43. EXT. POS RONDA – MALAM
Terdengar riuh suara jangkrik di pos ronda yang sedang ditongkrongi oleh Jarwo dan Jono.
JARWO
Malam dingin begini wayahnya tidur bareng sama istri ya Jon.
JONO
Iya pakde, tidur sama de Runi nanti saya saat sudah sah ya pakde.
Jarwo langsung menatap wajah Jono dalam-dalam.
JARWO
Kamu sakit Jon?, mimpi.
JONO
Namanya juga usaha pakde. Oh iya pakde, gimana menurut pakde soal pak Arya itu pakde?
JARWO
Sudah wayahnya tanah-tanah warga sini diurus sama orang yang jelas jelas ahli di bidangnya Jon biar warga punya kuasa nanti kalo kalo suatu saat ada apa-apa. Apalagi soal penjahat-penjahat tanah disini kan Jon yang masih ada aja sampe sekarang. Lagian kan sekarang lagi banyak pembangunan tol juga, jadi kalo nanti tanah warga ada yang kepake buat tol maka warga bisa menjualnya dengan harga yang layak Jon. Menurut aku ya bagus ada pemuda-pemuda macam pak Arya itu disini.
Terlihat Jono hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja.
CUT TO
44. INT. RUMAH JOYO – RUANG TENGAH – PAGI
Narto sudah menyediakan singkong rebus dan teh manis panas di meja ditemani oleh Joyo di sebelahnya.
NARTO
Yo, nanti tolong temani mbah ke kantor desa ya, kan ada pendataan tanah untuk dibuatkan surat-surat, surat apa itu namanya Yo?
JOYO
Sertipikat tanah mbah.
NARTO
Nah betul itu Yo.
JOYO
Lah berarti hari ini kita engga ke pasar mbah?
NARTO
Loh tetep ke pasar tapi setelah urus surat itu toh Yo.
JOYO
Ooh, iya mbah siap.
CUT TO
45. EXT. KANTOR DESA – LAPANGAN – PAGI
Suasana kantor desa yang sudah sangat padat, dipadati warga yang memang sangat antusias untuk mendapatkan sertipikat tanah. Karta mendatangi Arya dari kerumunan, lalu menghampiri Arya.
KARTA
Selamat pagi pak Arya. Senang melihat anda kembali pagi ini dalam keadaan yang sangat cerah dengan masalah kemarin yang sudah selesai ya pak.
ARYA
Wah bapak, betul sekali pak. Makin semangat setelah masalah kemarin sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya ya pak. Permisi sebelumnya, nama bapak siapa ya?, mohon maaf kemarin saya lupa untuk bertanya.
KARTA
Saya akan jawab tapi alangkah baiknya jika kita ngobrol di dalam sebentar sambil seruput kopi pak Arya. Ada hal lain juga yang ingin saya bicarakan, tentang tanah dan tentu saya yakin anda sangat suka dengan ini.
ARYA
Wah sepertinya menarik ni pak tapi bagaimana ya pak, warga sudah mulai mengantri ini.
KARTA
Santai saja hanya sebentar, pak Arya bisa menyerahkan tugas ini sebentar ke asisten anda itu kan.
Karta merayu Arya sambil menunjuk Roni untuk mewakilkan Arya menemani warga sebentar, lalu Arya berkata ke Roni yang berada di sebelahnya.
ARYA
Mmh baiklah. Pak Roni tolong temani warga ya, saya akan masuk ke ruangan saya sebentar.
RONI
Baik pak.
ARYA
Terima kasih ya. Mari pak kita masuk tapi maaf tidak bisa lama ya pak.
KARTA
Mari mari pak Arya, tidak apa pak santai saja.
Arya dan Karta berjalan ke arah ruangan Arya.
CUT TO
46. INT. KANTOR DESA – RUANG ADMNISTRASI TANAH – PAGI
Arya dan karta sudah duduk di ruangan Arya.
ARYA
Mohon maaf ya pak saya tidak minum kopi dulu sebab setelah ini saya harus langsung menemani warga kembali. Bapak ingin kopi?
KARTA
Ooh tidak usah repot-repot pak saya juga tidak lama.
ARYA
Baiklah. Jadi langsung pada intinya saja pak, kira-kira yang ingin bapa samapaikan itu tentang apa ya?
KARTA
Sebelumnya perkenalkan, saya Karta. Bisa dibilang saya salah satu juragan tanah di desa ini. Permisi, bukan berniat sombong tapi demikian adanya pak Arya.
ARYA
Ooh pak Karta. Baik baik pak saya paham, monggo dilanjutkan.
KARTA
Jadi saya ada rencana untuk membuat semacam gedung serbaguna pak, pasar modern, taman bermain, serta sarana ibadah untuk berbagai macam agama. Seperti yang kita tau banyak agama yang hidup di desa ini, agama Hindu, Kristen, Muslim, Budha dan sedikit etnis Tionghoa. Kita akan bangun semua sarana ibadah itu agar benar-benar terlihat betapa bagusnya toleransi beragama di desa kita ini pak.
ARYA
Wah wah bagus sekali ide ini pak, luar biasa ada orang yang pemikirannya maju seperti bapak ini. Lalu kelanjutan detailnya seperti apa pak?
KARTA
Bicara tentang detail itu sangat amat gampang pak Arya sangat amat gampang, mudah itu. Tapi sebelum itu, lebih baik kita bicarakan satu hal yang paling penting dulu.
ARYA
Owalah, masih ada yang paling pentingnya toh pak. Monggo monggo pak saya mendengarkan.
KARTA
Jadi begini pak, intinya adalah tolong bapak kurangi meteran tanah setiap warga yang datang ke bapak untuk diurus tanahnya. Sebab, tanah yang saya miliki belum terlalu luas pak untuk membuat segala hal yang tadi sudah kita bicarakan. Seperti yang anda bilang tadi bahwa ini adalah projek bagus jadi ...
Tiba-tiba Arya memotong.
ARYA
Tidak pak tidak akan pernah. Ini korupsi namanya. Ini sudah masuk kasus penggelapan tanah jika hal itu dilakukan dan anda bisa kena pidana. Saya tidak akan menzholimi warga seperti itu pak, tidak akan pernah.
KARTA
Loh sebentar dulu pak. Seperti yang tadi bapa bilang bahwa ini semua projek yang bagus dan bermanfaat untuk seluruh warga desa juga toh, jadi dimana salahnya pak?. Dan lagi nanti akan ada bagian keuntungan juga yang akan anda dapatkan jika projek ini sudah disahkan pak. Tenang saja, bagian anda tidak akan kecil, saya jamin itu pak.
ARYA
Tidak pak, sekali lagi apapun rencana baiknya tapi jika dijalankan dengan cara yang salah maka tidak bisa dibenarkan. Mohon maaf saya tidak bisa untuk ikut dalam ide bapak itu.
KARTA
Tenang pak Arya tenang tidak usah terburu-buru, masih ada banyak waktu untuk memikirkannya kembali tapi satu hal bahwa hal ini adalah mutlak dan tidak bisa ditawar kembali loh pak. Bagaimanapun caranya anda menolak pasti projek ini akan terjadi juga nantinya, percaya dengan saya pak Arya.
ARYA
Baiklah, jika sudah tidak ada yang dibicarakan lagi maka pak Karta boleh meninggalkan ruangan saya dan terima kasih atas informasinya.
KARTA
Baiklah pak Arya. Saya tunggu di lain waktu ya pak. Kita masih berikan kelonggaran waktu untuk anda berpikir dengan jernih, jadi pikirkan itu dengan baik ya pak jangan sampai anda menyesal nantinya.
ARYA
Silakan keluar dari ruangan saya pak.
KARTA
Tentu pak Arya, selamat pagi, terima kasih dan sampai jumpa segera ya pak.
Karta meninggalkan ruangan dan Arya mengernyitkan dahinya sambil menggelengkan kepalanya lalu berkata.
ARYA (VO)
Brengsek orang ini rupanya, dengan saudara se-desanya dia bisa tega?. Ini engga bisa dibiarin, aku engga akan biarin orang macam kaya gini mendapatkan yang dia inginkan. Mungkin aku materialistis tapi aku engga sepicik orang ini. Ingat, aku engga akan ngebiarin orang kaya dia ini mendapatkan keinginannya, liat saja.
Hush hush husshh jauh jauh jauh pergi pergi, ingat Arya ingat hey Arya hei, jalani, selesaikan misi, jangan dinikmati & kembali, ingat itu, kamu harus ingat itu. Iya si ingat tapi misi ini engga akan selesai kalau ada orang kaya gitu dibiarin merajalela kan?, aku engga akan nyerah sama orang kaya gitu!
Arya mulai kontadiksi dengan dirinya yang di masa lalu sebab perlahan Arya merasakan sesuatu yang berbeda selama menemani warga desa.
CUT TO
47. EXT. KANTOR DESA – LAPANGAN – PAGI
Arya sudah kembali duduk di hadapan warga yang siap mengurus tanahnya. Kini giliran Narto.
ARYA
Monggo mbah silakan, ada yang bisa saya bantu?
CUT TO
48. INT. RUMAH JOYO – KAMAR TIDUR – MALAM
Joyo masih memegang jam tangan kesayanganmya yang sudah rusak, lalu Joyo berkata.
JOYO
Ingin rasanya memperbaiki satu-satunya kenangan yang ditinggalkan olehmu ini bu. Mbah Narto pun sudah sangat tua, mbah yang telah mengasuhku hingga kini juga kelihatan sudah sangat lelah. Kata si mbah bahwa aku sudah ditinggal pergi oleh ibu dan bapak saat usiaku 1 tahun. Mbah bilang kalau bapak di penjara selama 5 tahun sebab dituduh mencuri tanah perusahaan swasta yang padahal itu adalah tanah mbah Narto yang sudah lama turun temurun menjadi warisan keluarga. Warga desa sini semua juga tau bahwa tanah itu adalah tanah warisan turun temurun dari keluarga mbah Narto tetapi kenapa tidak ada yang berani bicara untuk menjadi saksi membela bapakku, tolong bapakku tolong. Bapak akhirnya dipenjara 5 tahun, lalu Saat 6 bulan di penjara, mbah bilang bapak sakit dan akhirnya meninggal. Ibu yang tau kabar itu langsung kaget dan sakit sampai akhirnya nyusul bapak 1 minggu kemudian. Duh gusti.
