19. EXT. RUMAH IBU NENENG – TERAS – SIANG HARI 11:00.
Cast: Ayah – Wawan – Ibu Neneng – Wita.
Suasana di salah satu desa terletak di Kabupaten Bandung. Ayah dan Wawan pergi ke salah satu rumah mantan buruh perempuan PT Karet Subagja, Ibu Neneng. Yang mana Ibu Neneng, anak perempuannya, serta suami berhasil memberhentikan diri dari PT Karet Subagja.
Di teras terdapat Wita, anak perempuan dari Ibu Neneng berusia 15 tahun merupakan korban pemerkosaan. Wita duduk terdiam menatap kosong depan. Pengaruh ke psikologisnya cukup tinggi. Tidak bisa berbicara bahkan tidak mau melihat bayinya sendiri. Bu Neneng keluar dari pintu sambil menggendong bayi.
CU > Tatapan kosong anak perempuan tersebut.
IBU NENENG (OS)
Ya begitulah di sana kondisinya, saya yakin fasilitas jalan, air bersih, rumah-rumah tinggal di sana masih buruk. Seperti hewan kita dulu.
LS > Ayah dan Wawan menatap sesekali ke anak perempuan itu. Ibu Neneng menunjukkan sebuah video ketika mandor akan melakukan pelecehan di handphonenya.
IBU NENENG
Ini ada file video yang dulu diam-diam saya dapatkan langsung. Ini saya rekam gimana aksi mereka datang ke kamar perempuan itu dan memaksa hingga di dorong ke tembok.
Ibu Neneng memberikan handphone itu kepada Ayah. Ayah melihat sendiri video itu.
XCU > Video ketika mandor datang ke kamar perempuan itu dengan pemaksaan. Durasi sekitar 4 menit.
LS > Ayah yang memperhatikan kondisinya dengan prihatin.
TERDENGAR SUARA JERIT PEREMPUAN DARI VIDEO ITU (OS).
CU > Wawan sangat prihatin mendengarnya.
WAWAN
Biadab sekali.
Ibu Neneng hanya tersenyum.
LS > Wita tiba-tiba berbicara sendiri.
WITA
Saya tidak mau.. Saya tidak mau...
Wita menangis kecil. Ibu Neneng mendekati Wita yaitu anak perempuan satu-satunya di keluarga Ibu Neneng. Ibu Neneng berusaha menenangkannya
IBU NENENG
Wit... Ada Ibu ini, Neng. Aman kok Neng semuanya ya.
Kemudian, Wawan dan Ayah menatap dengan prihatin.
WAWAN
Kasihan sekali Wita. Sering Bu seperti ini?
IBU NENENG
Sering atuh Pak Wawan... Bahkan bisa mengamuk sewaktu-waktu.
Ayah dan Wawan masih menatap dengan Iba.
AYAH
Ibu pergi atas izin siapa? Kongkalikong?
IBU NENENG
Itu sangat tidak mungkin, Pak Rudi. Perlu uang untuk menembus itu semua. Buruh mana mampu.
WAWAN
Anak Ibu sudah sempat di bawa ke psikiater atau sebagainya?
CU > Anak perempuan tiba-tiba tersenyum dengan tatapan kosong.
IBU NENENG
Sudah tapi belum ada perubahan. Biayanya juga ngga murah. Saya bantu dengan komunikasi siapa saja yang datang ke rumah.
BAYINYA MENANGIS DI DALAM RUMAH (OS).
IBU NENENG
Sebentar ya Pak, saya ambil cucu dulu, nangis.
Ibu Neneng masuk ke dalam rumah.
CU > Ibu Neneng membawa bayi ke teras. Wawan dan Ayah saling menatap dan melihat bayi itu tersenyum.
AYAH
Ini cucu Ibu?
