METASEL
11. SAATNYA HARUS BERPISAH #11

102.EXT. CAFÉ - SORE

Cast : Selin, Alan

Keesokan hari. Selin terlihat sedang berada di sebuah café sendirian. Café yang biasa Selin kunjungi bersama Alan. Sementara, Alan juga sedang duduk di café yang sama. Alan duduk di sudut berbeda yang tidak dapat terlihat oleh Selin. Mereka sama sama terlihat gelisah. Sama sama selalu melihat ke layar HP yang mereka genggam.

Kemudian Selin meninggalkan Café dan melintas persis di depan Alan. Alan tidak dapat melihat Selin, karena mereka berada di dimensi fisik yang berbeda. Saat itu Alan memang tidak dapat melihat Selin, tetapi perasaannya masih bisa merasakan kehadiran Selin di dekatnya.

Rasa itu membuat Alan semakin gelisah, semakin ingin bertemu dengan Selin. Alan tidak dapat menahan rindunya lagi. Akhirnya ia pun mengirimkan pesan WA kepada Selin.

Alan

(WA)
Selin.. Aku ingin ketemu.

Sambil berjalan, Selin melihat ke layar HPnya dan kemudian menghilang dari pandangan rasa Alan. Tiba tiba HP Alan bergetar. Dengan harap harap cemas, Alan perlahan membuka HP nya. Ternyata Selin membalas pesan WA darinya.

Selin

(WA)
Kamu yakin masih mau ketemu aku?


103.EXT.TAMAN - SIANG

Cast : Alan, Selin, figuran pengunjung

Selin dan Alan akhirnya bertemu di taman, tempat mereka pertama kali bertemu. Mereka duduk di atas rumput beralaskan kain berwarna biru muda. Kain yang sama seperti saat mereka pertama kali bertemu. Alan menggengam erat tangan Selin. Dan Selin menyandarkan kepalanya di bahu Alan.

Selin

Kamu inget gak taman ini tempat kita pertama kali bertemu?

Alan

Inget. Pertama kali aku jatuh hati sama kamu.

Selin

Kamu gak takut ?

Alan

Takut kenapa ?

Selin

Aku bukan manusia Lan.

Alan

Yang aku takut itu kehilangan kamu Selin.

Selin

Seandainya kamu harus kehilangan aku ?

Alan

Aku nggak tau.

Selin

Seandainya aku ini manusia seperti kamu.

Alan

Buat aku sama aja.

Selin menyeka matanya yang mulai berkaca kaca. Selin mencoba menguatkan hatinya.

Selin

Ya sudah lah, kita liat aja nanti.

Kemudian Selin bangun dari duduknya. Ia berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Alan. Selin mengajak Alan untuk berdiri.

Selin

Berdiri yuk. Aku mau ajak kamu jalan jalan lagi.

Alan

Ke paris lagi ?

Selin

Ke tempat yang lebih special.

Kemudian mereka pun berdiri dan berjalan.


104.EXT.DEPAN RUMAH SELIN - SIANG

Cast : Alan, Selin, ayah ibu Selin. Salina, figuran penjahat

Saat berjalan, mereka telah berpindah tempat. Kini mereka telah berada di depan rumah Selin. Rumah Selin di masa lalu, sebelum terjadi pembunuhan.

Cuaca tampak Cerah. Rumah Selin terlihat Asri dengan bunga bunga yang ditanam di halaman depan rumah

Selin

Kamu sudah tau ini rumah aku kan.

Terlihat “Selin”(dahulu) sedang duduk duduk di teras depan bersama ayah, ibu dan adiknya.

Selin

Itu aku, waktu itu aku masih jadi foto model.

Selin tersenyum melihat betapa bahagia keluarganya saat itu.

Selin

Kamu sudah kenal ayah ibuku. Mereka mesra ya Lan ?

Alan pun tersenyum.

Alan

Iya, mereka mesra. Keluarga kamu bahagia.

Selin

Iya.. dulu hidup kami sangat bahagia,

Lalu Selin menunjuk kepada adiknya yang terlihat memeluk ayahnya dengan manja.