Joyo memejamkan matanya yang mulai berlinang air mata sambil merebahkan kepalanya ke meja belajar.
CUT TO
49. EXT. SAWAH & TERAS RUMAH KARTA – PAGI
Beberapa orang berpakaian rapi sedang mengobrol asik di teras rumah Karta dengan tawa riang mereka yang samar terdengar dari kejauhan. Jarwo dan Jono sedang bercocok tanam di sawah.
JARWO
Jon, pak Karta makin sukses ya Jon. Liat tu, makin sering aja tu orang-orang perlente itu datang kesini. Mantep eeee.
JONO
Ealah pakde masih aja. Hai calon mertua budiman yang akan memiliki menantu paling idaman sealam jagad raya ini. Janganlah menilai orang dari luarnya aja, dont judge a book by the cover, itu tulisan yang aku temuin pagi ini di youtop.
JARWO
Artinya apa Jon?
JONO
Katanya jangan liat buku dari sampulnya pakde.
JARWO
Lah gimana maksudnya Jon?, kan kalo buku itu dibeli sebab diliat dulu judul buku di sampul luarnya kan Jon?
JONO
Iya juga si pakde.
JARWO
Lah terus apa Jon?
JONO
Engga tau pakde.
JARWO
Macem kaya kamu mau jadi pasangan dari anakku satu-satunya?, mikir 1000x aku Jon.
Orang-orang dengan stelan rapi tersebut pamit keluar dari rumah Karta, lalu Jarwo berkata sambil berteriak ke arah rumah Karta.
JARWO
Pak kartaaaa, sukses terus ya, mantepp eeeee.
Dengan tatapan sinis, Karta hanya menoleh sebentar lalu langsung masuk ke dalam rumahnya.
CUT TO
50. EXT. KANTOR DESA – LAPANGAN – SIANG
Arya sudah berada di tengah-tengah warga kembali dan warga satu persatu datang kepada Arya. Terlihat dari mejanya, Arya memperhatikan Karta yang sedang duduk di antara kerumunan warga.
ARYA (VO)
Karta, apa lagi yang dia lakukan disini. Apa dia tidak mendengar jelas yang sudah kukatakan kemarin. Ingat baik-baik, kau tidak akan pernah mendapatkan yang kau inginkan itu dariku Karta.
Karta juga memperhatikan Arya yang sedang berada di tengah-tengah warga.
KARTA (VO)
Kita lihat saja sampai sejauh mana kamu bertahan anak muda. Tidak ada yang tidak tergoda dengan tawaranku itu. Percayalah, kau akan datang padaku nanti dan bertekuk lutut.
Karta beranjak dari tempat duduknya sambil membuang sebatang rokok di tangannya lalu pergi dari kerumunan warga sambil melempar senyum licik.
CUT TO
51. INT. RUMAH JARWO – TERAS RUMAH – SORE
Runi baru saja pulang dari kantor desa dan Jarwo sedang berada di teras rumah.
JARWO
De’, kamu kan sebentar lagi mau ke kota, mbok toh ya dipersiapkan betul-betul kalau memang ingin melanjutkan kuliah dari sekarang. Jangan malah ke kantor desa terus toh De’.
SERUNI
Iya pak Runi ngerti ko’. Lagi juga semuanya udah Runi siapin jadi bapak tenang aja ya. Termasuk biaya ongkos, semuanya udah ada. Kan Runi punya tabungan, ditambah lagi nanti juga ada tambahan pemasukan dari beasiswa yang Runi dapetin. Jadi, bapak engga usah khawatir toh pak.
JARWO
Iya anakku semata wayang yang paling cantik dan cerdaaaas.
SERUNI
Nah itu bapak tau.
Terlihat Jarwo menunjukkan raut wajah gregetan, lalu Runi berkata.
SERUNI
Udah punya pacar belum ya?
JARWO
Apa de’?, pacar?, siapa toh de’ maksud kamu?
SERUNI
Engga pak bukan siapa-siapa, bapak salah denger aja.
JARWO
De’ siapa hei de’ siapa?
Runi bergegas masuk ke dalam rumah sambil pura-pura tidak mendengar ucapan bapaknya.
CUT TO
52. INT. RUMAH JOYO – KAMAR TIDUR – MALAM
Joyo sedang berada di kamar tidurnya sambil memegang jam peninggalan ibunya.
JOYO (VO)
Kalau saja jam ini bisa kuperbaiki, mungkin ini bisa jadi mesin waktu yang bisa membawaku kembali ke masa itu untuk melindungi bapak dari fitnah keji para oknum pengusaha tanah yang tidak tau diri itu, biadab.
Terdengar suara Narto dari luar yang berkata.
NARTO
Yo, besok temani mbahmu lagi ya untuk ke kantor desa, melanjutkan untuk mengurus surat-surat tanah.
JOYO
Iya mbah.
CUT TO