Maot: Main-main Sebelum Ajal
5. Friendship

INT. RUANG KERJA, RUMAH BELLA - DAY 

Di layar monitor, situs pencarian menunjukkan hasil penelusuran nama lengkap Tata: Tabitha Melody. Ada tautan ke berita yang menunjukkan Tata kini sudah menjadi seorang ilustrator+penyair yang cukup hits di ibukota. 

Bella mengklik tautan yang menunjukkan sebuah poster digital promosi acara pameran ilustrasi Tata di ruang publik dekat stasiun MRT. 

Opening Night 

F(R)IEND(S)HIP

Public Gallery Exhibiton

Featuring arts and words by:

Tabitha Melody

Press & Invitation at 18:30 WIB

Public viewing starts at 20:00 WIB

Di poster itu terpampang wajah Tata dan ilustrasi buatannya. 

BELLA (O.S.)

(berbicara di telepon)

Iya, Mba Novi. Bisa ya, masukin aku di daftar undangan media?  

(jeda)

Bisa? Ok! Ok! Thanks ya, Mba. 

Bella tersenyum. Melepaskan headset.  

BELLA

Oke. Tata udah. Sekarang kita cari Allo. 

Maot duduk di sofa bed. Ia memegang kotak kecil, salah satu board game yang tadinya terpajang di rak gantung. 

Melirik sebentar ke arah Bella, tertarik. meletakkan kotak itu kembali ke rak dan mendekati Bella. 

MAOT

Kayak gimana sih, tampangnya si Allo ini sekarang?   

Layar menampilkan halaman profil media sosial Allo. Bella scrolling foto-foto yang ditampilkan. Ada adegan-adegan Allo sedang naik sepeda dan lari pagi. 

Penampilan Allo dalam foto-foto ini jauh berbeda dengan Allo di masa lalu Bella, ia tampak lebih segar, bukan lagi anak remaja gemuk-berkacamata-canggung yang dulu itu. 

Maot di belakang Bella, ikut menatap layar. 

MAOT

Bukan ide buruk, itu.  

BELLA

Apa? 

MAOT

Olahraga.   

BELLA 

Serius? Tips hidup sehat. Dari lo?   

Maot mengangkat bahu. 

MAOT

Hey! Hanya karena tugasku menjemput orang menuju kematian, bukan berarti aku tidak mau orang-orang hidup sehat kan?

Bella geleng-geleng kepala. Ada-ada aja

Layar menunjukkan laman Direct Message. Bella sedang mulai menuliskan sesuatu untuk dikirimkan ke Allo. 

Berulang-ulang Bella menulis dan menghapus. 

BELLA 

Rasanya kok aneh ya. Mendadak kirim DM ke… temen lama.    

MAOT

Kayak stalker gitu. -Lagian, bukannya kamu dulu nolak dia ya?

Ada benernya juga itu

BELLA 

Ok. Gue punya ide. Tapi ini harus dilakukan besok. Hari ini, kita ketemu Tata dulu.    

Maot menatap Bella, tidak yakin dengan apapun yang ada di pikiran Bella. Tapi Bella tampak sangat percaya diri.  

EXT. PUBLIC GALLERY, DEKAT STASIUN MRT - NIGHT 

Selama acara press conference diadakan, area dekat stasiun MRT yang biasanya untuk orang lalu-lalang itu dibatasi oleh pagar tali seperti pembatas antrean di bioskop. 

Beberapa dinding papan didirikan, membentuk area galeri publik di tengah jalan. Di setiap dinding ada karya ilustrasi dan kata-kata Tata yang disoroti lampu. 

Tamu undangan dan awak media berkeliling melihat-lihat, memotret, merekam. 

Lalu, terdengar suara pembawa acara memanggil orang-orang untuk berkumpul pada area khusus press conference tengah-tengah pameran. 

Sesi dimulai. Pidato sambutan dari pihak penyandang dana, lalu perwakilan Dinas Transportasi, lalu Tata. 

Bella ada di antara awak media. Mencatat dan sesekali memotret dengan ponselnya. Ia mengenakan jaket longgar warna kelabu dan sebuah topi cap hitam dengan maksud menyamarkan wajahnya. 

Ketika tiba sesi tanya jawab, Bella mengacungkan tangan. 

Ia berjalan mendekati microphone yang sudah disediakan. 

Lalu, di depan mic ia membuka topi dan menunjukkan wajahnya agar Tata mengenali. 

BELLA

Judul pameran ini Friendship. Apakah Mba Tata terinspirasi oleh teman-teman atau sahabatnya? Mungkin ada yang bisa diceritakan atau dikenalkan. Mungkin teman sekolah dulu?

Bella tersenyum. Tata tersenyum balik. 

TATA

Terima kasih pertanyaannya. Maaf, tadi dari media mana?  

Bella menyebutkan nama dan media tempat Novi bekerja yang digunakannya sebagai alibi. Namun mikrofonnya sudah dimatikan. 

TATA

Sorry, nggak kedengeran. - Ya udah, ngga pa-pa. - Jadi memang betul, pameran kali ini terinspirasi dari sahabat-sahabat terbaik saya. Makanya, mereka juga hadir di sini malam ini. 

Bella sumringah, ia maju selangkah, mengira namanya akan dipanggil. 

TATA

(tanpa bersuara)

Berdiri dong. 

Tata memberi isyarat pada beberapa orang yang duduk di kursi paling depan. Mereka berdiri dan bergabung dengan Tata di panggung, lalu mereka berpose saling berangkulan untuk difoto oleh media. 

Bella ikut terdorong maju oleh beberapa awak media yang ingin mengambil adegan tersebut. Ia pun terpaksa ikut memotret dengan ponselnya. 

Setelah awak media mulai mundur kembali ke tempatnya. Selama beberapa saat Bella masih di depan Tata dan teman-temannya. Memperhatikan mereka. Sama sekali tidak mengenali satu pun di antara mereka. 

Tata melihat Bella, sekilas ia mengenali Bella. 

Namun panitia acara sudah muncul dan meminta Bella kembali ke tempatnya. 

Tata terus memperhatikan Bella. Sesekali Bella juga menoleh ke belakang, mencoba melihat Tata lagi. 

EXT. PUBLIC GALLERY, DEKAT STASIUN MRT - NIGHT 

Beberapa menit kemudian. Bella sedang mengamati salah satu ilustrasi yang menampilkan empat tangan terkepal di atas peta, seperti empat orang sedang gambreng

Ilustrasi itu mirip adegan pada foto Bella dan teman-temannya.  

Di sebelah ilustrasi itu, sederet tulisan: 

Kau pikir kau tahu

Apa dalam genggamanku

Aku genggam hatimu

Kau genggam pisau 

untuk menusuk jantungku

Bella merasakan mual dan perih di perutnya. Tanpa Bella sadari, Tata berdiri di sebelahnya. 

TATA

Hampir gue gak ngenalin lo tadi, Bel. Apa kabar? 

Bella salah tingkah. 

Tata meremas bahu Bella dari belakang. 

TATA

Iiih. Udah lama banget ya kita nggak ketemu? - Aduh, tapi, gue mau jalan lagi nih. - Lo dateng lagi dong, ke acara gue minggu depan. Kita ngopi-ngopi gitu. 

BELLA

Minggu depan? Kayaknya gue nggak bisa.  

TATA

Ooh, ya udah. - Anyway, nice to see you, Bella. - Kontak-kontakan yaa. 

Tata meninggalkan Bella, berpapasan dengan Maot. Sejenak Maot melihat wajah Tata lalu ia kembali ke arah Bella. 

MAOT

Gitu aja? Katanya sahabat? 

BELLA

Nggak, nggak. Ini belum selesai. Nggak mungkin dia begitu aja sama gue.  

MAOT

Mungkin kalo dia tahu, kondisi kamu yang sebenarnya? 

Bella menatap Maot seakan itu adalah ide paling buruk sedunia. 

BELLA

Gue nggak butuh dikasihani. Gue butuh dikasih waktu.   

MAOT

Waktu? Buat apa? Buat menyendiri lagi? 

Bella memegangi perutnya. Rasa sakit menjalar. Hampir saja ia muntah di situ. 

Semuanya gelap. 

START FLASHBACK:

EXT. TERAS RUMAH BELLA - NIGHT

Ini adalah masa-masa Bella masih di SMA.

Allo duduk sendirian di kursi rotan teras rumah Bella. Gelisah. 

Terdengar percakapan Bella dan Tata di telepon, tanpa sepengetahuan Allo. 

BELLA (O.S.)

Ta? Lo bisa ke sini sekarang nggak? 

TATA (O.S.)

Sekarang. Kenapa? Lagi jalan sama Rio nih. 

Allo masa SMA, potongan rambutnya agak cepak, kacamatanya tebal, badannya gempal. Agak tidak terawat. Kurang menarik.  

INT. KAMAR BELLA - NIGHT

Bella gelisah, berdiri di ambang pintu kamar sambil memegang ponsel. 

BELLA 

Rio ajak sini juga aja. Kita main board game. 

TATA (O.S.)

Ada apa sih?  

BELLA

Allo. 

EXT. TERAS RUMAH BELLA - NIGHT

Allo masih di teras, sesekali melihat ke arah pintu, berharap Bella keluar. 

TATA (O.S.)

Allo? 

(jeda)

Ya udah, bentar ya. 

Tak lama, Bella keluar. Hanya sampai ambang pintu, melongok ke Allo. 

BELLA

Mau minum apa? Teh, kopi?  

ALLO

Air putih aja, Bel. Gak usah re--  

Bella segera masuk lagi sebelum Allo sempat melanjutkan kalimatnya. 

INT. DAPUR RUMAH BELLA - NIGHT 

Bella mengambil pitcher dan mengisinya dengan air putih dingin. Ia menyiapkan empat gelas kosong pada nampan. Lalu membawa semuanya. 

EXT. TERAS RUMAH BELLA - NIGHT

Allo masih di teras. Ia menatap ponselnya, melihat-lihat, menghabiskan waktu. 

Bella muncul membawa nampan berisi empat gelas kosong dan pitcher berisi air putih. Lalu meletakkannya pada meja kecil.

ALLO

Kok, banyak banget gelasnya? 

BELLA

Tata sama Rio mau ke sini. 

Allo kecewa mendengar kabar ini. 

ALLO

Oh. 

Bella mempersilakan Allo minum. Tidak tahu apalagi yang harus dilakukan, ia melihat-lihat langit, lantai dan mengamati kuku-kuku jarinya.  

ALLO

Bel. Jadi gini… eh… Gue mau--

BELLA

--Snack ya? Gue ambilin snack dulu. Bentar ya. 

ALLO

Nggak usah. Bel, Bella? Bel?

Bella langsung beranjak dan meninggalkan Allo sebelum ia sempat melanjutkan. 

INT. DAPUR RUMAH BELLA - NIGHT 

Bella mengambil sebuah mangkuk besar, lalu mengambil satu kemasan berisi pretzel chips

Ia menuliskan pesan ke Tata lewat ponselnya. 

BELLA

(teks)

Dah dmn?

TATA

(teks)

Dah dkt. 

Bella menuangkan makanan ringan dari kemasannya ke mangkuk.  

EXT. TERAS RUMAH BELLA - NIGHT

Allo masih duduk sendirian ketika Rio dan Tata datang berboncengan dengan motor. Mereka langsung menyapanya, dan Tata segera masuk ke dalam sementara Rio tetap di luar. Berdiri dekat motor dan mulai menyalakan rokok. Allo menghampirinya dan meminta sebatang rokok. 

INT. DAPUR RUMAH BELLA - NIGHT 

Bella berdiri gelisah sambil memegang ponsel dekat kitchen counter. Sebuah mangkok berisi makanan ringan di situ.  

Tata muncul dan langsung merangkul Bella. Lalu Tata berkata pelan. 

TATA

Bel. Dia mau nembak lo malam ini. Tadi Rio cerita. 

Bella menggelengkan kepalanya dengan cepat. 

BELLA

Nggak, gak, gak. Suruh pulang aja, Ta. Suruh dia pulang!

TATA

Eh, gimana sih? 

BELLA

Pokoknya kalo dia nembak sekarang. Gue tolak! 

TATA

Jangan gitu dong, Bel. Kenapa sih? 

Bella diam. Ia menunduk, menahan perasaan.  

TATA

Ya udah. Nggak pa-pa. Kita ajakin main aja yuk? Lo ada yang baru kan?

Bella mengangguk. Lalu berkata pelan. 

BELLA

Lo nginep kan, Ta? 

TATA

Iyaaa. Ini gue udah bawa baju kok. Jangan takut, Neng. I always got your back!

Tata merangkul Bella. 

END FLASHBACK

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar