142. INT. KANTOR DESA – AULA BALAI DESA – PAGI
Warga saling menengok, lalu terdengar suara dari warga yang berkata.
WARGA
Usir
WARGA
Arak keliling kampung
WARGA
Telanjangi
WARGA
Penjarakan
HAMPIR SEMUA WARGA
Penjarakan, usir, telanjangi, penjarakan.
Terdengar sorak-sorak seluruh warga yang ada di balai desa, tidak termasuk Runi dan Jarwo yang masih belum percaya Arya sebejat itu, sebab selama ini tidak satupun perilaku Arya yang menunjukkan bahwa Arya adalah seorang pemuda bejat yang tak bermoral. Saat sedang sorak-sorak ramai, mendadak Joyo langsung merangsak maju ke tengah-tengah rapat dan membelakangi layar projektor sambil membawa Rinjani. Rinjani dikenal sebagai pemilik toko obat di pasar.
JOYO
Permisi saudara-saudari sekalian permisi, izinkan saya menyampaikan sesuatu yang penting terkait pak Arya. Izinkan saya sebentar saja.
Karta yang juga kaget dengan tingkah Joyo kemudian berkata dengan kesal.
KARTA
Owalah hei kamu, posisi kamu disini itu apa Yo?, ini lagi rapat penting jadi jangan buang-buang waktu kita disini, keluar kamu.
JOYO
Tenang pakde, saya cuma butuh waktu sebentar untuk menyampaikan sesuatu yang penting agar tidak terjadi fitnah. Jadi seperti ini saudara-saudari sekalian ...
Joyo menyampaikan semua kronologi yanga da di pikirannya agar warga tahu bahwa ini semua adalah settingan yang sudah diatur oleh Karta, lalu akhirnya Joyo berkata.
JOYO
Jadi semua ini jelas bahwa pakde Karta dan kawanannyalah yang memfitnah pak Arya sebab pak Arya telah mengatur urusan tanah dengan sangat baik dan rapi sehingga tidak ada kecurangan sedikitpun dalam urusan tanah itu. Ini ada bude Jani yang dalam pembukuannya di hari Kamis itu ada orang yang membeli obat tidur di tokonya namun bude Jani lupa siapa yang telah membeli obat itu. Betul begitu bude?
RINJANI
Memang betul Yo tapi ya itu tadi bude lupa siapa yang beli saat itu sebab memang banyak yang membeli obat di toko saya setiap hari.
JOYO
Nah saudara-saudari sekalian. Begitulah kenyataannya dan tolong pakde Karta, mengakulah anda sekarang.
Warga masih bertanya-tanya sambil nengok ke kanan-kiri, begitu juga Runi yang seperti mendapatkan sebuah petunjuk akan anting yang saat ini dia pegang, lalu Karta berkata dengan kesal.
KARTA
Owalah Yoo Yo, kamu sedang main detektif-detektifan hah?. Kamu kalo belajar ngarang itu di sekolah Yo jangan disini. Disini itu lagi rapat, rapat penting Yo penting soal kelanjutan masalah tanah. Kamu itu anak bau kencur jangan ikut campur.
Ngomong ini itu, pake bawa bude Rinjani segala kesini, duh duh kasian bude Rinjani harus ninggalin tokonya gara-gara kamu ajak kesini, nanti kalo ada yang butuh obat darurat terus engga ada yang melayani dan akhirnya orang-orang meninggal gimana?, kamu mau tanggung jawab hah?, dipikir dulu sebelum kamu ngarang. Bude Jani, balik ke tokomu balik, banyak orang yang butuh kamu di toko.
Rinjani langsung berjalan ke arah pintu keluar dan meninggalkan Joyo di depan.
KARTA
Sudah sudah Yo sudah. Kali ini kamu saya maafkan tapi lain kali jangan seenaknya kamu asal masuk ke dalam rapat penting terus ngomong ngalor ngidul. Dah sudah, sekarang tolong pak hansip diajak keluar ini anak biar kita bisa lanjutin rapat penting ini.
Jarwo berdiri ingin menyampaikan sesuatu yang diingatnya sejak tadi.
JARWO
Sebentar sebentar pak hansip jangan dibawa dulu sebentar. Saya dengan Jono sekitar hari Kamis jam 3 itu aku liat pakde Karta, istrinya dan mba Sari itu pergi menuju ke arah kantor desa. Aku engga tau itu mereka memang mau ke kantor desa atau engga tapi yang jelas arahnya kesana. Dan memang betul, hari kamis jam 3 itu pakde Karta, istrinya dan mba Sari sedang bersamaan meski saya sendiri engga tahu ada pekerjaan apa sehingga mereka bisa berjalan secara bersamaan dan lalu ...
Belum selesai bicara, Karta yang mulai panik langsung memotong.
KARTA
Kamu lagi, kenapa kamu Jarwo jadi ikut main detektif-detektifan?, kamu diem saja kalau engga tau masalahnya. Saat ini kita lagi ngomongin masalah penting soal tanahmu dan seluruh warga disini jadi jangan ngomong ngalor ngidul begitu. Kamu sama aja kaya bocah ini, sama-sama engga jelas. Ngomong ngalor ngidul engga ada bukti, asbun. Kalau engga ada bukti itu fitnah namanya Jarwo. Kalau saya laporin kamu ke polisi maka kamu bisa dipenjara atas tuduhan pencemaran nama baik, paham kamu. Sudah sudah tidak perlu lagi bahas karangan si bocah itu, pokoknya sekarang kita bahas kembali masalah tanah ini, sepakat saudara sekalian?
WARGA
Sepakaaaaat!
Ucap semua warga, namun Jarwo tetap melanjutkan penjelasannya.
JARWO
Sebentar pakde sebentar, kalau pakde Karta mau bukti maka saya bisa buktikan.
KARTA
Apalagi kamu ini Jarwo!!!. Kalau kamu tidak ingin ikut rapat ini maka keluar saja darisini cepat keluar kamu cepat!!!
Ucap Karta dengan kesal.
JARWO
Looh pakde, tadi katanya pakde butuh bukti, ini loh sebentar saya kasih liat buktinya. Jon kamu maju ke depan Jon, colokin hp-mu itu ke laptop itu Jon terus kasih liat poto waktu Kamis sore itu Jon yang aku minta sama kamu.
Wajah Karta semakin panik dan menunjukkan mimik muka yang sangat marah. Jono yang kaget mendadak disuruh oleh Jarwo hanya mengangguk-angguk dan langsung maju ke depan menuju laptop. Setelah sampai, Jono langsung mencolok kabel data yang menempel di laptop lalu dicolok ke hp-nya. Kemudian berkas poto-poto di kamera Jono dibuka di hadapan para warga sekalian dan terlihat beberapa poto selfie Jono, lalu di slide kelima seluruh warga melihat poto yang tadi disampaikan oleh Jarwo.
JARWO
Nah nah itu, itu Jon stop disitu Jon.
Tiba-tiba Karta berdiri dan berkata dengan kesal,
KARTA
Lalu kenapa kalau saya memang berjalan bersama dengan mereka?, ada yang salah?, apa saya melakukan perbuatan cabul dengan mereka sama seperti yang dilakukan oleh Arya?, apa saya salah berjalan bersama istri dan tetangga saya?, apa yang salah?, lagipula memang kamu tau saya ingin kemana disitu hah?. Asal kamu tau ya bahwa saya bersama mereka itu memang menuju ke arah kantor desa tapi tidak ke kantor sebab saya pergi ke rumah pak RT. Makanya kamu kalau engga tau apa-apa jangan ngomong macem-macem. Sekali lagi saya sampaikan bahwa kalau ini sampai ke kepolisian maka saya bisa penjarakan kamu atas dasar tuduhan pencemaran nama baik. Lagi juga poto ini diambil apakah benar di hari Kamis?, siapa yang tau kalo kamu bohong dan bersekongkol dengan Arya hah?, jangan-jangan kamu memang mafia tanah disini iya?, hah?
Dibentak seperti itu, Jarwo kembali duduk dan menundukkan kepala sambil melirik ke kanan dan ke kiri. Karta yang merasa menang terlihat tersenyum.
143. EXT. SAWAH – PAGI
Pemuda-pemuda suruhan Karta yang sedang mengukur dan menanam patok balok untuk mengukur tanah warga, tiba-tiba kaget dengan kedatangan polisi dan mereka langsung digiring untuk naik ke mobil polisi.
CUT TO
144. INT. KANTOR DESA – AULA BALAI DESA – PAGI
Karta lalu berkata.
KARTA
Hei Jono, kembali kamu ke tempatmu, kita akan lanjutkan rapat.
Saat Jono hendak mencabut kabel data dari hp-nya, tiba-tiba Runi berkata.
SERUNI
Sebentar mas Jono jangan dicabut dulu.
Runi menahan Jono, lalu Runi meminta Jono untuk membuka poto saat Karta, Nunik dan Sari sedang bersama lalu melihat rincian poto.
SERUNI
Buka rincian potonya mas Jono.
Jono membuka rincian poto.
SERUNI
Lihat saudara-saudari sekalian. Poto ini diambil memang pada hari kamis kemarin jam 3 sore, ini jelas terlihat pada rincian poto itu.
Karta yang kembali kaget sebab masih ada orang yang ingin mengganggunya terlihat sangat kesal namun Runi melanjutkan penjelasannya.
SERUNI
Mas Jono, tolong diperbesar gambar itu di bagian telinga mba Sari.
Jono hanya mengikuti arahan Runi.
SERUNI
Itu poto waktu mereka berjalan ke arah kantor desa ya mas?
JONO
Betul de’ Runi.
SERUNI
Kita sama-sama lihat bahwa mba Sari menggunakan anting lengkap ya saudara-saudari di kanan dan kiri telinganya. Lanjut ke poto berikutnya mas Jono.
Karta hanya memperhatikan Runi dengan tatapan yang sangat sinis sambil menunggu apa yang akan dikatakan oleh Runi yang siap kembali dibantah oleh Karta, sedangkan Jono masih tetap mengikuti arahan Runi.
SERUNI
Ini poto saat mereka kembali dari arah kantor desa ya mas?
JONO
Betul de’ Runi.
SERUNI
Mas Jono, tolong diperbesar lagi gambar itu di bagian telinga mba Sari.
Jono kembali memperbesar gambar di bagian telinga Sari.
SERUNI
Cocok.
JONO
Cocok?
JARWO
Cocok?
KARTA
Cocok?
JOYO
Cocok?
Warga hanya bingung dengan maksud Runi sambil mengulang dan memperhatikan kata-kata Runi. Tiba-tiba Runi berdiri dan maju ke depan di samping Joyo.
SERUNI
Saya menemukan ini di hari Sabtu saat sedang bersih-bersih kantor. Jelas ini bukan punya pak Arya dan saya sudah menanyakan ke pak Arya juga bahwa tidak ada laporan sama sekali yang menanyakan tentang adakah orang kantor yang kehilangan anting. Satu hal yang kebetulan adalah saya menemukan ini di perpustakaan dan yang sangat kebetulan adalah anting ini mirip dengan anting yang dipakai oleh mba Sari di poto itu.
Runi masih menunjukkan anting yang Runi pegang lalu menunjuk gambar yang ditampilkan di layar.
SERUNI
Sama bukan?, dan terlihat di poto bahwa saat hendak pergi ke arah kantor di telinga mba Sari terlihat anting tersebut masih ada 2 namun saat telah kembali ke arah pulang ternyata disana hanya ada satu anting di sebelah kiri dan kemana anting di sebelah kanan?, hilangkah?, jatuh?, tentu jatuh tidak sengaja saat mereka melakukan aksi busuk mereka itu di perpustakaan. Saudara-saudariku sekalian, dengan penjelasan dari Joyo yang sangat jelas, ulasan dari bapakku, dan poto dari mas Jono serta anting ini, semuanya terhubung dan semuanya sudah jelas bahwa ini semua memang ulah pakde Karta yang memiliki maksud tertentu untuk memfitnah pak Arya meski kita belum tau apa maksud pakde Karta berbuat seperti ini.
Karta tiba-tiba tertawa dan langsung berkata.
KARTA
Hebat, hebat, hebat sekali sandiwara kalian hebat hebat heb ...
Belum selesai Karta bicara, tiba-tiba pak Deni ketua RT 1 berdiri dan berkata.
DENI (KETUA RT1)
Benar, itu memang benar jebakan. Karta menjebak saya dengan cara seperti itu juga agar saya mengikuti semua permintaannya sehingga poto aib saya itu tidak akan disebar ke seluruh warga. Saya sudah lama menunggu momen untuk membongkar kebusukan Karta.
Tiba-tiba RT 2 dan 3 serta ketua RW ikut berdiri dan mereka berkata.
KETUA RT 2, 3 & KETUA RW
Benar, saya pun demikian.
Tiba-tiba, seluruh tatapan warga yang ada di balai desa tertuju pada Karta, lalu Karta tertawa dan berkata.
KARTA
Itu semua bukan bukti yang kuat dan kalian semua disini pasti sudah sekongkol sebelumnya untuk menjatuhkan saya kan iya kan? Akui saja bahwa kalian memang tidak terima dengan saya yang ingin mengambil alih urusan tanah ini. Padahal kalian akan mendapatkan keuntungan yang lebih saat ini semua saya yang urus ketimbang diurus oleh Arya si pemuda kota yang engga jelas itu. Tapi saya akan ingat semua ini, semua yang ada disini, siap-siap kalian semua akan saya laporkan atas tuduhan pencemaran nama baik dan ingat sekali lagi bahwa saya tidak akan menyelesaikan kasus ini dengan damai sebab kalian semua sudah mempermalukan saya di depan umum. Jadi kalian semua akan saya penjarakan agar kalian tau rasanya dipermalukan.
Tiba-tiba ada polisi yang langsung merangsak masuk ke balai desa dan sudah berada di sisi kanan – kiri Karta, lalu polisi berkata.
POLISI 1 (HANDOYO)
Anda yang bernama Johan Karto Sasmita?
KARTA
Iya betul saya Johan Karto Sasmita, ada apa pak?
POLISI 1 (HANDOYO)
Anda kami tangkap atas tuduhan penggelapan lahan milik warga, bekerjasama dengan kades dan para oknum pengusaha swasta berkedok pengurusan lahan.
KARTA
Loh loh pak bukan saya yang salah disini pak, loh pak loh tolong pak, mereka semua yang salah pak, loh pak loh?
POLISI 1 (HANDOYO)
Anda bisa jelaskan semua nanti di kantor, sekarang ikut kami.
Ucap polisi sambil mendorong Karta keluar dari balai desa dan menuju mobil polisi.
KARTA
Tolong pak tolong, tolong pak tolong jangan tangkap saya pak tolong saya hanya disuruh, tolong pak tolong pak paaak paaaak jangan tangkap saya pak saya hanya disuruh pak paaak paaaaaaaak.
Suara Karta menghilang seiring dirinya keluar dari aula balai desa.
CUT TO