31. INT. RUMAH — PAGI HARI
Gian memasang roll poni ambil berjalan keluar pintu rumah.
Gian mengunyah potongan roti tawar sambi berlari ke luar gerebang rumah, bergegas pergi karena sudah telat.
Gian teriak peris di depan gerebang rumah.
32. INT. RUMAH, ULANG TAHUN GIAN — MALAM HARI
Teman-teman sekelas dan teman-teman ex. X-6 bergantian mendatangi, memeluk dan bersalaman.
Daksa berjalan ke arah Gian. Melirik ke kiri dan kanan. Lalu berdiri heran di Gian, dan berucap sungguh-sungguh.
Gian tersenyum jail.
33. INT. RUMAH, HARI LIBUR — PAGI HARI
Gian memegangi handphonenya sedari tadi. Membaca berulang kali kalimat di layar handphonenya.
From: DAKSA
Daksa mau jadi pacar Gian.
Gian mau jadi pacar Daksa gak?
Gian tersenyum, kemudian mengetikan balasan.
From: DAKSA
Tapi, Daksa mau orang lain
jangan ada yang tahu dulu,
ini rahasia kita.
Gian masih tersenyum, kemudian mengetikan lagi balasan.
34. EXT. KORIDOR KELAS, PULANG SEKOLAH — SIANG HARI
SEMINGGU KEMUDIAN.
Indi melirik Gian, tersenyum simpul penuh makna.
Namna tersenyum-senyum mendengar jawaban Gian.
Slevy, Nasayu, Juwita, Jelita, Rini, Lestari, Khairunisa, Nita menatap keheranan, tidak mengerti arah percakapan.
Gian menjawab perlahan. Mengatur nada dengan hati-hati.
Mala membeo, sambil melirik ke arah Deyan.
Gian reflek membekam mulut Firian.
Semua mengerti, tersenyum-senyum ke arah Gian.
Deyan terdiam, tertunduk lesu.
Gian menatap Deyan, tidak enak hati. Mengerti Deyan sedari dulu suka Daksa.
35. EXT. GERBANG, PULANG SEKOLAH — SIANG HARI
Daksa tersenyum. Bersiap di motornya.
Gian melirik ke kiri ke kanan, melihat sekeliling yang ramai berlalu-lalang
Daksa ikut melirik ke kiri dan ke kanan. Tertawa melihat tinggkah Gian.
Gian berbisik setelah duduk di motor Daksa.
Daksa tertawa renyah. Tawanya ikut berbisik. Kemudian mulai mengendarai motornya.
Gian dan Daksa tertawa lepas, bertukar cerita sepanjang perjalan pulang ke rumah.
36. INT. RUANG TAMU, RUMAH — SIANG HARI
Firian memasuki ruang tamu. Lalu teriak tanpa malu.
Daksa dengan santai menggapai gelas berisi air putih dingin yang diberikan Gian. Lalu meminumnya.
Nasayu terdorong dari desak-desakan dibelakangnya. Badannya ikut masuk ke dalam ruang tamu.
Namna dan Indi mengangkat jari membentuk lambang peace ke arah Gian dan Daksa.
Daksa menjawab santai. Mengambil bantal sofa dan merebahkan badannya di sofa.
Gian tersenyum, mengangguk ke arah Daksa. Gian melemparkan pelan bantal sofa ke aarah Slevy.
Nasayu sumringah, menarik tangan Gian, memaksanya duduk diatara mereka semua
Gian menjawab berbagai macam pertanyaan wartawan dadakan di rumahnya. Sampai sore. Samapai Daksa bangun dari tidurnya.
37. EXT. PARKIRAN, PULANG SEKOLAH — SIANG HARI
Daksa berjalan di pinggir motor-motor siswa yang berjajar.
Daksa merogoh sesuatu di kantong celananya. Dengan segera menaruh di telapak tangan Gian.
Gian membuka lipatan kertas merah pudar ditangannya. Robekan kertas tanda bukti dari PMI (Palang Merah Indonesia).
Terima Kasih.
Atas Sumbangan Anda Dalam Rangka
Bulan Dana PMI.
Cabang Jakarta Barat .
Sebesar Rp. 1000,- (Seribu Rupiah).
Gian masih memegangi kertas merah sambil tertawa.
Gian berhenti tertawa, tersenyum.
Daksa tersenyum tulus.
38. INT. RUMAH DEYAN, PULANG SEKOLAH — SIANG HARI
From: DAKSA
Gian kan lagi demam, rumah Deyan dimana?
Kasih alamatnya, Daksa jemput sekarang.
Deyan meraih handphone Gian, dan mengetikan alamat.
Gian menyerahkan handphone pada Indi yang sudah menadahkan tangannya.
Indi mejabarkan, sambil melambaikan jalan ke arah jalan di bawah.
Gian tersenyum sambil memakai jaket dan tas ranselnya.
Gian segera turun dan menghampiri Daksa di luar.
Nasayu menyandarkan kepalanya ke bahu Slevy sambil menunjuk ke arah Daksa.
Slevy menjitak gemas kepala Nasayu.
Daksa tanpa marah, tatapan khawatir saja.
Gian menganggung, naik ke motor Daksa, melambaikan tanga ke semua yang masih menunggu di balkon rumah Deyan.
39. RUMAH, HARI LIBUR — SORE HARI
_______
Daksa berdiri di tempat yang sangat luas. Matanya menyapu sekeliling. Semua hitam, gelap. Daksa melihat di kejauhan, satu-satunya yang terang, Gian.
Daksa berteriak memanggil Gian. Daksa ragu melangkah, dibawah banyak lubang-lubang hitam besar. Daksa berlari sebisanya sambil berteriak memanggil Gian.
Daksa terperosok ke dalam lubang besar dan gelap. Daksa tersadar, membuka mata, kembali terang seperti biasa. Tapi tidak ada sosok Gian.
_______
Gian membetulkan letak handphonenya. Sambil merebahkan badan ke kasur.
Gian menghela nafas.
40. EXT. MUSHOLA, PULANG SEKOLAH — SIANG HARI
Gian teriak saat balik badan selesai mengambil wudhu.
Daksa mengangguk, tersenyum.
Daksa tersenyum lagi.
Gian melambaikan tangan, melangkahkan kaki memasuki Mushola. Meninggalkan Daksa.
Daksa tersenyum. Duduk di bangku luar.