7. INT- Kamar (jam 4 pagi)
Alarm di handphone menyalak dering keras menunjukkan jam 4 shubuh waktunya sholat, Anwar terbangun dan beranjak dari tempat tidurnya untuk wudhu. Kemudian memasang sajadah dan siap untuk sholat shubuh.
Krieek..suara pintu kamar terbuka, Anwar sengaja tidak menutup kamar dan dibiarkan terbuka.
Anwar menghadap kiblat, saat takbir awal.
Whussh…ada angin menerpa belakang Anwar
Saat sujud, Anwar merasakan ada sesuatu dibelakangnya.
Anwar(VO)
Apa ini perasaan aku saja, tadi ada menepuk pundakku.
Anwar tak menyadari bahwa ada sosok berwarna putih di belakang yang terus mengikuti gerakan Anwar.
Rasa penasaran itu membuat Anwar melirik ke samping untuk memastikan apa yang ada dibelakangnya.
Anwar(VO)
Apa itu dibelakangku ?, aku tak melihat jelas (bulu kuduk Anwar mulai berdiri)
Anwar(VO)
Ma’had ini sudah tidak ada siswa selain aku, jadi siapa yang dibelakangku itu. (Anwar tak berani melirik lagi dan menyelesaikan salam akhir).
Anwar
Assalammulaikum (Menengok kiri dan kanan)
Saat menengok kanan dan kiri, Anwar merasakan lega bahwa apa yang ia lihat datang hanya halusinasi saja.
Anwar
Mungkin aku lagi capek dan berpikir macam-macam.
Dalam posisi bersimpuh, Anwar melongok ke belakang arah pintu kamarnya yang terbuka dan disana tidak apa-apa. Tapi saat Anwar kembali ke posisi awal, ada suara lirih terdengar di sebelah kanannya.
Walaikumsalam…
Sosok itu begitu dekat di telinga kanan Anwar, sosok putih dengan wajah hitam dan bagian diatas diikat tali.
Anwar
Po…po…pocooooonggg !!!
Anwar pun tunggang langgang dan meninggalkan kamar, lari ke pintu gerbang. Disana Anwar hanya mendapati Satpam sedang tertidur lelap.
Anwar
Pak, bangun pak.
Satpam itu bangun, setengah sadar membuka matanya.
Satpam
Ada apa mas ?
Anwar
Aku mau keluar sekarang dan pulang.
Satpam
Maaf mas, tidak bisa. Ada anjuran dari polisi tidak boleh keluar dari kota. Karena ada karantina pandemi virus Corona. Mas harus tetap di ma’had sampai ada berita selanjutnya, semua transportasi darat, laut dan udara ditutup.
Anwar mendengar itu langsung lemas, ia tak bisa pulang mudik gara-gara virus corona. Anwar tak bisa keluar dan ia tak mau kembali ke kamarnya lagi. Karena sosok putih Pocong itu masih ada disana dan wajah hitam beserta tali pocong nongol sedikit di jendela kamar. Ia seperti menanti Anwar untuk minta dipeluk layaknya guling, hangat dan menyenangkan.
-The End-