21. INT. GALERI SOEMARDJA – RUANG PAMERAN – SORE HARI.
Cast: Dierja – Ganesh – Wowok.
Galeri Soemardja terlihat terang. Telihat pula tulisan besar “Telanjang Buana” di depan tempat yang akan dijadikan pameran. Terdapat dua patung tinggi berupa sosok perempuan lokal dengan memperlihatkan sedikit tubuhnya. Begitu pun di dalam galeri yang mana memiliki nuansa colorful berpadu dengan patung-patung dan lukisan-lukisan. Wowok sibuk berbicara dengan anak-anak komunitasnya sambil mengamati patung sementara Dierja berbicara dengan beberapa Narasumber dari pameran.
IN FRAME > Ganesh datang ke ruang pameran.
WOWOK
Kemana aja lo?
Ganesh tersenyum meringis. Wowok meledeknya,
WOWOK
Senyam-senyum aja lo!
GANESH
Dierja ngga ngasih tau bakal ada visitasi narasumber kesini.
WOWOK
Lah, emang iya Bambang. Acara H-1 mau ilang-ilangan... Udah, ah. Beli minum dulu gue buat anak-anak.
GANESH
Gue titip!
Wowok menuju luar untuk membeli minuman.
OUT FRAME > Ganesh memperhatikan Dierja yang mengobrol dengan 3 narasumber acara. Ganesh memperhatikan Asmara.
IN FRAME > Ganesh menghampiri mereka dengan perkenalan.
GANESH
Halo semuanya. Aku Ganesh di sini nanti yang akan holding event luring.
Ganesh sambil memastikan nama-nama mereka.
GANESH
Mbak Tya dari komunitas sejarawan ya?
MBAK TYA
Iya, Nesh. Teman-temanmu kenal saya juga yang disitu.
Ganesh antusias.
GANESH
Iya, bener, Mbak! Saya cukup sering ikut webinar dari komunitas itu... Oh iya Kalau Mbak Amora, saya sering lihat di televisi bareng sutradara, kesehariannya gabung dengan LSM juga kan ya Mbak?
MBAK AMORA
Iya, Mbak... justru saya sempat ketemu Wowok dulu di Bali.
LS > Wowok yang sedang berdiri mengamati patung. Ganesh menunjukkan Wowok kepada Mbak Amora.
GANESH
Wah, bisa gitu Mbak. Itu Wowok, Mbak.
DIERJA
Bentar, Mbak. Saya panggil Wowok.
LS > Dierja menghampiri Wowok yang sedang melihat-lihat patung.
DIERJA
Eh Wok, itu ada Mbak Amora. Dia pernah ketemu lo katanya.
WOWOK
Eh, yang mana ya? Gebetan gue bukan?
DIERJA
Ngayal lo. Patung aja lo gebet. Itu!
LS > Ganesh sedang mengobrol asyik dengan Mbak Amora dan dua narasumber lain.
CU > Muka Wowok yang mengingat.
WOWOK
Astaga, iya. Dulu gue ditraktir juga sate lilit seporsi.
DIERJA
Hebat juga cara lo sampe Amora mau traktir.
LS > Dierja dan Wowok menghampiri mereka.
WOWOK
Ternyata Mbak narasumber di sini. Halo Mbak yang lain juga, saya Wowok.
Wowok tersenyum sambil bersalaman dengan ketiga narasumber dengan suasana bercanda.
MBAK AMORA
Kirain lupa kamu!
DIERJA
Event apa dulu kok bisa bareng Mbak, di bali katanya ya?
WOWOK
Event apa ya?
GANESH
Ngga usah jawab lo, Wok. Pasti lupa.
WOWOK
Yang gue inget sate lilit, sih.
Mereka tertawa.
MBAK AMORA
Itu dulu pameran patung tunggalnya seniman Bali.
WOWOK
Oh , iya itu! Mbak thanks loh sate lilitnya. Eh, tambah Ayam Taliwang ya?
Mereka saling tertawa.
CU > Ganesh menatap Mbak Asmara dengan senyum kecil.
GANESH
Halo, Mbak Asmara. Kayaknya dulu kita sempet satu event ya?
Dierja menatap Mbak Asmara. Keduanya saling menatap sebentar.
GANESH
Eh tapi kalau ngga salah orang. Udah agak lama juga eventnya.
DIERJA
Iya, bener Nesh. Gue juga sempet bikin event pameran bareng.
Asmara hanya tersenyum menatap Ganesh dan Dierja. Wowok tidak sengaja berbicara frontal ke Mbak Asmara.
WOWOK
Oooh.. Ini namanya Mbak Asmara. Sering disebut belakangan ini ya Nesh.
LS > Ganesh menatap Wowok kesal. Dierja menatap Ganesh sejenak. Sementara, Asmara kebingungan.
ASMARA
Sering disebut?
DIERJA
Ya mungkin maksud Wowok karena Asmara akan jadi narasumber kita ya.
CU > Ganesh mengalihkan wajahnya. Dierja memperhatikan Ganesh.
Wowok berkenalan dengan bercanda.
WOWOK
Ya ampun pada manis-manis banget deh. Colorful jadinya.
Ganesh membalas dengan nada datar.
GANESH
Es lilin kali berwarna.
WOWOK
Kok lo bete gitu.
Mereka saling tertawa. Ganesh meminta ngobrol sebentar kepada tiga narasumber di sana. Dierja menatap Ganesh karena tingkah Ganesh yang aneh.
GANESH
Oh iya, boleh ngobrol sebentar ya, Mba? Besok akan dimulai sekitar jam 10 untuk discussionnya.
DIERJA
Ya udah, saya ke sana dulu ya Mbak.
WOWOK
Iya, saya juga ya, Mbak-Mbak manis. Ja, pulang dari sini ga ada yang mau ajak lo kenalan?
Dierja agak risih. Dierja menatapnya diam dan tajam.
WOWOK
Ya, biar ngga spaneng idupnya. Eh, udah kenal lama ya.
Ganesh dan Asmara sama-sama tersenyum.
DIERJA
Kita ke sana dulu ya.
LS > Wowok dan Dierja pergi ke sudut ruangan pameran.
CUT TO
LS > Ganesh dan tiga narasumber berjalan menuju mencari tempat ngobrol yang enak.
MBAK TYA
Mari Mbak Ganesh. Saya suka dengan pemilihan tajuknya.
MBAK AMORA
Konsep “Telanjang” “Buana” sendiri kuat di mata dan pikiran saya... Referensi kalian kuat dan valid bagi saya. Saya sempat mendalami substansi buku-buku yang dimaksud kalian itu.
CU > Asmara hanya terdiam dan berusaha tersenyum.
Ganesh menunjukkan tempat duduk untuk ngobrol yang nyaman dengan ketiga narasumber.
GANESH
Yuk, kita duduk di kursi sana aja... Terima kasih lho sudah berkenan dilibatkan di pameran ini. Kita ngobrol di tempat duduk sana aja ya Mbak.
DISSOLVE TO
LS > Dierja dan Wowok berjalan menuju ruang perlengkapan.
DIERJA
Wok, Ganesh lagi kenapa ya?
WOWOK
Kenapa? Baik-baik aja kok.
DIERJA
Hmmm... Agak aneh aja.
WOWOK
Soal Asmara?
DIERJA
Sepertinya iya.
WOWOK
Engga lah. Justru pikiran lo aja itu... Mungkin ada masalah antar Ayahnya. Kita kan ngga tau.
CU > Dierja tidak menjawab.
LS > Dierja dan Wowok bertemu Zuri yang duduk di ruang perlengkapan.
ZURI
Minum, Wok, Ja. Lumayan pegel juga gue bantu gotong-gotong patung.
Zuri menyerahkan minum kepada Dierja dan Wowok. Lalu mereka sama-sama duduk di lantai.
DIERJA
Thankyou Zur... Lah Anak-anak lo mana?
ZURI
Iya, ada... Ngga bisa lah gue cuma nunjuk satu-satu ngerjain ini-itu.
DIERJA
Ya, ngga apa-apa kali. Memang tugasnya disini kan bantu, Zur.
WOWOK
Ngga gitu lah Za. Lo dulu matkul Human Empowerment nya ngga lulus ya.
Zuri tertawa. Dierja diam saja.
DIERJA
Udah ah yuk mending obrolin lagi kesiapan besok.
WOWOK
Yaelah nyantai dulu sih.
DISSOLVE TO
LS > Ganesh berjalan menuju ruang perlengkapan.
CU > Ia berjalan sambil membuka ponsel melihat pesan masuk di Whatsapp. Satu pesan dari Ayah yang mengirimkan pernyataan bahwa laporan investigasi Ayah Up di kalangan media lokal. Wajah Ganesh yang senang sambil membalas ke Ayah.
LS > Dikagetkan dengan salah satu tim karena terlalu serius melihat handphone.
REKAN KERJA
Woi! Kesandung awas!
GANESH
Hih! Ngagetin!
LS > Ganesh tiba di ruang perlengkapan. Ganesh nimbrung duduk di antara Dierja, Wowok, dan Zuri. Tiba-tiba Wowok melempar air mineral gelas kosong ke Ganesh.
WOWOK
Senyam-senyum aja lo dari awal dateng. Sibuk apa sih lo?
Ganesh tertawa.
GANESH
Engga, ini Ayah gue.
WOWOK
Oh iya, lo lagi baik-baik aja kan?
GANESH
Baik banget! Laporan investigasi Ayah gue Up akhirnya setelah tiga tahun!
WOWOK
Yang maju sampe meja sidang ngga sih?
GANESH
Iya!
DIERJA
Terus gimana conpress dong di rumah lo?
GANESH
Iya, pasti. Kemungkinan di rumah lama.
Ganesh kembali melihat handphonenya. Dierja memperhatikan Ganesh.
DIERJA
Jagain Ayah.
LS > Wowok dan Zuri menatap Dierja.
CUT TO
22. INT. RUMAH – RUANG TAMU – MALAM HARI.
Cast: Gemma – Ganesh.
Di ruang tamu, Ganesh baru datang dari luar sedikit berlari ke sofa dengan sumringah. Gemma sedang membaca buku sambil mendengarkan lagu Country di ruang tamu.
GANESH
Gem, laporan Ayah Up loh di media.
Gemma yang tadinya sambil menyender di sofa langsung bangunkan badannya.
GEMMA
Serius lo? Tapi laporan yang mana dulu nih?
GANESH
Serius. Ayah udah nelfon lo belom? Soalnya Ayah send ke gue di whatsapp tadi... Itu loh laporan jaman Ayah di pengadilan.
GEMMA
What the.... serius Nesh? Belom kabar-kabaran gue, eh lusa Ayah ulangtahun kan? Sekalian deh kesana.
GANESH
Iya, boleh. Coba gue telfon Ayah ya.
LS > Ganesh menelepon Ayah. Gemma memperhatikannya.
CUT TO
23. INT. RUMAH LAMA – KAMAR AYAH – LARUT MALAM.
Cast: Ayah.
Suasana sekitar jam 10 malam. Di kamar Ayah yang penerangan hanya lampu di meja kecil, kamar yang tidak terlalu besar hanya terdapat lemari, meja kecil, rak dengan banyak buku. Gelap. Jendela kamar Ayah yang masih terbuka. Angin yang masuk cukup besar. Ayah tertidur dengan jendela kamar yang masih terbuka.
HANDPHONE AYAH BERBUNYI.
LS > Ayah terbangun kaget.
CU > Angin cukup kencang menerbangkan tirai jendela.
LS > Ayah membangunkan badannya sambil mengambil handphone.
CU > Mendapat panggilan telepon dari Ganesh. Namun, telah dimatikan oleh Ganesh. Ayah memandang handphonenya ternyata sudah ada lima panggilan dari Ganesh.
LS > Ayah menelepon kembali Ganesh sambil menutup jendela.
AYAH
Halo, Nesh. Kenapa?
AYAH
Aman, Nesh. Tadi Ayah ketiduran.
Terdengar sayup-sayup suara Ganesh yang gembira. Ayah tertawa kecil.
AYAH
Oooh iya.. udah pada liat laporannya? Besok juga ada interview sama media.
AYAH
Oh iya, besok event jam berapa? Good luck ya. Nanti coba Ayah akses website pamerannya.
LS > Ayah tutup telepon lalu keluar kamar menuju dapur karena terdengar seperti suara orang dari arah dapur. Suasana dibuat menegangkan. Ia berjalan pelan-pelan mengintip ke arah dapur.
CU > Tiga tikus kecil yang mengkagetkan Ayah.
AYAH
Sial, bikin paranoid aja!
Ayah menuju tempat duduk di meja kerja.
CU > Mengecek laptopnya di meja kerja, mengecek Whatapp yang menyatakan bahwa produk laporan investigasi dari Lembaga Akar berhasil di kuak media sosial.
CU > Terlihat handphone Ayah ada panggilan dari temannya. Ayah yang dibuat kaget.
AYAH
Elo bikin gue kaget deh soalnya gue lagi sendirian di rumah.
Sayup-sayup terdengar temannya tertawa.
AYAH
Ada apa ini malem-malem telfon?
AYAH
Iya gue sama tim. Hampir 3 tahun lho. Biasalah ya sepak terjang di drama politik.
Ayah tertawa.
AYAH
Iya, besok siang rencana memang ada beberapa media yang mau interview.
AYAH
Ngga tau gue yang disorot, apa karena pernah masuk persidangan ya?
Ayah tertawa.
AYAH
Yaudah, oke, sehat-sehat lo!
Ayah menutup telfon lalu kembali melihat laptop.
CUT TO