk berhadapan dengan hardi.
HARDI
kamu cepetan mau ngomong apa, saya sibuk.
GITA
Ngga usah buru - buru. Emang apa yang kamu sibukin di umur kepala sempat sekarang. Toh, kerjaan kamu jadi menteri Cuma jadi batu loncatan aja. Ngga terlalu penting lah.
Gita tersenyum kecut meremehkan.
HARDI
kamu jangan main - main. Kamu butuh biaya lagi buat agensimu ? Bukannya nama baik perusahaanmu sudah jauh lebih baik setelah bergabung dengan Joys picture ?
GITA
selamat ya di.. kamu bakalan punya cucu bentar lagi. Frida hamil dua bulan.
Hardi kaku seketika. Ia pun menggebrak meja melampiaskan amarahnya. Gita mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. Ia dengan santai menghembuskan asapnya di ruangan.
HARDI
Anak itu. Masih aja buat gara - gara. Padahal mau aja aku kirim buat hindarin masalah, malah masalah udah datang duluan
Hardi merenung menunduk sebentar.
GITA
Kali ini aku ngga mau lagi ikut campur dalam urusan keluargamu. Biarin mereka berdua yang nyelesain masalah mereka sendiri. Perbuatan anakmu juga sudah kelewatan. Mau berapa banyak lagi dia buat masalah ? kamu lupa beberapa tahun yang lalu dia buat salah satu anak artis aku harus dirawat dirumah sakit karena skandal video senonohnya dengan anakmu sampai ia mencoba bunuh diri.
Emosi gita mulai tidak terkendali.
HARDI
Jangan lupa, aku yang bertanggung jawab atas itu semua. Aku bayar semua biaya rumah sakit sampai dia sembuh. Keluargannya di kampung juga dapat santunan nominalnya yang ngga main -main. Itu belum pengeluaran yang harus aku kasih ke semua media dan penyebar video.
GITA
Seharusnya dari dulu aku laporin dia ke kantor polisi. Dengan begitu aku ngga perlu harus bertemu dengan kamu lagi. Ini udah kedua kalinya ia menjalani hubungan dengan artis di bawah agensi aku. Dan semuanya ngga ada yang berjalan dengan benar.
Penyesalan mulai muncul di wajah gita.
HARDI
kamu mau laporin pun udah percuma. Kamu juga menerima suntikan dana dari aku buat menutupi hutang agensi kamu yang hampir bangkrut itu demi kamu bisa tutup mulut
GITA
iya !! aku harus jatuhin harga diri aku sendiri untuk pertahankan Ray"s. Aku harus berurusan lagi dengan bajingan sepertimu. Lagi - lagi aku terjebak dilingkaran setan sama kamu.
HARDI
Seharusnya dari awal kamu pisahin mereka waktu aku suruh.
GITA
itu urusanmu dengan putramu. Aku bukan orang yang suka ikut campur dalam hubungan asmara seseorang. Aku Cuma minta satu hal dari kamu, apapun keputusan kamu nanti untuk mereka berdua. Jangan sampai membuat frida harus berkorban. Sama seperti kamu lakuin dulu ke aku
Gita meninggalkan tempatnya dan pergi meninggalkan ruangan.
SCENE 35 ) INT. INSTALASI GAWAT DARURAT - MALAM HARI
cast : mas teja dan riski
Mas teja berdiri di samping riski yang masih terpejam matanya di atas ranjang. Masker Oksigen dan Infus melekat pada tubuhnya. Riski terbangun. Ia melihat kakaknya di sampingnya. Tubuh riski bergerak membenarkan posisi.
MAS TEJA
Gimana, udah radak mendingan ? Kata dokter riswan, loe boleh pulang setelah infus nya habis
Riski menatap infusnya sebentar. Masker oksigen dia lepas. Nafasnya mulai kembali teratur.
RISKI
Dokter Riswan bilang apa ?
MAS TEJA
harus ada pemeriksaan lagi lebih mendalam. Kalo semisal dokter sampai nyaranin operasi gimana ?
Riski dan mas teja saling bertukar tatapan.
RISKI
semuanya bakal baik - baik aja mas. Kalo missal harus operasi ya operasi aja
MAS TEJA
jawab jujur sebenarnya apa yang elo rahasiain dari gwe sama ortu ? apa yang elo sembunyiin ? Mas kenal loe. Kondisi loe sekarang ini pasti ada penyebabnya. Ada pemicunya. Ngga mungkin kalo soal persiapan pernikahan loe sama rela. Pasti ada hal lain.
RISKI
kenapa mas bisa kepikiran kalo aku lagi nyebunyiin sesuatu ? kalo semisal mas tau dan nemuin apa penyebab sakit aku kambuh, mas teja mau ngapain ? Emang ngga berhak apa, aku punya privasi aku sendiri tanpa semua orang tau. Kenapa mas teja selalu kepo sama semua hal. Insting jurnalis mas teja itu sekarang lagi ganggu aku banget. Mas teja ngga ngerasa buang - buang waktu kesini cuman nanyain itu. Mending mas Pergi aja ..
Riski kesal. Bahkan hampir membentak kesannya. Suaranya meninggi sehingga membuat mas teja sendiri kaget dan bingung karena riski terlihat marah. Riski kembali tertidur walau harus dipaksa memejamkan mata. Mas teja akhirnya berjalan pulang dengan rasa beban dihatinya karena merasa bersalah sudah bertindak jauh.
Ketika mas teja pergi dibalik tirai lera menguping pembicaraan mereka. Lera terdiam membatu dengan tatapan serius, merasa setengah tidak percaya atas kejadian barusan. Riski membentak kakaknya mas teja. Lera pun berjalan melangkah pelan mendekati riski. Riski masih menutup matanya memiringkan tubuhnya sambil melipat kedua tanganya. Lera menatapnya dari jauh. Tidak berniat untuk menganggu istirahat riski kemudian pergi
SCENE 36 ) INT. KAMAR RISKI - PAGI HARI
Cast : Riski dan Sudarmi.
Riski terbangun sudah berada di kamarnya sendiri. Ibunya masuk sambil membawa nampan berisi sarapan. Sudarmi meletakkanya di hadapan riski.
SUDARMI
udah jauh mendingan ?
Sudarmi sambil mengelus kepala riski.
RISKI
udah kok buk. Jauh lebih baik.
Riski memberikan senyuman untuk ibunya.
SUDARMI
Ibu udah bilang sama orang kantor kalo kamu hari ini ngga masuk dulu. Jadi banyakin istirahat hari ini. ok ?
Riski mengangguk mengerti. Sudarmi meninggalkan kamar
SCENE 37 ) INT. DAPUR - PAGI HARI
Cast : Mas teja, riki dan riski
Riski turun dari anak tangga sambil membawa nampan berkas sarapannya tadi. Pandangannya tertuju dari suara dapur. Mas teja berada di dapur sedang sibuk mengaduk - aduk secangkir kopinya. Riski berjalan mendekat, menaruh nampannya di meja. Dengan wajah menyesal dan tak enak riski menatap mas teja.
RISKI
Gwe mintaa maaf mas, soal kemarin
MAS TEJA
ngga usah dipikirin kejadian kemarin. Mungkin emang gwe yang keterlaluan nanya - nanyain loe. Gwe berangkat kerja dulu ya..
Mas teja pamit sambil melambaikan tangan ditambah dengan senyuman seperti yang biasanya. Riki datang.
RIKI
Ngga usah dipikirin. Ada bagusnya kan mas teja minta maaf duluan. Toh juga elo berhak buat marah.
Riki sibuk mengelap - ngelap action figure ditangannya dengan cermat.
RISKI
Sekarang rencana elo apa ? setelah ketemu semua yang elo cari
RIKI
siapa bilang udah ketemu semua ? kita memang udah nemuin nyokab. Tapi satunya lagi ?
Riski terkejut menatap riki. Ia lalu memiringkan alisnya
RISKI
Jadi mau elo sekarang nyariin bhokab ? elo kalo halu jangan ketinggian. Udah cukup kita temuin mbak gita, bantuin dia sgala macam. Perlu juga cari lelaki yang udah nghemilin dia dan ninggalin dia tanpa tanggung jawab ? terus, kalo kita udah temuin dia. Mau apa ? berkumpul jadi keluarga utuh ? Ngga akan mungkin itu terjadi. Dan ngga akan pernah terjadi
Riski membentang, menatap riki dengan geram. Kesal rasanya.
RIKI
kenapa ngga bisa ? Ngga ada yang ngga mungkin di dunia ini. Dan ngga ada yang mustahil. Gwe mau mempertemukan mereka itu hak - hak gwe. Gwe ngga mau kehilangan harapan buat mempertemukan mereka. Mungkin pertemuan itu bisa saja ngebuat mereka saling memaafkan satu sama lain
RISKI
Gampang banget itu mulut. Ngga ada cewek yang mau berbelas kasih sama lelaki yang udah ngehancurin dia. Seandainya elo masih maksa buat nyari dia, bisa aja semua usaha kita selama ini akan ancur. Bahkan kalo dia tau siapa elo sebenarnya, sikapnya ngga akan lagi sama .
RIKI
Ngga ada salahnya nyoba
RISKI
terserah.. dasar kepala batu
umpat riski meninggalkannya.
SCENE 38 ) EXT. LOKASI SYUTING - PAGI HARI
cast : pemain dan staff produksi dan riski
Sebuah perayaan nasi tumpeng diberikan sutradara pada riski. Mereka yang berada disekitar berfoto. Orang - orang bertepuk tangan saat si sutradara memberikan potongan tumpengan pertama pada riski. Mereka berdua pun berjabat tangan. Acara setelah usai mulai sibuk masing - masing.
RISKI
Gimana mas iman syuting serial untuk pertama kali ?
SUTRADARA
Alhamdulillah seneng mas. Bersyukur bisa kerjasama bareng mas riski. Mudah - mudahan setelah syuting selesai kita bisa bekerjasama lagi. Saya denger beberapa hari lalu mas riski jatuh sakit, saya pikir anda ngga akan datang.
RISKI
Saya udah mendingan kok
SUTRADARA
Ternyata mas riski ngga yang orang - orang bilang ya. Banyak yang bilang mas riski kalo diajak ngobrol mukanya datar. Tapi murah senyum gini kok.
Mereka berdua lanjut tertawa. Frida datang mendekati riski dan sutradara.
FRIDA
Pak riski boleh ngobrol bentar..
Sutradara langsung berjalan pergi tidak ingin mengangggu.
RISKI
Ada apa mbak frida ?
FRIDA
saya mau bilang terima kasih sebelumnya. Saya berterima kasih karena sudah dipercaya untuk kembali berakting. Berkat PH pak riski sekarang semua kawan - kawan artis di agensi Ray"s bisa balik lagi dipercaya. Kini kami sudah ngga sepi lagi job on air. Setelah cukup lama saya rehab buat lepas dari pengaruh alcohol akhirnya ada kesempatan buat saya untuk syuting lagi. Meski saya harus bilang, ini adalah judul serial terakhir saya. Saya sudah memutuskan. Setelah serial ini selesai syuting saya akan keluar dari agensi.
RISKI
kenapa begitu ?
FRIDA
saya rencananya akan menikah bareng pacar saya pak. Rencanannya setelah ini saya akan ngomong ke mama .
RISKI
mama ?
FRIDA
Itu panggilan buat mbak gita. Kami artis - artisnya maupun bawahannya kadang manggil dia dengan sebutan mama.
RISKI
Kalo begitu saya ucapkan selamat buat pernikahannya nanti. Kalo memang keputusan mbak frida buat ngelepasin semuanya karena ingin bahagia bareng pasangan saya doakan yang terbaik.
FRIDA
Terima kasih pak
SCENE 39 ) EXT . PARKIRAN - SIANG HARI
Cast : riski dan riki
Riski berjalan sendiri menuju mobil. Di depan ternyata sudah ada riki menunggu. Riski memasang wajah bête. Sembari berjalan menuju mobil sepanjang jalan wajahnya hanya ditekung.
RISKI
Kalo elo mau bicarain soal kemarin ? sorry. Gwe ngga ada waktu gwe ada janjian sama lera hari ini buat fitting baju
Riski segera mempercepat ucapannya agar riki tak ada kesempatan untuk bicara. Riski mengeluarkan kunci mobil.
RIKI
Elo kenapa sich kayak begini ? menghindar dari gwe. Emang salah gwe minta elo nyariin bhokab ?
Tanya riki kesal.
RISKI
Ngga ngerasa kalo elo mulai serakah ? gwe punya kehidupan sendiri. Gwe ngga harus dan bahkan ngga perlu nyari mereka
Disisi lain riski melihat frida berjalan menuju arah mobil sedan hitam yang sedang terpakir tak jauh dari tempatnya. Frida masuk ke dalam mobil tersebut, dan saat dilihat si supir sedang merokok di jendela mobil. Frida menyingkirkan rokok itu keluar. Dari sana riski bisa melihat wajah lelaki yang sedang bersama frida. Riki terdiam sama dengan riski. Riski pun menghiraukannya dan segera meluncur meninggalkan riki.
SCENE 40 ) INT. RUANG KELUARGA - MALAM HARI
Cast : hardi, kei dna santi
Hardi dan santi duduk dengan posisi tegap di sofa. Kei berjalan menghampiri mereka dan duduk dengan wajah tegang. Diamnya mereka berdua menambah kesan tak karuan.
SANTI
kamu tetap berangkat ke Australia. Soal kehamilan cewek itu biar mama yang urus
keputusan final. Kei menatap mamanya. Namun seakan ia kembali terdiam seribu bahasa.
KEI
mama mau urus kayak gimana ?
SANTI
kamu tinggal terima beresnya aja. Kamu pikir papa sama mama mau punya cucu secepat ini. Kamu ngga mikir apa, kelakuan kamu yang kaya gini mana bisa didik anak. Punya kerjaan aja masih belum bener mau nikahin anak orang. Cewekmu itu mikir juga ngga sich posisi papa dan mama ? papa kamu itu bentar lagi calonkan diri jadi ketua parlemen. Dan nama mama akan nempel juga. Gimana bisa kamu hamilin cewek yang ngga bener ? Alkoholik pula. Pecandu minuman keras. Mau ditaroh mana muka kedua orang tua mu ini. Keluarga besar juga ngga akan mungkin kasih restu kamu nikahin cewek gituan
kata demi kata santi ucapkan dengar penuh amarah dan amukan.
KEI
kenapa sich dikit - dikit nyambungnya ke keluarga besar ? apa gara - gara keluarga besar kita masih punya nama dan pengaruh besar dimata public sebagai bekas penguasa rezim dulu ? Aku itu punya pilihan buat hidup aku sendiri. Yang nentuin masa depan aku ya aku sendiri. Nggaa ada hak - haknya keluarga besar ngelarang aku buat nikah sama cewek manapun. Dengan segala oligarki keluarga ini buat aku kerasa di cekik dari dalam. Dipenjara karena pengaruh ikatan nama keluarga. Makanya semua aku lampiasin diluar. Minum, ngerokok, tatoan, ngecandu bahkan main cewek. Tapi ngga sama cewek yang satu ini. Aku udah terlanjur sayang sama dia ma
Mata kei mulai memerah. Muak dengan sgala nama, kehormatan, dan jabatan atau status.
HARDI
kamu tinggal pilih. Mau menyerahkan semua masalah ini kepada kami dan kamu tinggal terima beres, atau kamu menikah dengan perempuan itu tapi tidak lagi menjadi bagian dari keluarga ini. Minggat. Keluar dari rumah ini tanpa ada lagi yang menyongsong hidupmu
Seketika ekspresi wajah kei berubah menjadi bingung, ragu dan takut.
SCENE 41) INT . KANTIN - SIANG HARI
Cast : riski dan lera
Riski membuka satu persatu kotak bekal yang dibawanya. Namun ada yang membuat lera bingung. Menu yang dibawa riski penuh dengan masakan tumis daging yang berminyak.
LERA
ibu yang masak ini semua ? Kok beda sama menu yang biasanya ?
RISKI
Ngga. Aku minta ART aku yang bantu buatnya. Kalo ibu dari pagi udah jogging sama bapak sampai siang jadi menu makanan aku yang nentuin. Kalo aku minta buatin ibu mana mau
Ucapnya sembari menata makananya. Lera menatap ada menu gorengan disana, ditambah ada aneka sambel di dalamnya. Tak luput juga ada ayam goreng yang penuh dengan minyak. Riski nampak memakannya dengan lahap.
LERA
kamu semenjak kapan makan kayak beginian ?
RISKI
udah lama. Enak loh ternyata. Tumis buncisnya enak, sama sambel ayamnya juga enak
riski mengatakanya dengan antusias dan semangat mengunyah.
LERA
jadi kamu sering makan menu ini ?
RISKI
iya. Kenapa ? kok kamu ngga makan - makan ? kayaknya kamu bukan orang yang pemilih kalo soal makan
LERA
kamu tau kan kalo asupan kamu itu harus dijaga ketat ? kamu ngga bisa makan sembarang kayak begini. Jantung kamu lagi ngga kondisi baik belakangan. Makan boleh tapi ngga keseringan terus ris
Nafsu riski seketika enek. Ia menghabiskan minuman satu tegung lalu mulai serius.
RISKI
emang kenapa sich kalo aku makan - makanan yang kayak gini, kelihatan kampungan ? atau menag ngga cocok sama level kamu
Lera mengenryitkan dahi. Tak percaya dengan ucapan riski barusan. Serasa yang keluar dari kata - kata bukan dari mulut riski sendiri.
LERA
aku ngomong begini buat kamu. Dokter riswan bilang sendiri kan buat perhatiin asupan kamu. Kamu mau diet kalori sama diet garam yang kayak dulu lagi ? Press konfrence juga ngga akan lama lagi. Aku ngga pingin kamu kenapa - kenapa
RISKI
udahan ? aku disini mau makan bareng sama kamu, ngabisin waktu istirahat bareng kamu. Malah jadi ribut ngga penting begini sich. Aku bukan anak kecil yang harus selalu diatur - atur makannya. Aku bisa ngatur kehidupan aku sendiri.
Riski terdiam. Ia sadar ia tadi meninggikan nadanya. Riski pun pergi meninggalkan bekalnya bersama lera sendirian. Lera masih terdiam mematung diposisi awalnya. Barusan ia masih meragukan apa yang terjadi.
SCENE 42 ) INT . RUANG KERJA RISKI - SIANG HARI
Cast : riski dan gita
Riski masuk ke dalam kantornya. Disusul datang gita memasuki ruangannya. Sikapnya yang tadi seperti menggeram memendam kekesalan, kini beruah menjadi senyuman ceria.
GITA
Mau makan siang bareng ?
RISKI
oke
SCENE 43 ) INT. RUANG KERJA GITA - SIANG HARI
cast : gita dan riski
Gita dan riski jadi makan berdua. Riski sangat senang bisa makan dengan bebas. Kemudian datang salah satu asisten riski masuk.
ASISTEN 1
Permisi mbak gita, mmhh. Pak riski ada tamu.
RISKI
Siapa ?
ASISTEN 1
Mbak lera pak.
Belum habis tempat makanannya, riski sudah keburu pergi meninggalkan ruangan gita. Hingga tak sadar handphonenya ketinggalan di meja.
SCENE 44 ) INT . RUANG KERJA RISKI - SIANG HARI
Cast : Riski, gita dan lera
Ketika riski masuk ia tersimpul kecil melihat kedatangan lera yang menunggunya. Tiba - tiba nafasnya kembali tersengal. Sesak rasanya di dada. Lera sesigap mungkin mengambil obat dan meminumkannya ke riski. Riski termangu duduk di kursinya sambil menatap lera yang cemas. Riski meraih salah satu tangan lera.
RISKI
Ngga usah cemas. Aku udah baik - baik aja kok
ucap riski ingin supaya lera tenang. Lera menyawabnya dengan anggukan. Riski memegang erat tangan lera yang sempat diraihnya.
RISKI
Aku minta maaf. Seharusnya ngga gitu caranya aku ngomong sama kamu tadi.
Dari ekspresinya, lera bisa membaca kalo riski menyesal dan memohon maaf atas kelakuannya tadi di kantor lera. Lera merasa lega, jika yang yang ditakutkannya tidak merambak terlalu lama. Ia menatap riski. Memberikan sinyal dari raut wajahnya kalo semua tidak perlu dianggap serius.
Muncul gita dari pintu. Mengejutkan mereka berdua yang sedang serius menatap.
GITA
Maaf menganggu. Hp pak riski ketinggalan tadi di ruangan saya
Gita menyerahkan dengan mimic canggung. Lera yang mendengarnya melirik sedikit ke arah riski.
LERA
kamu tadi habis makan apa ?
RISKI
nasi padang sama gorengan
LERA
lain kali jangan makan - makannan itu lagi. Kamu belakangan ini udah sering makan - makanan yang banyak santan sama minyaknya kan. Nanti aku bakal ngomong sama ibu soal menu besok.
Gita yang masih disitu agak terganggu mendengarnya.
GITA
emang kanapa mbak kalo makan - makanan itu ? ada yang salah ? Makan itu ngga akan buat mati kok
Gita menyela. Suasana hati lera mulai rusak.
LERA
mbak gita kan ngga tau apa - apa soal kesehatan pak riski. Jadi tolong jangan ngomong yang nggak nggak
GITA
setiap saya makan bareng pak riski dan melihat bekal yang dibawa, saya merasa kasian. Gimana bisa mbak lera dan keluarga membuat menu makanan yang kalo sekali dilihat udah bosen.
Kondisi mulai panas. Riski pun malah kebingungan sendiri dengan berdebatan mereka. Sampai - sampai karyawan yang berada diluar mulai melihat satu persatu.
LERA
mbak gita kalo mau ngomentarin makanannya pak riski mending langsung aja sama ahli gizinya atau ngga sekalian sama orang tuanya. Emang mbak gita apanya pak riski ? kayak ngerasa punya hak ngatur - ngatur apa yang boleh sama ngga yang dimakan ?
Lera benar - benar meninggikan suaranya kali ini. Mukanya sangat serius. Gita yang mendengarnya tertegun sebentar. Merasa tidak enak ketika melihat riski mencoba menenangkan adu debat mereka. Perasaan gita tak karuan setelah menyadari posisinya disini.
GITA
Mohon maaf mbak. Saya permisi
Merasa dirinya ditatap serius oleh lera, gita akhirnya undur diri. Riski menatap lera mencoba mengambil alih emosinya. Ia menarik tubuh lera pelan untuk duduk.
SCENE 45 ) INT. RUANG RIAS - SORE HARI
Cast : frida dan gita
GITA
kamu tadi di chat bilang bakalan nemuin mamanya kei malam ini ?
FRIDA
iya mbak. Mama kei minta aku buat ketemu langsung malam ini "
GITA
kamu iyain aja ?
FRIDA
aku ngga punya pilihan. Aku harus dapet jawaban dari kedua orang tua kei. Mau gimanapun kami perlu restu
GITA
Nngga akan mungkin da. Ngga akan mungkin keluarga mereka akan memberikan restu. Terlebih keluarga besarnya. Mereka adalah orang paling berpengaruh. Latar belakang kamu Cuma buat jadi bahan olok - olokan mereka aja. Sifat asli mereka dari dulu bisanya hanya menindas. Merasa paling borjuis. Harus sempurna diantara semuanya. Itulah muka asli mereka yang sebenarnya. Kamu tau keluarga mereka sebagian besar menjabat di parlemen. Latar belakang kamu Cuma bakal jadi bahan candaan buat mereka. Mereka ngga akan biarin ada yang cacat. Seperti kasus kamu sekarang ini, kamu pikir mereka akan diam aja jika ada berita yang tersebar soal kehamilan kamu dengan kei ? Gita tak kuat menahan air mata. Matanya memerah. Mengingat trentretan kejadian di masa lalu yang buruk. Ia sudah menguburnya, tapi hari ini ia mengingat luka itu lagi.
SCENE 46 ) INT. CAFÉ ( Privasi Room ) - MALAM HARI
Cast : Frida, kei, dan santi
Frida nampak sangat gugup campur deg - deg an karna harus langsung bertatapan dengan mama kei. Raut muka santi diam hanya menatap frida dingin. Frida sendiri hanya berani menunduk sekali - kali menoleh wajah santi yang nampak suram.
SANTI
langsung aja ke intinya. Kamu mau aborsi atau berani ambil resiko?
Frida langsung menatap santi terkejut.
FRIDA
maksud tante ?
SANTI
sebelumnya kei bilang, kalo kalian sudah berunding dan memutuskan akan tanggung jawab dengan janin itu. Tapi apakah kalian tidak merundingkannya juga dengan kami berdua ? seakan - akan ini hanya masalah kalian berdua saja. Kamu jangan pikir kalo kami sekeluarga akan merestui hubungan kalian hanya karena kamu sudah mengandung anak kei. Tante akan memberikan kalian jalan keluar. Dengan begini karir kamu akan tetap terjamin dan tentunya masa depan kei tidak jadi terancam. Bagaimana dengan aborsi ? pikirkan dan bicarakan dulu
Air mata frida mulai menggenang. Sedih dan hancur mendengar penjelasan santi yang tidak terlihat merasa iba.
FRIDA
anda bilang langsung ingin keintinya bukan ? saya tidak akan pernah mengaborsi bayi ini. Bayi ini tidak punya salah apa - apa, kenapa harus disingkirkan. Bagaimana anda seorang ibu pantas mengatakan seperti itu kepada saya yang juga akan menjadi calon ibu ?
SANTI
terus kei bakalan mau aja tanggung jawab ? saya tau bagaimana wataknya. Dia tidak akan berani menikahimu. Karena berlangsungan hidupnya masih ada pada kedua orang tuanya. Dia tidak akan bisa hidup tanpa uang dan koneksi keluarganya. Ia masih bergantung pada kami, jadi bagaimana bisa ia mengambil tanggung jawab sebesar itu selagi ia masih bergantung dari materi keluarganya.
Tiba - tiba suara pintu terbuka. Kei muncul dengan keringat dingin dan hengos- hengosan. Dibelakangnya para penjaga sudah berusaha mencegah namun kei berhasil lolos masuk. Frida yang sudah tidak tahan membendung air matanya akhirnya meneteskan air mata. Kei yang melihatnya tidak berani mendekat karena masih ada mamanya.
FRIDA
kei.. kita akan nikahkan ?
Tanya frida memastikan. Berharap kei tidak menjawab yang tidak diharapkannya. Kei hanya diam menunduk. Masih bingung, ragu dan cemas dengan ancaman kedua orang tuanya. Lalu beberapa saat kei memberaniakan diri menoleh ke arah frida dan menatapnya.
KEI
coba kamu pikirin, gimana masa depan kita kalo kita benar - benar menikah ? kayak semua orang bilang. Emang bisa beras dibeli dengan cinta ? Aku ngga mau kamu nyusahin diri kamu sendiri Cuma buat nikah sama kamu. Apalagi aku belum ada kerjaan, aku belum bisa nentuin masa depan anak kita kayak gimana nanti. Kamu mau setelah bayi itu lahir dia Cuma dapet susahnya aja ? pentingin juga karir kamu.
Kei mengatakan sadar sesadarnya bahwa saat ini ia sudah mengecewakan gadis yang dicintainya. kesedihannya tumpah ruah di wajah frida. Ia hanya bisa diam kaku kehabisan kata - kata.
SANTI
sekarang pilihan ada pada kamu. Mau aborsi atau ambil tanggung jawab atas bayi itu terserah. Kamu akan tetap mendapatkan kompensasi. Jika kamu pilih aborsi semua tanggungan medis akan menjadi tanggung jawab kami. Setelah itu kamu bisa mendapatkan kompensasi untuk melanjutkan karir. Tapi kalo kamu pilih melahirkan bayinya, itu menjadi tanggung jawab kamu. Tenang saja kamu akan tetap dapat uang. Untuk biaya hidup dan membesarkannya. Semua itu bisa kamu dapatkan asalkan kamu melepas kei dan tidak pernah lagi menunjukkan diri kamu di depan kami
Santi menutupnya dengan meminum secangkir teh.
Frida masih mematung di depannya. Sedangkan kei tidak bisa lagi berbuat apa - apa. Ia tidak bisa membela atau pun melawan. Frida pun pergi Disusul kei mengikuti dari belakang.
SCENE 46 ) EXT . HALAMAN DEPAN KANTOR - MALAM HARI
cast : riki dan gita
Gita sedang berdiri menunggu. Muncul riki melihat gita berdiri sendirian di depan kantor. Ia mendatanginya.
RIKI
Mbak gita kok sendiri ?
GITA
iya. Mobil lagi di service jadi hari ini saya pulang pake taxi online
Suasana berubah hening. Tidak ada lagi obrolan. Riki bingung sendiri kenapa ia masih di samping gita menemaninya menunggu jemputan datang. Tiba sebuah taxi mendekat dan menurunkan seoarnag wanita yang tak lain ternyata frida. Ia mendekat ke arah gita sambil menangis tersedu -sedu. Ia merengek seperti seorang bayi di pelukan gita. Gita dan riki yang melihatnya hanya terlihat bingung satu sama lain.
GITA
Ada apa ? Frida hei.. ada apa ? Ngomong !
Gita berusaha menenangkan frida. Tak lama berselang sebuah mobil datang menurukan kei yang berhasil menemukan frida sedang menangis. Gita yang melihat kedatangan kei. Saat kei berjalan mendekat
" STOP..!!"
teriak gita langsung memasang wajah amarah dan geram. Kei berhenti dari jarak semeter. Gita melepas pelukan frida
PPPAARRR..!!!
Riki dan frida terkejut dan terpaku
GITA
tidak cukup bapaknya. Anaknya pun juga ikutan. Memang buah jatuh tak jauh dari pohonya. Benih rusak itu sudah mendarah daging ternyata. Tidak cukup menghamili satu tapi juga menghamili yang lain. Dasar orang - orang laknat. Bajingan. Pergi dari sini ..!!
Seketika semua diam. Kei tidak punya pilihan selain pergi.
SCENE 47 ) INT. KAMAR - PAGI HARI
Cast : riski dan riki
Riski akan bersiap - siap berangkat. Tiba - tiba rasa skait di dadanya muncul disertai tubuhnya melemah. Ia mencoba mengatur nafas. Tiba riki sudah menyapanya dengan senyuman.
RIKI
kapan elo bakal nemuin eyang ?
RISKI
eyang ?
RIKI
iya eyang surmasih
RISKI
gampang banget loe udah langsung bisa manggil dia eyang. Kalo loe datang buat ngomong soal nyari dia. Sory, gwe lagi sibuk. Jadi lupain aja
RIKI
jadi elo mau nyuruh gwe nyerah aja gitu ?
Protes riki
RISKI
please ki. Realistis ! Cukup bisa ketemu sama mbak gita. Kalo kita cari beliau dengan mengorek - ngorek informasi dari bu surmasih loe pikir itu ngga akan nyakitin perasaanya ? berhenti mentingin ego elo. Peduliin perasaan orang. Dengan kita nyari dia, itu Cuma akan ngebuat mbak gita mengingat luka lamanya lagi. Gwe ngga mau bikin dia nangis
Riski berpaling dari tatapanya riki.
RIKI
Gwe lakuin ini bukan Cuma buat gwe sendiri, tapi elo juga !!
riki meninggikan intonasinya. Riski menggeram bersiap mengamuk melalui matanya.
RISKI
buat gwe elo bilang ? apa bisa elo pastiin dan jamin, kalo hal yang menurut loe bener ngga akan buat orang lain terluka ?
RIKI
loe seharusnya ngga perlu takut dengan sesuatu yang belum tentu bakal terjadi. Gwe yakin di lubuk hati loe paling dalam loe juga ngarepin ini. Tapi seperti biasanya elo ngga punya keberanian. Selalu gwe yang harus mendorong keyakinan elo buat bertambah kuat
RISKI
apa loe pikir gwe butuhin ini semua ? apa loe ngga ngerasa gwe juga bertambah sakit ?
Riski menitihkan air matanya. Berbarengan dengan riki. Mereka pun berpisah.
SCENE 48 ) INT . RUANG MAKAN - OAGI HARI
CAST : Dartamaji, Sudarmi, riski, lera, dan mas teja
Saat turun ke bawah ia menemui lera sudah ada di meja makan, membantu sudarmi dan ART menyiapkan sarapan. Ia terkejut dengan lera yang datang. Disusul riki turun ke bawah. Sekali melihat keberadaan lera ia radak kesal, kembali riki naik ke atas tangga. Riski mencoba menyembunyikan kekesalanya. Pak Dartamaji sedang sibuk membaca Koran di meja makan, sedangkan mas teja sibuk memainkan smartphonenya. Riski berjalan lalu duduk di samping mas teja.
Lera berjalan keluar dapur lalu menyodorkan kotak bekal makanan di meja. Bersamaan dengan sudarmi juga keluar dari dapur menaruh secangkir kopi ke hadapan pak Dartamaji.
SUDARMI
Ris.. Jangan lupa lagi bawa bekal makannya yang kemarin pulang ke rumah
Riski agak lama merenung. Belum mengambil jatah makannya.
RISKI
Besok - besok kalo ibu ngerasa kerepotan, mending ngga usah bawa lagi bekal makanan dari rumah
ucapan riski seketika membuat sudarmi dan lera saling curi pandang.
SUDARMI
apanya yang ngga perlu ?
RISKI
kalo ibu lebih mentingin tempat bekal makananya, mending ngga usah sekalian buat bekal. Udah gede gini masih aja dibawain bekal
riski berucap sangat dingin. Lera tak habis pikir atas kelakuan riski.
SUDARMI
kan kamu sendiri yang bilang ngga keberatan kalo dibawain bekal dari rumah. Tadi juga ibu ngomong kan asal bercanda aja, ngga serius
Ternyata mas teja juga melihat ada gelagat riski yang beda.
LERA
bisa kita ngobrol bentar di halaman
ajak lera. Riski mengehal nafas radak malas. Terpaksa ia mengikuti kemauan lera.
SCENE 49 ) EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH - PAGI HARI
Cast : lera dan riski
LERA
kamu kenapa ngomongnya kayak gitu ke ibu
RISKI
ngomong kayak gimana ? biasa aja. Kamu kenapa sich kayak ngga terima gitu. Itu ibu aku terserah
LERA
terserah bebas ngomong apa aja ke orang tua ? meski itu ngga sopan
RISKI
kamu lagi PMS ya ? sensi gitu ke aku. Ngga usah lagi dech ra, besar - besarin masalah. Kemarin - kemarin soal makanan, sekarang soal ibu. Aku lagi males buat di ajak berantem
Lera tertegun dengan pernyataan riski yang seakan melempar kesalahan padanya.
LERA
Loh.. kamu sadar ngomong apa sekarang. Bukannya kamu yang besar - besarin masalah ? Mulai kesel sendiri, bersikap semaunya, kasar sama orang. Kemarin - kemarin mas teja, terus aku, sekarang ibu. kenapa kamu sekarang gampang dingin sama orang sich ?
RISKI
tuh kan. Cewek tu emang sukanya menang debat sendiri. Please ra, jangan dulu kamu ngikutin ego kamu. Aku berhak ngatur hidup aku sendiri ngomong kayak gimana. Kamu ngga harus selalu terus ngusik aku atas semua kekepoan kamu. Kekepoan kamu yang Cuma buat aku ngga nyaman. Selalu mastiin semuanya ada di radar kamu aja. Kamu bukan pusat sgalanya ra.
Lera terdiam mematung. Memandang riski tidak percaya, sangat tidak percaya. Suara riski makin meninggi.
RISKI
kamu juga gini, karena selalu curigaan mulu sama mbak gita. Aku berhak deket sama siapa aja. Kamu ngga bisa selalu ngelarang aku ina itu terus. Selalu bilang buat jadi diri aku sendiri, tapi kamu sendiri sebenarnya ngga ngerti kan aku mau jadi kayak gimana ?. Kamu itu mau jadi istri aku, bukan boss aku !! Berhenti jadi annoying !!
PAARRR..!!
Hantaman tamparan mendarat persis di pipi riski. Riski terhenti. Riski tersadar barusan ia membentak lera. Suasana menjadi tak karuan setelah sekeluaga mempergoki tamparan itu bersuara.
LERA
udahan marahnya ? Aku tampar kamu karena yang saat ini di depan aku bukan riski.
Wajah lera memerah menahan emosi yang bergejolak besar.
RISKI
Itulah kamu. Merasa Sok mengerti tentang aku tapi itu fake. Terus kenapa kalo aku beda ? Bukannya pacar itu harus terima apapun kelemahan pasanganya ya ? Terus kenapa kalo sikap aku yang sekarang bukan riski yang selalu kamu kendaliin kayak boneka ? Kalo kamu ngga suka aku yang ini, dan ngga pernah nerima ataupun ngakuin aku yang lain. Itu artinya kamu ngga pernah bener - bener nerima aku. Ngga usah berpura - pura kamu merasa hubungan ini sempurna. Karena dari awal inilah aku.
LERA
kamu ngga sadar atas semua sikap kamu ini bisa nyakitin diri kamu sendiri ? nyakitin semua orang disekitar kamu. Riski yang sebenarnya ngga pernah berbicara dingin seperti itu pada ibunya. Itu riski yang aku tau selama ini. Jika kamu merasa dari awal ngga ada kejujuran di hubungan kita, lebih baik selesai kan.
Lera pun berjalan pergi. Kedua orang tua riski dan mas teja kembali ke kursi meja makan dengan muka tegang.
SCENE 50 ) INT. MEJA MAKAN - PAGI HARI
Cast : gita, mas teja, riski dan orang tua
Lera berjalan buru - buru menghadap ke kedua orang tua riski
LERA
Pak, buk.. Lera pulang dulu ya. Mas..
Lera melangkah pergi.
Sudarmi dan dartamai hanya memandnag satu sama lain. Riski pun masuk. Ia berjalan melewati meja makan. Mas teja tiba - tiba berdiri menarik lengan riski.
MAS TEJA
Apa yang barusan elo lakuin ? cepetan ngomong, atau gwe yang bakalan cerita sama bapak ibu soal rahasia loe
Sudarmi dan dartamaji yang mendengarnya bertanya - Tanya.
SUDARMI
rahasia apa ? apa yang kalian rahasiain dari bapak sama ibu ?
Sudarmi mengencangkan wajahnya. Mas teja dan riski terdiam.
RISKI
bu . . .
Mulutnya terpotong karena bingung
MAS TEJA
aku juga ngga tau apa yang riski rahasiain bu. Aku Tanya lera pun dia juga ngga mau buka suara karena ingin aku Tanya langsung sama riski. Tapi satu hal yang aku tau, belakangan ini kamu nemuin lagi dokter irsan kan ?
Ibu dan bapak tak bersuara.
PAK DARTAMAJI
buat apa kamu datangin dokter psikiater kamu ?
RISKI
silaturahmi pak
MAS TEJA
dokter irsan sendiri yang telpon ke rumah kalo kamu seharusnya ada pertemuan sama dia kemarin. Tapi kamu ngga datang.
SUDARMI
Jangan - jangan Riki lagi. Itu sebabnya tadi kamu dingin sama ibu ? itu juga yang buat kamu berantem sama lera sampai kamu bentak - bentak dia ?
MAS TEJA
Penyakit loe balik lagi pasti karena pemicunya riki kan ?
Riski makin makin terdesak. Tapi ia putuskan untuk masti tutup mulut. Ia pun memutar tubuhnya dan kembali ke dalam kamar. Mengurung dirinya sendiri dikamr.
SCENE 51 ) INT - RUANG KANTOR GITA - PAGI HARI
Cast : Gita dan Laras.
Guta menaruh 2 kotak bekal yang tertumpuk di pojokan. Gita melihatnya.
LARAS
Belakangan ini kayaknya mbak gita tambah deket sama pask riski.
GITA
Loh, pak riski itu kan atasan kita. Ya ngga salah donk deket sama dia.
LARAS
Mbak suka sama pak riski ?
Gita menatap laras bingung. Lalu tertawa kecil
GITA
Ya ngga mungkinlah. Pak riski itu jauh lebih muda dari gwe. Ditambah dia udah punya calon sendiri. Gwe juga udah anggep dia teman ngobrol kok.
LARAS
Beberapa karyawan bilang kalo belakangan ini sikap pak riski ada yang beda. Dia jauh lebih ekspresif yang jarang di perlihatin. Lebih banyak senyum, humoris, humble dan mau nimbrung sama karyawan - karyawannya . Semua perubahan itu terjadi setelah pak riski banyak menghabiskan waktu makan siang bareng sama mbak gita.
Gita diam memikirkan kata - kata laras.
GITA
Ras.. ngga usah banyak dengerin kata - kata orang.
Gita mulai terganggu.
LARAS
Kalo semisal pak riski yang punya perasaan ke mbak gita ? Gimana ? Mbak, jangan sampai citra agensi yang udah kita bangun ulang harus down lagi karena ownernya menjadi orang ketiga dihubungan anak seorang presiden sama calonya. Mbak tau sendiri kan sengeri apa pengaruhnya kalo kita macam - macam dengan nama itu ? Bisa - bisa agensi kita langsung di depak dan tutup untuk seterusnya. Pikirin masa depan Ray"s. Cukup artis - artis kita yang banyak skandal, ownernya jangan.
GITA
Udah gwe bilang hubungan kami ngga ada apa - apa. Gwe sama dia Cuma lebih banyak ngabisin waktu makan siang aja. Kita Cuma ngobrol ngga lebih. Apalagi umurnya ngingetin gwe sama ..
Suaranya terhenti memikirkan yang lain.
LARAS
Ngingetin anak pertama yang pernah mbak kandung 26 tahun yang lalu. Ngebayangin jika dia masih hidup, dia akan tumbuh seumuran dengan pak riski ?
GITA
kita dari pada omongin itu mending elo terus hubungin frida. Uda beberapa hari ini handphonenya ngga bisa dihubungin. Gwe takut dia kenapa - kenapa setelah kejadian kemarin.
Laras segera mengambil handphonenya dan mengotak ngatik kontak. Gita keluar dari kantornya.
SCENE 52. INT - DEPAN RUANGAN RISKI - PAGI HARI
cast : gita dan asisten Satu
Gita berjalan ke meja asisten satu riski.
GITA
mbak. Pak riski masih belum masuk ya ?
ASISTEN 1
Tadi ibu beliau ngabarin kalo hari ini pak riski ngga masuk. Ngga enak badan katanya .
GITA
ohh yaudah makasih.
Gita bergerak menjauh dari meja asisten satu. Ia mengambil handphonnya. memencet kontak nama pak riski. Gita menunggu panggilan lalu terdengar suara diangkat.
GITA
Halo pak riski
RISKI (OS)
Mbak gita ? ada apa ya ?
GITA
Gini pak. Katanya pak riski lagi sakit jadi Saya niatnya mau jenguk bapak di rumah. Sekalian ada sesuatu yang mau saya sampaikan. Ngga apa - apa kan ?
RISKI (OS)
Ngga usah repot - repot mbak. Ngga enak badan biasa kok. mmhhh.. Gimana kalo kita ketemu langsungan aja di café seberang kantor buat makan siang bareng.
GITA
oke
SCENE 53 . INT. CAFÉ - SIANG HARI
Cast : Gita, dokter irsan dan riski
Gita berjalan masuk membuka pintu café. Ia melihat sekeliling kanan dan kiri. Hingga ia akhirnya menemukan yang ia cari. Riski sedang minum di pojokan dekat kaca besar yang memberikan pemandangan jalanan. Gita dengan muka tak sabaran mendekatinya. Riski menengok dan sudah melihat gita berjalan di dekatnya. Gita duduk saling berhadapan. Senyuman diwajah mereka mulai berpadu.
GITA
Pak riski beneran ngga enak badan ? kelihatan sehat- sehat aja sekarang
RISKI
Tadi pagi iya, sekarang udah ngga.
GITA
sebenarnya pak riski sakit apa sich ?
RISKI
jantung. Udah bawaan dari lahir. ohh iya saya mau Tanya mumpung inget, Kenapa sich mbak gita mau aja dipanggil mama sama anak - anak lain ?
GITA
Karena saya dianggap sebagai pengganti orang tua mereka di kampung halaman. Rata - rata asal mereka dari luar Jakarta tidak punya panutan orang tua disini. Panggilan itu sudah jadi kebiasaan. Semua orang yang bekerja di agensi Ray"s sudah seperti keluarga dan anak - anak saya sendiri .Saya juga ngga punya anak makanya ngga masalah. Kalo mau pak riski juga boleh panggil saya mama.
Seketika senyuman yang bak hangat itu menghilang diwajah riski. Enggan untuk mengucapnya. Entah apa yang di ingatnya. Tiba - tiba muncul seorang pria paruh bayah berpakiaan rapi mendatangi meja mereka.
DOKTER IRSAN
Mas riski ?
RISKI
Dokter iswan.
Riski berdiri dan mereka saling menjabat tangan. Senyuman hangat terlihat di wajah mereka.
DOKTER IRSAN
ohh ya jadwal kemarin kenapa mas riski ngga datang buat konsul ?
RISKI
saya ngga datang sekali dipertemuan kemarin makanya dokter telpon rumah saya ?
tutur riski bercanda.
DOKTER IRSAN
saya udah hubungin kamu berkali - kali tapi tidak ada jawaban. Makanya saya telpon rumah mas riski yang angkat malah abang mas. Kelihatanya dia khawatir, apa mas riski belum beritahu keluarga ?
Riski mulai gugup menjawabnnya ditambah saat gita menatap mereka berdua bertanya - Tanya. Dokter irsan melihat jam. Ia sedikit tersentak wajahnya langsung berubah menjadi tergesa.
DOKTER IRSAN
Kalo begitu saya pamit duluan. Buru - buru banget soalnya. yook. . .
Beliau memohon pamit dan akhirnya pergi menjauh. Riski kembali duduk santai di depan gita. Makanan pun datang.
GITA
saya mau minta maaf atas kejadian beberapa waktu lalu. Maaf saya agak kelewatan. Seharusnya saya ngga kayak gitu di depan calon istri bapak
RISKI
saya udah lupain kok. Lera juga bukan orang yang memendam. Saya yakin lera pasti udah lupa kok kejadian itu. Jadi ngga usah di ambil pusing. Kalo boleh saya tau. Bener ya kalo mbak frida mau nikah dan akan keluar dari dunia entertainment ? siapa calonya kalo boleh saya tau ?
Raut wajah gita mulai menipis.
GITA
pak riski pasti kenal menteri perekonomian kita Dimas Hardi kan ? dia adalah putranya
Sangat tidak nyaman bagi gita menjawab hal tersebut. Namun kali ini ia tidak ingin main basa basi. Jadi ia main jujur saja. Riski yang mendengarnya hampir tersedak saat minum.
GITA
tapi sayang, masih nganggur
Gita mengatakannya dengan senyum kecut. Niatnya menyindir kei.
SCENE 54 : INT. MAKAM. SIANG HARI
Cast : mas teja
Disebuah makam yang sangat ramai dengan nisan dan bunga, mas teja berjalan menelusuri dan melewati makam - makam tersebut sambil menenteng sebungkus bunga. Meski siang ada beberapa peziarah yang nampak sedang sibuk membacakan doa untuk sanak keluarganya. Mas teja sampailah disebuah makam kecil. Mungkin seukuran bayi. Pusaranya tampak rapi dan bersih. Mas teja hanya merenung sambil jongkok di makam itu. Tidak ada ucapan satu pun yang keluar dari mulutnya. Ia hanya duduk menatap nisan itu.
SCENE 55 : INT . MALL - SIANG HARI
Cast : Gita dan Riski
Riski dan gita pergi ke sebuah pusat perbelanjaan. Suasanya sangat ramai dan penuh orang. Riski dan gita melihat - lihat beberapa toko. Riski tertawa sumringah bersama gita dari jauh. Mereka habiskan waktu bersama berdua dengan tawa. Melupakan sejenak masalah dan hiruk pikuknya dunia. Tanpa disadari ada orang yang mefoto mereka dari jarak jauh. Namun orang itu menggunakan seragam karyawan berita.
SCENE 56: INT . APERTEMEN GITA - MALAM HARI
Cast : Gita
Sesampainya di rumah gita mendapati dirinya banyak pesan chat dan sosmed. Ternyata beberapa media membagikan sebuah berita yang baru beberapa saat keluar. Mata gita melotot dna bergetar tatkala melihat foto - foto dia dengan riski tadi siang dimuat dengan headline berita ‘ Seorang CEO Muda Tertangkap Basah Asyik Pacaran Dengan Wanita Paruh Baya Pemilik Agensi R" . Seketika akun medsos gita diserang oleh puluhan ribu netizen. Gita yang panic berusaha menghubungi asistennya.
SCENE 57. INT . APARTEMEN LERA - MALAM HARI
Cast : Lera dan sukma
Berita menerangkan Gossip yang beredar soal hubungan gita dan riski. Lera terus mondar mandir sambil memegang handphonenya karena terus berkali - kali ditelpon dan mendapat pesan. Hingga panggilan masukdari rukma. Ia pun mengangkatnya.
LERA
Halo..
SUKMA
ra.. elo ngga kenapa - kanapa kan ?
LERA
elo adalah orang sekian yang nelpon gua dan Tanya gua ngga kenapa - kenapa. Elo mau nanyain soal berita viral itu kan ?
Wajah lera mulai bête.
SUKMA
gwe kan khawatir ra. Elo yang sabar ya. Gwe bakal terus dukung elo biar si pelakor itu ngga main - main sama riski . Kok elo ngga bikin aja sich video klarifikasi bareng riski buat ngelurusin masalah ini. Seharusnya dari awal elo labrak dia waktu mereka makan berduaan. Elo tu mau nikah ra. Jangan sampai hubungan loe yang udah lama ini ribut gara - gara itu janda. Sekarang semua orang tau, sebab kenapa riski mau mengakuisisi perusahaan egensinya dia. Karena memang dia janda gatel ngga tau dirikan
LERA
sukma. Bisa ngga elo berhenti ikut campur urusan gwe. Bhokap sama nyokab gwe sekeluarga biasa aja nanggepinnya karena mereka tau itu berita hoaks. Hubungan riski sama mbak gita itu urusan gwe. Elo ngga usah ngerasa sok pahlawan. Sama persis bacot loe sama haters - haters munak itu. Gwe sama sekali ngga cemburu karena gwe punya alasan tersendiri. Dan satu hal lagi, hubungan mereka berdua gwe lebih tau dari kalian semua. Jadi elo ngga usah repot - repot nelpon gwe.
Muka lera memanas dan meradang mendengar kata - kata sukma. Ia langsung mematikan handphonenya karena tak kuat.
SCENE 57 . INT . KANTOR - PAGI HARI
Cast : Karyawan Joy"s picture
Riski berjalan menuju ruangannya di damping asisten satu. Saat melintas, beberapa karyawan yang berada di masing - masing bilik melirik - liriknya. Setelah ia masuk bersama asistennya, mulailah beberapa karyawan saling berbincang sambil berbisik.
KARYAWAN 1
Itu beneran Pak riski sama mbak gita diam - diam punya hubungan ?
KARYAWAN 2
Ya iyalah. Sebelumnya kan udah ada gossip soal kedekatan mereka. Sekarang aja baru ketahuan .
KARYAWAN 1
Namanya juga cowok pinter, ganteng, sukses lagi. Siapa coba yang berani nolak dia. Semua cewek termasuk janda mah bisa aja naksir sama dia. Tapi ngga habis pikir gwe pak riski bisa suka sama dia. Kalo ngga salah kan dia mandul ya. Udah janda 3 kali masih aja gatel.
KARYAWAN 3
Eh jangan salah mbak gita bodinya masih yahut. Kalo bukan karena naksir mana munkin pak riski bersi keras buat gabungin Ray"s sama perusahaan kita. Hebat pak riski, anak presiden aja masih kurang buat dia.
SCENE 58. INT . KOST FRIDA - SIANG HARI
Cast : Frida dan kei
Frida menghabiskan banyak waktu dikamar kostanya. Kamarnya sangat berantakan dengan pakaian, serta botol - botol minuman kerasnya. Tubuh frida terduduk di pojokan sambil menghisap sebatang rokok. Rambutnya lusuh dan kumal. Ia tidak peduli dengan kondisinya yang sedang hamil. Tidak ada hal yang dipikirkannya selain ucapan kei yang membuatnya sangat kecewa dan marah. Ia memegang handphonenya. Jemarinya siap menghubungi kontak gita. Tetapi rasanya berat ketika harus mengulang kesedihannya saat ini. Minum sebanyak apapun tidak juga mengurangi depresi frida. Hanya kata mati yang ingin dilalakukanya.
DORR.. DORR.!!
Suara gedoran beberapa kali terdengar. Kei berdiri di luar pintu kamar kost frida. Sambil membawa kesehan dan penyeselannya ia masih tidak mau menyerah untuk menemui frida
KEI
Da.. aku mohon sekali aja izinin aku masuk. Aku salah. Aku udah berkali - kali minta maaf dan berjam - jam nungguin kamu. Please kita bicarain ini. Aku ngga mau kamu kenapa - kenapa.
Wajah kei juga sama - sama lusuh. Putus asa dengan semua keadaan ia hanya bisa terduduk jongkok dipinggi tembok kamar kost frida.
SCENE 59 . INT APARTEMEN LERA - MALAM HARI
Cast : lera dan riski
Riski terlihat berdiri di pintu apartemen lera. Mengumpulkan keberanianya sedikit demi sedikit untuk meminta maaf atas kejadian yang lalu. Handphonenya sudah siap di genggamanya. Mencoba untuk menelpon kontak lera. Suaranya masih menyambungkan hingga terdengar suara dering panggilan lera yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Riski akhirnya tau kalo dari tadi lera ternyata ada di balik pintu tapi ia tak berani membukanya. Lera yang berdiri di sisi pintu lainnya akhirnya menjawab panggilan itu. Mulutnya masih terkunci
RISKI
Maaf. Mungkin kata yang masih berat buat kamu terima. Aku Cuma bisa bilang maafin aku. Senggaknya biarin kita bicara.
Riski mengatakannya dengan sangat dalam. Sedangkan lera hanya mendengarkan tidak menjawab. Lera hanya berdiri terdiam dengan raut wajah sedih. Menyadari lera masih sulit menemuinya riski pun akhirnya pergi.
SCENE 60. INT. KANTOR - SIANG HARI
Cast : Gita, riski, asisten riski dan asisten gita
Gita bersama sukma sudah berada di ruangan riski.
LARAS
Ayo mbak..!! Dari tadi kita tungguin pak riski selesai rapat tapi masih aja belum nongol. Mendingan minta maafnya besok aja. Toh juga ketemu setiap hari.
Gita menggenggam kedua tangannya lesu. Ia segera bergegas keluar di susul laras.
Beberapa waktu kemudian
Ketika riski bersama asistennya masuk ke dalam ruangannya ia melihat sebuah handphone asing berada di atas mejanya.
RISKI
Ini hanphone siapa ?
ASISTEN 1
Ohh, tadi mbak gita sama asistennya nungguin bapak di ruangan ini. Tapi bapak masih belum sleesai rapat makanya mereka langsung pergi sejam yang lalu. Mungkin itu handphone mbak gita ketinggalan.
Wajahnya kebingungan. Saat hanphone itu di genggamanya masuk sebuah panggilan. Kontaknya bernama frida. Tak banyak pikir riski mengangkatnya.
RISKI
Haloo..?? Mbak frida ? Gini mbak handphonenya mbak gita ketinggalan di ruangan saya, sebentar saya kasih..
FRIDA ( OS)
Ngga usah pak, biar nanti saya telpon lagi. Sampein aja ke mama kalo saya tunggu dia di kostan saya. Terima kasih.
DORRR.. DORR. . .
Riski mendengar suara gedoran pintu dari telepon. Perasaan riski mulai aneh mendengarnya. Karena ada terdengar suara orang teriak marah - marah. Frida menutup telponnya. Riski segera bergegas ke ruanga gita
SCENE 60 ) INT. RUANGAN GITA - SIANG HARI
Cast : Riski dan gita
Riski masuk ke dalam ruangan gita. Gita sedikit terkejut melihat riski datang. Saat bertemu dan bertatatap muka satu sama lain rasanya menjadi agak canggung. Riski berjalan mendekati gita lalu menaruh handphone gita di atas mejanya.
RISKI
Hp mbak gita tadi ketinggalan di ruangan saya. Tadi juga ada telpon dari frida kalo mbak gita suruh ke kediamanya. Tapi agak aneh rasanya waktu saya denger ada suaara orang kedor - kedor pintu.
Gita yang mendengarnya segera meraih hendphonenya dan mengotak ngatik. Namun seketika sadar riski masih di depannya.
GITA
pak, sebelumnya saya minta maaf. Saya minta maaf jika berita kemarin membuat
RISKI
Mbak gita tadi ke kantor saya nungguin karena ingin minta maaf ?
Gita mengangguk pelan.
RISKI
Ngga usah dipikirin. Itu Cuma foto. Udah biasa kayak gitu. Yang sebenarnya hanya kita yang tau. Toh, juga berita itu bakal hilang dengan sendirinya. Mbak gita ngga usah khawatirin yang ngga penting
Riski tersenyum kecil menenangkan. Gita merasa lega mendengar ucapan riski. Tak mau terlarut ia segera pergi.
SCENE 61 ) INT. KAMAR KOST - MALAM HARI
Cast : Frida dan kei
Kei dan frida berdiri saling berhadapan dalam jarak satu meter, memandang satu sama lain. Kei menatap frida kesal namun juga cemas. Namun frida menatap ke arah lain. Bersikap acuh tak acuh pada kei. Kei melihat banyak botol alcohol kosong berserakan di semua sudut tempat. Entah sudah berapa banyak minuman alcohol yang ia tenggang sehingga penampilan frida terlihat sangat menyedihkan.
KEI
Da.. kita ke rumah sakit dulu ya
panggil kei lembut. Frida lagi - lagi menangis tak kuat melihat laki - laki yang dicintainya itu.
FRIDA
aku udah ngga bisa ngerasain bayi ini lagi hidup atau mati. Dengan minum alcohol sebanyak ini ditambah depresi, cukup untuk membantunya tidak terlahir di dunia
Kei mulai menangis mendengarnya. Ia benar - benar menyesal dan marah pada dirinya sendiri.
KEI
da.. aku mohon.
FRIDA
Ternyata kamu bisa menangis. Aku pikir manusia macam kamu ngga punya air mata untuk bisa menyesal. Pengecut.. kamu seharusnya bersyukur jika bayi ini mati. Bukannya kamu khawatir dengan masa depannya kalo dia lahir. Lelaki banci ! Bajingan !! HAHAHA. . . !! kamu masih peduli, setelah semua yang kamu bilang kemarin. Sekarang tinggal seseorang yang harus menemani bayi ini pergi ke surga. Aku ngga bisa biarin dia pergi sendiri
SCENE 62 ) EXT. BALKON LANTAI TIGA- MALAM HARI
Cast : frida dan kei
Frida berlari menuju pintu keluar. Berlari menaiki anak tangga. Kemudian menuju balkon. Kei mengejarnya. Frida berhenti di balkon lantai tiga. Ia naik ke pagar pembatas. Segera menerjunkan dirinya ke bawah, namun dengan sigap kei memegang tangan frida mencegahnya melompat. Tubuh frida berdiri tepat dipinggir pagar pembatas, tinggal loncat satu langkah dirinya sudah bisa terjun ke bawah. Dengan mata yang putus asa frida menatap kei yang memohon pilu.
KEI
please da.. aku mohon.. aku mohon. Kita bisa omongin ini dulu. Aku ngga bisa hidup tanpa kamu. Aku mohon beri aku kesempatan buat perbaikin semuanya. Ngga harus pake cara ini !! "
FRIDA
Aku tinggalin semua demi kamu. Popularitas, masa depan dan bahkan karir aku. Semuanya aku lepasin Cuma buat kita bisa nikah. Tapi yang aku dapat hanya kosong. Nyawa ini dan kesedihan ini. Semuanya udah ngga ada artinya lagi kei. Udah ngga ada .
Frida menangis termehek - mehek.
SCENE 63 ) EXT. GERBANG DEPAN- MALAM HARI
Cast : Gita dan riski
Gita yang baru sampai dengan mobilnya segera berlari masuk ke dalam dengan keringat dingin. Riski ternyata ikut menyusul bersama riki dengan mobilnya. Riski memakirkanya ke samping sisi lain agar tidak ketahuan. Riski memutuskan untuk keluar mobil di ikuti riki. Mereka hanya bisa melihat tembok dan rumah bertingkat. Saat mereka berjalan untuk memastikan, Tak lama datang sebuah mobil lain datang berhenti di arah halaman depan persis.
SCENE 64 ) EXT. . BALKON LANTAI TIGA - MALAM HARI
Cast : frida dan kei
Semakin lama genggaman kei licin. Frida masih bersi keras untuk loncat. Air matanya memaksa kei untuk memilih. Kei pun pasrah. Ia sudah mengambil keputusan. Tatatapannya penuh tekad.
KEI
kalo gitu aku ngga akan lari lagi. Biar aku aja yang nemenin bayi kita ke akhirat
Frida yang mendengarnya bingung dengan pernyataan kei. Kei pun melangkah ke luar pagar dengan melompat. Memeluk tubuh frida lalu terjun bersama. Gita yang sudah naik ke anak tangga melihat tubuh kei dan frida sudah dipojokan balkon. Ia berlari mengejar
SCENE 65 ) EXT. GERBANG DEPAN- MALAM HARI
Cast : Santi dan hardi
Ketika santi dan hardi baru mlangkah keluar dari mobil terdengar suara
GUBRAK..!!
Kei dan frida jatuh bersama ke bawah. Terkejutnya tubuh mereka melihat kejadian itu. Reflek hardi dan santi melihat atas. Disana sudah ada gita yang menatap ke bawah dengan wajah gemetar dan pucat. Santi menatap kei. Tubuhnya tiba - tiba merinding, dingin dan bergetar.
KEEIII. . . .!!!
Dirinya berteriak kencang memanggil nama kei. Hardi yang tak luput melihat kemalangan putranya segera menyuruh dua anak buahnya untuk segera memanggil ambulance dan menangkap siapa saja yang berada di lantai tiga termasuk gita.
SCENE 66) INT. KANTOR - PAGI HARI
Cast : Karyawan
Beberapa karyawan membuka media berita di handphone dengan headline " Seorang Owner Agensi artis R terduga penyebab terjatuhnya putra Seorang Menteri bersama kekasihnya Hingga Koma"
KARYAWAN 1
Gila .. Gila.. ini berita masih aja jadi trending selama berminggu - minggu.
KARYAWAN 2
Ya jelas lah. Yang kena kan anaknya menteri pasti bakalan heboh apalagi yang jadi biang masalahnya udah punya track record bikin skandal
KARYAWAN 3
Gwe denger - denger di persidangan pertama mbak gita ngakuin kalo dia sama pak hardi punya hubungan di masa lalu. Sempet hamil pula. Apa segitunya ya mbak gita harus ngefitnah pak hardi Cuma buktiin kalo dia ngga salah.
KARYAWAN 2
Salah apa ngga dia yang dorong atau nyebabin belum terbukti. Tapi sich menurut gwe semua berita pasti bakal nyudutin mbak gita. Ngga ada juga saksi yang bisa bantuin dipersidangan karena kost an itu hampir semua penghuninnya mahasiswa dan kebetulan lagi pada pulang kampung karena libur semester.
KARYAWAN 1
Katanya juga kalo kantor kita kena masalah gede dari beberapa investor karena kasusnya mbak gita. Gwe yakin Pak riski stress tu
Tak jauh disana riski bisa mendengarnya bersama asisten dan managernya. Muka manager menelan ludah merasa tak enak kemudian
MANAGER
SSSUUUTTTT. . . Pada gossip mulu. Kerja !!
Riski segera berjalan menuju ke dalam kantornya. Lalu muncul suara pesan.
SCENE 67) INT. RUANG TUNGGU - SIANG HARI
Cast : Surmasih dan gita
Gita berjalan ditemani seorang polwan. Gita duduk di sebuah meja yang dibatasi sebuah pemabatas kaca. Sumarsih tak sabaran ingin biacara.
GITA
ibu ngga perlu harus kesini ?
SUMARSIH
Gimana keadaan kamu selama disini ? kamu makan dengan baik kan ? Kenapa kamu harus membongkar semua masa lalu kamu sama hardi di depan pengadilan kemarin ?
GITA
Tenang aja aku nyewa pengacar kok. Aku ngga mau hancur sendiri. Mereka terus - terusana mojokin aku kalo aku yang dorong kei sama frida. Hardi ngga ngakuin kalo aku yang ngasih alamat kost an firda di malam itu, dia juga ngaku ngga pernah kenal sama aku. Itu udah buktiin mereka pingin aku membusuk disini.
SUMARSIH
Ibu udah bilang sama kamu berulang kali buat ngga lagi berurusan dengan pria keparat itu. Tapi kamu masih aja nerima suntikan dana dari dia.
GITA
Semua itu terpaksa karna aku ngga mau sampai Ray"s gulung tikar. Jaksa pasti juga sudah berpihak sama hardi untuk ngga melakukan penyelidikan apapun terhadap dia. Ngga ada bukti kami pernah bertemu atau punya hubungan di masa lalu. Satu - satunya saksi Cuma kei sama frida. Tapi frida sampai sekarang masih belum sadar, kei koma. Jika ada buktinya pengadilan bisa saja menyatakan bahwa pernyataan hardi bohong dan mulai bisa melakukan penyelidikan.
Gita putus asa sambil menunduk. Sumarsih hanya bisa terdiam menatap kesedihan gita.
SCENE 68) EXT. HALAMAN BELAKANG - SORE HARI
Cast : riski dan lera
Lera datang turun dari taxi. Ia berjalan masuk. Didalam sudah ada riski menunggu. Mereka saling bertukar pandangan. Lera dan riski duduk selonjor di halaman belakang sambil bersender satu sama lain. Sembari menunggu matahari terbenam, lera menikmati pelukan riski dari belakang yang nyaman.
LERA
Setelah beberapa minggu kita saling bertukar chat akhirnya kita bisa ketemua ya hari ini. Waktu aku dengar kronologi yang sebenarnya barusan dari kamu aku ngga marah atau bahkan pernah menyalahkan mbak gita soal keributan kita belakangan ini. Aku marah karena kamu ngga berani jujur sama diri kamu sendiri. Kamu selalu berhasil membuat aku percaya sama kamu. Meski aku tau ada kamu yang lain, yang bisa memperlihatkan tawa, sedih, dan ekspresi lainnya. Tapi bagi aku itu hampa. Untuk apa ngelihat sesuatu yang ceria tetapi membisu di dalamnya. Aku minta maaf kalo aku ngga ngertiin kamu selama ini. Maaafin aku kalo selama 6 tahun ini aku buat kamu ngerasa terkengkang. Tapi jujur aku Cuma khawatir
RISKI
karena aku ngga normal. Aku cacat
LERA
Semua orang punya ketidak normalan, karena disamping itu selalu ada ke istimewaan di dalamnya. Dan kamu istimewa. Berdamai. Itu yang kamu pernah bilang sama aku waktu kamu lamar aku. Berdamai, kamu ingin berdamai dengan diri kamu sendiri dan masa lalu. Apapun keputusan kamu, aku akan terus di samping kamu.
SCENE 69 ) INT. FIRMA HUKUM - SIANG HARI
Cast : pengacara, riski dan sumarsih.
Riski berjalan masuk ke dalam. Ia bertemu dengan sumarsih yang berdiri memandanginya. Sumarsih tersenyum hangat menyambutnya.
SUMARSIH
riski
Riski membalas senyuman khasnya.
SCENE 70 ) INT. RUANG TUNGGU PENGADILAN - PAGI HARI
cast : Riki, lera, mas teja dan riski
Riski bersiap di belakang dengan pakaian rapinya. Kemeja putih dengan jas hitam dan celana hitam. Lera disampingnya memenggam tanganya dengan erat. Sedangkan mas teja dan riki berada di luar pintu menunggu riski bersama yang lain. Saat riski sedang sendirian riki masuk seorang. Ia berdiri menghadap tubuh riski yang duduk termenung.
RIKI
Maafin gwe. Maaf kalo selama ini semua yang gwe lakuin membebani loe. Loe masih punya kesempatan buat mundur ris.
RISKI
Gwe udah sampai sini. Jika pada akhirnya gwe harus mengatakannya semua di persidangan, disaksikan semua orang dan awak media. Gwe harus yakin kalo ini terbaik buat semuanya. Buat gwe, buat kita ki. Gwe ngga mau dia sedih sendiri
SCENE 71 ) INT. RUANG PERSIDANGAN - PAGI HARI
Cast : Riski, majelis hakim,hardi, santi, lera, mas teja, penonton, pengacara dan jaksa penuntut, aparat keamanan
Suasana ramai dengan banyak orang di dalamnya. Seisi ruangan persidangan dipenuhi yang rata - rata penonton dan media. Mereka yang di depan majelis hakim, jaksa penuntut dan pengacara terdakma focus pada satu orang yang duduk di tengah mereka. Duduk terdiam yang di depannya sudah ada mike siap mendengar kesaksiannya.
HAKIM
Saudara saksi, bukti apa yang dimaksud pembela anda menyimpan bukti penting ?
RISKI
saya punya dua bukti. Bukti pertama, membuktikan bahwa benar saudara gita dan pak hardi memiliki hubungan di masa lalu dan kedua, bukti langsung penyebab jatuhnya kedua korban.
Semua orang berpandang satu sama lain dan kebingungan. Sedangkan hardi wajahnya mulai gugup. Riski mengeluarkan sebuah foto lusuh kepada hakim. Hakim mengundang dari perwakilan penuntun dan pembela menghampiri meja hakim. Wajah mereka saling menyipit satu sama lain.
RISKI
Saya buktinya. Saya adalah anak mereka.
Semua orang bergerak ke sana ke mari. Media yang sedang meliput dibuat ternganga oleh statement riski barusan. Awak media dan jurnalis yang berada di dalam sontak berhamburan keluar untuk memberitakannya. Para penonton biasa yang mulai ramai bisik - bisik menciptakan seisi ruangan menjadi tidak tenang. Hakim sendiri yang juga ikut kaget mencoba menenangkan suasana dengan mengetuk palu agar semua hadirin bisa tenang. Para majelis hakim, pengacara dan jaksa penuntun mematung menatap riski. Tak luput juga santi menatap tak percaya pada suaminya. Hardi membisu seribu bahasa mencoba untuk tetap tenang menunggu kelanjutanya.
Sedangkan gita yang mendengarnya langsung dibuat merinding. Matanya membelalak melihat riski yang duduk terdiam dengan wajah lesu.
FLASHBACK
Proyeksi masa lalu itu muncul kembali. Ketika gita muda dengan paksa menggunakan pemes untuk membuka rahimnya dan mengeluarkan janinnya. Tak terbayangkan rasa sakitnya. Semua dilakukanya sendiri di toilet kecil. Semua darah tumpah ruah. Gita berjalan keluar dari pom bensin dengan keadaan layu dan lunglai sambil membawa sebungkus kain biru yang sudah berisikan dua janin bayi yang amat kecil berlumuran darah. Sampai ia di sebuah gang kecil dekat jalan raya yang sepi. Ia menaruhnya ke dalam sebuah kardus lusuh lalu meninggalkannya.
GITA
Tidak mungkin. Tidak mungkin dia masih hidup..
Gumam gita sendiri.
PENUNTUT
Disini kakinya tidak nampak jelas jumlahnya.
Riski menunduk mengangkat salah satu celana panjangnya. Seketika semua orang dibuat tercengang. Kaki kanan riski ternyata selama ini di popang oleh kaki buatin robotic. Santi sampai menutup mulutnya karena terkejut. Riski menuttupnya lagi. Lera sekilas menutup matanya karena tak kuat harus melihat orang yang dicintainya harus perlahan membuka jati dirinya sebenarnya. Kelemahan yang selalu dia tutupi dari siapapun.
RISKI
Kembar. Bayi itu terlahir kembar. Beliau memaksakan dirinya untuk mengeluarkan janin dalam perutnya waktu berusia 7 bulan. Kami ditemukan oleh seorang pemulung hingga akhirnya dibawa ke kantor polisi dekat sana. Jika anda sekalian masih tidak percaya silahkan melakukan tes DNA saat ini juga, saya ngga keberatan
Riski memberikan sebuah flasdisk. Ketika ditayangkan ternyata rekaman itu adalah rekaman black box mobil riski sewaktu ia memakirkannya tepat disamping kost - kostan tersebut. Rekaman itu menangkap gambar suasana di lantai tiga ketika kei memegang saalah satu tangan frida saat akan siap loncat. Kemudian kei menangkap tubuh frida lalu terjun kebawah. Selang 3 detik kemudian muncullah gita berlari sampai ke sisi pagar melihat kei dan frida sudah jatuh ke dasar. Pada saat itulah hardi dan santi melihatnya.
SCENE 72) INT. PINTU KELUAR - SIANG HARI
Cast : riski, lera, aparat, mas teja dan awak media.
Ketika lera, mas teja dan riski baru smelangkah kelluar awak media dengan banyak kamera dan wartawan mengerumuninya tanpa sedikit memberikan celah untuk berjalan. Riski dicerca beribu pertanyaan yang keluar dari mulut para jurnalis. Ada aparat, mas teja dan lera membantu riski untuk menghiraukan dan terus kelaur dari kerumunan. Sampai sesaknya tubuh riski mulai lemas.
SCENE 73) INT. RUMAH - SIANG HARI
Cast : Dartamaji dan Ibu Sudarmi
Dartamaji dan Ibu Sudarmi melihat berita di hanphone mereka dengan judul " Terkuak : Bak Sinetron Ternyata Owner Agensi R Dan Menteri H adalah orang tua biologis dari Pengusaha Sukses berinisial R" Sudarmi hanya memperlihatkan wajah sedih dan kesalnya. Sedangkan dartamaji hanya mengelus punggung sudarmi.
SCENE 74 ) INT. RUMAH SAKIT - SORE HARI
Cast : Lera, aparat, dan riski
Riski keluar bersama salah seorang aparat dari lab. Lera menunggunya. Wajahnya kebingungan setelah melihat wajah riski sangat pucat dan murung. Saat riski berjalan mendekati lera seketika tubuhnya ambruk ke lantai. Lera terkejut dan segera menyadarkan riski. Mata riski sedikit terbuka. Namun tubuhnya masih tidak kuat malahan mata riski mulai memerah dan mengigau. Orang - orang disana mulai mengangkat tubuh riski dan membawanya ke UGD
SCENE 75 ) INT. UGD - SORE HARI
Cast : paramedic, lera dan riski
Tubuh riski di jejerkan di atas ranjang. Perawat pria dan wanita mulai mengambil peralatan. Dokter mulai memasang stetoskop di telinganya. Saat riski membuka mata tubuhnya tiba - tiba mulai melakukan penolakan. Riski terus menolak semua perawatan. Ia menolak selang oksigen karna sudah kesusahan bernafas. Ia tak berhenti meraung dan memberontak sehingga membuat para perawat laki - laki harus memegangi tubuhnya.
DOKTER
Mbak.. mbak yang disana siapanya pasien ?
Tanya dokter melihat lera berdiri mematung tak jauh.
LERA
Saya calon istrinya.
DOKTER
Tolong bantu kami buat menenangkan pasien.
Tubuh riski masih memberontak. Lera mendekat dan memegangi kepala riski lalu mendekatkan tubuhnya.
RISKI
Aku mau mati aja. Aku pingin mati aja.
Riski mengucapnya sambil berlinang air mata dan meronta. Lera mulai kebingungan dan juga sedih.
LERA
hai..hai.. Tenang.. tenaang.. Aku disini. Semuanya akan baik - baik aja. Kamu jangan bikin aku takut
RISKI
Semuanya udah ngga baik - baik aja. Semua yang aku simpan udah hancur. Semua orang udah tau siapa aku sekarang. Aku ngga bisa. Semuanya sia - sia ra. Aku pingin mati aja.
Riski terus menangis. Sambil mengingat keadaanya waktu wartawan mengerumuni dirinya dengan cercaan pertanyaan, kamaera,dan puluhan flash. Wajah dan matanya memerah. Riski nampak depresi karena suatu tekanan. Lera mendekatkan wajahnya ke wajah riski.
LERA
Kamu udah lakuin yang terbaik. Semuanya akan membaik ris. Jadi please aku mohon jangan ngomong kayak gitu. Kamu tenang.
Suara lera mulai lirih ketakutan dan tak sanggup memendung air mata. Ia menempelkan dahinya ke riski. Perawat akhirnya terpaksa mengikat kedua tangan dan kaki riski. Hingga akhirnya ia tertidur.
SCENE 75 ) INT. RUANG TUNGGU - PAGI HARI
Cast : gita dan Sumarsih.
Sumarsih dan gita duduk saling berhadapan. Muka gita lusuh. Wajahnya masih berair karena air mata. Sumarsih yang melihatnya merasa iba
GITA
Dari awal ibu udah tau semuanya kan ?
SUMARSIH
Setengah tahun lalu dia datang ke rumah. Dia bilang sudah Berbulan - bulan dia mencari ibu. Hingga sampai dia datang. Menanyakan asal usulnya. Menanyakan soal orang tuanya. Menanyakan tentang kamu. Ibu ngga tau kalo dia sampai nekat membantu kamu dan perusahaan. Sampai kami membuat janji untuk bertemu di tempat pengacaramu. Dia dengan suka rela ingin menjadi saksi sekaligus memberikan bukti agar kamu bisa lepas dari semua tuduhan. Kalo kamu Tanya sama ibu kenapa ibu sembunyiin semua ini, sekarang ibu Tanya apa kamu siap tahu kalo anak yang kamu bilang sudah mati 26 tahun yang lalu masih hidup hingga sekarang ? Menjadi orang yang paling bersinar dan banyak mendapat perhatian. Anak yang mendapat penolakan dari keluarga hardi hingga kamu. Apa kamu sanggup menatap wujud dari dosa masa lalumu ?
Gita mulai menangis mengingat perbuatannya yang hina
GITA
Aku melahirkan bayi kembar ternyata. Aku ngga sempat berani untuk melihatnya waktu pertama kali keluar. Bahkan jenis kelamin pun aku juga ngga sempat memeriksanya.
SCENE 76) INT. KAMAR RAWAT - SIANG HARI
Cast : riski, Dartamaji dan Ibu Sudarmi
Sudarmi mengambil sebuah handuk kecil dan memerasnya dari atas baskom yang berisi air hangat. Riski masih memejamkan mata bersama beberapa alat yang menempel pada tubuhnya. Suara mesin mendeteksi detak jantung terus berbunyi menggema seisi ruangan. Sudarmi mengelap tubuh riski dengan handuk itu dengan wajah gusar. Datarmaji duduk di samping sisi satunya ditemani sebuah Al - Quran yang sedang sibuk ia baca pelan. Sudarmi menangis. Dartamaji melihatnya segera Sudarmi menghapus air mata itu.
SCENE 77 ) INT. RUANG TUNGGU- SIANG HARI
Cast : Mas teja dan lera
Lera dan mas teja duduk berdua di kursi dengan raut muka murung.
LERA
Riski jadinya gimana ?
MAS TEJA
Stenosis pulmonal Kata dokter intinya harus di operasi. Mereka juga ngga bisa jamin karna penyakitnya terus memburuk. Ditambah tekanan darah riski terus aja turun. Parahnya dia bisa kehilangan kesadaran dan .. kemungkinan dia bis masuk ICU
Mas teja terdiam tak kuat melanjutkan. Lera masih menyimak dan menunggu. Sudarmi melihat mas teja dan lera duduk berdua dari jauh.
SCENE 78 ) INT. RUANG TUNGGU - SORE HARI
Cast : gita dan lera
Gita dan lera duduk saling berhadapan.
GITA
untuk apa mbak lera datang kemari ?
LERA
Apa mbak gita mengenal riki ?
GITA
siapa dia ?
LERA
Orang yang selalu menghabiskan waktu makan siang sembari tersenyum riang di depan anda. Itu bukan kepribadian riski yang sebenarnya. Itu adalah Alter Egonya. Alter Ego yang dia namai riki. Nama yang ia berikan kepada mendiang saudara kembarnya. Yang ia ciptakan sebagai salah satu bentuk kesedihannya karena sekali pun tidak pernah datang dalam pikiran maupun mimpinya.
GITA
Lalu kenapa itu menjadi masalah ?
LERA
Semua orang tentu punya alter ego. Masalahnya jika alter ego riski lebih menonjol dari kepribadiannya yang asli maka riki si alter ego sewaktu - waktu bisa membuat sesuatu yang buruk pada tubuhnya sendiri. Seperti 5 tahun yang lalu waktu masih berkuliah di singapure. Riski dengan alter egonya mengajak taruhan teman - temannya untuk lomba lari. Padahal dia tau sendiri jantungnya bermasalah. Setengah putaran ia pinsan karena kekurangan oksigen di kepala. Dari situlah saya tahu soal alter ego riski. Keluarganya pun juga kadang harus hati - hati. Dari situ riki mulai jarang muncul. Riski hanya membutuhkannya jika memang harus diperlukan. Tetapi setelah dia berhasil menemukan anda. Riki mulai kembali mendominasi. Riski harus sering berseteru dengan dirinya sendiri.
GITA
Itu sebabnya mbak lera ngga pernah cemburu soal kedekatan kami. Karena sedari awal mbak tahu seperti apa hubungan kami ?
LERA
Saya ngga pernah marah soal kedekatan kalian berdua. Tapi saya marah dan kesal karena masa lalu kalian. Saya Cuma mau mbak gita mau menemui riski sebentar. Untuk pertama kalinya saya lihat riski sangat syok dan depresi. Ia harus menjalani operasi tapi belum bisa karena tekanan darahnya terus drop. Saya mohon mbak gita mau menjenguk dia. Soal keluar dari sini saya bisa atur. Saya udah ngga tau lagi harus gimana buat riski membaik.
Lera menangis di depan gita. Wajahnya sudah putus asa. Air matanya yang mengalir menjadi satu - satunya cara agar diberi belas kasih. Gita melihat ke arah lain selayaknya acuh.
SCENE 79 ) INT. RUMAH HARDI - SORE HARI
CAST : Hardi, santi dan lera
Lera mengetuk pintu namun tidak jadi karena mendengar suara keributan.
HARDI
Mama ngga bisa gitu aja minta cerai. Toh juga hasilnya belum keluar. Aku udah kena sial karena batal naik ke kursi ketua parlemen, polisi juga akan geledah semua keuangan aku. Aku ini terancam di bui ma. Kita bisa omongin ini semua
SANTI
Setelah semua kebohongan kamu selama ini, aku bener ngerasa bego. Gimana bisa kamu udah punya anak duluan sama perempuan jalang itu. Mau kei tetep sadar atau belum aku tetep akan minta cerai.
HARDI
Anak itu harusnya udah mati. Gita sendiri yang bilang kalo bayi itu tidak mungkin bisa hidup dalam keadaan premature.
Santi bertambah marah dan pergi. Lera segera pergi dari rumah tersebut.
SCENE 80) INT. ICU - PAGI HARI
Cast : lera, riski, gita dan sudarmi.
Lera berjalan di samping gita yang sudah ditemani beberapa aparat. Sampai di pintu masuk ICU lera membukakan pintu dan gita pun masuk. Gita berjalan ditemani seorang perawat lengkap dengan pakaian steril. Sampai mereka di sebuah bilik. Gita masuk dengan wajah tegang. Disana sudah ada riski yang tebujur tak brdaya di atas ranjang ditemani sudarmi yang sedang membersihkan tubuhnya. Gita masih berdiri. Sudarmi melihat gita sebentar lalu focus kembali membersihkan tubuh riski.
SUDARMI
Waktu pertama kali saya melihat riski itu ketika saya masih bekerja sebagai OB di kantor polisi bersama suami. Keadaannya sudah dalam keadaan kritis saat ditemukan, saudara kembarnya meninggal di lokasi mereka ditemukan. Dokter bahkan bilang dia ngga akan bisa hidup dalam beberapa hari. Tapi buktinya, malah dia yang memberikan penghidupan untuk semua karyawan - karyawannya. Semesta memang punya caranya sendiri untuk adil.
Sudarmi tersenyum kecil sambil mencium dahi riski Lalu berjalan sambil menenteng baskom ke arah pintu yang ada gita disana. Sudarmi keluar. Gita berjalan mendekati riski. Ia duduk di sisi ranjangnya sambil menatap dalam. Air mata gita pun tumpah. Tangan riski bergerak mendekati tangan gita. Matanya perlahan terbuka sipit. Gita berhenti menangis menyadari sentuhan itu. Ia memberanikan diri untuk menggenggam kedua tangan riski penuh dengan tangis penyesalan.
GITA
Seharusnya biar saya yang tanggung sendiri. Maafin saya. Saya memang pantas dihukum seperti ini
Air mata gita tak mau berhenti.
RISKI
Saya.. udah lepasin semuanya. Mbak gita Hidup untuk lebih baik itu sudah cukup.. untuk saya. Saya Memaafkan .. semuanya. Melepaskan tepatnya
Gita menunduk menempelkan jidatnya ke genggaman tangan mereka berdua. Disusul riski menempekan kepalanya ke kepala gita.
SCENE 81) INT. RUANG OPERASI - SIANG HARI
Cast : Riski, para medis dan riki.
Riski tertidur lelap dalam anestesinya. Beberapa dokter dengan serius menjalani tugas pembedahanya. Semua kain menutupi tubuh riski sampai sebatas leher. Dibuat kain berdiri menutupi tubuh riski dari pandangan kepala. Matanya tertutup rapat sembari monitor terus dipantau oleh paramedic. Mulutnya tersumpal ventilator.
SCENE 82) EXT. GANG - SIANG HARI
Cast ; riski dan riki
Riski berdiri di sebuah jalanan ramai. Tatapannya tertuju pada gang kecil yang sepi. Ssebuah kardus lusuh berisikan janin tak berbentuk sempurna. Sekilas kotak itu berganti seorang anak kecil laki - laki, kemudian remaja lalu riki. Namun sekilas wajahnya berubah seperti dirinya Bedanya ia tidak menggunakan kaca mata. Ia tersenyum hangat pada riski. Seketika riski terkejut.
RISKI
Riki..
Riski menangis percaya tak percaya mengetahui siapa yang ada di depannya sekarang. Riki berjalan perlahan mendekat ke tubuh riski. Lalu memeluknya erat. Riski masih terdiam.
RIKI
Kamu sudah melakukan yang terbaik. Kamu sudah bekerja keras.
Kemudian riki melepas pelukan itu kemudian berjalan mundur.
SCENE 83) INT. ISTANA PRESIDEN - PAGI HARI
Cast : presiden Agung dan riski
Riski berjalan bersama staff asisten kepresidenan di ruangan. Presiden sudah menunggu di dekat mejanya. Akhirnya tinggal mereka berdua yang ada di ruangan tersebut.
PRESIDEN
Bagaimana, kamu sudah putuskan ?
RISKI
Bapak pernah bilang, Setiap orang mempunyai kewajiban untuk membantu sesama. Bapak juga pernah bilang, Pengaruh saya besar memberikan generasi milenial yang sekarang untuk lebih aktif dalam perkembangan zaman. Tapi Saya punya cara sendiri untuk melakukan itu semua. Saya bisa memenuhi kewajiban saya untuk melayni rakyat. Dan saya memilih jalan saya yang ada sekarang. Jadi jawabannya tidak
Bapak presiden tersenyum puas mendengarnya sambil menganguk - ngangguk.
PRESIDEN
Kamu boleh pergi, confrensi press nya kan besok.
RISKI
Saya permisi
SCENE 84) INT. LORONG - PAGI HARI
Cast : Riski dan lera
Lera menunggu di depan pintu sambil bersender. Ketika riski sudah keluar dari ruangan, ia menyambutnya dengan senyuman. Riski berjalan mendekati lera. Riski menutupnya dengan senyum kemudian menggandeng tangan lera dan pergi dikawal beberapa pengawal.
SCENE 85) INT. BALLROOM - PAGI HARI
Cast: wartawan, keamanan dan staff presiden
Para wartawan sudah banyak yang berkumpul bersama dengan kameranya masing - masing. Salah satu wartawan membuka Hpnya sembari membaca sebuah Headline dengan judul " Mantan Menteri Hardi terancam di bui 20 tahun" Kemudian di scroll ke bawah " Mantan menteri Digugat cerai oleh istri setelah Sang putra satu - satunya wafat". Jemari wartawan tersebut scroll lagi kebawah " Setelah bebas dari semua tuduhan Mantan Owner Agensi Rays"s mundur dari jabatannya dan kembali pulang kampung bersama Keluarga. Agensi Ray"s Di ambil alih oleh perusahaan Joys Picture"
Tepuk tangan yang meriah menyambut kedatangan lera dan riski di panggung. Semua kamera tertuju pada mereka berdua. Sembari tersenyum dan percaya diri riski dan lera mengumumkan tanggal pernikahan mereka ke public.
-SELESAI-
Premis
Hidup riski begitu sempurna. Kesuksesan yang melimpah, keluarga yang menyayanginya hingga kekasih yang selalu mempercayai semua keputusannya. Meski begitu ia hanya anak angkat. Sebelum menikah ia memutuskan untuk mencari keluarganya yang asli. Sampai akhirnya ia menemukan ibu kandungnya yang sedang ditimpa masalah finansial perusahaanya. Diam - diam riski membantu perusahaan gita dengan mengakuisisi ke perusahaanya. Ternyata tindakan riski membantu gita malah membuat karyawan dan bahkan orang - orang disekelilingnya curiga adanya hubungan gelap antar keduanya. Ditambah alter ego riski yang perlahan mulai berkontradiksi dengan keinginannya, makin ingin selalu terus berada di dekat gita.
Pengenalan Tokoh
Riski adalah pemuda 28 tahun yang Jenius, tampan, kharismatik, realistis, conscientiousness, introvert, pemalu. Dia dikenal oleh karyawan - karyawannya sebagai boss muka kanebo karena ekspresinya yang kaku dan datar. Ia berhasil sukses menjadi seorang produser film dengan mendirikan Joy"s Picture sebuah rumah produksi sekaligus membangun sebuah perusahaan media multi-platform di umurnya ke 26. Ia memiliki kekasih bernama Lera yang juga berkuliah di singapure dulu. Hampir selama 6 tahun mereka membina hubungan hingga akhirnya mereka memilih untuk segera menikah
Sebelum sibuk dengan persiapan pernikahanya. Riki meminta pada riski untuk mau menggabungkan PH perusahaannya dengan Agensi yang bernama Ray"s Entertainment. Sebuah agensi yang memiliki banyak skandal pada artis - artinya. Ownernya bernama gita yang tak lain adalah ibu kandung riki yang selama ini ia cari. Setelah mengetahui identitas gita yang sebenarnya riki berniat untuk membantu gita dengan bantuan riski. Setelah berhasil diakuisisi berita banyak yang menggunjing namun riski tidak peduli karena Rays sudah menjadi tanggung jawabnya. Riki yang akhirnya bisa satu perusahaan dengan ibunya makin berusaha untuk dekat dengannya.
Setelah mengenal gita, riski perlahan berubah. Yang awalnya dikenal sebagai boss muka kanebo oleh karyawan - karyawannya kini ia perlahan bisa menunjukkan sikap ekspresifnya. Murah senyum, humoris dan terlebih lagi bebas blak - blakkan dalam berbicara. Namun perubahan ini membuat lera dan keluarga riski menaruh sikap aneh pada riski. Riski yang memiliki riwayat jantung, mulai mengubah pola makanan sehatnya. Ia bersikap seolah tidak peduli lagi dengan perhatian lera dan ibunya. Bahkan sikapnya mulai pasif dan agresif pada lera dan mas teja saat jika menanyakan kedekatannya dengan gita.
Penyakit jantung riski mulai kembali lagi. Rasa sakit dan sesak nafas mulai menghantuinya berhari - hari. Hal ini membuat mas teja makin khawatir karena penyakit yang di idap riski perlahan menganggu aktivitasnya. Mas teja menaruh curiga ada pemicu penyakit riski bisa kembali kumat. Riki mulai kembali mencari keberadaan ayah kandungnya dan berencana akan menyatukan mereka berdua, tentu lagi - lagi ia meminta bantuan riski. Namun rencana itu riski tolak mentah - mentah karena tindakan itu hanya akan membuat gita akan mengingat luka lamanya terlebih jika gita tau siapa riki dan riski sebenarnya. Namun riki tidak menyerah dan terus memohon bantuan pada riski. Riski dan lera pun mulai adu cekcok. Karena lera menujukkan sikap ketidaksukaanya pada gita karena menjadi penyebab kondisi riski makin buruk.
Keadaan makin runyam setelah kasus terjatuhnya anak seorang menteri bersama kekasihnya yang juga adalah anak dari agensi gita dari lantai 3 hingga menyebabkan satu tak sadar diri dan satunya lagi koma. Gita terduduh sebagai tersangka dan dibawa ke pengadilan oleh hardi. Di pengadilan pertama gita mengakui bahwa ia tak bersalah sama sekali. Ia bahkan membuat pengadilan geger setelah mengakui bahwa menteri hardi dulu mempunyai hubungan dengannya bahkan sempat hamil. Tentu pengadilan tidak percaya. Padahal sebenarnya hardi dan istrinya yang menjadi saksi mata, mengetahui alamat kost dari gita sendiri. Selama ini gita dan hardi masih berhubungan. Hubungan mereka tidak lebih hanya karena saling membutuhkan dalam menutupi keburukan kei putra hardi.
Tidak ingin hancur sendiri gita menyeret nama hardi dalam kasus suap dan pencucian uang, namun tentu pernyataanya itu tidak ada yang percaya. Pengadilan juga tidak menyelidiki hardi karena tidak memiliki bukti. Riski akhirnya mengajukan diri sebagai saksi. Ternyata saat kejadian riski berada disana. Ia mengikuti gita yang saat itu menemui kekasih dari kei yakni frida di kostanya. Tanpa sengaja black box mobil riski menangkap kejadian yang sebenarnya atas jatuhnya kei dan frida. Di pengadilan riski juga membuka kedok hardi yang sudah berbohong pada pengadilan bahwa ia tak mengenal gita. Riski menyatakan bahwa anak yang pernah dikandung oleh gita dari hubungannya dengan hardi adalah dirinya sendiri.
Gita yang waktu itu hamil setelah lulus SMA saat usianya 18 tahun, mau tak mau harus mengeluarkan bayi yang dikandungannya karena mendapatkan penolakan dari hardi dan keluargannya. Depresi, ia memaksakan bayinya lahir sewaktu usia kandungannya berusia 7 bulan. Tentunya bayi itu akan lahir premature dan tidak akan bisa bertahan jika tidak ditangani. Gita lalu membungkusnya dengan kain lalu menaruhnya ke dalam gang sempit dan memasukkannya ke dalam kardus. Baru setelah itu bayi riski ditemukan lalu dibawa ke kantor polisi kemudian di angkat anak oleh sepasang OB yang bekerja di kantor polisi tersebut hingga ia dewasa.
Ternyata gita melahirkan bayi kembar namun yang satu tidak berhasil selamat. Riski menunjukkan ke pengadilan bukti foto semasa dia ditemukan untuk pertama kali. Riski bahkan harus memperlihatkan kaki palsu robotiknya pada pengadilan. Seisi ruangan pengadilan pun di buat geger. Media pun banyak yang memberitakan. Sedangkan hardi dan gita harus terkejut setengah mati mendengar semua penjelasan riski. Setelah dilakukan tes DNA riski harus jatuh sakit. Riski di diagnose menderita Stenosis pulmonal yang mengharuskannya melakukan pembedahan namun operasi terhambat karena tekanan darah riski yang terus drop.
Semua orang mulai khawatir. Riski pun harus masuk ICU. Tau bahwa penyakit riski muncul karena suatu sebab lera pun mendatangi gita di penjara untuk membujuknya menjenguk riski. Tapi gita menolak. Lera menjelaskan bahwa sebenarnya yang selalu tersenyum, tertawa, dan mengobrol dengan gita setiap makan siang bukanlah kepribadian riski yang sebenarnya. Namun altar egonya riski yang ia namai riki. Nama yang riski berikan kepada mendiang saudara kembarnya yang sudah lebih dulu meninggal sewaktu mereka masih bayi. Sikap riski yang mulai berubah sebetulnya dipicu oleh riki yang ingin lebih dekat mengenal ibunya gita. Hal ini pulalah yang membuat riski terus bertarung dengan dirinya sendiri. Akan menjadi masalah apabila alter ego riski mulai mendominasi dari kepribadian yang asli. Bisa membahayakan bagi riski sendiri. Itu sebabnya lera dan keluarga riski selalu hati - hati dengan alter ego riski.
Gita pun yang mendengarnya akhirnya mau menjenguk riski. Riski yang jarang tersadar akhirnya bangun untuk memandang gita yang ada di sampingnya. Gita meminta maaf atas semua perbuatan yang dilakukannya pada riski. Riski pun menjelaskan bahwa memang sulit untuk memaafkan masa lalunya, namun ia tidak pernah membenci gita. Jadi ia sudah memaafkan gita dari dulu. Riski mulai menjalani pembedahanya, di alam sadarnya. Ia kembali berada di gang sempit tempat yang dulu ia dibuang untuk pertama kali bersama saudara kembarnya. Disana ia melihat Riki perlahan berubah wujud menjadi mirip dirinya yang tak langsung riski akhirnya bisa bertemu dengan saudara kembarnya riki di mimpinya.
Sinopsis
Disukai
0
Dibaca
0
Tentang Penulis
Masella Dwi Lestari
-
Bergabung sejak 2020-11-13
Telah diikuti oleh 26 pengguna
Sudah memublikasikan 2 karya
Menulis lebih dari kata
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi