INA (V.O.)
*Isi surat yg diganti*
Ina membersekan meja mereka. Tamu datang, ina menoleh ke arah pelanggan.
INA
Selamat siang, Pak.
1 B. INT. KAFE - DAY
Tamu berjalan, dibelakangnya muncul tulisan “episode 2”.
1 C. INT. KAFE - DAY
Ina berjalan ke pantry. Meletakkan nampan ke meja.
1 D. INT. KAFE - DAY
Ina menoleh ke belakang,
1 E. INT. KAFE - DAY
Melanjutkan membaca surat. Jari ina memainkan pulpen.
2 A. INT. KAFE - DAY
Ina berjalan menuju remi.
2 B. INT. KAFE - DAY
Ina memberikan surat kepada Remi. Ina pergi.
Remi Menerima surat dari Ina. Membacanya sejenak dan menyelipkannya di sela-sela halaman novel.
REMI
Ina, bisa duduk sebentar?
Ina menoleh ke sekitar. Lalu ina duduk. Suasan canggung.
INA
ada apa, ya. Mas.. Ree mii...
REMI
jangan panggil mas, panggil remi saja.
Ina mengangguk.
INA
Mbak Clara bilang, dia sangat mencintaimu.
INA (CONT’D)
Mbak clara juga bilang, kau tidak . . .
Keduanya diam. Remi memutar-mutar cincin tunangannya.
REMI
Aku sedang mencobanya.
INA
Kau tidak benar-benar mencobanya.
2 C. INT. KAFE - DAY
Remi membuka cincin, lalu meletakkan cincin ke atas novel.
REMI
Kau benar, Aku tidak benarbenar mencobanya.
Remi terbelalak.
Ina gugup.
Suasana canggung.INA gugup, ina tunduk - melihat remi - tunduk dan berulang terus.
REMI (CONT’D)
Jangan tanyakan tentang pertunangan kami, kau sudah banyak tahu darI dia, kan?
INA
Apa kau masih mencintainya?
REMI Siapa? Reni.
Ina mengangguk, dia terdiam lalu tunduk.
REMI (CONT’D)
Tidak berkurang sedikitpun. Dua tahun, dan semuanya berakhir. Aku mencoba mengulang kenangankenangan yang pernah kami buat.
4 A. INT. KAFE - DAY
Reni tersenyum.
REMI (O.S.)
Bayangnya di setiap sudut ruangan iini seoalah menemaniku di kesendirian. Aku melihat bekas lipsticknya di bibir gelas-gelas Latte yang kuminum.
Remi bercerita kepada ina.
REMI (O.S.) (CONT’D)
Segalanya jelas, Aku tak merasa sendiri di tempat ini. Tak pernah sekalipun.
Remi sedih sekali, matanya berkaca-kaca.
REMI (CONT’D)
Kafe ini adalah saksi semuanya. Awal perkenalan, bahagia, dan semua duka cita yang terdera. Dan disini , semua berakhir.
5 A. INT. KAFE - DAY
Remi dan reni datang dengan payung yang basah. Remi memanggil ina.
5 B. INT. KAFE - DAY
REMI
Seperti biasa, Satu Cappucino panas dan Satu latte panas untuk perempuan cantik di depan saya.
Reni tersenyum. Ina mencatat pesanan sambil tersenyum.
INA
Bisa saja mbak Reni.
Ina tersenyum malu.
RENI
Bagaimana adik kamu? Masih nakal dia sekarang?
INA
Tidak ada perubahan, sama saja. Kalau begitu, satu cappucino panas dan satu latte panas. Ditunggu ya.
Ina pergi.
6 A. INT. KAFE - DAY
Keduanya diam. Canggung.
Ina sedih. Remi bersandar, mendangak dan melihat ke atas.
..
6 B. INT. KAFE - DAY
REMI
Dia penulis. Kalau kau perhatiakan kami lebih dekat waktu itu.
REMI (CONT’D)
Dia selalu sibuk di depan laptop 30 menit dan aku selalu senang memerhatikan. Dia selalu menolak jika aku bertanya tentang apa dan apa yang ia tulis.
Tatapan ina lurus mendengarkan.
7 A. INT. KAFE - DAY
Reni mengetik di laptopnya.
7 B. INT. KAFE - DAY
REMI
Kau benar-benar tidak mau memberitahuku?
Reni tersenyum, dan menggeleng. Serius mengetik.
8. INT. KAFE - DAY
Remi bersandar dan mendongak ke atas.
REMI
Dan aku memang tidak teralu ambil pusing, melihatnya sibuk dari dekat aku sudah merasakan hari libur terindah yang pernah diimpikan manusia manapun.
Remi terdiam, dia melamun.
9 A. INT. KAFE - DAY
RENI Remi, remi..
Reni memnyenggol lengan Remi. Melempar tisu.
9 B. INT. KAFE - DAY
RENI
Hmm yasudahlah, aku sudah selesai dengan 5 menitku. apa kau ingin aku menghabiskan 5 menit lagi agar kau bisa melihatku lebih lama?
REMI
Aku ingin melihatmu setiap saat. Aku senang melihatmu masuk ke duniamu. Aku senang melihat keningmu berkerut saat ada yang tidak berese, aku senang melihatmu melihat jendela itu selama 5 menit. Tapi apa yang kau pikirkan?
RENI
Aku yakin, Kau tidak akan mau tahu.
10. INT. KAFE - DAY
INA
Jadi, sampai sekarangpun kau tidak tahu?
REMI
Huh, entahlah,
Remi menguap.
REMI (CONT’D)
Setelah itu kami sibuk bercakapcakap tentang apa saja. Di hadapannya aku selalu ingin tampak bodoh dan itu satusatunya jalan agar aku melihat tawanya. Kau tahu, akhir-akhir itu ia sulit sekali tertawa. Padahal dulunya aku tak harus melakukan apa-apa, cukup menaikkan alis kanan saja, ia minta aku berhenti sambil terbahak.
Remi menaikkan alis, ina tertawa.
REMI (CONT’D)
Tapi, kau tahu. Ia bukan seperti perempuan kebanyakan, aku tidak bermaksud menyinggung, ia selalu mengungkapkan apa yang ia tidak sukai dan menghindari kata ‘terserah’ atau ‘oke’.
11. INT. KAFE - DAY
REMI
Kau yakin tidak apa-apa?
RENI
Apa aku terlihat sedang bermasalah?
REMI
Oh, come on honey, Semua orang di sini tahu, kau tidak sedang baik-baik. Ada apa?
RENI
Enggak, gapapa.
Remi menghela napas. berusaha tenang.
REMI
Oke, aku akan ke toilet, kau boleh mulai menulis.
Reni diam saja.Remi bergera ke toilet. Reni memandangi jendela.
12 . INT. KAFE - DAY
REMI
Dia tak lagi meminta waktu 30 menit menulis dan 5 menit melihat jendela, dia minta waktu bicara. Aku terkejut ketika dia katakan sesuatu dengan mata yang tadinya gemas jadi cemas.
Gelas kopi tumpah, remi pergi.
Remi datang (#Flashback - baju remi 1) Remi menggaruk kepala dan menggeleng.
REMI (CONT’D) Kau bohoong.
13 A. INT. KAFE - DAY
RENI
Duduklah Remi.
Remi duduk. Reni memulai dialog degan tenang dan pelan.
RENI (CONT’D)
Demi Tuhan, aku benar-benar mencintaimu, Remi. Tapi, kita tidak bisa seperti ini terus. Kita harus menikah, ibuku harus punya cucu.
Remi menggaruk-garuk kepala, emosi meningkat, remi berusaha menahan emosi, menarik napas panjang.
REMI
Astagfirullah, Kukira kita sudah sering membicarakan ini, dan kupikir kita sudah sepakat. Kita akan ke sydney dan menikah di sana. kau akan menerbitkan buku-bukumu di sana, aku akan bekerja, kita akan punya anak.
Reni menangis. suara sedikit meninggi
RENI
Tidak Remi, tidak semudah itu. Bagaimana dengan ibuku, keluarga besarmu, apa yang akan mereka pikirkan tentangku.
13 B. INT. KAFE - DAY
Remi pindah tempat duduk, berusaha menenangkan Reni yang menangis.
REMI
Mereka biar jadi urusanku, kupikir mereka akan bahagia kalau aku bahagia, ibumu akan bahagia kalau kau bahagia.
Reni memandang lurus, tatapannya kosong, sambil masih tersedu reni mengatakan.
RENI
Kalau begitu, ikutlah denganku. Kita lihat seberapa besar kau mencintaiku. (Suara Reni meninggi.)Kita lihat apakah kau sanggup menghianati Tuhanmu.
Remi melihat kanan-kiri karena takut org lain mendengar.
REMI
(Suara pelan, membujuk) Tentang seberapa besar aku mencintaimu aku pikir aku tidak perlu menjawabnya, dan tentu saja aku tidak akan menghianati tuhan reni, kita tidak akan menghianati tuhan.
REMI (CONT’D)
(Suara Remi meninggi) Sudah kukatakan kepadamu, Kau boleh tetap ke gereja, dan aku akan shalat. Kita akan tetap menikah. Aku pikir tuhan kita tidak akan merasa dikhianati. Ini hanya masalah birokrasi. Kita akan menikah di sydney, seperti mimpi kita tinggal di sana.
Reni, semakin nangis dan marah. Remi tidak lagi berusaha membujuk.
RENI
(Suara reni meninggi) Kau ini bodoh atau apa? itu sama saja menghianati Tuhan.
Emosi Remi meningkat, dia meminum minumannya dengan kasar dan membanting gelas.
ReMi berusaha menyela.
REMI
Tidak, tidak, tentu saja tidak reni.
REMI (CONT’D)
Dan, dan, Kupikir kau yang selalu meyakinkan aku, kalau yang kita lakukan ini tidak salah, sejak pertama kau tanyakan ini, aku dengan tegas jawab ini akan jadi masalah. Tapi kupikir caramu meyakinkan aku, cukup bisa membuatku tidak menghiraukan papa, mama, Tuhan.
RENI
Aku cukup bodoh waktu itu, kupikir semua akan baik-baik saja. dan, dan.
Sudahlah.... (Reni membentak)
Reni berdiri, Reni menarik napas panjang.
RENI (CONT’D)
Jangan hubungi aku lagi, jangan sekalipun. Walaupun aku yang memulainya. (menahan tangis)
REMI
(Balik membentak,)Terserahlah.
Reni pergi
13 C. INT. KAFE - DAY
Reni pergi keluar kafe. Membuka pintu.
14 . INT. KAFE - DAY
Lisa membuka pintu, berjalan melewati meja Remi
14 B. INT. KAFE - DAY
Baju remi kotor (tumpahan kopi). Mata Remi berair, Remi menangis.
REMI
keputusan Reni sudah sangat bulat waktu itu. Dia pergi tanpa meninggalkan salam perpisahan, hanya meninggalkan ini. Buku yang ia tulis selama 30 menit di kafe ini, dan ia renungi selama 5 menit di jendela itu. Sesuatu yang ingin ia ungkapkan sejak lama dan sejak lama pula aku tak terlalu memedulikannya.
14 C. INT. KAFE - DAY
Remi menyodorkan novel yang pada sampulnya tertulis “RE(N)I”
REMI
Ini buku tentang kami, segalanya tertulis disini.
14 D. INT. KAFE - DAY
REMI
Sudut pandang orang pertama, dia selalu menyebut 'Saya' .
17. INT. KAFE - DAY
REMI
Aku selalu merasa dia ada di sini, (melihat ke kanan)menemaniku meminum minuman kesukaannya, maknanan yang dia bilang paling lezar yang pernah ia makan.
Remi mencoba menyentuh Reni, Reni menghilang.
Remi (CONT’D)
Aku selalu menantinya (masih melihat ke kanan).
14 E. INT. KAFE - DAY
Ina sedih, Tertunduk lesu.
Remi
Aku sadar tidak dapat merengkuhnya, walaupun hatinya sudah. Aku menyer ah, bentengnya terlalu tinggi.
REMI (CONT’D)
Aku tak mampu mendaki setinggi itu, bahkan dengan terbangpun dia tak akan mampu kugapai. Semakin tinggi Aku terbang semakin akan jauh Aku terjatuh.
REMI (CONT’D)
Hanya ada satu cara. Menggali kedalam tanah dan menyebrangi benteng itu dari bawah. Tapi itupun Aku sadar, sama saja menggali pusara sendiri"
Remi menangis, Ina menggeser kotak tisu ke depan Remi. Suasana canggung.
Remi mengangguk.
Gesture ina ragu-ragu.
INA (CONT’D)
Emm... Dua hari yang lalu....
Ina ragu-ragu, sambil melihat Remi
INA (CONT’D)
Reni datang ke sini.
Remi terbelalak.
REMI
Apa yang dilakukannya?
INA
Aku tidak tahu persisnya, kata lisa dia menanyakan kabarmu.
Tangis remi semakin kencang. Remi meremas lututnya.
REMI
Aku benar-benar merindukannya.
Apa yang dikatakan lisa?
INA
Kau tahu sendiri, lisa tidak tahu apa-apa, selain kau datang seperti biasa tiap sabtu. Memanggilnya untuk memesan. Dia tidak lama di sini.
Tangis remi mereda, remi membenarkan duduknya. Dan mengambil novel. Remi tersenyum.
REMI
Terima kasih Ina. Terima kasih sudah mendengarku. Bisakah kau bawakan aku Latte?
INA Baik, Pak.
REMI
Oh come on, Remi saja
Ina tersenyum, lalu pergi.
16 INT. KAFE - DAY (2 HARI YANG LALU) #FLASHBACK Reni Datang, membuka pintu.