1 EXT. DESA – MALAM
FADE IN
START OF MONTAGE
1. Jalanan panjang beraspal yang tak terlalu lebar.
2. Sawah-sawah dengan tanaman padi yang bergerak pelan dalam irama malam.
CREDIT TITLE (Standard)
3. Sungai kecil mengalir dengan airnya yang jernih, beberapa katak nampak diam di atas batu.
4. Beberapa rumah sederhana dengan halaman-halaman yang luas.
CREDIT TITLE (Standard)
5. Sebuah rumah milik Nenek Dadali yang juga sederhana, dikelilingi pagar kayu dan diisi dengan tanaman-tanaman yang tumbuh subur.
END OF MONTAGE
CREDIT TITLE (Standard)
CUT
2 EXT. JALANAN DI DEPAN RUMAH NENEK DADALI – MALAM
Sebuah mobil Katana lawas berhenti di depan Rumah Nenek Dadali.
CUT
3 EXT. TERAS - RUMAH NENEK DADALI – MALAM
Manjari (35 tahun) mengetuk pintu. Ia menunggu beberapa saat, sebelum akhirnya mengetuk kembali. Kali ini mulai terlihat lampu di dalam rumah menyala, disusul suara langkah-langkah mendekat. Lampu di ruang depan pun kemudian menyusul menyala.
Tak lama kemudian terdengar kunci diputar, dan pintu rumah pun terbuka. Nenek Dadali muncul dalam kondisi masioh terlihat mengantuk. Ia memandang Manjari yang masih berdiri di depan pintu sambil mengerutkan kening.
Manjari tersenyum.
Nenek Dadali masih menatap tak percaya.
POV NENEK DADALI
Dari balik badan Manjari, terlihat Matarri (10 tahun) berdiri diam. Ia masih memegang ujung baju Manjari.
CUT
4 INT. RUANG TENGAH – RUMAH NENEK DADALI – MALAM
Di depan meja makan, ada beberapa makanan sisa semalam, ditambah sekaleng sarden yang masih mengepul. Manjari makan dengan lahap, sedang Matarri makan dengan gerakan lambat.
Tapi Matarri tak menjawab.
Nenek Dadali pun tak menanggapinya.
CUT
5 INT. KAMAR NENEK DADALI – MALAM
Nenek Dadali terdiam di atas pembaringannya.
Di atas meja terlihat beberapa foto lama. Foto lawas Nenek Dadali ketika masih muda, beberapa foto lawas Manjari ketika anak-anak, juga foto Matarri ketika bayi dan balita.
Foto terakhir nampak Nenek Dadali muda sedang memeluk Manjari dan adiknya, Andaru.
Nenek Dadali melihat ke arah pintu yang tertutup, sementara jam dinding menunjukkan pukul 23.00.
Nenek Dadali menggeleng dalam gerakan lambat.
NENEK DADALI (V.O.)
Ia gak mungkin hanya sekadar pulang...
Nenek Dadali membaringkan tubuhnya.
Sesaat ia akan mulai tertidur, ia terbangun saat mendengar suara mobil.
Cepat Nenek Dadali bangun, dan berjalan cepat ke ruang depan. Masih sempat dilihatnya mobil Manjari yang tadi terparkir di depan jalan, sudah meluncur pergi menjauh.
Nenek Dadali hanya memandangi tak mengerti. Namun saat ia berbalik, ia baru sadar Manjari meninggalkan Matarri anaknya.
Kini anak itu berdiri di belakangnya
Nenek Dadali tak menjawab.
CUT
6 INT. RUANG TENGAH – RUMAH NENEK DADALI – PAGI
Di meja makan, Nenek Dadali membaca secarik surat.
Nenek Dadali meletakkan surat itu di meja. Dipandanginya Matarri yang tengah makan dengan gerakan lambat.
Sejenak ia memperhatikan cucunya itu dari ujung rambut ke ujung kakinya.
Saat Matarri selesai makan, Nenek Dadali mulai bicara.
Nenek Dadali menunggu reaksi Matarri. Tapi Matarri tak bereaksi apa-apa, selain diam.
Bahkan untuk mengurus diriku sendiri saja, aku sudah mulai kesusahan...
Nenek Dadali membuang pandangannya, sementara Matarri hanya diam.
Matarri terdiam.
CUT