29. INT. RUMAH BARU – RUANG TAMU – SIANG HARI 13:00.
Cast: Gemma.
Ruang tamu hanya ada Gemma yang sedang mengetik di sofa. Posisi televisi yang menyala cukup keras. Meja dihadapannya terdapat piring yang tidak tersisa makanan, handphone, serta gelas yang berisi air putih.
CU > Gemma sedang mengetik di sofa.
Handphone Gemma berbunyi. Gemma tersontak kaget.
CU > Gemma meraih handphone dari meja melihat panggilan dari Ayah.
GEMMA
Halo, Yah. Ada apa? Tumben siang-siang gini nelfon.
GEMMA
Jam berapa di sana ada interview?
GEMMA
Aku sama Ganesh ngga bisa kayaknya ke sana.
GEMMA
Sorry ya, Yah.
Gemma menutup telepon.
CUT TO
30. INT. GALERI SOEMARDJA – RUANG PAMERAN – SIANG HARI.
Cast: Ganesh – Narasumber – Wowok – Dierja.
Sesi acara diskusi menuju selesai, Ganesh memberikan satu kenang-kenangan untuk ketiga narasumber berupa plakat berbentuk patung kayu. Foto bersama dilakukan oleh ketiga narasumber lalu dimeriahkan dengan tepuk tangan audiens. Ganesh menutup sesi diskusi ini.
LS > Audiens yang menyebar, melihat pameran lukisan dan patung. Suasana cukup ramai. Ganesh dan satu narasumber berjalan dengan sisi kanan dan kiri terdapat lukisan dan patung yang dipajang.
Ganesh berusaha untuk bersikap ramah namun masih bertanya-tanya.
GANESH
Jadi, langsung pulang ke Jakarta?
ASMARA
Iya, Nesh. Langsung. Mau ada event selanjutnya di Jakarta.
GANESH
Acara apa itu?
ASMARA
Bedah buku, Nesh. Nanti aku send bukunya ke alamat rumahmu ya. Ntar kirim alamatnya ke whatsapp saya.
Ganesh sedikit menyindir Asmara menatap Ganesh tersenyum.
GANESH
Iya, nanti biar Dierja aja yang ngasih ke Mbak.
Ganesh membalasnya datar.
ASMARA
Kenapa Dierja?
GANESH
Ya ngga apa-apa. Salah ya? Setauku kalian kenal lama. Oh iya thankyou banget ya.
GANESH (VO)
Eh, lo kenapa Nesh. Kikuk banget.
ASMARA
Oke deh. Kalo itu mau kamu.
GANESH (VO)
Mau elo kali ah.
IN FRAME > Dierja datang menghampiri Ganesh dan Asmara.
DIERJA
Mbak Tya dan Mbak Amora lain tadi udah duluan ke hotel karena ada event lain.
Ganesh masih dengan wajah yang datar.
DIERJA
Mar, abis ini ada event di Jakarta katanya?
Ganesh memperhatikan Dierja dan Asmara.
GANESH (VO)
Basa-basi banget. Masa sih ngga tau?
Dierja menepuk pundak kiri Ganesh.
DIERJA
Ngantuk bukan lo?
GANESH
Ngga, lah.
Handphone Ganesh berbunyi.
CU > Panggilan telepon dari Ayah.
GANESH
Maaf, saya dapat telfon, saya tinggal dulu ya?
MBAK ASMARA
Iya, silakan, saya sama Dierja dulu aja.
GANESH (VO)
Sial, kesempatan aja.
LS > Ganesh mencari tempat yang tidak begitu berisik.
Asmara dan Dierja sempat terdiam beberapa detik.
ASMARA
Dierja.
DIERJA
Eh, lo bukannya ngobrol sama Ganesh?
ASMARA
Iya, Ganesh lagi ada telfon sebentar... Lo apa kabar?
DIERJA
Baik...
ASMARA
Terakhir ketemu lo waktu gue nengok Ibu di Banyumas. Ibu baik?
DIERJA
Iya, ya. Baik, syukurnya.
Dierja dan Asmara terdiam sejenak.
DIERJA
Gimana kabar suami lo?
Asmara menampilkan raut wajah cemas.
ASMARA
Ya, masih sama memperlakukannya seperti yang gue cerita dulu di Jogja.
DIERJA
Masih main fisik?
Asmara mengangguk.
DIERJA
Lo butuh komunikasi sama orang-orang yang tepat. Untuk kebaikan diri lo.
ASMARA
Iya gue selalu coba. Btw, sorry kejadian di Jogja dulu...
Dierja mencegah pembicaraan Asmara.
DIERJA
Mar, kayaknya ngga tepat untuk ngobrol di sini. Lo bisa telfon gue lain waktu... Ngga enak dilihat anak-anak atau Wowok.
ASMARA
Ganesh?
DIERJA
Iya, Ganesh juga.
Suasana menjadi hening.
CUT TO
Ganesh mengangkat telfon dari Ayah.
GANESH
Ada apa, Yah? Tumben, lagi seneng ya. Aku baru selesai banget sesi Diskusi... Ayah udah interview?
GANESH
Ooh sampe sore ya. Iya, besok aku sama Gemma ke rumah sana.
GANESH
Yaudah okey, besok aku kabarin kalau ke rumah.
Ganesh menutup telfonnya.
LS > Ganesh bertemu Wowok di sudut ruang pameran.
WOWOK
Abis ngapain Nesh?
GANESH
Ngga apa-apa. Ayah gue telfon. Lemes banget lo!
WOWOK
Iya, asli. Kayak capek banget. Lo ngga liat patung-patung itu gede banget.
GANESH
Ya ampun. Lemah deh lo.
WOWOK
Gue kira lo sama Dierja.
GANESH
Pacaran kali dia.
SUARA LAMPU PECAH MENGKAGETKAN (OS)
CUT TO BLACK.
WOWOK (OS)
Nesh.
FADE IN
LS > Wowok dan Ganesh buru-buru menghampiri sumber suara.
CU > lampu sorot lukisan berukuran tidak besar jatuh di hadapan salah satu tim lighting.
LS > Terlihat dia yang terdiam dan panik. Tim lain memperhatikan dari jauh lampu yang terjatuh.
IN FRAME > Dierja datang dengan mengernyit dahi kesal.
WOWOK
Udah lo tenang dulu. Bisa kita atasi.
Tim acara yang didekatnya kembali mengerjakan tugasnya masing-masing. Dierja menatap anggota lighting dengan dingin dan sinis.
DIERJA
Menurut lo apa yang menjadi penyebab lampunya jatoh?
ANGGOTA LIGHTING
Gue lagi kontrol lampunya Ja yang memang redup sebelumnya.
DIERJA
Jadi lo bisa memastikan lo yang jatohin lampunya?
CU > Dierja mengambil serpihan besar lampunya yang pecah. Memperhatikan lampunya.
DIERJA
Jadi, ini mau dibiarkan gelap gini aja?
Anggota lighting terdiam. Dierja berdiri di hadapannya.
IN FRAME > Zuri dan 3 anggota lighting datang menghampiri kerumunan.
CU > Anggota lighting itu menatap Dierja merasa bersalah.
DIERJA
Ayo kita ngobrol di depan... Zur, elo kontrol di sini aja.
LS > Dierja menuju pelataran Galeri bersama anggota lighting yang mengikuti Dierja dari belakang.
LS > Kemudian, Wowok dan Ganesh pun mengikutinya dari belakang.
CUT TO