Selin

Salina yang lucu.

Kemudian terlihat Selin, Ayah, Ibu dan Salina masuk kedalam rumah. Cuaca berubah menjadi mendung dan hujan. Sebuah mobil berhenti di depan rumah Selin. Beberapa orang keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah.

Selin

Kita Masuk yuk


105.INT.DALAM RUMAH SELIN – SIANG HUJAN

Cast : Alan, Selin, ayah ibu Selin. Salina, figuran penjahat

Di dalam rumah terlihat Selin, Ibu dan Salina terikat dengan mata tertutup. Mereka didudukan beberapa meter di depan ayahnya. Ayah Selina pun diikat oleh orang orang jahat. Orang orang jahat tersebut memarahi dan menendang ayah Selin sambil mengarahkan pistol ke arah Ibu, Selin dan Salina.

Selin

Kami dibunuh satu per satu di dalam rumah. Mata kami semua ditutup, kecuali Ayah.

Kemudian terdengar suara letusan pistol beberapa kali.

Alan tidak tega melihat pembunuhan itu. Alan pun membalikkan badan dan meminta Selin untuk membawanya pergi.

Alan

Kita pergi dari sini Sel..

Lalu mereka berjalan meninggalkan rumah Selin.


106.EXT.DEPAN RUMAH ORANG TUA ALAN - SIANG

Cast : Alan, Selin, Ayah Ibu Alan

Sampailah mereka di depan rumah orang tua Alan. Disana mereka melihat kedua orang tua Alan yang sedang bekerja bersama di sebuah workshop mebel samping rumah.

Selin

Itu orang tua kamu. Mereka pekerja keras ya Lan.

Alan

Iya.

Selin

Bahagianya mereka punya anak yang baik seperti kamu. Aku yakin mereka pun berharap kamu bisa hidup bahagia. Pikirkan mereka Lan. Orang tua yang membesarkan kamu.

Alan terdiam sambil terus memandangi kedua orang tuanya. Selin membiarkan Alan untuk melihat lebih lama kedua orang tua yang sangat dia sayangi. Lalu Selin menarik tangan Alan untuk melanjutkan perjaSelinn mereka.

 

107.EXT.DEPAN KANTOR - SIANG HUJAN

Cast : Alan, Selin, figuran

Kini Selin dan Alan telah berada di depan kantor Alan. Saat itu cuaca sedang turun hujan. Mereka melihat Alan tergesa gesa turun dari motor dan berlari memasuki kantornya.

Selin

Itu kamu dimasa depan. Setiap hari kamu hanya pergi ke kantor, pulang ke kostan. Tidak ada aktifitas kamu yang lain.

Selin Kembali menggandeng tangan Alan dan berjalan masuk ke dalam kantor.


108.INT.DALAM KANTOR - SIANG

Cast : Alan, Selin & rekan kerja Alan

Di dalam ruangan kantor Alan terlihat bekerja sendiri. Ajis, Indra dan Ari terlihat bercanda. Sambil menyaksikan apa yang terjadi di kanor, Alan bertanya.

Alan

Kenapa aku sendirian begitu ?

Selin

Karena kamu bersama aku. Jatuh cinta sama aku. Kamu nggak mau lagi berkumpul dengan teman teman kamu.

Kemudian Selin memegang tangan Alan dan mengajak Alan keluar ruangan.

 

109. INT. KAMAR ALAN - MALAM

Cast : Alan, Selin

Selin membawa Alan ke kamar kost Alan di masa depan. Di sana Alan melihat dirinya terdiam di kursi, tidak bergerak sama sekali.

Alan

Itu aku sedang ngapain Sel?

Selin

Setiap malam tubuh kamu terdiam di kursi itu, karena roh kamu sedang bersama aku di alam lain. Seperti sekarang ini.

Alan

Tubuh aku tanpa roh?

Selin

Iya.. kamu mati suri.

Alan

Ini masa depan aku?

Selin

Iya. Masa depan kamu bersama aku.

