104 EXT. MENUJU BUKIT PELABUHAN MALAHAYATI — SIANG
Cast :Surya,Lara,Muti,Helmi,Musa
soundtrack semangat
Dalam perjalanan bukit Malahayati, Lara dan Muti sangat senang terlihat dari wajah mereka. Lara dan Muti duduk di kursi motor becak tanpa penutup kepala, yang di kendarai oleh Surya. Angin begitu kencang melawan kendaraan motor becak hingga wajah mereka tersapu juga pakaiannya, suara obrolan mereka sedikit berteriak, kencangnya suara angin mengalahkan suara mereka.
Helmi memboncengi Musa yang duduk di belakangnya, sekali dia meledek Muti dan Lara, Sambil merentangkan Tangannya, sambil tersenyum melewati kendaraan becak. Nampak jalanan begitu sepi dengan bukit kecil di sebelah kanannya terkadang melewati rumah-rumah yang masih sepi dan jaraknya begitu jauh satu sama lain.
Sebelah kiri terkadang air laut dengan hamparan pasir pantai yang hampir dekat dengan jalan raya. Kendaraan mereka tidak begitu kencang menikmati pemandangan di setiap mereka lewati. Terlihat bukit Malahayati, sudah di depan mata. setelah mereka berjalan hampir 2 jam, Akhirnya kendaraan mereka masuk ke area bukit. Setelah motor becak berhenti dan Helmi memarkirkan motornya. Lara Muti turun dari kursi becak.
Lara dan helmi nampak terkagum selalu ceria melihat pemandangannya, sedangkan Musa Muti Surya, mereka sudah beberapa kali mengunjunginya sambil berjalan naik ke atas bukit hanya sedikit nanjak yang mereka jalani.
FADE OUT.
105 EXT. MEMANDANG SENJA DARI BUKIT MALAHAYATI — SORE
Cast :Surya,Lara,Muti,Helmi,Musa
Setelah sampai di bukit mereka berpencar melihat pemandangan dengan rasa keinginan mereka. Pohon sekitar bukit tidak tinggi seperti pohon bonsai dengan akar dan dahan begitu rimbun selalu menghias di setiap langkah. Apalagi rumput halus yang begitu sejuk seakan ingin melepas sepatu membiarkan telapak kaki diserap oleh lembutnya ladang rumput yang begitu indah.
Lara mulai berhenti sambil mendekat ke Surya yang sedang menghirup udara segar, angin yang menyibak rambut dan pakaiannya, Surya menikmati senja yang mulai terlihat, dari balik bukit dan laut yang begitu luas sejauh mata memandang. Terlihat pula Kapal bersandar di Pelabuhan Malahayati.
Lara
Memang wajah Lara mulai terlihat tersenyum, sambil tangannya sekali mengusap air mata menetes terharu dengan apa yang dilihatnya dengan takjub. Lalu Surya berjalan mendekati Lara lebih dekat.
Surya
Wajah Lara tersenyum sambil memejamkan mata, Surya membisikan dengan pelan di telinga Lara.
Lara
Surya
sambil tersenyum memberikan semangat kepada Lara.
Mereka terdiam sambil memandang senja yang sudah menampakkan jelita sinarnya, seakan mata mereka terpukau tersirat dalam misteri sinarnya. Dari kejahuan Helmi nampak mengamati kedekatan Surya dan Lara, mata Helmi begitu serius, seakan ada keresahan hati yang dalam.
Muti dan Musa terlihat sedang duduk di batu besar dengan kerikil pasir bukit di sekitarnya, tidak berapa lama suara Helmi berteriak memanggil mereka untuk mengajaknya pulang.
Helmi
Surya
Musa
Akhirnya mereka kembali, turun dari bukit, masih dengan obrolan ringan seakan Lara ingin kembali lebih lama menikmati pemandangan Malahayati. Dan perlahan kendaran mereka meninggalkan lokasi.
FADE OUT.
106 EXT. DIRUMAH PAK HERMAN — MALAM
Cast :Pak Herman & Istri, Asbi
Di rumah Pak Herman dengan kesunyiannya, di dalam kamar terlihat Rukaiyah istri Pak Herman sedang memberikan obat kepada Asbi yang sudah membaik kondisinya, Asbi yang masih lemas duduk di atas kasur, kembali lagi membaringkan tidurnya, sedangkan Pak Herman, sambil melihat dari depan pintu, dan perlahan masuk untuk menanyakan kondisi Asbi kepada istrinya.
Pak Herman
Rukaiyah
Pak Herman
Rukaiyah
sambil menunjukan plastik obat kepada suaminya
Pak Herman
Rukaiyah
Rukaiyah kembali menyelimuti Asbi dan merapikan piring bubur yang masih tersisa, Pak Herman kembali keluar kamar, tidak berapa lama Rukaiyah keluar membawa piring kotor dan gelas masuk kedalam dapur.
FADE OUT.
107 EXT. ANTARA HELMI DAN SURYA. — MALAM
Cast :Surya,Helmi,Lara,Muti,Arif,Agam,Rizki,Arie,Khairul
Malam kembali menyelimuti kamp pengungsian, suara orang sedang berbicara sayup-sayup masih terdengar di beberapa tenda pengungsi, Arif, Agam, Rizki, Arie, Khairul mereka asik bermain, ada bakaran kertas dan beberapa ranting daun menghangatkan malam.
Helmi sedang menikmati nyala api, sambil menaruh ranting ke dalam api agar terus menyala, matanya sambil melihat anak-anak yang sedang di depannya. Tatap matanya kosong, terkadang tertawa kecil melihat kelakuan anak–anak yang sedang bercanda, disebelah Helmi Agam duduk ikut tertawa melihat Arif dengan kesenangannya.
Dari balik tenda Lara tertawa dari perbincangannya dengan Muti, seakan Lara dan Muti sedang asik berbincang. Tidak berapa lama Surya keluar dari dalam tenda karena mendengar Suara tertawa dari anak-anak, Surya bergabung duduk di sebelah kiri Helmi.
Surya
Helmi
wajahnya menengok Surya yang sudah ada disampingnya
Surya
Helmi
Surya
Helmi
Mereka terdiam sesaat, dan Surya sambil membenarkan nyala api agar tetap menyala dari cahaya api membiasi wajah Surya.
Helmi
Surya
Helmi
Surya
matanya sambil melihat anak-anak.
Helmi
Surya
Helmi
sahutnya sambil menatap Surya
Surya
Helmi
ucapnya dengan sedikit lugas dari nadanya
Surya
Helmi
Surya
Haha..
seakan menertawai Helmi
Helmi hanya terdiam mendengarkan Surya berbicara dan asik dengan api unggun, tiba-tiba suara handphone pun terdengar dari kantor kemejanya Surya melirik hpnya. Dan arif memanggil mereka untuk bergabung.
Arif
Surya
Helmi hanya tertawa dan akhirnya Helmi bergabung bermain dengan anak-anak, Surya berjalan meninggalkan Helmi lebih jauh dari anak-anak agar percakapannya tidak terganggu oleh mereka. Surya mengangkat handphonenya, untuk menerima panggilan dari Romi.
Surya
Halo Rom.. sapa Surya
Vo Romi
timpal Romi dari suara handphone Surya
Surya
Vo Romi
Obat apa.. tanyanya
Surya
Vo Romi
Surya
Surya menutup handphonenya dan bergegas menuju tendanya untuk melihat catatan obat dari Dokter Reza. sambil melewati Helmi dan anak-anak, nampak Helmi memperhatikan Surya yang begitu tergesa-gesa.
FADE OUT.