73 INT. RUANG BELAKANG - RUMAH BAPAK SANTOSO – SIANG
Padra menggotong toilet duduk, dan meletakkannya di lantai.
Bapak Santoso memandang toilet yang dibawa Padra dan tersenyum.
Suara ponsel Padra berbunyi.
Padra bergegas meninggalkan rumah Bapak Santoso.
Di teras, ia menekan tombol terima.
CUT
74 INT. RUANG PETUGAS PANTI ASUHAN TRIBUDI - SORE
Matarri duduk di depan Petugas Panti Asuhan
Matarri nampak bingung.
Matarri akhirnya hanya bisa mengangguk.
Saat itulah Padra kemudian masuk dengan sedikit terburu-buru.
CUT
75 INT. RUANG INAP - RUMAH SAKIT – SIANG
Padra membuka pintu ruangan.
Dengan gerakan perlahan, Matarri masuk keruang inap Nenek Dadali, dan duduk di kursi yang ada di sebelah nenek Dadali.
Saat menemukan tangan Nenek Dadali, Matarri memnciumnya.
CUT
76 INT. SELASAR - RUMAH SAKIT – SIANG
Nenek Wanda dan Padra melihat dari kaca jendela di luar ruangan.
Nenek Asih dan kakek Udin duduk di kursi.
CUT
77 INT. SETAPAK DI KOTA – MALAM
Manjari masih mencoba menelefon. Saat sedang berjalan, tanpa sengaja ia tersenggol seseorang. Ponselnya jatuh dan masuk ke dalam selokan.
Buru-buru Manjari berusaha mengambilnya, namun besi penutup selokan terlalu kecil untuk tangannya.
Seorang anak kecil (10 tahun) datang mendekatinya.
Tapi tangan Anak Kecil itu pun tetap tak bisa masuk seluruhnya.
Lalu seorang Laki-laki berbadan besar (20 tahun) datang.
Belum sempat Manjari berucap, Laki-laki berbadan besar itu mengangkat besi gorong-gorong itu.
Manjari hanya bisa bengong sesaat.
Tapi begitu sadar, ia segera berjongkok dan memasukkan tangannya ke dalam got. Tapi sampai beberapa saat mengobok-obok selokan itu, ia tetap tak bisa menemukannya.
Manjari hanya bisa menatap ujung selokan itu dengan tatapan tak percaya.
CUT
78 INT. RUANG INAP - RUMAH SAKIT – MALAM
Pukul 21.00, sudah tak ada siapa-siapa di ruang tunggu dan di selasar rumah sakit.
Hanya tinggal Matarri yang nampak mulai tertidur di kursi tunggu.
Tiba-tiba Nenek Dadali mengigau.
Matarri terbangun. Segera mendekat ke kursi yang ada di sebelah Nenek Dadali terbaring.
Tapi nenek hanya diam, seperti tak terjadi apa-apa.
CUT