Kirim izin baca kepada penulis skrip ini?
Blurb
Menjadi dua orang sekaligus tidaklah mudah. Apalagi kedua orang itu memiliki peran penting dalam kehidupan. Bagi Aji, ketika ia dihadapkan pada takdir untuk menjadi ayah serta ibu untuk dua anaknya tiada pilihan lain. Kedua putrinya melabuhkan harapan pada Aji. Akankah Aji berhasil mendaki puncak kesuksesan? Atau malah karam bersama kehidupan yang menderanya.
Premis
Seorang balu bertekad memperjuangkan nasib kedua putrinya yang menjadi korban dari tenggelamnya kapal rumah tangga ia bersama sang istri. Gelombang yang menghempas mengantarkan mereka pada pertarungan sulit berujung manis.
Pengenalan Tokoh
Aji menuntun dua sepeda sekaligus menerobos gerimis hujan bersama dua anaknya Juni dan Juli. Dua bocah beruntung yang terpilih untuk dilatih lebih dini oleh kehidupan. Sore itu, selepas ashar keputusan Maha Besar seperti sehelai daun takdir jatuh berguguran di hadapan Juni dan Juli.
Api permasalahan kembali mem-bakar ketentraman rumah tangga Aji dan Rina. Seakan sampai pada puncaknya, Aji memberi pilihan pada Juni anak sulungnya. Apakah me-milih pergi bersama Rina atau Aji.
Juni sempat dibujuk oleh Rina agar tetap tinggal bersamanya. Pertanya-an yang sama juga ditanyakan pada Juli, kedua adik-beradik Juni dan Juli memilih ikut bersama ayahnya Aji. Tapi Rina tidak membujuk Juli, dari awal Juli sudah mantap memilih ikut ayahnya. Juli senang akhirnya Juni ikut dengan Aji agar mereka bisa terus bersama.
Gerimis menjadi saksi tekad Aji untuk bisa mendidik menjaga kedua anak-nya meski tanpa ada istri. Lain sisi Juni dan Juli bersemangat melang-kah bersama ayahnya meski mereka tidak tahu apa tantangan dalam pilihan mereka. Dengan uang dua puluh ribu dikantong, Aji membawa Juni dan Juli menerobos gerimis yang makin lebat. Aji mendudukkan Juni dan Juli di sadel sepeda feder-al miliknyanya dan dia juga me-megangi sebuah sepeda anak.
Sekian lama menempuh jalan, me-lintaslah mobil pick up putih yang
dikendarai oleh kenalan Aji. Dia me-ngantarkan Aji beserta anaknya ke-luar dari kampung tersebut. Aji membawa anaknya menginap di salah satu rumah kenalan Aji, Bang Hafid seorang ustad. Berselang tiga hari setelahnya, Aji menginap di tempat lain sambil membawa kedua anaknya. Hingga beberapa minggu kemudian, Aji masih bernomaden bersama Juni dan Juli. Biasanya teman-teman Aji yang prihatin memberikan uang untuk Juni dan Juli. Semua keluh kesah itu mereka jalani sampai Aji mendapat izin me-makai rumah peninggalan leluhur-nya di kampung.
Tak hanya sampai di situ, tinggal menetap di kampung bukan solusi final. Aji bekerja serabutan untuk menafkahi dua anaknya yang selalu setia menunggui ia bekerja. Tanpa lelah Juni dan Juli terus mengikuti kemana ayahnya, dari bermain hingga bekerja. Memasuki masa sekolah, Aji menyiapkan bekal dan sarapan untuk kedua anaknya serta memakaikan seragam pertama Juni.
Kemudian Aji mengendarai sepeda-nya mengantarkan Juni ke sekolah.
Setiap hari, Aji melaksanakan tugas-nya sebagai ayah sekaligus ibu untuk Juni dan Juli, mulai dari menyiapkan sarapan, menemani
belajar, mencuci baju, memasak dan bekerja. Di sekolah Juni dan Juli mengalami perundungan secara verbal hingga fisik. Juli merasakan mengadu pada guru pun tidak menghasilkan solusi final. Bahkan Juli sering mendapat perkataan kasar yang berlebihan dari gurunya, ia juga dimarahi di depan teman-temannya saat di kelas padahal permasalahan bisa disampaikan secara baik-baik pada Juli. Karna itu, Juli dan Juni merasa semakin ter-tekan karna tidak dapat perlindung-an dari guru-gurunya.
Juni dan Juli pindah sekolah bebera-pa kali, ketika di SMK Juni dikeluarkan oleh pihak sekolah. Namun ia tetap
bertahan dan mencoba hobi baru-nya yaitu mendesain baju. Kelak, Juni menjadi seorang designer dan ber-hasil mendirikan perusahaan baju bernama N'FASHION.
Juli memilih bidang lain, ia menjadi sutradara film dan sukses dengan film layar lebar pertamanya berjudul "KRI DEWARUCI", selama syuting Arya
memperkenalkan Juli pada Wahyu dan Dika. Prajurit AL yang ikut mem- bantu proses produksi film tersebut. Juli dan Wahyu terikat oleh takdir sejak pertemuan itu. Beberapa bulan kemudian mereka mendirikan perusahaan baru bernama F.A. ENTERTAINTMENT yang selama ini menjadi cita-cita Aji. Di hari peresmi-an perusahaan baru tersebut, Juni dan Juli meminta Aji untuk memo-tong pita.
Wahyu, Dika, Arya serta teman-teman lain turut hadir dalam acara
itu. Ternyata Dika adalah teman sekolah Juni dulunya, mereka men-jadi dekat dan saling cinta. Aji, Juni dan Juli berpelukan haru dan ber-syukur harapan dan cita-cita mereka dapat terwujud. Perjuangan Aji selama ini berakhir manis saat kedua anaknya sudah berhasil sukses.
Api permasalahan kembali mem-bakar ketentraman rumah tangga Aji dan Rina. Seakan sampai pada puncaknya, Aji memberi pilihan pada Juni anak sulungnya. Apakah me-milih pergi bersama Rina atau Aji.
Juni sempat dibujuk oleh Rina agar tetap tinggal bersamanya. Pertanya-an yang sama juga ditanyakan pada Juli, kedua adik-beradik Juni dan Juli memilih ikut bersama ayahnya Aji. Tapi Rina tidak membujuk Juli, dari awal Juli sudah mantap memilih ikut ayahnya. Juli senang akhirnya Juni ikut dengan Aji agar mereka bisa terus bersama.
Gerimis menjadi saksi tekad Aji untuk bisa mendidik menjaga kedua anak-nya meski tanpa ada istri. Lain sisi Juni dan Juli bersemangat melang-kah bersama ayahnya meski mereka tidak tahu apa tantangan dalam pilihan mereka. Dengan uang dua puluh ribu dikantong, Aji membawa Juni dan Juli menerobos gerimis yang makin lebat. Aji mendudukkan Juni dan Juli di sadel sepeda feder-al miliknyanya dan dia juga me-megangi sebuah sepeda anak.
Sekian lama menempuh jalan, me-lintaslah mobil pick up putih yang
dikendarai oleh kenalan Aji. Dia me-ngantarkan Aji beserta anaknya ke-luar dari kampung tersebut. Aji membawa anaknya menginap di salah satu rumah kenalan Aji, Bang Hafid seorang ustad. Berselang tiga hari setelahnya, Aji menginap di tempat lain sambil membawa kedua anaknya. Hingga beberapa minggu kemudian, Aji masih bernomaden bersama Juni dan Juli. Biasanya teman-teman Aji yang prihatin memberikan uang untuk Juni dan Juli. Semua keluh kesah itu mereka jalani sampai Aji mendapat izin me-makai rumah peninggalan leluhur-nya di kampung.
Tak hanya sampai di situ, tinggal menetap di kampung bukan solusi final. Aji bekerja serabutan untuk menafkahi dua anaknya yang selalu setia menunggui ia bekerja. Tanpa lelah Juni dan Juli terus mengikuti kemana ayahnya, dari bermain hingga bekerja. Memasuki masa sekolah, Aji menyiapkan bekal dan sarapan untuk kedua anaknya serta memakaikan seragam pertama Juni.
Kemudian Aji mengendarai sepeda-nya mengantarkan Juni ke sekolah.
Setiap hari, Aji melaksanakan tugas-nya sebagai ayah sekaligus ibu untuk Juni dan Juli, mulai dari menyiapkan sarapan, menemani
belajar, mencuci baju, memasak dan bekerja. Di sekolah Juni dan Juli mengalami perundungan secara verbal hingga fisik. Juli merasakan mengadu pada guru pun tidak menghasilkan solusi final. Bahkan Juli sering mendapat perkataan kasar yang berlebihan dari gurunya, ia juga dimarahi di depan teman-temannya saat di kelas padahal permasalahan bisa disampaikan secara baik-baik pada Juli. Karna itu, Juli dan Juni merasa semakin ter-tekan karna tidak dapat perlindung-an dari guru-gurunya.
Juni dan Juli pindah sekolah bebera-pa kali, ketika di SMK Juni dikeluarkan oleh pihak sekolah. Namun ia tetap
bertahan dan mencoba hobi baru-nya yaitu mendesain baju. Kelak, Juni menjadi seorang designer dan ber-hasil mendirikan perusahaan baju bernama N'FASHION.
Juli memilih bidang lain, ia menjadi sutradara film dan sukses dengan film layar lebar pertamanya berjudul "KRI DEWARUCI", selama syuting Arya
memperkenalkan Juli pada Wahyu dan Dika. Prajurit AL yang ikut mem- bantu proses produksi film tersebut. Juli dan Wahyu terikat oleh takdir sejak pertemuan itu. Beberapa bulan kemudian mereka mendirikan perusahaan baru bernama F.A. ENTERTAINTMENT yang selama ini menjadi cita-cita Aji. Di hari peresmi-an perusahaan baru tersebut, Juni dan Juli meminta Aji untuk memo-tong pita.
Wahyu, Dika, Arya serta teman-teman lain turut hadir dalam acara
itu. Ternyata Dika adalah teman sekolah Juni dulunya, mereka men-jadi dekat dan saling cinta. Aji, Juni dan Juli berpelukan haru dan ber-syukur harapan dan cita-cita mereka dapat terwujud. Perjuangan Aji selama ini berakhir manis saat kedua anaknya sudah berhasil sukses.
Sinopsis
#1
ANGKAT KAKI
#2
AYAHANDA
#3
WAKTU BERKISAH
#4
SI GEMBUL
#5
DARA-DARA PAPA
#6
TETESAN PERTAMA
#7
JAWABAN TANGAN KECIL YANG MENGAIS
#8
SEMENTARA
#9
PENAWAR SESAK
#10
GELAP CERITA
#11
TOPENG ABADI
#12
PETAKA YANG TAK TERELAKKAN
#13
MEMILIH
#14
ENGKAU MADRASAH
#15
BERTERIAK TAPI TAK TERDENGAR
#16
MENUJU PUNCAK MENGGAPAI CITA
#17
ASA MENJADI NYATA
#18
BUKAN SEKEDAR MATAHARI
#19
MIMPI PAPA DAN RENCANA TUHAN
#20
ASMARALOKA
#21
TANGGA KEDUA
#22
DERU OMBAK BELUM USAI
#23
JAWABAN DARI SUJUD
#24
TE AMO
Disukai
0
Dibaca
2.5k
Tentang Penulis
Nur Purnama Kasni
manusia biasa
Bergabung sejak 2022-11-14
Telah diikuti oleh 32 pengguna
Sudah memublikasikan 1 karya
Menulis lebih dari kata
Rekomendasi dari Drama
Novel
Sebilah Silsilah
Mila Phewhe
Skrip Film
MENCARI MADRASAH
Nur Purnama Kasni
Novel
Hari Bersama Raka
Mittah Latif
Cerpen
Namanya, Wira
drizzle
Novel
ROLLER COASTER
Faza Adilla
Novel
Small Fry
Mizan Publishing
Novel
Gedith Woman
Anglint
Skrip Film
Surya Kembar
Tinta Emas
Novel
Glass Bead
Natalia Novena Mandala Putri
Flash
Bisikan
zee astri
Novel
444 km
Gya Daneo
Flash
WULAN
kndln
Flash
WARNA YANG HILANG
Aston V. Simbolon
Flash
Rupawan yang Terbuang
liszzah
Novel
Lynn
Onet Adithia Rizlan
Rekomendasi