midnight, sunshine
Daftar Bagian
1. Chapter #1
Dodi, adiknya dan teman-temannya menyusup ke rumah Bahroni dan merampok hartanya. namun sayang merek
2. Chapter #2
Roby mengintrogasi anak tersebut namun ia tak beraksi apa-apa saat ditanya. Kapten Doni pun meminta
3. Chapter #3
Sinta yang menanyai anak tersebut juga tak mendapat apa-apa soal keterangannya. ia pun berdebat deng
4. Chapter #4
Roby mencari petunjuk tentang kemana para perampok tersebut pergi. ia pergi menyelidiki rumah Bahron
5. Chapter #5
Dodi dihajar habis-habisan karena ia membuat adiknya sendiri tertangkap, ia kemudian diusir dan memu
6. Chapter #6
Sinta menanyai Roby tentang segala hal yang ia tahu, mereka pun sempat berdebat karena Roby mengingi
7. Chapter #7
di persidangan Sinta mengamuk karena anak yang di belanya diancam hukuman 100 tahun penjara. dan saa
8. Chapter #8
setelah anak tersebut pingsan, ternyata mereka baru mengetahui bahwa anak tersebut ternyata bisu dan
9. Chapter #9
di sarang bandar Dodi dan teman-temannya berkumpul dan Dodi berniat membebaskan adiknya dan meminta
10. Chapter #10
saat Roby menyerahkan rekaman percakapan dengan Bahroni pada Sinta mereka mendengar suara dari parki
11. Chapter #11
Dodi mencari adiknya di kantor Roby, dan saat ia di sana ia ketahuan oleh Roby dan langsung di usir
12. Chapter #12
di apartemen Roby. Roby mengurus anak tersebut layaknya seorang ayah. ia pun menceritakan bahwa kaka
13. Chapter #13
Roby pun pergi ke rumah Dimas dan Dodi dan saat di sana ia berjanji pada kedua orang tua mereka untu
14. Chapter #14
Roby dan Sinta akhirnya bersatu setelah sekian lama berpisah ranjang.
15. Chapter #15
di persidangan kedua, Bahroni mengamuk di pengadilan karena pembicaraannya dengan Roby terungkap bah
16. Chapter #16
setelah persidangan Roby pun menemui Bahroni dan meminta maaf padanya, meski begitu Bahroni tetap be
17. Chapter #17
Bondan dan Dodi akhirnya bertengkar, Bondan pun menghajar habis-habisan Dodi dan mengusirnya. Roby p
18. Chapter #18
saat berbicara dengan Dodi, Roby akhirnya mengerti mengapa Dodi dan teman-temannya merampok. ia pun
19. Chapter #19
Roby bersamaan dengan polisi, menyergap sarang bandar dan menangkap semua penjahat di sana termasuk
20. Chapter #20
di sel penjara Adit menjelaskan mengapa ia menyerahkan diri dan menganggap masa depan Dimas adalah y
21. Chapter #21
Dimas akhirnya kembali ke pelukan orang tuanya dan Roby menepati janjinya pada mereka. Roby pun berj
22. Chapter #22
Dimas pun menjalankan aktivitas barunya sebagai anak sekolah formal. namun ia masih mengingat jasa R
5. Chapter #5

EXT. RUMAH KUMUH DODI - SORE

Kita melihat rumah Dodi dengan suara barang yang di banting. Dan juga amukan sang ayah.

PAK HERMAN (OFF SCREEN)

GOBLOK KAMU!!

INT. RUMAH KUMUH DODI - BERLANJUT

Kita melihat Dodi di lempari peralatan rumah tangga, dan ayahnya yang memukulinya.

PAK HERMAN

Sini kamu!

Herman memukuli anaknya sendiri dengan brutal. Dan Ibunya hanya menonton sambil menangis.

PAK HERMAN (CONT'D)

(sambil memukul Dodi)

Kamu apaain adek kamu!? Harusnya kamu lindungin dia sebagai kakak!! Bukannya malah jerumusin dia!!

Herman berhenti memukuli anaknya dan menunggu jawaban Dodi.

DODI

(memelas)

Tapi aku udah coba lindungin dia, pak!

PAK HERMAN

GOBLOK!!!

PAK HERMAN (CONT'D)

Yang kamu lakukan itu ngejebak adek kamu sendiri!! Jangan kamu samain dia sama kamu!!

PAK HERMAN (CONT'D)

Kamu mikir apa juga bikin adek kamu terlibat sama perbuatan tolol kamu!? Apa salah bapak sama kalian berudua!

PAK HERMAN (CONT'D)

Bapak udah pernah bilang berkali-kali sama kamu. Kalo cari uang yang halal.

PAK HERMAN (CONT'D)

Tapi apa yang kalian lakukan!? Kalian khianatin bapak!

Pak Herman menjauhi Dodi dan kemudian amukannya berubah menjadi tangisan kekecewaan.

PAK HERMAN (CONT'D)

Ini salah bapak! Ini salah bapak!

Pak Herman membanting kepalanya ke dinding berulang kali sambil mengulang-ngulang kalimatnya.

PAK HERMAN (CONT'D)

Ini salah bapak! Ini salah bapak! Ini salah bapak! Ini salah bapak!Ini salah bapak! Ini salah bapak! Ini salah bapak! Ini salah bapak!

Ibu Dodi dan Dodi berusaha menghentikan kelakuan ayahnya.

IBU DEWI

(sambil menangis)

Pak! Udah pak!, cukup!

DODI

(menenangkan ayahnya)

Pak cukup, pak cukup. Bapak pukul aja Dodi, ini semua salah Dodi.

Si ayah pun perlahan menghentikan perbuatannya dan menundukan badannya dengan lemas.

Tiba-tiba Pak Herman berdiri dan menuju kamar Dodi.

Ibu dan Dodi terkejut dengan sikap bapak dan tak lama. Si bapak keluar dengan membawa barang milik Dodi dan menarik Dodi dengan paksa.

PAK HERMAN

Sini kamu!

Ayah memaksa Dodi berdiri dan berjalan.

IBU DEWI

Bapak mau ngapain!? Pak!!

EXT. DEPAN RUMAH DODI - BERLANJUT

Si ayah melempar Dodi keluar dan melempar barang-barang milik Dodi.

PAK HERMAN

Kamu jangan pernah lagi balik ke rumah ini tanpa adek kamu. Dan jangan pernah temuin bapak sama ibu tanpa adek kamu! Ngerti kamu!!

Pak Herman mengeluarkan uang haram Dodi dari celananya.

PAK HERMAN (CONT'D)

Ambil ini!

PAK HERMAN (CONT'D)

Bapak udah coba segala cara buat memperbaiki kamu. Biar kamu hidup dengan cara mu sendiri!

Ibu pun mengejar Dodi dengan tangisannya.

IBU DEWI

DODI!! Jangan tinggalin Ibu, nak.

Pak Herman langsung mencegah istrinya.

PAK HERMAN

(menenangkan istrinya)

Jangan bu! Biarin dia. Biarin dia perbaiki masalah yang di buatnya.

Ibu Dewi langsung bersujud pada suaminya agar di kabulkan permohonannya.

IBU DEWI

(menangis)

Pakk!! Ibu mohon pakk!! Kasih Dodi kesempatan. Dia masih butuh bimbingan dari kita pak!!

Tangisan si ibu mengundang perhatian warga setempat.

Si ayah berlutut pada istrinya mencoba menenangkannya. Dan perlahan dia mengeluarkan air matanya.

PAK HERMAN

Bu, bapak tau ini gak gampang, tapi biar Dodi yang bertanggung jawab atas perbuatannya.

PAK HERMAN (CONT'D)

Kita cuman bisa doaiin yang terbaik buat dia.

Si ibu tetap menangis di pangkuan suaminya.

PAK HERMAN (CONT'D)

Ini jalan terbaik buat semuanya, Bu.

Dodi yang hanya bisa menatap kedua orang tuanya. Mengambil barang dan uangnya lalu pergi meninggalkan mereka.

Dodi melewati kerumunan yang menonton orang tuanya.

EXT. LINGKUNGAN SARANG BANDAR - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN

Di sekitaran lingkungan bandar, Dodi berjalan cepat sambil membawa barangnya ke sarang bandar.

INT. SARANG BANDAR - BERLANJUT

Dodi berjalan melewati barisan para pecandu dan preman di sekitarnya.

Salah satu dari mereka mengenal Dodi dan berdiri.

PECANDU

(memanggil Bondan)

Bondan!

Bondan pun yang sedang santai sambil "ngebakar" menghampiri mereka berdua.

Dia melihat Dodi yang membawa barang-barangnya. Dan Dodi tak menatap Bondan.

BONDAN

Kenapa lu?

Dodi diam, dan perlahan dia menatap Bondan.

DODI

Mulai sekarang gue tinggal di sini sampe gue bebasin adek gue.

Bondan pun mengucek wajahnya, dia tak percaya apa yang Dodi katakan.

DODI (CONT'D)

(membujuk Bondan)

Gue gak punya tempat tinggal lagi, Dan. Gue harus cari adek gue sampe ketemu.

BONDAN

Apa gue bilang ama lu? Jangan bawa adek lu.

DODI

Kita ketiban sial pas itu.

BONDAN

Lu sendiri yang bawa sial, bawa adek lu!

Dodi kesal.

DODI

(geram)

Jangan mulai lu!

Bondan yang mendengar nada bicara Dodi merasa terhina.

BONDAN

(ngocol)

Apa lu bilang?

DODI

Kita hampir ketangkep, adek gue udah jadi korbannya, hari ini gue baru di usir dari rumah gue.

DODI (CONT'D)

Jadi jangan lu bilang gue bawa sial atau adek gue bawa sial. Anjir!

Bondan pun maju satu langkah ke Dodi, dan mereka saling menatap dengan kekesalan mereka.

PECANDU

(melerai)

Biarin aja dia disini beberapa hari, kalo dia buat masalah. Gue yang usir dia.

Bondan menengok ke si Pecandu, dan mundur dari Dodi.

BONDAN

Kalo gitu lu yang urus dia.

Bondan meninggalkan Dodi diikuti oleh si Pecandu.

Dodi hanya diam menatap Bondan dengan kesal.

CUT TO:

EXT. HALAMAN BELAKANG SARANG BANDAR - MALAM

Dodi duduk di depan tempat sampah yang terbakar. Dan dia mengeluarkan uang hasil rampasannya.

Dia membakar uang itu ke tempat sampah. Dan juga ia mengeluarkan pistol dari celananya.

Dodi mengarahkan pistolnya ke kepalanya sambil melihat uangnya terbakar. Tangannya bergetar saat dia mengarahkan pistol ke kepalanya matanya berkaca-kaca sambil melihat uang yang terbakar di tempat sampah.

Semakin dia melihatnya, semakin kita melihat jarinya yang ragu menarik pistolnya.

Dan tiba-tiba Dodi menghentikan perbuatannya.

Dodi hanya menatap api dan kemudian membuang senjatanya ke tempat sampah yang terbakar.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar