1. EXT. GERBANG DESA - SORE
Arya turun dari bus, lalu melihat tulisan di gerbang masuk desa yang bertuliskan “Selamat Datang Di Desa Majujaya”.
ARYA (VO)
Hhhhh, kalau bukan karena ini permintaan terakhir bapak, ah sudahlah. Jalani, selesaikan segera dan kembali ke Ibukota untuk meneruskan hidup, cayo Arya!
Saat masuk gerbang desa, Arya melihat beberapa warga yang sedang duduk di halaman teras rumahnya. Tiba-tiba seseorang juga keluar dari dalam rumahnya yang terlihat sudah sepuh dan rumahnya merupakan rumah pertama yang tepat berada di muka gerbang desa.
KUNCORO
Mari kesini mas kita ngopi dulu sebentar.
Arya langsung melangkah ke arah rumah Kuncoro sambil memandangi beberapa warga yang tadi masih ada di teras rumah mereka seketika langsung masuk ke dalam rumah masing-masing.
CUT TO
2. INT. RUMAH KUNCORO - TERAS RUMAH - SORE
Arya sampai di teras rumah Kuncoro.
ARYA
Permisi sebelumnya, dan terima kasih sudah diajak mampir mbah.
KUNCORO
Monggo, silakan duduk mas.
ARYA
Terima kasih mbah.
Kuncoro memperhatikan sejenak wajah Arya yang familiar untuknya dan melihat sesuatu di lengan kanan Arya.
KUNCORO
Permisi mas, mas ini siapa dan ada urusan apa disini?
ARYA
Nama saya Arya mbah, saya disini sebagai relawan yang akan membantu masyarakat desa sini dalam hal pengurusan administrasi tanah.
KUNCORO
Ooh. Mas Arya darimana?
ARYA
Saya dari Ibukota mbah.
KUNCORO
Ooh Ibukota. Itu tangan mas kenapa?, bekas berantem?, atau tawuran?
ARYA
Oh, ini luka akibat keserempet motor mbah waktu masih kecil dulu, begitu kata bapak saya.
Tiba-tiba seorang wanita keluar dari dalam sambil membawa teh manis dan singkong rebus di nampannya. Arya dan wanita tersebut saling senyum saat tatapan mereka bertemu. Sesaat kemudian keluar seorang anak yang mengikuti di belakang wanita tersebut, lalu duduk di pangkuan Kuncoro dan wanita tersebut pun kembali ke dalam.
KUNCORO
Ini cicit saya, Teja namanya, usianya baru 4 tahun. Tadi itu cucu saya, Tika namanya.
ARYA
Ooh ini anaknya mba Tika toh mbah, lucunya. Mas Teja, kenalin nama paman adalah paman Arya, salam kenal ya mas Teja.
KUNCORO
Cium tangan dengan paman Arya
Teja langsung mencium tangan Arya.
KUNCORO
Monggo diminum dan dicobain singkongnya mas Arya.
ARYA
Terima kasih mbah.
Selesai mencicipi hidangan, Arya pun langsung izin pamit sebab harus bertemu dengan pak RT. Kuncoro melepas kepulangan Arya dengan senyum mencurigakan.
CUT TO
3. EXT. JALAN UTAMA – PINGGIR SAWAH – SORE
Arya berjalan melewati sawah, terlihat Jono dan Jarwo yang sedang khusyu mencari keong.
ARYA
Permisi pakde, kang mas.
JARWO & JONO
Monggo mas.
Arya berlalu melewati Jarwo dan Jono.
JARWO
Wih wiih, siapa ya Jon?, rapi, sopan, plus kaya ada ganteng-gantengnya gitu.
JONO
Ealah paling juga perantau yang mau cari tanah disini pakde. Soal ganteng itu kan pakde juga udah biasa liat tiap hari pakde ehm.
JARWO
Ga usah bandingin kamu sama dia Jon, kamu sama keong aja masih menang keong ni Jon.
JONO
Menang apanya pakde?
JARWO
Lah kamu engga liat inikah Jon?, menang kinclongnya ni Jon ni.
Jarwo mengusap-usap cangkang keong sampai mengkilap.
CUT TO
4. INT. RUMAH JOYO – HALAMAN RUMAH – SORE
Joyo sedang menata keranjang di halaman depan rumahnya kemudian Arya lewat.
ARYA
Permisi mas.
JOYO
Monggo kang mas.
Arya lupa letak tepatnya rumah pak RT di sebelah mana meski sebelumnya sudah bertanya lewat hp dengan pak RT. Arya diam sejenak lalu bertanya.
ARYA
Permisi mas numpang tanya, rumah pak RT di sebelah mana ya?
JOYO
Ooh rumah pak RT. Nanti kang mas lurus saja dan nanti akan ada kantor desa. Nah, dari kantor desa kang mas masih lurus saja lagi terus dan nanti belok kiri, disana rumah pak RT kang mas.
ARYA
Ooh, makasia mas.
JOYO
Sama-sama kang mas, monggo.
CUT TO
5. INT. RUMAH DENI – TERAS RUMAH – SORE
Arya sudah sampai di teras rumah pak RT dan bertemu pak RT Deni, lalu pak RT pun menunjukkan rumah dinas yang akan ditinggali oleh Arya yang bersebelahan dengan rumah pak RT.
ARYA
Terima kasih sebelumnya pak RT atas rumah dinasnya. Oh iya, apakah saya harus ke pak RW langsung sekarang pak?, dan apakah warga sudah tau bahwa besok akan ada sosialisasi dari saya terkait tugas saya disini pak?
DENI (RT 1)
Tenang saja pak Arya, semua sudah beres jadi bapak tinggal mulai saja tugas bapa esok ya pak.
ARYA
Wah terima kasih sekali lagi pak RT atas kerjasamanya. Mohon izin saya langsung ke rumah ya pak RT, mau bersih-bersih dan persiapan untuk besok.
DENI (RT 1)
Monggo pak Arya. Oh iya, untuk kebutuhan bahan pokok anda selama disini maka akan kami sediakan ya pak dan ini kunci rumah dinasnya, semoga betah ya pak.
ARYA
Siap, terima kasih pak RT.
DENI (RT 1)
Sama-sama pak.
Arya pun pamit dari rumah pak RT, lalu setelah itu pak RT langsung menelpon seseorang (Karta) bahwa Arya sudah datang.
DENI (RT 1)
Pak, pemudanya sudah datang.
SESEORANG (KARTA)
Oke.
CUT TO
6. EXT. SAWAH – JALAN UTAMA – PAGI
Tiga orang berpakaian rapi sedang berjalan menuju rumah Karta. Sementara Jono dan Jarwo sedang bercocok tanam di sawah.
JARWO
Tuh Jon lihat, pak Karta pagi-pagi gini wayahe kita masih minum kopi sama singkong rebus, eh dia malah sudah mulai bisnis aja. Lihat pakaiannya Jon, rapi, perlente, berdasi juga kaya juragan boss aja ya Jon.
JONO
Juragan apa toh pakdeee pakde. Aku kalo pake baju rapi, pake dasi, klimis, wangi, juga pasti mirip seperti itu pakde. Nanti aku dandan seperti itu saat ngelamar de’ Runi ya pakde ku?
JARWO
Ealah tidak sudi saya Joon Jon.
CUT TO
7. INT. KANTOR DESA – AULA BALAI DESA - PAGI
Perwakilan dari warga, ketua RT 1, 2, & 3, dan juga ketua RW telah berkumpul dan Arya memulai sosialisasinya.
ARYA
Selamat pagi, salam sejahtera untuk bapak ibu hadirin sudara saudari sekalian. Selamat datang untuk ketua RW, para ketua RT, para tokoh sepuh serta warga sekalian yang saya hormati. Langsung saja agar lebih singkat, tujuan saya hadir di desa ini adalah saya akan ikut membantu urusan di bidang administrasi pertanahan yang ada di desa Maju Jaya ini. Termasuk di dalamnya dalam hal kepengurusan sertipikat tanah bagi saudara-saudari sekalian yang memiliki tanah namun belum memiliki surat atau sertipikat resminya.
Saat Arya masih melanjutkan penjelasannya, beberapa warga yang antusias mulai satu persatu angkat tangan untuk mengajukan pertanyaan. Selesai menjawab semua pertanyaan warga. Lalu tibalah di ujung acara.
ARYA
Sebagai kata penutup, kami umumkan bahwa layanan ini sudah akan dimulai besok di hari senin, jadi mohon kerjasamanya dari para saudara-saudari sekalian demi kebaikan kita bersama dan terima kasih banyak atas perhatian dan kerjasamanya.
Tepuk tangan meriah dari warga yang hadir menutup agenda sosialisasi.
CUT TO
8. INT. KANTOR DESA - TERAS AULA BALAI DESA - PAGI
Karta ikut memperhatikan penyampaian dari Arya sambil tersenyum licik.
CUT TO
9. INT. KANTOR DESA – RUANG ADMINISTRASI TANAH – PAGI
Arya sudah berada di ruang kantornya, lalu suara pintu diketuk dari luar.
ARYA
Silakan masuk.
RONI
Permisi pak.
ARYA
Monggo silakan duduk.
RONI
Terima kasih pak. Sebelumnya perkenalkan nama saya Roni pak, saya petugas administrasi disini. Jika ada yang bisa saya bantu terkait per administrasian maka jangan sungkan untuk menghubungi saya ya pak. Tapi jika saya sedang tidak disini maka mohon maaf ya pak, sebab selama ini pekerjaan saya lebih sering sebagai kurir antar jemput administrasi dari kantor sini ke kantor sana, jadi kesana kesini. Mohon dimaklumi ya pak.
ARYA
Ooh iya pak Roni. Saya sudah diberitahu oleh pak RT kemarin. Siap pak Roni, terima kasih banyak dan mohon kerjamasanya ya pak, lebih cepat lebih baik.
RONI
Siap pak. Oh iya pak, hanya sekedar mengingatkan siapa tau bapak belum tau bahwa mbah Kuncoro yang posisi rumahnya ada di paling depan pas di samping gerbang desa itu adalah seorang dukun. Jadi hanya untuk informasi ke bapak untuk jangan terlalu sering dan kalau bisa tidak usah berhubungan dengan dia khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dengan bapak.
ARYA
Ooh si mbah yang di gerbang depan itu namanya mbah Kuncoro?
RONI
Iya betul pak, bapak sudah kenal?
ARYA
Kemarin waktu baru tiba, saya diajak mampir sebentar dan setelah itu saya pulang. Saya rasa tidak ada yang aneh dengan si mbah.
RONI
Sebab bapak adalah orang baru disini jadi wajar jika berpikir demikian. Alasan rumah mbah Kuncoro ada di gerbang paling depan adalah karena mbah Kuncoro dan keluarganya dikucilkan oleh warga sebab dianggap sebagai keluarga dukun ilmu hitam yang membawa kesengsaraan untuk desa.
ARYA
Oooh demikian rupanya. Iya iya iya saya paham. Terima kasih atas informasinya ya pak Roni.
RONI
Sip pak. Jika tidak ada yang ingin ditanyakan maka saya akan kembali ke tempat saya pak.
ARYA
Monggo pak Roni, terima kasih.
Roni berjalan keluar ruangan Arya. Arya kembali mengingat saat pertama dia datang kemarin.
ARYA (VO)
Ternyata mbah Kuncoro ditakuti warga sebab dikenal sebagai dukun ilmu hitam. Oleh sebab itulah para warga masuk ke dalam rumah saat mbah Kuncoro keluar rumah kemarin ya. Aku engga pernah dengar soal dukun ilmu hitam di kota kecuali dukun beranak, dukun cabul, dukun pengganda uang, whateverlah.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu lagi dari luar.
ARYA
Monggo silakan masuk.
SERUNI
Permisi pak.
ARYA
Monggo monggo, silakan duduk.
SERUNI
Terima kasih pak. Sebelumnya perkenalkan nama saya Seruni biasa dipanggil Runi dan saya yang akan membantu di bagian dapur selama bapak bertugas disini.
ARYA
Ooh iya iya baik. Terima kasih banyak atas bantuannya ya dan mohon kerjasamanya ya de’ Runi.
SERUNI
Baik pak sama-sama. Jika tidak ada yang mau ditanyakan maka saya izin kembali ke belakang, boleh pak?
ARYA
Ooh iya iya monggo de’ Runi monggo silakan.
SERUNI
Bapak tidak ingin kopi atau teh mungkin?
ARYA
Wah, kopi boleh jika tidak merepotkan.
SERUNI
Tentu tidak pak merepotkan, sebentar ya pak.
ARYA
Monggo, terima kasih ya de’ Runi
CUT TO
10. INT. KANTOR DESA – LUAR RUANG ADMINISTRASI TANAH – PAGI
Pintupun ditutup, lalu di luar pintu Runi berkata dengan senyum.
SERUNI (VO)
Orangnya ramah, sepertinya baik & ganteng juga.
CUT TO
11. EXT. KANTOR DESA – LAPANGAN – PAGI
Masyarakat yang sudah mengantri di bangku-bangku yang telah disediakan. Warga menunggu panggilan untuk dipanggil satu persatu lalu menjelaskan terkait kepemilikan tanahnya kepada Arya. Arya yang sudah sangat ahli di bidang ini tidak merasa ada kesulitan yang berarti.
ARYA (VO)
Kalo cuma begini aja, kayanya aku bakal pulang lebih cepet dari perkiraan, cayo Arya.
Arya tidak sadar bahwa Karta sudah mulai memantaunya.
KARTA (VO)
Tunggu tanggal mainnya anak muda, sabar dan nikmati kemudahanmu selama masih bisa.
CUT TO
12. INT. RUMAH DINAS ARYA – KAMAR TIDUR – MALAM
Arya sudah ada di dalam kamar tidurnya sambil kembali mempersiapkan berkas-berkas yang akan dibutuhkan besok.
ARYA (VO)
Untunglah hari ini engga ada masalah yang berarti dan bisa ditangani semuanya. Moga besok dan seterusnya juga bisa berjalan lancar biar bisa cepet selesai dan balik, Aamiin.
Tapi, perasaan aku saat ngurus tanah disini dan di kota ko’ beda ya. Di kota aku dibayar dengan sangat layak tapi perasaanku biasa aja, sedang disini jangankan dibayar, dapat uang rokok aja engga tapi ko’ aku berasa beda ya?, kaya ada mmhh apa ya?
Hush hush husshh jauh jauh jauh pergi pergi engga usah mikir macem-macem cukup satu macem aja, pulang segera. Ingat Arya, jalani, selesaikan misi, jangan dinikmati & kembali, ingat itu.
Baru hari pertama, Arya sudah merasa gusar dengan pikirannya sendiri.
CUT TO
13. EXT. POS RONDA – MALAM
Jarwo dan Jono sedang jaga malam seperti biasa ditemani dengan beberapa batang puntung rokok yang telah habis dihisap, lalu Jono berkata.
JONO
Pakde, kemaren aku ngeliat beberapa pemuda bawa-bawa balok ke sawah loh pakde, mau ngapain ya pakde mereka?
JARWO
Lah kamu tidak tau kah Jon?
JONO
Lah aku tidak tau pakde. Memangnya ada apa si pakde?
JARWO
Serius kamu tidak tau Jon?
JONO
Serius pakde tidak tau, ada apa si pakde?
JARWO
Sawah itu kan mau dijadiin pemakaman masal Jon, masa tidak tau si kamu?
JONO
‘Ah yang bener aja pakdeku. Aku tanya serius loh ini pakde.
JARWO
Loh ko’ bohong toh, buat apa aku bohongin kamu gitu loh jooon joon, kan engga ada untungnya juga Jooon.
JONO
Tapi ya pakde yang saya denger, kalau pemuda-pemuda itu mau pasang pasak-pasak tanah yang sebelumnya sudah diukur sama pak Karta loh pakde. Aku engga pahamlah ya hitungan tanah pak Karta itu gimana ngitungnya, tapi ya moga aja bener itungan tanahnya ya pakde. Soalnya aku denger-denger kabar katanya tanah warga ada yang semakin sempit dari hari ke hari pakde.
Belum selesai melanjutkan kata-kata, Jarwo beranjak dari tempatnya meninggalkan Jono.
JARWO
Nanya sendiri, jawab sendiri, makhluk begini bentuknya ko’ nekad mau deketin anakku, Jooon Jon.
CUT TO
14. INT. RUMAH KUNCORO - TERAS RUMAH – MALAM
Kuncoro sedang ngobrol dengan seseorang.
KUNCORO
Kamu harus pastikan bahwa semua ini akan berjalan dengan lancar, jangan sampai lengah dan gagal.
SESEORANG (TYO)
Siap mbah.
CUT TO
15. INT. KANTOR DESA – RUANG ADMINISTRASI TANAH – PAGI
Arya sudah duduk di ruang kantornya, lalu terdengar suara ketukan pintu.
ARYA
Silakan masuk.
SERUNI
Permisi pak.
Rupanya Runi membawakan kopi.
ARYA
Wah waah de’ Runi, terima kasih banyak ya. Ini memang teman saya saat bekerja, selalu setia menemani.
SERUNI
Sama-sama pak. Kalau memang begitu maka saya akan selalu buatkan kopi di pagi dan saat jam tutup layanan ya pak?
ARYA
Wah waah pasti itu akan merepotkan de’ Runi.
SERUNI
Tidak pak, tidak sama sekali.
ARYA
Wah waah terima kasih banyak kalau begitu de’ Runi.
Sesaat kemudian pintu kembali diketuk.
ARYA
Silakan masuk.
RONI
Permisi pak. Warga sudah mulai menunggu pak.
ARYA
Wah waah, waktunya kita berkarya. Yu’ pak Roni mari. Oh ya, terima kasih de’ Runi ya kopinya, mantap.
Runi hanya tersenyum.
CUT TO