7. #7 Scene 39 - 42

39. IN. RUANG TENGAH - SIANG

CAST: ARE, OMA WIDIA

OMA WIDIA melihat ARE mengantuk di depan laptop. OMA WIDIA menghampiri, lalu memegang bahunya.

OMA WIDIA

Istirahat dulu. Dari semalam kamu belum tidur.

ARE

(mengengguk)

Iya, Oma.

ARE beranjak dari meja makan ke sofa ruang tengah.

OMA WIDIA

Di kamar, Re.

ARE

Enggak apa-apa Oma, di sini saja.

OMA WIDIA menggeleng-geleng, lalu melipat laptop di meja.

cut to

40. IN. KAMAR REDY - SORE

CAST: REDY, ANGGUN, TATA

VIDEO CONFERENCE TATA, REDY dan ANGGUN

TATA

Masa lo enggak tahu, sik? Katanya sohib, temen enggak ada kabar enggak tahu.

REDY

Ya, gue bukan bulu idungnya yang ikut dia ke mana pun, kalik.

ANGGUN

Kamu udah coba hubungin?

REDY

Pas tadi selesai kelas sih udah gue coba. Tapi emang enggak aktif.

ANGGUN

Orang rumah Are?

REDY

(berpikir)

Hmmm, gue ada nomor abangnya sih, bentar gue telpon dulu.

ANGGUN

Oke nanti hubungi aku ya, kalau ada kabar.

TATA

Gue juga.

REDY

mau ngapain, lo ikut-ikut.

TATA

Emang kenapa, sik? Ya, gue mau minta maaf ninggalin dia presentasi. Ya, abis gimana, masa gue ngulang mata kuliah.

REDY

Yaudah nanti kalo ada kabar gue hubungi.

TATA

Oke, gue juga mau siap-siap balik, nih. Tes gue udah negatif. Kangen rumah gue, cuy.

REDY

Yaudah.

ANGGUN

Thanks ya, Di.

REDY

Santai, gue juga penasaran ini anak ke mana sih? Tumben banget nge-ghosting kayak anak Tinder.

Ketiganya mengakhiri video conference.

cut to

41. IN. RUANG ISOLASI - MALAM

CAST: BIMA, REDY

Duduk di tempat tidur, BIMA sedang mengecek notifikasi twitternya. Meminta bantuan, siapa tahu ada yang punya golongan darah sama dengan RINI.

BIMA (TWEET)

Mohon bantuannya, barangkali ada yang mau menyumbangkan plasma darah dari teman-teman yang sudah pernah terinfeksi covid. Kakak saya butuh donor darah golongan AB.

NETIZEN 1

Waduh, semoga lekas sembuh kakaknya.

NETIZEN 2

Aku bantu share ya, Bang.

NETIZEN 3

Aku AB, tapi belum pernah covid.

NETIZEN 4

Barang langka tuh, Bos. Temen ane banyak juga yang cari.

NETIZEN 5

Kalo semua yang pernah covid bisa saling membantu donor darah, pasti pandemik bisa kelar.

NETIZEN 6

Emang covid ada ya? Canda covid.

BIMA melempar ponselnya ke tempat tidur.

BIMA

(menggeram)

Kenapa pake acara langka segala lagi, ah!

Handphone bergetar. Ada panggilan masuk dari REDY. BIMA lekas menjawab.

BIMA (CONT'D)

Iya, Di?

REDY

Halo, Bang. Gimana, sehat?

BIMA

(bohong)

Iya. Ada apa, Di?

REDY

Gini, Bang. Mau tanya, Are ada di rumah?

BIMA

Ada, kenapa?

REDY

Ada perlu, Bang. Handphone-nya enggak aktif.

BIMA

(berpikir)

Oh iya, Di. Cuma Gue lagi di luar. Lo hubungi Oma Widia, ya? Nanti gue kasih nomornya.

REDY

Oke, Bang. Makasih ya.

BIMA

Memang udah enggak masuk berapa hari Are, Di?

REDY

Baru hari ini aja, Bang. Cuma temen-temen kuliahnya juga nyariin. Biasa, tugas.

BIMA

Oh, oke. Bentar gue kirim ya.

redy

Oke, Bang terima kasih.

Sambungan ditutup. Sambil mengirim nomor OMA WIDIA ke REDY, BIMA teringat saat dia terlibat perkelahian dengan ARE, hape milik ARE terlempar waktu itu.

cut to

42.1. IN. RUANG TENGAH-KAMAR ARE - SIANG

CAST: ARE, OMA WIDIA, ANGGUN, REDY, TATA

OMA WIDIA sedang menjahit saat hape miliknya bergetar. OMA WIDIA mengangkat panggilan video.

VIDEO CONFERENCE

REDY

Halo, Oma.

OMA WIDIA

Nak Redy?

REDY

Iya, Oma ini Redy. Kangen banget nih, pengin main ke sana.

OMA WIDIA

Iya, sudah lama sekali ya. Ini yang berdua siapa?

REDY

Oiya, kenalin ini Anggun sama Tata.

ANGGUN

Halo, Oma.

TATA

Hai, Oma.

OMA WIDIA

Halo, cantik-canti ya kalian.

TATA

(tertawa)

Terima kasih Oma.

REDY

Jangan mulai ya, Ta.

TATA

Kenapa sik, sirik aja lo. Enggak boleh orang seneng. Ya, Oma?

OMA WIDIA tersenyum.

REDY

Maaf ya Oma, Redy telpon ke Oma. Ini Redy mau anter dua cerek ini buat ketemu cucu Oma yang ganteng. Arenya ada?

OMA WIDIA

(tertawa)

Bisa aja kamu, Di. Sebentar ya, Are di kamar.

OMA WIDIA berjalan ke kamar ARE, di dalam kamar ARE sedang mencari info tentang donor darah.

OMA WIDIA

(mengetuk pintu)

Re, ini ada Redy.

ARE

(menutup laptop)

Oh iya, Oma. Makasih.

OMA WIDIA

Ini, Arenya, ya.

Setelah menyerahkan ponsel ke ARE, OMA WIDIA kembali ke ruang tengah.

cut to

42.2. IN. KAMAR ARE - SIANG

CAST: ARE, ANGGUN, TATA, REDY, OMA WIDIA

VIDEO CONFERENCE

ANGGUN

Kamu dari mana aja, Re? Kenapa saluran buat hubungi kamu itu hampir semuanya putus?

ANGGUN (CONT'D)

Kamu tahu, kamu enggak bisa dihubungi itu bukan cuma bikin aku sama Tata bingung waktu mau presentasi. Tapi kamu juga terancam harus ngulang mata kuliah Pengantar Komunikasi.

REDY dan TATA bengong saat ANGGUN bicara begitu

ANGGUN (CONT'D)

(menarik napas dalam)

Oke, kita emang baru kenal. Tapi paling enggak komunikasiin kek, apa? Kenapa? Kamu anak komunikasi, tapi sulit komunikasi.

TATA

Gun.

REDY menggeleng pada TATA.

ARE

Sori. Gue emang salah.

REDY

Ada apa sih, Re?

ARE

(tertunduk, menarik napas berat)

Kak Rini sam Bang Bima positif covid. Kak Rini sekarang di ICU.

REDY

Hah, seriusan?

ARE

Iya. Gue bingung banget. Kak Rini butuh donor darah secepatnya buat terapi plasma konvalesen. Tapi darah yang dibutuhin susah dapetnya.

REDY

Kalian satu darah, enggak ada yang cocok darahnya?

TATA

(memotong)

Ye... biar kata sodara juga kalo belum pernah kena covid enggak bisa dipake, tauk!

ARE

(mengangguk)

Iya, bener kata Tata. Lagian memang golongan darah Kak Rini beda sendiri.

TATA

Apa golongan darah Kakak lo? Gue kan baru aja sembuh nih. Baru aja balik dari Wisma Atlet, kemarin. siapa tahu darah kita cocok.

ARE

AB.

TATA

Yah, beda lagi. Golongan darah gue B.

ARE

Enggak apa-apa, emang lumayan langka darah AB ini.

ANGGUN

(menelan ludah)

Kakak kamu dirawat di mana?

ARE

Wisma Atlet.

ANGGUN

Golongan darahku AB.

REDY

(kaget)

Beneran?

ANGGUN

(mengangguk)

Iya.

TATA

Tapi emang lo pernah covid?

ANGGUN

Waktu awal aku enggak ikut pengenalan kampus kamu inget?

REDY

Jadi yang waktu itu lo bilang sakit maksudnya covid?

ANGGUN

Iya. Waktu itu aku malu sih, terinfeksi. Aku takut dapet stigma. Penyintas covid waktu awal-awal itu berat banget.

REDY

Iya, gue ngerti.

TATA

Yaudah, sekarang ada jalan keluar kan tuh, Re?

ANGGUN

Maafin aku ya, Re. Aku khawatir.

ARE

(mengangguk)

Iy-

TATA

(memotong)

Uuuu... so sweet.

redy

Woy, Ta.

TATA

Ngapa sik, ah?

REDY

(berbisik)

Keluar!

TATA

Lo bisik-bisik kedengeran sama mereka juga, dodol.

REDY

Cabut, ayo!

TATA

Enggak mau.

REDY

Yeee... enggak peka lo.

TATA

Yaudah iya....

TATA melihat ARE dan ANGGUN bergantian, kemudian mengedip, menggoda.

TATA

Baikkan! Awas lo ribut-ribut.

REDY

Udah, ah.

TATA

Iya, bawel. Dah....

TATA keluar dari sambungan video conference.

REDY

(mengedip pada Are)

Good luck, bray.

REDY meninggalkan sambungan. Kini hanya tinggal ARE dan ANGGUN yang mendadak canggung.

[Hening]

ARE

(menggumam)

Mmmm... Terima kasih udah mau bantu ya, Gun.

ANGGUN

Iya. Lain kali kamu lebih terbuka aja. Siapa tahu kami bisa bantu.

ARE

Iya. Kemarin itu kayak takut banget gitu. Pikiranku ke mana-mana.

ANGGUN

Yaudah. Kebetulan mamaku pulang hari ini. Untuk proses donornya darahnya aku kabari nanti sore pas Mama pulang, ya.

ARE

Oke. Sekali lagi makasih ya, Gun.

ANGGUN

(mengangguk)

Yasudah, kamu bisa kabari keluargamu dulu.

ARE

Iya.

ANGGUN

Bye.

ARE

(mengangguk)

Sambungan video diputus. ARE merasa lega dengan kabar baik ini.

MONTAGE:

- ARE keluar kamar

- ARE memeluk OMA WIDIA yang sedang menjahit di ruang tengah.

cut to

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar