06. INT. RUMAH BARU – RUANG TAMU – SIANG HARI.
Cast: Ganesh – Gemma – Ayah.
Suasana rumah baru di tengah Kota Bandung. Rumah yang masik tampak klasik di Bandung. Rumah yang akan menjadi kontrakan Ayah, Ganesh, dan Gemma. Masih banyak sisa tumpukan kardus besar yang berada di sudut ruang tamu. Belum sempat dibereskan. Ruang tamu dengan sofa berwarna coklat menghadap televisi. Gemma terduduk di sofa tersebut menonton tv.
SUARA BURUNG BERKICAU (OS)
LS > Ganesh meletakkan perlengkapan dan peralatan lukisannya di satu sudut ruang tamu yang disulap menjadi studio lukisan miliknya.
CU > Ganesh memberikan judul Lihat Tubuhku di pinggir lukian pada Satu lukisan dengan pen. Lukisan yang menggambarkan kepala dari perempuan dengan background warna merah darah segar yang mana tubuhnya adalah seekor kuda ditengah Kota urban.
IN FRAME > Gerombolan preman datang dan langsung tiba di depan pintu.
DEBT COLLECTOR 1
Gimana pindahannya?
LS > Ganesh menghampiri Debt Collector ke depan pintu dengan berani.
CU > Keduanya menatap seperti ada dendam. Debt collector menepuk pundak Ganesh.
DEBT COLLECTOR 1
Gue tau lo semua belum bisa bayar. Lima hari lagi gue kesini!
DEBT COLLECTOR 2
Kayaknya gue liat-liat lo satu-satunya cewek dan paling gede disini. Ditambah Ibu lo udah ngga ada. Butuh pundak? Ikut kita aja ya ngga Bang?
GEMMA
Nagih silakan tapi tolong jangan sampe bawa-bawa kematian Ibu saya!
LS > Debt Collector itu terdiam. Keluar dari rumah itu menuju motornya.
IN FRAME > Ayah dari gudang belakang buru-buru menghampiri Ganesh dan Gemma.
LS > Preman itu pergi dengan perasaan dendam kepada Ganesh dan Gemma.
AYAH
Preman itu datang?
LS > Ganesh membalikkan badan menghadap Ayah lalu berbicara. Raut wajah Gemma masih terlihat marah.
GANESH
Jatuh tempo bayar lima hari lagi.
GEMMA
Apa ini yang bikin Ibu kepikiran sampe jatuh sakit keras waktu itu, karena dikeluarga kita ngga ada yang jadi pegawai. Baginya, mungkin hidup terasa sulit.
AYAH
Ngga... Bukan itu. Tidak perlu mendramatisir. Jangan memberi makan ego hanya untuk kemarahan kita.
CU > Ganesh kesal dengan mendekati badannya ke Ayah, menatapi mata Ayah. Ayah mengalihkan matanya ke arah lain. Ganesh marah sekali.
GANESH
Siapa yang tau perasaan Ibu? Ngga ada yang tahu.
GEMMA
Nesh, cukup. Kita cukup bahas Ibu dan jangan pernah lagi.
Ganesh menuju kamarnya. Adiknya terduduk di sofa tidak berbicara serta Ayah menuju ke kamarnya.
CUT TO
07. INT / EXT. RUMAH BARU – DAPUR / GARASI – SIANG HARI.
Cast: Ganesh – Ayah – Gemma.
Dapur rumah dengan interior klasik sederhana dengan satu kompor besar, tempat cuci piring, kulkas, dispenser, bar kecil dengan satu kursi untuk menyeduh kopi. Di dapur terdapat sebuah jendela yang langsung menghadap ke garasi. Di garasi, tampak Ayah sedang menjemur pakaian di jemuran di samping motor yang terparkir.
CU > Telur dadar besar yang sedang digoreng Ganesh.
