LAKON
4. SEKENARIO "LAKON" SCENE 33-43

33. INT. DALAM BUS - SIANG

CAST : ELIN, PENCURI, PENUMPANG, SOPIR, KERNET

Pencuri berhasil mengambil hp milik Elin. Salah satu penumpang mengetahuinya karena ia duduk di seberang sebelahnya, ia ingin memberitahunya namun di ancam. Setelah pencuru itu turun, penumpang tersebut memberitahu Elin.

Pencuri duduk berdekatan dengan Elin.

PENCURI

(melihat keadaan dan mulai beraksi)

Apa lihat-lihat!?

PENUMPANG

Ti..dak, aku tidak melihat apa-apa.

PENCURI

Sudah tidur lagi.

Penumpang itu pura-pura tidur, ia melihat aksi pencuri. Setalah berhasil pencuri itu turun.

PENCURI

(berdiri dekat pintu)

Kiri…kiri…

Elin di bangunkan oleh salah satu penumpang yang melihat aksi pencurian.

PENUMPANG

(mengoyangkan tangan elin)

Mbak…mbak

ELIN

(terkejut)

Sudah sampai Jakarta?

PENUMPANG

Belum, coba periksa tasnya barang kali ada yang hilang.

ELIN

Ada pencuri? Diamana?

PENUMPANG

Yang duduk di sebelah mbak itu pencuri

Elin segera memeriksa tasnya, ia sangat terkejut bahwa hp miliknya tidak ada, beserta dompet, hanya tersisa cincin yang ia kenakan.

ELIN

(panik, menangis)

Hp dan dompet saya tidak ada. bagaiamana ini?

Elin menjadi pusat perhatian.

PENUMPANG

Hati-hati mbak, banyak pencuri.

Sejak kejadian pencurian itu, Elin tidak tidur dan ia lebih waspada dengan sekitarnya.

CUT TO :

34. EST. SHOT SUASANA JAKARTA - SORE

Nampak gedung-gedung tinggi menjulang, terlihat patung selamat datang di bundaran HI, dan kemacetan lalu lintas yang tidak bisa jauh dari ibu kota.

CUT TO :

35.EXT. TERMINAL SENIN - JAKARTA

CAST : ELIN, PENUMPANG LAINNYA, PEDAGANG, CALO

Satu persatu penumpang turun dari bus, di luar sudah menunggu pedang yang menawarkan dagangannya, terlihat juga calo yang menanyakan tujuan pada setiap penumpang.

Setelah turun dari bus, Elin binggung harus bagaiamana.

ELIN

Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mengenal siapa-siapa disini.

CALO

Mbak mau kemana?

ELIN

(ketakutan, lari)

Tidak tau…

CALO

Cewe aneh, di tanya malah lari.

Elin memutuskan untuk jalan dan mencari tempat yang aman untuk istirahat.

INTETRCUT TO

36. EXT. JALANAN DEKAT STASIUN PASAR SENIN - SORE

CAST : SATRIA, ELIN, FIGURAN

Mobil bus ataupun mobil pribadi hilir mudik tanpa henti jalanan ibu kota. terlihat pedagang asongan yang menawarkannnya pada pejalan kaki yang hendak menyebrang jalan.Elin bersama pejalan kaki lainnya, ia sudah sangat lapar dan haus. Elin binggung harus menjual cincin milik Ibu Asih dimana, karena ia tidak mengetahui tempat penjual emas. Elin yang tidak fokus hampir tertabrak mobil milik Satria. Elin pingsan hingga membuat Satria membawanya ke rumah sakit.

Elin tertinggal oleh penyebrang jalan lainnya. Elin melamun dan menyebrang tanpa melihat kanan dan kiri.

SATRIA

(di dalam mobil terkejut)

Awas…

Mobilnya berhasil di kendalikan.

ELIN

(teriak ketakutan, pingsan)

Aaaaa

Semua orang mengerubungi Elin dan meminta pengendara mobil untuk tanggung jawab.

PEJALAN KAKI 1

Jangan kabur, tanggung jawab loe, bawa ke rumah sakit.

PEJALAN KAKI 2

Tanggung jawab, bawa ke rumah sakit.

PEJALAN KAKI 3

Bawa ke rumah sakit, kasihan.

SATRIA

Iya..iya pasti gue tanggung jawab.

Satria mengendongnya ke mobil dan membawanya ke rumah sakit.

CUT TO :

37.INT. RUANG IGD - MALAM

CAST : SATRIA, ELIN, PERAWAT, DOKTER, PASIEN

Suasana IGD tidak begitu ramai, hanya ada dua pasien yang terbaring. Kedatangan Satria langsung mendapatkan penanganan dan memeriksa kondisi Elin.

SATRIA

(panik)

Dokter…perawat tolong gue, tolong periksa gadis ini.

MONTAGE SHOT

-  INT. RUANG IGD - MALAM :Satria membaringkan Elin ke tempat tidur pasien, ie terlihat panik dan cemas akan kondisinya.

-  INT. RUANG IGD - MALAM :Dokter segera memeriksa Elin dan perawat membantu Dokter dengan memasang oxygen

-  INT. RUANG IGD - MALAM :Satria cemas menunggu pemeriksaan yang dokter lakukan, ia terus berjalan kanan-kiri sambil melihat yang dokter lakukan.

SATRIA

Bagaimana kondisinya, dok?

DOKTER

Dia tidak apa-apa, dia hanya pingsan. Sepertinya di belum makan. Sebentar lagi juga siuman.

SATRIA

(lega)

Terima kasih dok. Huft… untung hanya pingsan.

Satria menunggu Elin sadar, tidak lama Elin sadar. Kepala Elin merasa pusing dan ia tidak mengenali tempat dimana sekarang ia berada.

ELIN

(lemas,pusing)

Aku ada dimana?

SATRIA

(lega)

Huft..akhirnya loe sadar juga.

ELIN

(lemas,pusing)

Kamu siapa?

SATRIA

(mengulurkan tangan)

Kenalin gue Satria.

ELIN

(ragu)

E…lin.

Elin terlihat malu karena perutnya bunyi dan membuat Satria tertawa.

SATRIA

Kita pergi dari sini, beli makan.

Elin terlihat ragu dan ketakutan, karena belum mengenal Satria. Satria seakan tau apa yang Elin fikirkan.

SATRIA

Loe tenang aja, gue bukan penjahat, perampok ataupun pencuri. Gue yang nabrak loe di jalan, jadi gue harus tanggung jawab sama loe. Jadi loe nga usah takut sama gue, oke.

Elin mengikuti Satria dari belakang. Elin masih ragu tapi ia tidak punya pilihan lain selain ikut Satria. Satria menyelesaikan pembayarannya.

CUT TO

38.INT. RUMAH IBU ASIH - MALAM

CAST : IBU ASIH

Di kamar Elin, Ibu Asih melihat foto Elin, ia sangat khawatir karena Elin belum mengarinya lewat Bagas.

IBU ASIH

(memeluk foto elin)

Nak…kamu dimana? Gimana keadaanmu? Sudah makan apa belum?.

INTERCUT TO :

39. INT. RUANG TAMU - MALAM

Bagas datang membawa makanan untuk Ibu Asih.

BAGAS (V.O)

(mengetuk pintu)

Assalamualaiku, bu.

Dua tiga kali Bagas mengetruk pintu. Ibu Asih beruasaha menyakinkan apa yang didengarnya, ia mengahapus air matanya dan segera membukakan pintu.

IBU ASIH

(membuka pintu)

Wa’alaikumsalam, Nak Bagas masi masuk.

Keduanya duduk.

IBU ASIH

(memegang tangan bagas)

Nak Bagas, apa Elin sudah menghubunggi Nak Bagas?

BAGAS

(tertunduk)

Belum bu, Bagas juga sudah mencoba menghubunginya, tidak ada jawaban.

Bagas menyerahkan makanan.

BAGAS

Makan ini bu.

IBU ASIH

Ibu belum pengen makan, nak.

BAGAS

Ibu harus makan, Bagas suapin ya.

IBU ASIH

(sedih)

Tidak Nak Bagas. Ibu kepikiran terus sama Elin, bagaimana keadaanya sekarang? Dia sudah makan apa belum?

BAGAS

Bagas yakin, Elin baik-baik saja bu.

IBU ASIH

Amin, semoga Allah melindungi Elin. Nak Bagas…, ibu mau minta tolong, boleh?

BAGAS

Minta tolong apa bu? Katakan saja.

IBU ASIH

Tolong bawa Elin pulang, katakan padannya ia berhasil lolos mendapatkan beasiswa kedokteran.

BAGAS

Bagas juga befikir akan mencari dan menjemput Elin di Jakarta. Tapi ibu janji makanan makan dulu.

Bagas menyuapi Ibu Asih. Ibu Asih senang.

CAT TO :

40. INT. KAFE DAN RESTO - MALAM

CAST : SATRIA, ELIN, PENGUNJUNG, PELAYAN

Suara musik terdengar. Elin masih menggikuti Satria dari belakang. Elin takjub melihat tempat baru yang indah. Tidak terlalu ramai pengunjung.

Elin takjub melihat tempat baru hingga ia tidak melihat Satria berhenti. Elin menabraknya.

ELIN

Maaf…maaf

SATRIA

Kalau jalan hati-hati, gue nga mau loe pingsan lagi.

Elin hanya membalasnya dengan senyum. Satria memilih tempat duduk. Keduanya duduk. Elin masih takjub.

SATRIA

Loe lihat apa?

ELIN

(takjub)

Tempatnya bagus banget

SATRIA

Sepertinya loe orang baru di Jakarta. Pelayan.

ELIN

Iya, saya baru pertama kali ke Jakarta.

Pelayan menghampiri Satria dan menyerahkan buku menu

PELAYAN

Ini mas, ini mbak.

SATRIA

Pantes saja, loe mau pesan apa.

Elin melihat menu dengan harga yang mahal menurutnya.

ELIN

Air mineral aja.

SATRIA

Yang lainnya?

ELIN

Aku tidak punya uang, hp dan dompetku di curi.

SATRIA

(tertawa)

Loe tenang aja, gue yang bayar.

Elin senang, ia terlihat malu saat perutnya kembali bunyi

ELIN

(malu)

Aku pesan ini, ini, ini juga.

SATRIA

Sudah?

ELIN

Sudah.

Pelayan dengan sigap mencatat semua pesanan lalu pergi dan memberikannya ke bagian dapur.

Satria dan Elin menunggu.

SATRIA

Loe ada saudara di Jakarta?

ELIN

Tidak ada

SATRIA

Teman ?

ELIN

Tidak ada juga.

SATRIA

Rencananya loe mau kemana?

ELIN

Aku tidak tau, aku tidak punya uang untuk menyewa kosan. Dompet dan hp ku di curi, sebenrnya aku ingin ikut kontes model.

Saat mendengar kontes model, Satria tertawa.

SATRIA

(tertawa)

Loe yakin mau ikut kontes model?

ELIN

Kenapa kamu tertawa? Aku yakin, itu impianku sejak dulu.

SATRIA

Model itu harus tinggi, berat badan idel dan satu lagi, cantik.

ELIN

Aku tinggi, berat badan…? Aku yakin ideal, cantik menurutku relative.

Pesanan datang, pelayan meletakan pesanan keduanya. Elin sangat tidak sabar melihat makanan yang di pesannya datang.

PELAYAN

Silahkan

ELIN

Woauh……,

SATRIA

Makanlah, jangan malu-malu

ELIN

(tersenyum)

Baiklah,

Elin segera mengahabiskan semua makanan yang ia pesan. Satria tersenyum melihat Elin makan dengan cepat.

SATRIA

Pelan-pelan makannya.

ELIN

Iya, uhuk-uhuk…

SATRIA

Ini minum

Elin segera meminumnya. Elin ingat bahwa ia sedang menjaga berat badannya demi mengikuti kontes model.

ELIN

Aku lupa, kalau makan sebanyak ini, berat badanku bisa naik. Aku tidak mau gagal mengikuti kontes model gara-gara berat badanku.

Satria menertawakan Elin. Satria membayar billnya.

SATRIA

Untuk sementara loe tinggal bersama gue dulu.

ELIN

Sama kamu? Berdua?

SATRIA

Iya, berdua. Loe tenang aja, gue tidak akan macam-macam sama loe, gue hanya mencoba untuk bertanggung jawab sama loe, karena gue yang nabrak loe. Kalau loe tidak mau, gue tidak memaksa.

Elin terpaksa menerima tawaran Satria.

ELIN

Aku mau ikut denganmu.

Keduanya masuk ke dalam mobil, dan pulang menuju rumah Satria .

CUT TO :

41. INT. RUMAH SATRIA - MALAM

CAST : SATRIA, ELIN

Elin sangat takjub dengan rumah Satria yang besar dan mewah. Terlihat sederet foto Satria berserta keluarganya. Satria menunjukan kamar yang akan Elin tempati.

SATRIA

(membukakan pintu lalu masuk)

Sementara loe tidur di kamar adik gue.

Satria dan Elin masuk kamar. Elin melihat sekitarnya, foto adik Satria yang cantik. Satria menunjukan kamar mandi pada Elin.

SATRIA

(membuka pintu)

Ini kamar mandinya. Loe mandi aja dulu terus istrahat. Gue juga mau istrahat. Jangan lupa kunci pintu kamarnya.

Satria keluar dan beristrahat dalam kamarnya.

INTERCUT TO :

42. INT. RUMAH SATRIA KAMAR ADIKNYA - MALAM

CAST : ELIN

Elin senang dan seperti mimpi, ia segera membuka tasnya lalu mandi. Di kamar mandi Elin mengalami sedikit kesulitan, namun ia berhasil menangganinya.

ELIN (V.O)

(rebahan di atas tempat tidur)

Ini seperti mimpi, aku bisa berada di rumah orang kaya, Satria pemuda yang sudah menabraknya seperti pangeran baik yang kini menolongnya. Ibu…bagaiamana keadaan ibu sekarang? Aku kangen ibu? tapi…bagaiamana aku menghubunginya? Besok aku akan meminjam hp Satria.

Elin tertidur.

CUT TO :

43.INT. RUMAH SATRIA - PAGI

CAST : SATRIA, ELIN

Elin bangun lebih awal, ia menuju dapur dan melihat bahan makanan apa yang bisa ia masak. Sementara mencium bau masakan yang sangat harum hingga ia penasaran dengan siapa yang memasak, pembantu sedang pulang kampung. Satria melihat Elin memasak dan memperhatikannnya. Elin terkejut melihat Satria hingga masakan yang di bawa olehnya terlempar ke atas dan hampir mengenai Elin, beruntung Satria langsung menarik Elin hingga Elin berada dalam pelukan Satria.

ELIN

(terkejut)

Masakanku…

SATRIA

(segera menarik Elin)

Awas…

Elin menutup wajahnya karena takut masakan mengenai wajahnya. Satria melindungi Elin, Elin dalam pelukan Satria. Tidak lama Elin menyadari keadaannya bahwa ia dalam pelukan Satria.

ELIN

(kaget)

Apa yang kamu lakukan.

SATRIA

(melepaskan pelukannya)

Menolong loe, loe kenapa sih lihat gue seperti lihat hantu, untung tu masakan tidak mengenai wajah loe yang cantik.

ELIN

(tersenyum malu)

Terima kasih sudah menolongku dan sudah mengatakan aku cantik.

SATRIA

(ngeles)

Benerkah gue mengatakan loe cantik?

ELIN

Iya.

SATRIA

Sepertinya ada yang salah sama mulut gue.

Satria meninggalkan Elin. Elin kesal dengan Satria.

ELIN

Lihat saja nanti.

Satria mengambil minuman dingin, lalu duduk menunggu di maja makan.

SATRIA

Loe masak apaan sih? Baunya harum banget bikin gue laper.

Elin membersihkan makanan yang jatuh

ELIN

Hanya masakan orang desa, sebentar aku masakan lagi.

Satria memperhatikan Elin memasak. Dan sesekali ia tersenyum mengingat kejadian barusan. Hingga Elin selesai memasak dan membawanya ke meja makan. Elin menyiapkan semuanya.

ELIN

Ini

Mencium aroma masakan Elin yang menggugah selera makannya, Satria langsung mengambil nasi dan lauknya. Satria sanget menikmati masakan Elin.

SATRIA

Enak sekali, sumpah gue tidak pernah makan seenak ini.

ELIN

Makannya pelan-pelan

Satria makan banyak. Tidak lama hp Satria berdering, ia menganggkatnya.

SATRIA

Loe mau ikut gue atau tetap di rumah?,

ELIN

Rencanaya gue mau ke tempat seleksi kontes model, tapi aku tidak ada uang, boleh pinjam dulu uangnya?

SATRIA

Loe ikut gue? Kebetulan gue juga mau ke situ.

ELIN

Kamu juga mau ikutan? Tapi itu khusus perempuan.

SATRIA

(tertawa)

Nga lah, gue itu jurinya.

ELIN

(tidak percaya)

Beneran? Gue tidak percaya.

SATRIA

Ya sudah kalau loe nga percaya.

Elin ragu tapi tidak ada pilihan lain, Elin ikut bersama Satria. Keduanya bersiap-siap. Satria mengkritik penampilan dan riasan wajah Elin, hingga ia memilihkan baju milik adiknya yang kebetulan tinggi dan berat badannya tidak beda jauh. Satria mengajak Elin ke salon.

CUT TO :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar