63. EXT. DI HALAMAN KANTOR API PEREMPUAN. SORE
Cast: Mona, Leni.
Beberapa rekan kantor berjalan, hendak pulang. Mona dan Leni berhenti di halaman.
MONA
Gimana ya langkah pertama nyari alamatnya?
LENI
Susah juga sih..
Seorang rekan kerja perempuan lewat dan menyapa Mona dan Leni.
PEREMPUAN#1
Mon, Len, enggak pulang?
MONA
Bentar lagi..
PEREMPUAN#1
Ooh oke deh. Gue duluan, ya..
MONA
Oke..
LENI
Hati-hati, ya..
Mona dan Leni terlibat perbincangan lagi.
MONA
(menghela nafas)
Gue udah bilang ke Yu Parti buat nyari anak dan bapak dari anaknya itu
LENI
Ah, gue tau Mon!
MONA
Apaan?
LENI
Lu kepikiran enggak sih kalau yang ngirim surat pembaca ke redaksi tu pasti orang yang tahu betul seluk-beluk Bendawuluh?
MONA
Lalu?
LENI
Siapa tau nih kan, ternyata yang ngirim surat pembaca itu pacarnya Yu Parti yang dulu
MONA
(tersenyum dan mencubit hidung Leni)
Encer juga ya otak lu
LENI
Iih, sakit tahu
Besok kita minta alamatnya ke Mbak Lilik
MONA
Kenapa enggak sekarang aja?
LENI
Mbak Lilik udah pulang, cantiik
MONA
O ya, ya
LENI
Ke mana nih kita?
MONA
Gue pengen buku baru nih..
LENI
Gas!
64. INT. RUANG MBAK LILIK. SIANG.
Cast: Mbak Lilik, Mona.
Mbak Lilik sedang membacai dokumen. Mona tiba-tiba masuk.
MBAK LILIK
Eh, Mon.. duduk..
MONA
(duduk)
MBAK LILIK
Ada apa, Mon?
MONA
Mau tanya, Mbak, di mana alamat pembaca yang mengirim surat agar kita liputan di Bendawuluh?
MBAK LILIK
Sebentar, Mon..
(mengecek dokumen beberapa lama, lalu membawa secarik kertas berisi alamat)
Ini, Mon..
65. EXT. DI SEBUAH JALAN. SORE.
Cast: Mona
Jalanan itu cukup ramai dengan lalu-lintas pengendara motor dan cukup banyak orang berlalu-lalang. Mona berdiri di sebuah trotoar dan memandangi sekitar.
MONA (VO)
(memandangi secarik kertas bertuliskan alamat dari Mbak Lilik)
Gue udah muter-muter daerah ini empat kali, juga uda nanya ke sepuluh orang, dan enggak ada yang tahu alamat ini. Apa jangan-jangan ini alamat palsu?
66. INT. DI SEBUAH RESTORAN. MALAM.
Cast: Mona, Leni.
Mereka berdua sedang makan, dan kondisi restoran cukup sepi. Hanya ada beberapa meja yang terisi.
MONA
Alamatnya enggak ketemu, Len
LENI
Serius?
MONA
(mengangguk)
Gue udah muter-muter empat kali di daerah itu dan enggak ketemu jalan yang ada di alamat itu
LENI
Kok bisa, yah?
MONA
(menyuapkan makanan ke mulutnya)
LENI
Ada cara lain, sih, sebenarnya..
MONA
Apa?
LENI
Tapi lu yakin?
MONA
Yakin. Gue udah janji ke Yu Parti
LENI
Tenang. Bakal gue bantuin
67. INT. RUANG MBAK LILIK. PAGI.
Cast: Mbak Lilik, Mona.
Mona sudah duduk di hadapan Mbak Lilik.
MONA
Mbak, minta alamat semua langganan kita yang ada di Jakarta
MBAK LILIK
(mengambil sebuah dokumen, lalu menyerahkan kopiannya)
68. INT. CAFÉ. SORE.
Cast: Mona, Leni, Marko.
Mona dan Leni duduk berhadap-hadapan. Di kafe itu pula Mona pernah menunggui Marko. Di meja mereka, terdapat daftar alamat para langganan API PEREMPUAN yang berada di Jakarta.
LENI
Lu bener-bener mau nyari anak Yu Parti?
MONA
(meminum minumannya)
Sebenarnya mustahil. Gue ibarat nyari jarum di tumpukan jerami..
LENI
(memegang daftar alamat)
Gila tapi lu kalau ndatengin satu per satu alamat ini terus lu nanya, apakah benar dengan bapak.. bapakk (lupa nama tepatnya) bapak siapa, Mon?
MONA
Herlambang
LENI
Apakah benar ini dengan bapak Herlambang, kekasih Yu Parti?
(terdiam)
Tapi di daftar ini enggak ada satu pun nama Herlambang, Mon..
MONA
(tersenyum)
Minta bantuan detektif conan aja kali gue ya..
(tertawa)
LENI
Mon..
(memandangi Marko yang berada di luar)
MONA
(tak menyadari kehadiran Marko)
Apaan?
LENI
Mon, Mon..
MONA
Apaan, sih, Len?
(menengok ke belakang)
Marko berjalan masuk ke dalam kafe, lalu memesan menu di kasir. Marko tak menyadari ada Leni dan Mona.
LENI
Mon, lu enggak papa, kan?
MONA
(diam dan murung)
LENI
Mon..
(memegang tangan Mona)
MONA
(menangis)
Marko berjalan ke sisi kafe yang lain. Ia duduk sendiri lalu membuka laptop.
LENI
Udah, ya, Mon..
MONA
(menangis)
Dulu sebelum gue berangkat ke Bendawuluh, gue minta dia buat datang ke sini. Gue udah nunggu dari pagi sampe sore tapi dia enggak dateng juga
LENI
(mengusap tangan Mona)
MONA
Len, ayo pulang
LENI
Ayo, Mon..
Mona berjalan di depan Leni dengan wajah tertunduk. Mona sempat menengok ke arah Marko, namun Marko sibuk dengan laptopnya. Leni menggandeng Mona untuk pulang.
69. EXT. DI JALANAN. SIANG.
Cast: Mona.
Jalanan itu cukup sepi. Mona membawa daftar orang yang berlangganan majalah API PEREMPUAN yang tinggal di Jakarta. Alamat-alamat itu sudah dicoreti oleh Mona. Masih ada sepuluh alamat yang belum ia kunjungi.
MONA (VO)
Udah tiga bulan gue muter-muter nyari alamat ini, tapi belum ada satu orang pun yang kenal sama Yu Parti.
(menghela nafas lalu berjalan ke sebuah arah)
70. EXT. DI SEBUAH HALAMAN RUMAH. SORE.
Cast: Mona, Leni, seorang lelaki pemilik rumah.
Mona dan Leni bertanya kepada si pemilik rumah yang sedang menyirami tanaman di halan rumahnya.
LENI
Permisi, Pak..
LELAKI
Ya, Mbak? Ada apa?
MONA
Apakah bapak berlangganan majalah API PEREMPUAN?
LELAKI
Kebetulan istri saya yang berlangganan, Mbak..
MONA
Apakah bapak dan istri bapak pernah mengirim surat pembaca kepada kami yang isinya sebuah permintaan liputan ke sebuah desa bernama Bendawuluh?
LELAKI
Ya, pernah, Mbak. Itu itu istri saya yang mengirimkannya..
MONA – LENI
(berpandangan, dan menangis)
DIIRINGI MUSIK HARU
LELAKI
Surat itu dikirim istri saya tadi pagi, Mbak. Ternyata udah dibaca, ya? Apakah salah satu di antara mbaknya ada yang asli Bojonegoro, Jawa Timur? Istri saya asli Bojonegoro, asal desanya Bendawuluh..
MONA-LENI
(berpandangan dengan raut muka kecewa)
71. INT. RUANG TAMU RUMAH MONA. MALAM.
Cast: Mona, Papa, Mama.
Mona baru pulang. Papa duduk termenung di sofa. Mona lewat dan Papa memandanginya.
PAPA
Mon..
MONA
Apa?
PAPA
Maafkan kami, Mon..
MONA
Udah, Pa..
(berjalan menuju kamar)
PAPA
Mon
MONA
(berhenti dan menengok ke arah Papa)
PAPA
Kamu adalah anak Papa
MONA
(berjalan lagi menuju kamar)
Mama datang dari dapur.
MAMA
Mon..
MONA
(berhenti dan menengok ke Mama)
MAMA
(tersenyum canggung dan berusaha ramah)
Mama udah masak buat kamu. Kamu belum makan, kan?
72. INT. DAPUR RUMAH YU PARTI. PAGI. (MONA FLASHBACK)
Mona teringat ketika Yu Parti mengambilkan nasi dan lauk untuknya (SCENE 38)
FLASHBACK BERAKHIR.
73. INT. RUANG TAMU RUMAH MONA. MALAM.
Mona memandang Mama dan air matanya perlahan tumpah.
MAMA
(tersenyum)
Ayo, Mon. Makan dulu, nanti keburu dingin
(mendekat kepada Mona dan memegang kedua bahu Mona dari samping)
MONA
Mona udah makan, Ma…
(pergi ke kamar)
74. INT. KAMAR MONA. MALAM.
Mona duduk di ambang tempat tidur dan menangis. Ia lalu membuka ponselnya dan melihat-lihat foto Yu Parti yang ia potret secara diam-diam.
INTER CUT
75. INT. RUANG TAMU RUMAH MONA. MALAM.
Sementara itu Mama menangis. Papa memandangi Mama dengan tatapan kasihan. Papa mencoba mendekati Mama, ingin memeluknya, namun Mama lekas masuk ke kamar.