26. INT. GALERI SOEMARDJA – RUANG PAMERAN/RUANG PERLENGKAPAN – PAGI HARI.
Cast: Dierja – Ganesh.
Ruang pameran merupakan ruangan sentral yang dijadikan tempat pameran diadakan. Ruangan yang sangat luas yang mana sudah siap untuk dikunjungi audiens terdapat lukisan dan patung untuk dilihat. Terdapat pula satu meja untuk meletakkan Zine yang berkaitan dengan pameran ini.
LS > Kondisi di ruang pameran ramai dengan Crew yang melakukan tugas.
CU > Dierja sibuk menelepon salah satu timnya yang sedang menjemput narasumber. Dierja berjalan menuju satu ruangan di belakang.
DIERJA
Gimana udah di jalan?
DIERJA
Oke deh. Langsung temui Ganesh aja ya.
LS > Sampai di ruang perlengkapan. Terdapat sebuah meja dan kursi. Dierja duduk sambil membuka laptopnya. Terdapat juga barang-barang crew, peralatan dan perlengkapan acara.
IN FRAME > Ganesh sambil menenteng tempat minum menghampiri Dierja.
GANESH
Ja, session diskusi sebentar lagi.
Dierja sibuk melihat website pameran virtualnya.
GANESH
Gue abis briefing sama Mbak Asmara.
LS > Wajah Ganesh memancing Dierja untuk berbicara.
Dierja menatap Ganesh sebentar. Ganesh berusaha memalingkan wajahnya.
DIERJA
Ya ngga Asmara doang kan? Tempat untuk audiens udah rapi di set kan? ... Ini check Website tour pamerannya dong. Gue takut gagal di akses umum.
GANESH
Kenapa emang kalau sama Asmara doang?
DIERJA
Ngga apa-apa, sih. Aneh juga elonya. Ntar gue ke sana.
GANESH
Kemana? Ke Asmara?
DIERJA
Nesh, please deh. Lagi kerja nih kita.
GANESH
Ah, elo. Dulu jaman di Bentara Budaya Jogja aja masih bisa kok ngobrol deket sama cewek.
DIERJA
Maksud lo?
Ganesh mengalihkan omongan lalu minum air dari botolnya.
GANESH
Udah ah sampe haus gue.
LS > Ganesh keluar dari ruangan itu dengan sinis melewati ruang pameran yang siap dikunjungi audiens.
CU > Wajah Dierja yang bete melihat tingkat Ganesh aneh. Ia kembali serius dengan laptop.
CUT TO
27. EXT. GALERI SOEMARDJA – TICKET BOOTH – PAGI HARI JAM 10.00.
Cast: Zuri.
Suasana tiket booth cukup ramai namun kondusif dengan antrian audiens yang menukarkan tiket dengan Zines. Di tiket booth terdapat Zuri dan lima rekannya mengelola di pelataran Galeri. Ada 2 orang yang mengelola antrian, ada 2 orang yang duduk di depan tiket booth.
FADE IN
CU > Zine yang bertuliskan “Telanjang Buana Literature and Ideas Festival”.
LS > Zuri sibuk mengatur antrian dan dua rekannya yang membantu audiens menukarkan tiket dengan Zines.
Zuri memberitahu audiens yang sudah mendapatkan Zine bahwa ada seri diskusi di dalam.
ZURI
Silakan kalau mau lihat sesi diskusinya dulu, Kak.
Audiens membalasnya dengan senyum. Kemudian, Zuri memanggil salah satu timnya.
ZURI
Eh, gue kontrol dalem dulu ya. Gue titip.
REKAN ZURI
Siap, siap.
CUT TO
28. INT. GALERI SOEMARDJA – RUANG PAMERAN – MENUJU SIANG HARI.
Cast: Ganesh – Narasumber – Zuri – Wowok.
Situasi diskusi yang cukup ramai oleh audiens. Tidak ada panggung, hanya dekorasi yang dikemas sederhana. Ganesh sebagai moderator seri diskusi ditemani 3 narasumber duduk di sofa. Sedangkan audiens duduk di kursi yang telah disediakan.
CU > Dokumentasi berupa foto dan gambar tentang kekerasan seksual di kawasan perusahaan perkebunan karet yang kejam dan mengerikan.
LS > Suasana audiens yang memadati kursi.
GANESH (OS)
Gambar-gambar itu merupakan kenyataan yang masih sulit dilihat sebagai hal yang serius oleh masyarakat.
LS > Ganesh yang sedang opening diskusi.
GANESH
Ini merupakan para buruh perempuan di area perkebunan karet. Kebanggaan karet sebagai salah satu penyumbang devisa yang tinggi, ekspor ke berbagai negara, serta kesibukan elite yang ingin membangun karet dari hulu ke hilir, namun lupa dengan perlindungan terhadap buruh perempuan itu sendiri. Sehingga, ketika buruh perempuan mengalami kekerasan fisik, psikis, dan sosial akan menjadi tantangan besar untuk mendapat perlindungan yang segera... Lalu apa sih yang menjadi urgensi praktik buruh perempuan di dunia kerja perkebunan kali ini dengan
LS > Para audiens sangat memperhatikan dokumentasi yang disuguhkan.
GANESH
Aku mau tahu terkait tanggapan Mbak Tya dulu selaku aktif di bidang sejarah. Adakah kaitannya di sini Mbak?
Mbak Tya langsung mengutarakan tanggapan terkait sejarah feminisme.
MBAK TYA
Tadi dari Ganesh sudah ditampilkan fenomena sistem kerja eksploitasi terhadap buruh perempuan di perkebunan karet. Aku bukan ingin menanggapi fenomena eksploitasinya yang terlalu dalam. Namun, lebih kepada diriku sendiri yang bertanya. Mengapa peristiwa, orang, atau ide tertentu penting? Dari fenomena di atas sudah kita ketahui bahwa eksplotasi masih menjadi kawasan abu-abu / grey areas yang mana masih banyak interpretasi dan perspektif yang beragam, atau bahkan belum mengeruk hingga fundamentalnya.
(JEDA)
Tanpa secara konkret mengakar pemahaman dan pengalaman kita dengan feminisme di masa lalu, kemungkinan kita bisa gagal dalam apa saja yang telah dilakukan feminis untuk kita.
LS > Ganesh dan seluruh audiens yang memperhatikan Mbak Tya.
CUT TO
Suasana di tengah-tengah audiens.
CU > Wowok memperhatikan sesi diskusi di kursi belakang. Zuri menghampiri Wowok yang sedang memperhatikan sesi diskusi tersebut.
TERDENGAR NARASUMBER SALING MEMAPARKAN MATERI (OS).
ZURI
Woi!
Wowok kaget.
WOWOK
Eh, laler muncul.
Zuri memperhatikan Wowok dengan penampilan mentereng sambil meledek.
ZURI
Wih, cakep amat ya lo makin hari. Gimana kalo lo malem-malem digodain abang-abang? Jangan pake rok mini ya.
WOWOK
Gue susuin.
ZURI
Mampet ah punya lo.
Zuri sambil memperhatikan payudara Wowok.
WOWOK
Eh, belalang, ngapain lo liat-liat tetek gue?
LS > Audiens di sekitar mereka tertawa melihat Wowok.
ZURI
Dih, ampas ngeliat punya lo.
LS > Zuri dan polesan rambutnya menggunakan pomade.
WOWOK
Gue tiup pomade lo tiarap tau nggak!
Zuri semakin tertawa.
CUT TO