LS > Ganesh membaca buku Taring Padi: Seni Membongkar Tirani sambil menunggu telur matang. Ganesh dan Ayah saling terdiam sejenak.
Ganesh masih dengan nada kesal karena semalam.
GANESH
Abis ini aku keluar ya. Kayaknya sampe malem di luar. Sorry Yah yang semalem.
Ayah berhenti dari menjemur pakaian dan mendekat ke arah jendela dapur.
AYAH
Ada yang sempat Ibu obrolkan ketika Ibu terbaring di ICU dulu. Ayah pun percaya bahwa realita itu sangat luas, tidak sekadar uang, pekerjaan, ada dinamika pelik lainnya yang mesti dikupas hingga menyentuh secara fundamental.
(JEDA)
Mendapatkannya hanya dengan kamu berani masuk ke dalam objek dari suatu realita tersebut, mengkritisi.. menghayati.
Ganesh terdiam sambil menyiapkan piring untuk telur dadarnya.
GANESH
Udah males mikirinnya, Yah. Udah capek kita. Dibuat capek lagi sama orang lain.
AYAH
Itu pasti.. wong kamu hidup sebagai manusia. Peradaban manusia memang selalu murung... Ini mau ada acara?
GANESH
Ngurus event lagi.
AYAH
Terus gimana dokumentasinya dari Ayah, oke kan? .. Walaupun itu kasus sering jadi laporan utama di majalah Akar.. tapi tidak pernah lekang.
Ayah sambil mengambil pakaian dari ember.
AYAH
Suara perempuan itu suaminya menghilang sampai sekarang.
GANESH
Kemarin-kemarin udah di bahas tuntas sekalian nyatuin narasi dari kita sendiri... Kita kolaborasi sama komunitas seni visual Bandung, ada banyak lagi. Jadi, pameran luring ini dilihat dari beragam sisi, yaitu historis, estetis, filosofis, dan kajian, tujuannya.
AYAH
Baguslah. Kumpulkan spirit-spirit dari komunitas.
(JEDA)
Pemerintah ini meski ngerembuk kenapa banyak sekali ruang swadaya kolektif. Ruang publik sendiri begitu sempit dan terbatas... perlu yang baru. Sampai kapan hanya lalu lalang orang yang kembali ke rumah lalu pergi bekerja. Sumpeklah orang-orang itu. Makin sering ngerasa susah orang-orang kayak kita.
Ganesh menuju studio lukisnya membawa telur matang. Lalu makan perlahan.
GANESH
Ada kurator lain juga karena ada konsep baru... digitalisasi pameran.
AYAH
Secara virtual?
GANESH
Iya.
LS > Handphone ayah berbunyi. Gemma meraih handphone itu yang tergeletak di meja Ayah, di samping dokumen-dokumen penting milik Ayah. Gemma sambil teriak.
GEMMA
Yah, telfon!
AYAH
Ya.
LS > Ayah menuntaskan menjemur lalu menuju ruang tamu. Gemma dan Ganesh duduk di sofa memperhatikana Ayah. Sementara, Ayah mengangkat teleponnya duduk di kursi kerjanya.
AYAH
Gimana jadinya? ... Oh, oke boleh. Lega sedikit ketika gugatan berhasil. Terus akhirnya ini dokumen dikeluarkan? Gue cek email.
(JEDA)
Ya oke, total 150 pekerja ya jadi narasumber? Perempuan, Ibu, Nenek ya? Kalau yang dibantu melarikan diri juga sudah? ... Oke, besok saya ke rumah sana.
LS > Ayah menutup teleponnya. Gemma asik makan terduduk di sofa sambil memakan roti tawar dan beberapa selai di meja makan. Ganesh duduk di sofa sambil merapikan isi tasnya untuk segera berangkat.
GANESH
Gem, hari ini lo pengumuman lomba, kan? Jam berapa ke Salian Art Space? Mau bareng?
Gemma menggigit roti dan memakannya.
GEMMA
Gue masih sore.
GANESH
Oooh, kirain sekarang. Gue mau keluar abis ini. Semoga deh ya beruntung lo... By the way, pameran gue bentar lagi.
GEMMA
Terus, lukisan lo itu yang di studio dipajang?
GANESH
Engga lah.
Gemma melihat ada yang kurang untuk sarapannya.
GEMMA
Kurang kopi nih. Bikin ah!
Ganesh hanya tersenyum sambil mengeluarkan hangphone untuk memesan ojek lewat aplikasi. Gemma menuju dapur sambil teriak ke Ayah.
GEMMA
Kopi ngga Yah?
CU > Ayah memperhatikan dokumen yang ada pada E-mail dengan serius.
AYAH
Boleh, boleh. Yang kayak biasa.
Ganesh memasukkan buku seninya ke ransel.
TERDENGAR KLAKSON MOTOR (OS).
GANESH
Gem, Yah, pamit ya. Udah ada itu ojeknya... Yah, aku belum sempet masak buat nanti lagi.
CU > Ayah masih menatap laptopnya.
AYAH
Ayah aja, gampang urusan itu.
GANESH
Okey, pamit ya Gem, yah.
LS > Ganesh keluar rumah. Menuju perjalanan dengan ojek online.
CUT TO
08. INT. GALERI SOEMARDJA ITB – RUANG PAMERAN – SIANG HARI.
cast: Ganesh – Wowok – Dierja.
Galeri seni tua yang berada di dalam ITB. Galeri itu sudah ditata rapi, penuh dekorasi yang sesuai dengan tema pameran. Dekorasi yang dibuat tidak dengan suasana monokrom namun lebih menampilkan warna-warna indah. Sudah ada beberapa patung dan lukisan yang ditampilkan.
LS > Ada yang sedang berdiskusi, ada yang sedang membenahi lighting, membantu tata letak lukisan dan patung, merapikan dekorasi, di depan pintu pun ada yang sibuk membuat hiasan welcoming dengan kayu.
CU > Posisi Wowok jongkok sedang melihat-lihat satu patung megah yang akan ditampilkan nanti saat hari H bersama Dierja dan Ganesh. Ada dua temannya pula yang berada disampingnya membantu membersihan patungnya.
IN FRAME > Ganesh sampai di depan pintu galeri. Melihat Wowok sedang mengamati patung yang berdiri tinggi mencapai 1.5 meter dengan ukiran kayu yang mewah.
CU > Ganesh ikut memperhatikan patung dari dekat.
GANESH
Oke banget nih.
WOWOK
Iya lah, punyanya Astari Rajid.
GANESH
Pewarnaannya natural, mendukung.
Ganesh melihat sekeliling mencari di mana Dierja berada.
GANESH
Wok, Dierja mana?
WOWOK
Lo tau kan gerak dia gitu-gitu aja dari jaman kuliah. Palingan sekitaran sini aja.
GANESH
Ih, sewot deh... gimana soal developer kemarin? Udah ngobrol kan?
WOWOK
Beres semua kok. Mereka lagi bikin aplikasi 360 derajatnya untuk virtual tour yang lebih detail.
GANESH
Gue cari Dierja dulu ah.
WOWOK
Kangen lo sama manusia hiu gitu?
GANESH
Lo kenal Asmara ngga sih?
WOWOK
Kasmaran?
GANESH
Hih! Asmara. Lo inget ngga sih waktu gue ada event di Bentara Budaya Jogja?
WOWOK
Hmmm... Oooh! Inget. Itu awal mulanya lo sakit hati ya?
GANESH
Apa sih lo!
WOWOK
Lah, gue kan nanya.
GANESH
Ngga sama sekali. Udah ah gue cari Dierja dulu.
LS > Ganesh mencoba mencari Dierja. Ganesh Mengikuti sepanjang jajaran lukisan yang dipasang. Ganesh berhenti di depan satu lukisan besar. Ia mengamatinya. Suara Dierja mengkagetkan dari belakang.
DIERJA
Gimana keren banget kan?
Tangan satu Dierja yang membawa lukisan untuk Ganesh. Ganesh membalikkan badan. Menampilkan senyum kesenengan namun mencoba disembunyikan.
GANESH
Eh, Ja ... Ini yang waktu itu lo omongin? Sesuai sih dengan wacana tema. Sorry gue udah seminggu ngga ke galeri.
DIERJA
Punyanya Dewi Candraningrum. Beliau ngasih titlenya “After The Rape”. Ini sosok perempuan Tionghoa yang jadi korban pemerkosaan tahun 1998... Karena lo waktu itu ngomongin wacana tema yang memang seperti ini kan.
GANESH
Iya.. Punya makna beda ya. Biasanya cenderung hitam-abu, monokrom.
DIERJA
Ini keunggulan lukisan Mbak Dewi Nesh. Di pewarnaan. Ada narasi tersendiri tentang kesedihan.
GANESH
Iya, keren. Nanti beliau datang hari H?
DIERJA
Engga, Nesh.
Dierja tersenyum sambil menyerahkan lukisan untuk Ganesh.
DIERJA
Nesh, ini nih lukisan buat lo.
Ganesh meraih lukisan itu dengan senang.
GANESH
Bercanda lo? Karya siapa?
DIERJA
Wirantini.
Ganesh senyum-senyum melihat lukisannya.
GANESH
Oke banget, sih. Thanks ya. Pajangan baru di kamar.
DIERJA
Tema dari event ini lagi kuat-kuatnya. Makanya, perlu banget banyak diobrolin.
Mereka berdua sambil jalan menuju arah Wowok berada.
DIERJA
Btw, lo lagi finishing lukisan? Kali ini tentang apa?
GANESH
Masih sama narasinya, kemolekan perempuan di kacamata urban.
DIERJA
Udah coba offering kemana aja?
GANESH
Belum kepikiran... Karena gue buat beberapa lukisan yang dikemas dalam satu cerita gitu.
DIERJA
Terus Nesh, lo ngundang Asmara untuk jadi narasumber?
Ganesh menjawab dengan nada datar.
GANESH
Iya... Kenapa?
DIERJA
Ngga apa-apa. Kok bisa kepikiran undang dia.
GANESH
Gue ngga asal juga kali cari narasumber. Dia abis nerbitin buku terbaru kan. Ngga masalah kan karena acara ini ngga sekadar menampilkan visual kan. Ada ngulik kajian juga...
Dierja mau ngga mau terima alasan Ganesh.
DIERJA
Oke, oke.
GANESH
Lo inget waktu kita di Bentara Budaya Jogja kan? ... Ngga mungkin lo lupa, Ja.
Ganesh memandang Dierja. Dierja berupaya mengalihkan omongan Ganesh.
DIERJA
By the way, gue udah hubungin juga kurator lain.
Ganesh memandang Dierja yang mengalihkan omongannya.
LS > Wowok memanggil Ganesh Cukup kencang.
WOWOK
Nesh, lo mau jadi patung selamat datang ngga?
GANESH
Penampilan lo Wok yang lebih cocok.
CU > Wowok melihat lukisan yang dipegang Ganesh.
WOWOK
Oooh ini lukisannya, Ja. Pelit banget lo cuma bawa satu.
Dierja hanya tersenyum. Ganesh salah tingkah sambil senyum-senyum.
DIERJA
Eh, yuk, omongin dulu persiapan yang mau dibahas.
WOWOK
Yuk deh!
LS > Wowok mengajak rekan komunitas lain untuk mengobrol persiapan acara lebih detail. Kemudian rekan-rekan yang ada di ruangan itu saling mengajak berkumpul untuk membahas acara.
CUT TO