15. INT. RUMAH BARU – RUANG TAMU – SORE HARI.
Cast: Ayah – Gemma.
Kondisi ruang tamu pada sore hari. Di mana Ayah sedang membereskan pekerjaannya di meja kerja. Sementara, Gemma menonton televisi sambil makan cemilan.
CU > Artikel yang sedang diketik Ayah dan menampilkan foto-foto kekerasan di perkebunan. Ayah mengetik di meja kerjanya dengan serius.
LS > Gemma dengan posisi santai duduk di sofa.
BUNYI TELFON DI HANDPHONE AYAH.
LS > Ayah mengangkatnya. Gemma melirik ke Ayah.
AYAH
Kabar baik gimana?
Raut wajah Ayah berubah jadi senang.
AYAH
Ya, saya cek Email. Saya tutup dulu telfonnya.
Ayah menaruh handphonenya di meja. Ayah membuka e-mail.
CUT TO
16. INT. RUMAH PAK JAJA – PELATARAN TERAS – MALAM HARI.
Cast: Ganesh – Dierja – Wowok.
Sebuah rumah sederhana dengan pekarangan depan yang luas (suasana pedesaan). Di depan pintu rumah terdapat dua lukisan cukup besar yang akan dijual oleh Ganesh.
PAK JAJA (OS).
Begitulah, tinggal ini sisa lukisan saya. Sudah setahun saya tidak melukis karena Istri saya meninggalkan saya. Belum ada lagi jiwanya..
CU > Burung yang sedang mematuk makanan di sangkar.
Ganesh, Wowok, Dierja memperhatikan omongannya dengan prihatin.
PAK JAJA
Terserah Mba Ganesh lah mau dijual berapa. Mba Ganesh tau gimana saya dan karya saya. Saya percaya... Memang acara pamerannya dimana?
CU > Posisi duduk Wowok sudah tidak karuan karena mengantuk. Kepalanya miring ke kanan dan matanya sedikit tertutup.
LS > Suara ngorok Wowok yang besar dan kaki Wowok yang terpentok meja di depannya membuat semua mata menatap Wowok.
CU > Wajah Dierja tampak kesal dengan Wowok yang memalukan.
CU > Wowok ikut terbangun kaget. Mengeluh sendiri.
WOWOK
Aduhhhh, sakit! Ah, bandel banget sih kaki.
Pak Jaja tertawa. Sementara, Ganesh dan Dierja terlihat malu. Ganesh menyenggol Wowok dengan kakinya. Kemudian, Wowok menguap lagi dengar suara besar.
WOWOK
Huaaaahhhh!
Ganesh mencubit Wowok hingga teriak. Ganesh sedikit sebal dengan Wowok. Wowok terbangun lagi.
WOWOK
Punten Bapak kebablasan.
Pak Jaja tertawa keras.
PAK JAJA
Butuh kopi Wok?
WOWOK
Engg... engga Pak. Engga. Suka gini kalau udah lewat dari jam 7.
PAK JAJA
Kalah kamu dengan burung saya.
Wowok dengan nada bercanda yang frontal. Ganesh berulang kali menyenggol kaki Wowok.
WOWOK
Burung yang ngga pernah tidur?
Pak Jaja menunjuk ke arah burung di dalam sangkar.
PAK JAJA
Iya, burung saya, itu...
WOWOK
Oooh... kirain. Kalau itu sih namanya burung lucu.
Pak Jaja tertawa.
PAK JAJA
Kirain apa?
Dierja dan Ganesh menegur laagi dengan tatapan mata. Kemudian langsung dialihkan Ganesh.
GANESH
Acara pamerannya di Soemardja, Pak. Kalau bisa dateng, dateng saja karena kolaborasi beberapa orang. Siapa tau lukisan Bapak ini laku on the spot.
PAK JAJA
Coba lihat nanti saja ya, Nesh.
Ganesh menatap mata Dierja dan Wowok mengkode pulang.
GANESH
Ya sudah ya Pak, ini Ganesh bawa. Nanti Ganesh kabarin selanjutnya. Sekalian dibantu Dierja untuk promosi besarnya nanti juga lewat website pameran daring. Kami pamit ya Pak.
Ganesh dan Dierja berdiri kemudian di susul Wowok berdiri dengan matanya yang mulai dikucek-kucek mengantuk lagi.
PAK JAJA
Iya Mbak, silakan dibawa. Dibantu dengan yang lain. Terima kasih sekali. Saya selalu tunggu kabarnya.
GANESH
Iya, Bapak, Saya pasti kabari. Malam Pak.
Ganesh berjalan menuju luar. Dierja mengangkat satu lukisan. Disusul dengan Wowok mengangkat lukisan satunya.
PAK JAJA
Bapak minta tolong ya Dierja.
DIERJA
Iya Pak, saya usahakan bantu. Pamit pulang ya Pak.
Wowok pamit pulang sambil bercanda frontal lagi.
WOWOK
Pamit Pak. Dadah burung Pak Jaja. Jangan tidur-tidur ya.
LS > Pak Jaja tertawa sambil memukul pundak Wowok. Ganesh, Dierja, dan Wowok menuju mobil. Wowok menyalakan alarm. Mereka saling membantu memasukkan lukisan ke bagasi. Masing-masing masuk ke dalam mobil. Membuka jendela mobil untuk pamitan.
SUARA MESIN MOBIL DINYALAKAN (OS).
DIERJA
Mari Pak!
CU > Wajah Dierja dengan raut wajah agak serius.
DIERJA
Wok, bisa kali sopan depan Pak Jaja. Lo tau kan kondisinya?
Wowok sambil menyetir.
WOWOK
Ya ampun kaku banget kayak stang motor.
GANESH
Tau deh. Untung Pak Jaja santai orangnya.
DIERJA
Bukan masalah santai Nesh... Pulang deh Ya. Besok kita obrolin lengkapnya.
LS > Mobil yang berjalan ngebut.
CUT TO
17. INT. RUMAH BARU – RUANG TAMU – PAGI HARI.
Cast: Ayah – Ganesh – Gemma.
Situasi pagi hari di ruang tamu terdapat Ayah dan Gemma. Ayah ingin pergi ke rumah lama untuk menyelesaikan pekerjaannya.
LS > Ayah membereskan dokumen, buku, memasukkan laptop ke dalam ranselnya, mengenakan topi berdiri di hadapan meja kerjanya. Gemma baru keluar dari kamar menuju sofa ruang tamu.
Ayah menunjukkan sebuah amplop berisi uang untuk membayar hutang melalui rentenir.
AYAH
Gem, Ayah mau ke rumah lama. Belum tau sampai kapan. Ini Ayah titip amplop buat rentenir. Bilang masih kurang setengahnya.
GEMMA
Iya, oke. Hati-hati, Yah.
AYAH
Ganesh masih di kamar ya?
GEMMA
Iya, besok Eventnya Ganesh.
AYAH
Oh, iya.
Ayah menuju pintu dan menutupnya.
LS > Ayah menuju pintu lalu menutup pintu.
TERDENGAR SUARA MOBIL MENYALA YANG DIPANASKAN SEBENTAR (OS).
Ganesh keluar dari kamar dengan muka baru bangun tidur membawa laptop.
GANESH
Mau kemana Ayah?
GEMMA
Ke rumah lama.
LS > Ganesh menaruh laptop di meja lalu Ganesh menuju teras.
GANESH
Serius?
Ayah terduduk di kursi depan memanaskan mobil
GANESH
Yah, mau ke rumah sana?
AYAH
Iya, ini.
GANESH
Sampai kapan?
Ayah sambil mengeluarkan mobil dari garasi dengan mesin yang menyala.
AYAH
Belum tau, itu ada amplop di meja. Udah Ayah berangkat.
Ganesh masuk ke dalam rumah. Mengunci pintu.
CUT TO
18. INT. RUMAH BARU – DAPUR – PAGI HARI.
Cast: Ganesh – Gemma.
Situasi ruang tamu hanya ada Ganesh dan Gemma. Gemma memasak roti panggang di dapur sambil menyetel musik Country yang bernada fighting serta membaca buku. Ganesh sedang membuka laptop lalu mendapat telfon dari Dierja.
CU > Roti panggang buatan Gemma di teflon.
Ganesh membuka laptop yang terdapat di meja ruang tamu. TERDENGAR HANDPHONE GANESH BERBUNYI (OS).
GANESH
Ya? Sore ya gue ke Galeri. Capek gue. Lo udah di sana, Ja?
Terdengar sayup-sayup suara Dierja. Kemudian, Ganesh menutup telfon. Ia melanjutkan bekerja di hadapan laptop.
LS > Gemma dari arah dapur membawa sarapan ke sofa.
GEMMA
Lo mulai jam berapa besok?
GANESH
Jam 9 open. Gue kebagian sesi luring. Temen gue yang ini konsepnya daring jadi masyarakat bisa melakukan virtual tour. Kolaborasi sama pihak Telkom Bandung.
GEMMA
Oh 2 penyajian?
Ganesh berkutat dengan laptop membuka E-mail masuk.
GANESH
Iya.. permintaannya banyak sekarang untuk pameran daring.
GEMMA
Apa bisa intens dan intim ya? Secara kita ngga bisa melihat dan merasakan langsung material dan fisiknya.
GANESH
Ya, pengalamannya pasti berbeda. Tapi, kelebihan dari virtual tour itu masyarakat bisa menikmati tanpa batasan waktu, lebih personal, justru menjembatani gap bagi masyarakat awam lho. Ini juga masih jadi referensi baru bagi kalangan yang terbiasa mengadakan pameran secara fisik.
GEMMA
Iya, sih...
CU > Email berisi Media akan konfirmasi datang jam 7 pagi. Ganesh menunjukkan raut wajah senang.
SUARA KETOK PINTU KENCANG (OS).
Ganesh dan Gemma saling tatap.
GEMMA
Eh, si rentenir aneh itu bukan sih?
Ganesh menampakkan raut muka bingung. Ia menaruh laptop di sofa, mengambil amplop lalu pergi ke depan pintu.
CU > Wajah dua orang Debt Collector dengan gayanya yang belagu.
DEBT COLLECTOR 1
Nah gitu dong dibukain. Dulu ditutup terus pintunya.
Ganesh menyerahkan amplop yang berisi uang kepada para Debt Collector.
GANESH
Ini!
Debt Collector 1 dan 2 mengobrol sendiri saling menyindir.
DEBT COLLECTOR 2
Tipis kayaknya ya. Di cek dulu Bang takut kertas polos.
Ganesh di depan pintu terdiam.
GANESH
Setengahnya nanti.
Debt Collector tidak terima dengan uang pemberian Ganesh. Mereka sangat marah.
DEBT COLLECTOR 2
Halah, tuh kan Bang apa saya bilang. Selalu deh keluarga ini tuh.
DEBT COLLECTOR 1
Ya gimana sih! Dikata lo bayar ke warung boleh nanti-nanti. Awas lo ya, dua hari lagi gue kesini. Masih untung lo dibaik-baikkin. Ibu lo makanya jangan main-main lo sama duit orang.
Ganesh dibuat kesal dan marah.
CU > Gemma mendengar suara Debt Collector yang bentak-bentak langsung menuju pintu depan.
GANESH
Udah gue bilang bukan ulah Ibu gue!
Gemma melihat keributan ini langsung menepuk pundak Ganesh agar tenang. Debt Collector 1 memajukan tubuhnya.
DEBT COLLECTOR
Nantangin lo?
Gemma mencoba melerainya.
GEMMA
Nesh cukup. Bang gue mohon banget kita bayar secepatnya.
DEBT COLLECTOR 1
Halah, males gue ngurusin lo semua. Udah pergi aja kita dari sini.
Kedua orang itu berjalan keluar rumah. Ganesh masih berusaha teriak.
GANESH
Lo kesini tugasnya cuma nagih. Ngga berhak ngulik siapa yang ngutang dan gimana kondisinya!
Preman itu pergi menendang pohon yang ada di depan rumah Ganesh sambil menunjuk kesal ke Ganesh.
Ganesh dan Gemma masuk rumah. Mereka duduk kembali di sofa.
GANESH
Udah gue bilang. Emang sodara-sodaranya mama tuh brengsek.
Gemma hanya terdiam.
SUARA BATU YANG DILEMPAR KE JENDELA DAPUR (OS). Ganesh dan Gemma saling menatap kaget. Ganesh berdiri berusaha menengok ke jendela dapur.
GEMMA
Nesh, udah ngga usah digubris. Paling itu mereka.
CUT TO