Alan tampak tegang melihat dirinya terdiam kaku di atas kursi. Masa depannya terlihat suram. Lalu Selin mengajak Alan melihat Ajis dimasa depan.

Selin

Sekarang kita lihat Ajis dimasa depan. Yuk.

Lalu mereka keluar dari kamar Alan.


110.EXT.DEPAN TERAS RUMAH AJIS - SORE

Cast : Alan, Selin, Ajis, Istri & anak Ajis

Di rumah Ajis cuaca tampak cerah. Ajis sedang berkumpul bersama keluarganya di teras rumah. Istri Ajis bersandar di pundak Ajis yang sedang memangku anak perempuannya. Mereka sedang berbincang dan bercanda. Ajis terlihat sangat bahagia.

Alan tersenyum bahagia dan terharu melihat Ajis sahabatnya bahagia. Mata Alan berkaca kaca. Kemudian Selin menggenggam tangan Alan.

Selin

Ajis punya keluarga yang bahagia.. anaknya lucu ya Lan.

Alan

Iya, Ajis sahabat aku yang selalu care sama aku Sel.

Untuk beberapa saat Selin membiarkan Alan memperhatikan keluarga Ajis. Kemudian Selin mengajak Alan kembali ke taman.

Selin

Kita balik ke taman ya Lan.


111.EXT. TAMAN - SIANG

Cast : Alan, Selin

Alan dan Selin telah kembali berada di taman. Di taman mereka duduk ber 2 di sebuah bangku yang tidak terlalu Panjang. Terlihat Alan masih terdiam. Sementara Selin mencoba menenangkan Alan dengan mengusap usap tangan Alan.

Alan

Kenapa kamu liatin semua itu ke aku?

Selin

Supaya kamu yakin dengan keputusan kamu. Kamu sudah lihat masa depan kamu bersama aku.

Alan dengan wajah memelas.

Alan

Kita ngak bisa seperti Ajis ?

Selin

Nggak akan pernah bisa Alan. Alam kita berbeda. Kamu juga nggak akan bisa membahagiakan kedua orang tua kamu.

ALan

Karena kita nggak akan punya keturunan? Nggak akan punya keluarga bahagia seperti Ajis ya Sel?

Selin

Iya.

Alan terdiam dengan tatapan kosong ke depan. Mata Selin mulai berkaca kaca.

Selin

Aku tunjukkan ini semua, karena aku sayang kamu Lan. Aku gak akan pernah bisa kasih kamu yang terbaik, seperti yang kamu bisa dapatkan di dunia nyata. Masa depan kamu, sahabat yang care sama kamu, pekerjaan kamu, keluarga bahagia kamu.

Mata Alan juga mulai berkaca kaca. 

Alan

Cuma kamu yang tulus menyayangi aku Sel. Cuma kamu yang ngertiin aku.

Selin mulai meneteskan air mata dan menggenggam kuat tangan Alan.

Selin

Kamu hanya butuh percaya diri Alan. Kamu akan menemukan Selin yang lain di dunia kamu.

Alan

Terus kenapa kita bertemu? Buat apa?

Selin pun mulai menangis.

Selin

Maafkan aku Lan. Semua salah aku..

Alan pun menatap wajah Selin.

Alan

Kenapa salah kamu?

Sambil menangis Selin menjawab.

Selin

Semuanya aku yang memulai. Kamu nggak akan ketemu aku kalau bukan aku yang mulai.

Lalu Alan menegakkan duduknya. Ia berusaha menenangkan diri.

Alan

Nggak ada yang salah. Semua sudah terjadi. Nggak harus menyesal.

Sambil menangis Selin menatap Alan. Alan pun menatap Selin sambil menggenggam tangan Selin.

Alan

Kamu pernah bilang. Jika roh aku meninggalkan tubuh aku lebih dari 1 jam, maka aku akan mati. Hidup di sini bersama kamu Selamanya.

Selin langsung menangis lebih dalam lagi.

Selin

Jangan Alan, jangann.. itu salah.. Kamu akan menyesal selamanya.

Alan terlihat berusaha menguatkan dirinya.

Alan

Aku gak akan menyesal.

Kemudian Selin melepaskan tangan genggamannya pada tangan Alan.

Selin

Sekarang kita bisa bilang semuanya baik baik aja. Tapi gimana nanti? Hati pikiran kita bisa berubah Alan.

Tiba tiba Selin merasa ada yang aneh dengan diri Alan. Tampilan diri Alan seperti mengeluarkan energi listrik. Sambil menangis Selin pun menggenggam Kembali tangan Alan.

Selin

Alan.. Kamu harus segera pulang. Keinginan kamu untuk mati mulai memutus roh dari tubuh kamu.

(di kamarnya, kaki Alan mulai memutih)

Dengan tenang Alan menjawab.

Alan

Aku tau.. aku mulai merasa nyata di sini.. aku ingin bersama kamu selamanya.

Mendengar perkataan Alan, Selin semakin ketakutan.

Selin

Alan.. Pliss.. Jangann.. Kalo kamu mati, kamu nggak akan bisa Kembali.

Selin semakin merasakan roh dan tubuh Alan mulai menjauh. Tubuh Alan semakin banyak mengeluarkan energi listrik.

(Tubuh Alan masih terdiam di kursi kamarnya. Dari kaki hingga perut Alan mulai memutih )

Selin semakin menangis dan menunduk. Tiba tiba Selin mendengar suara ayahnya. 

Suara ayah Selin

(VO)
Lepaskan Alan anakku. Biarkan dia Bahagia di dunia nyatanya.

Selin semakin menagis. Samar samar Selin mendengar suara Alan memangil 

Alan

Selin.. kamu kenapa? Selin..

Sambil manangis Selin membuka matanya. Selin berusaha untuk tegar.

Selin

Kamu harus pulang Alan. Maaf kan aku.

Lalu Selin mengusapkan tangannya menutupi mata Alan. Usapan tangan Selin membuat roh Alan perlahan menghilang dari pandangan Selin. Selin pun menangis sendiri di taman tempat mereka pertama kali bertemu.


112.INT.KAMAR ALAN - MALAM

Cast : Alan. Selin

Roh Alan kembali masuk ke dalam tubuhnya. Warna putih di tubuh Alan memudar. Tak lama kemudian Alan terbangun dan terlihat sangat sedih. Alan duduk terdiam untuk beberapa saat.

Lalu Alan mencoba mengirimkan pesan WA kepada Selin.

Alan

(WA)
Selin. jika memang kita harus berpisah. ijinkan aku melihat kamu untuk terakhir kalinya di kamarku.

Tidak ada balasan dari WA Selin. Suasana terasa sunyi.

Tak lama kemudian, roh Selin perlahan menampakkan diri di hadapan Alan. Selin memberikan senyumnya untuk Alan. Alan berusaha untuk menyentuh Selin. Tapi tidak bisa. Selin tidak nyata. Tidak dapat disentuh.

Alan

Selin.

Selin tetap memberikan senyumnya untuk Alan.

Alan

Mungkin aku tidak bisa merasakan sentuhan kamu. Tapi aku berharap kamu mau menyentuk pipi aku, mencium aku untuk terakhir kalinya. Seperti yang sering kamu lakukan untuk aku.

Mendengar permintaan Alan, Selin pun tersenyum sambil meneteskan air mata. Lalu Selin mendekat dan menyentuh, mengelus pipi Alan. Alan masih bisa merasakan sentuhan tangan Selin di pipinya.

Lalu Selin mencium kening Alan untuk terakhir kalinya. Alan juga masih bisa merasakan ciuman Selin di kening nya.

Ciuman Selin membuat Alan tertidur. 

Dengan perasan sedih, Selin memandangi Alan yang telah tertidur. Tiba saatnya Selin untuk kembali ke dunia nya, meninggalkan Alan untuk Selamanya.

Selin

Alan.. Terima kasih sudah membuat aku tertawa, membuat aku bahagia.. Lupain Selin. Temukan Selin yang lain di dunia kamu. Kamu pasti bisa. Selamat tinggal Alan.

Kemudian perlahan roh Selin pun mulai menghilang.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar