1. 1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

1. INT. KANTOR. SIANG

Cast: Mona, Leni, Mbak Lilik, beberapa rekan-rekan kantor.

Gedung kantor Mona tak terlalu besar, di depan kantor itu – tepat di samping jalan – ada papan bertuliskan API PEREMPUAN. Mona sedang membaca kertas-kertas kerjanya di meja kerja. Di meja Mona, nampak beberapa map, komputer, dan beberapa buku yang ditumpuk. Beberapa rekan kerjanya berseliweran, sibuk dengan pekerjannya masing-masing. Leni menghampiri Mona.

LENI

Ntar sore gue mau liat-liat buku, lu mau ikut enggak?

MONA

Enggak, gue udah beli kemaren.

LENI

Penulis idola gue emang..

(mencubit pipi Mona)

MONA

(tersenyum)

Apaan, sih, lu..

Mbak Lilik datang dari meja kerjanya, lalu menghampiri mereka berdua, sembari membawa majalah, di mana hasil liputan Mona dijadikan headline majalah edisi terbaru. Liputan Mona berjudul Tak Putus Dirundung Sejarah: Para Perempuan di Lingkar Tragedi.

MBAK LILIK

Selamat, Mon. Liputanmu dapet banyak sambutan

(memberikan majalah itu pada Mona)

MONA

(melihat sampul majalah itu dengan bangga)

Kamera menyorot sampul majalah, lalu menyorot muka Mona dan di saat yang bersamaan muncullah tulisan MONA selama beberapa detik.

MBAK LILIK

Kamu sekarang jadi andalan kita buat liputan lapangan. Selama kita nulis konten bermutu, majalah kita masih bisa bertahan

LENI

Mona yang liputan, aku yang bikin gambar sampulnya, Mbak..

MBAK LILI

Kalau bukan kamu yang bikin sampulnya, Len, liputannya enggak bakal hidup..

(tersenyum pada Leni)

Oh, ya, Mon, siap-siap liputan ke Lombok

LENI

Wah, sekalian jalan-jalan tuh Mon..

MBAK LILIK

Tenang, apa sih yang enggak buat Mona.

MONA

(tersenyum haru bercampur malu dan mengangguk)

2. INT. DI SEBUAH RESTORAN. MALAM.

Cast: Mona, Leni, Andre.

Mereka bertiga sedang makan, dan tertawa-tawa.

ANDRE

Marko enggak lu ajak, Mon?

LENI

Ya, nih. Gue kan enggak enak sama lu. Masa lu jadi obat nyamuk..

MONA

Tadi sih udah gue ajak. Katanya nggak bisa. Lagi ada meeting

LENI

Akhir-akhir ini lu jarang keluar berdua sama Marko, ya?

MONA

Gitu deh. Kalau enggak gue yang ngajak, kita enggak bakal keluar

ANDRE

Perasaan dulu kalian berdua lengket banget

MONA

Apa jangan-jangan karena gue terlalu sibuk ke kerjaan ya

LENI

Justru bagus dong. Kalian sama-sama sibuk buat nyari uang

(tertawa lirih)

MONA

Bukan gitu. Jangan-jangan Marko enggak suka sama kerjaan gue

ANDRE

Hati-hati aja, Mon. Siapa tau Marko bosen sama lu

LENI

Iiih 

(mencubit Andre)

Kamu enggak boleh ngomong gitu

MONA

(Tertawa)

Kalian jangan cubit-cubitan gitu dong. Gue enggak ada pasangannya nih..

Mereka bertiga tertawa.

3. INT. RUMAH MONA. SORE

Cast: Mona, Mama, Papa.

Rumah Mona hanya berlantai satu, namun cukup luas. Di depan, ada gerbang yang tak terlalu tinggi. Mobil Papa terparkir di garansi. Mona baru pulang kerja. Ia menggendong sebuah tas, dan penampilannya khas orang-orang yang baru pulang kerja: cukup kumal dan kurang rapi. Di ruang tamu, Papa sedang membaca majalah-majalah kuliner dan Mama sedang membuka-buka ponsel. Di ruang tamu itu ada beberapa lukisan. Mona membuka pintu rumah dan langsung masuk ke kamar tanpa menyapa mereka berdua. Di kamar Mona, banyak buku yang berada di rak atau di meja baca, dan beberapa foto masa kecilnya. Mona lalu merebahkan diri di kasur, dan menatap langit-langit rumah. Dari luar kamar, terdengar suara Papa dan Mama yang sedang berdebat.

MAMA

Lihat anakmu. Kita ini hanya dianggap patung

PAPA

Itu juga anakmu! Jika saja kau mendidiknya dengan benar, sikapnya akan baik pada kita!

MAMA

Kau selalu begitu, menimpakan semua kesalahan padaku!

PAPA

Memang nyatanya kamulah yang salah! Anak macam apa yang tak menyapa orang tuanya ketika pulang! Lihat kita tak punya harga diri di depan anak!

MAMA

Terserah kau mau bilang apa! Yang jelas itu karena kau sendiri!!

SUARA TAMPARAN terdengar jelas, lalu Mama menangis. Mona menutup mukanya dengan bantal. Ia lalu membuka ponsel, dan mengirim pesan pada Marko melalui WhatsApp, yang bertuliskan: Bi, keluar, yuk?

4. INT. CAFÉ. MALAM.

Cast: Mona, Marko.

Mereka berdua duduk di sebuah café. Di meja mereka terdapat dua gelas kopi. 

MONA

Aku suntuk di rumah. Rumahku kayak neraka.

MARKO

(menghela nafas)

Aku udah hafal, kok. Kalau kamu ngajak keluar, pasti rumahmu lagi ada perang

MONA

Kamu lagi enggak sibuk, kan?

MARKO

(menggeleng)

Enggak kok, tenang aja, Bi..

MONA

Gimana kerjaan kamu?

MARKO

Ya, lumayan lancar. 

(matanya tertuju pada meja)

MONA (VO)

(menatap Marko setengah melamun)

Akhir-akhir ini Marko aneh banget

MARKO

Lama enggak ke pantai, ya?

MONA

(agak kaget, lalu mengangguk)

Ya, udah lama banget. Kapan ke pantai lagi? 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar