Lima Teman
3. #3

Int. Warung nasi - sore

Awan melihat Sarkinah sedang melayani dua orang laki-laki berseragam sebuah perusahaan. Dia tidak menyapa Sarkinah dan bergerak ke dalam menuju tempat cuci piring.

Awan berhenti dan tersenyun melihat Nathan berjongkok dan sedang mencuci piring-piring dan gelas kotor.

Awan
Kurang bersih tuh! Masih berminyak.

nathan
(kaget dan menoleh)
Sial lu, Wan. Jantungan nih gua.

Awan
Tadi gak datang ngajar dan malah di sini.

Nathan terkekeh dan meneruskan cuci piring

awan
Tapi syukur deh. Karena lu pekerjaan gua jadi lebih mudah.

Sarkinah muncul sambil membawa piring dan gelas kotor.

Sarkinah
Awan, kapan kamu datang? Kok nenek gak liat kamu?

Awan
Baru aja, nek. (lalu bergegas mengambil tumpukan piring dan gelas di tangan Sarkinah) Nek, Nathan minta bayaran tuh. Katanya capek nyuci piring sebanyak itu.

Nathan
(panik)
Apaan sih lu, Wan! Gak, Nek. Bohong. Saya gak minta bayaran, kok.

Awan
Lah, tadi lu bilang katanya pengen digaji.

Nathan
Fitnah, Nek. Inget, Wan. Fitnah itu lebih kejam dari pembodohan.

awan
(tertawa)
Pembunuhan woy.

SarKINAH
Udah-udah. Kok jadi berantem. Cepetan nyuci piringnya. Abis ini kita pulang dan makan bersama di rumah. Nathan, kamu juga ikut makan jangan pulang dulu.

Nathan
(tersenyum ceria)
Siap, nek.

Cut TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar