41. EXT. LAPANGAN KONSER — MALAM HARI
Hary mengangguk. Kemudian bersiap berjalan di belakang Gian.
Daksa menggenggam tangan Gian. Berjalan terlebih dahulu. Menuntun di tengah kerumunan orang-orang berkaos gelap, sampai ke sisi panggung, dekat backstage.
Uli, kekasih Hary. Berbisik di telinga Gian. Sebelum Uli melambaikan tangan dan kembali ke backstage.
Gian tersenyum. Mengusap bahu Uli pelan.
Hary, Daksa dan Gian melanjutkan menonton konsernya.
Daksa tersenyum memperhatikan tingkah Gian yang menepis nyamuk di jari kakinya.
Daksa berbisik di telinga Gian. Kemudian dengan cepat mengecup kening Gian.
Gian terbata. Cheerleaders di hatinya lompat jejingkrakan keluar dari barisan, hati seperti kesemutan, perut pun seketika geli seperti banyak kupu-kupu di dalam sana.
Daksa tidak membiarkan Gian jauh sedikit saja darinya selama acara musik berlangsung.
Gian tersenyum sepanjang konser sambil berkhayal, Cheerleaders yang lompat jejingkrakan di hatinya, pasti sudah pingsan, dehidrasi!
42. EXT. JALANAN, ARAH RUMAH NAMNA — MALAM HARI
Namna tertawa sebelum akhirnya menutup telfonnya di ujung sana.
CUT TO:
Daksa bertanya santai saat mengendarai motornya menuju rumah Namna.
Di kepala Gian terputar kejadian di sekolah beberapa hari lalu.
CUT TO:
Tanya seorang anak kepada temannya.
Ucap seorang anak dengan muka iba.
Tanya salah satu anak saat berpapasan dengan Aci ditangga sekolah.
CUT TO:
43. EXT. TERAS RUMAH NAMNA — MALAM HARI
Daksa mengambil handphonenya kembali, setelah meminta Gian dan Namna membacanya.
Gian menatap tidak percaya kebiasaan dari gadis itu dihafal Daksa di luar kepala.
Namna menerawang. Matanya sungguh-sungguh.
Namna mengepalkan tangannya ke mulut, ditiupnya lalu di arahkan ke telinga kanan dan kiri beberapa kali.
44. INT. RUMAH — MALAM HARI
Gian membuka kulkasnya berkali-kali. Memastikan kue ulang tahun untuk Daksa yang bentuk tumpukan donat masih aman di kulkas.
Gian berjalan keliling rumah. Melihat jam di handphonenya berkali -kali.
Gian mematung, memejamkan mata tidak percaya dengan yang dia baca di layar handphone-nya.
45. EXT. KORIDOR KELAS — SIANG HARI
Gian setengah berteriak.
Daksa melewatinya tanpa menoleh dan bicara.
Gian mengarahkan telapak tanggannya ke dada Daksa. Memintanya untuk berhenti berjalan.
Daksa terus berjalan. Tangan Gian yang tadi di dadanya terhempas pelan.
Gian terdiam. Mata Gian mengekor kepergian Daksa.
Daksa mengekor punggung gadis di depannya. Aci.
46. EXT. PARKIRAN, PULANG SEKOLAH — SIANG HARI
Gian mencari keberadaan motor Daksa di tempat biasa. Gian terdiam, memejamkan mata, menarik nafas pelan dan panjang.
Mala menepuk bahu Gian pelan.
Mala berusaha ngeluarkan kunci mobil dari dalam tasnya.
Mala berjalan ke arah mobilnya, melewati Gian.
Gian terdiam. Memejamkan mata lagi, menarik nafas berat.
Mala terhentak, berbalik arah, berjalan kembali menghampiri Gian.
Gian tidak menjawab, menatap Mala dengan mataberkaca.
Gian menggelengkan kepala pelan.
Mala mengelus pelan bahu Gian. Menariknya masuk ke dalam mobil.
47. INT. KAMAR — MALAM HARI
Gian membaca pesan singkat dari Daksa di handphonenya berulang kali. Memejamkan mata.
Gian mematikan lampu kamar, menarik selimut bersiap tidur.
Dikepala Gian teringat potongan kalimat Daksa.
CUT TO:
CUT TO:
Gian memejamkan mata, meneteskan airmata, berusaha untuk tidur.
48. INT. KELAS XII IPA 2 — PAGI HARI
Bulan mengeluarkan buku PR Fisika. Menyerahkannya pada Gian.
Gian memandang Bulan, mengangguk, meraih buku PR Fisika milik Bulan, dan dengan segera menyalinnya dengan cepat.
Bulan balik memandang Gian tanpa bersuara, smbil mengetikan sesuatu di handphonenya.
49. INT. KELAS XII IPA 2 — SIANG HARI
Gian diam, tidak menatap Bulan, tidak juga menjawab.
Gian masih terdiam.
Mata Bulan membulat. Mulutnya tertahan ingin berteriakan. Bulan menarik Gian ke luar kelas.
Mata Gian melihak ke sekeliling. Wajahnya bingung.
Bulan sibuk memeragakan tingkah Gian setiap pagi.
Gian menjawab sekenanya. Tangannya memilih beberapa jajanan di etalase warung.
Bulan terdiam menatap Gian.
Gian menaruh dua lembar uang seribuan di atas tumpukan beras.
Bulan berjalan sambil mengunyak keripik Chuba.
Gian menghentikan langkahnya. Menghela nafas pelan.
Bulan ikut menghentikan langkahnya. Ikut menghela nafas pelan.
Gian mengangkat bahu pelan. Membuka bungkus Beng-Beng kedua. Memakannya sambil melanjutkan jalan ke arah kelas.
Bulan diam, mengimbangi langkah Gian menuju ke kelas.
50. INT. KELAS XII IPA 2 — SIANG HARI
Namna muncul dari luar pintu kelas Gian dengan ceria.
Bulan melambaikan tangan ke arah Namna.
Bulan tersenyum sumringah, mengangkat dua box makannya sambil melirik jail ke arah Gian.
Gian menghela nafas.
Namna bermain mata ke arah Bulan, menanyakan keadaan Gian.
Bulan membalas tatapan mata Namna. Membawa dua box makannya ke luar kelas.
Gian mengangguk pelan.
Namna terkejut. Tidak bertanya. Memberi jeda untuk Gian.
Gian memejamkan mata kemudian membuka matanya kembali, menetralkan perasaan.
Namna menghel nafas pelan, mengatur nada.