IBU NENENG
Iya, Pak. Tapi, anak saya ngga mau lihat bayi ini. Bukan ngga mau, belum bisa kuat buat nerimanya. Umurnya masih 17 tahun, kepikiran cari jodoh aja tidak saat itu.
(JEDA)
Dulu itu yang datang ke perusahaan hanya anak saya ini yang gadis. Melalui Werek, saya juga. Trus, teman anak saya cerita bahwa anak saya seperti orang gila.
Ayah dan Wawan begitu serius memperhatikan.
WAWAN
Tindakan pemerkosaan itu?
IBU NENENG
Iya... sakit hati sekali. Tidak makan dan minum sampai seminggu. Sampai didatangi aparat keamanan dengan meludahi berkali-kali. Saya bingung bantu dengan cara apa, yaudah saya kesepakatan kontrak ikut bekerja di perusahaan. Beragam cara saya lakukan agar mengetahui kondisi seperti apa di sana.
AYAH
Saya memang sempat menetap di sekitar setahun yang lalu untuk kebutuhan pekerjaan. Saya bertemu dengan satu pekerja punya pengalaman berbeda di situ. Ia meminum air seni mandornya.
IBU NENENG
Ya, begitu. Hal itu sudah biasa terjadi, Pak...
LS > Bayi menangis kencang. Wawan dan Ayah sudah berada di situasi yang tidak enak. Wawan menatap Ayah untuk pamit pulang.
WAWAN
Ibu, hampura, urang jeung Pak Rudy mau pamit pulang ya.
AYAH
Punten, Ibu. Kasian mau istirahat sepertinya bayinya, Bu.
IBU NENENG
Pulang sekarang? Padahal teh lagi asik ngobrol... saya yang minta maap sebelumnya ya Pak Wawan, Pak Rudy jadi ngga bisa leluasa.
WAWAN
Sudah Bu cukup... lain waktu kita mampir lagi.
Wawan dan Ayah berdiri dan pamit menuju ke motor. Motor Wawan dinyalakan.
AYAH
Miris, gue Wan, lalu perkebunan itu mensejahterakan siapa?
TEMAN AYAH
Tau lah, bodoh memang.
LS > Motor yang di gas kencang dengan suasana alam di desa terpencil.
CUT TO
20. EXT. RUMAH LAMA AYAH – TERAS – SORE HARI 15:00.
Cast: Ayah – Wawan.
Rumah tampak gelap. Terlihat mobil ayah terparkir di garasi. Ayah bersama Wawan datang. Mereka masuk ke dalam rumah. Mengunci pintu. Sekitar rumah tampak sepi dan lengang.
WAWAN
Gue langsung balik ya. Udah sore nih. Udah lama kan ngga turun lapangan, makanya tadi gue ajak biar ngga sepaneng lah.
AYAH
Masih verfikasi data sih gue.
Wawan sambil merapikan jaketnya.
WAWAN
Elo Rud hati-hati. Walaupun negara ngga nyentuh lo, tapi inget ada yang bisa langsung nyentuh lo sedetik!
AYAH
Tapi puas gue dapet news bagus pagi tadi.
TEMAN AYAH
Apaan? Kok grup kantor sepi-sepi aja kayak ngga digaji.
Wawan dan Ayah tertawa.
AYAH
Kebalik di dunia itu, orang-orang yang digaji gede justru yang diem-diem aja.
TEMAN AYAH
Bisa aja lo! Yang mana sih? Laporan yang ada sangkutpaut Rudy Siswanto memasuki persidangan bukan?
Wawan dan Ayah sambil tertawa.
AYAH
Wah, kacau lo ngeledeknya... Iya ntar malem sih katanya Up.
Wawan menuju luar sambil pamitan pulang.
WAWAN
Udah ah pulang gue. Thankyou ya Rud...
LS > Wawan menyalakan mesin motornya lalu pulang. Rumah tampak gelap dengan angin sepoi-sepoi. Perkebunan karet tampak sepi di depan rumah.
CUT TO