33. INT. DALAM BUS - SIANG
CAST : ELIN, PENCURI, PENUMPANG, SOPIR, KERNET
Pencuri berhasil mengambil hp milik Elin. Salah satu penumpang mengetahuinya karena ia duduk di seberang sebelahnya, ia ingin memberitahunya namun di ancam. Setelah pencuru itu turun, penumpang tersebut memberitahu Elin.
Pencuri duduk berdekatan dengan Elin.
PENCURI
(melihat keadaan dan mulai beraksi)
Apa lihat-lihat!?
PENUMPANG
Ti..dak, aku tidak melihat apa-apa.
PENCURI
Sudah tidur lagi.
Penumpang itu pura-pura tidur, ia melihat aksi pencuri. Setalah berhasil pencuri itu turun.
PENCURI
(berdiri dekat pintu)
Kiri…kiri…
Elin di bangunkan oleh salah satu penumpang yang melihat aksi pencurian.
PENUMPANG
(mengoyangkan tangan elin)
Mbak…mbak
ELIN
(terkejut)
Sudah sampai Jakarta?
PENUMPANG
Belum, coba periksa tasnya barang kali ada yang hilang.
ELIN
Ada pencuri? Diamana?
PENUMPANG
Yang duduk di sebelah mbak itu pencuri
Elin segera memeriksa tasnya, ia sangat terkejut bahwa hp miliknya tidak ada, beserta dompet, hanya tersisa cincin yang ia kenakan.
ELIN
(panik, menangis)
Hp dan dompet saya tidak ada. bagaiamana ini?
Elin menjadi pusat perhatian.
PENUMPANG
Hati-hati mbak, banyak pencuri.
Sejak kejadian pencurian itu, Elin tidak tidur dan ia lebih waspada dengan sekitarnya.
CUT TO :
34. EST. SHOT SUASANA JAKARTA - SORE
Nampak gedung-gedung tinggi menjulang, terlihat patung selamat datang di bundaran HI, dan kemacetan lalu lintas yang tidak bisa jauh dari ibu kota.
CUT TO :
35.EXT. TERMINAL SENIN - JAKARTA
CAST : ELIN, PENUMPANG LAINNYA, PEDAGANG, CALO
Satu persatu penumpang turun dari bus, di luar sudah menunggu pedang yang menawarkan dagangannya, terlihat juga calo yang menanyakan tujuan pada setiap penumpang.
Setelah turun dari bus, Elin binggung harus bagaiamana.
ELIN
Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mengenal siapa-siapa disini.
CALO
Mbak mau kemana?
ELIN
(ketakutan, lari)
Tidak tau…
CALO
Cewe aneh, di tanya malah lari.
Elin memutuskan untuk jalan dan mencari tempat yang aman untuk istirahat.
INTETRCUT TO
36. EXT. JALANAN DEKAT STASIUN PASAR SENIN - SORE
CAST : SATRIA, ELIN, FIGURAN
Mobil bus ataupun mobil pribadi hilir mudik tanpa henti jalanan ibu kota. terlihat pedagang asongan yang menawarkannnya pada pejalan kaki yang hendak menyebrang jalan.Elin bersama pejalan kaki lainnya, ia sudah sangat lapar dan haus. Elin binggung harus menjual cincin milik Ibu Asih dimana, karena ia tidak mengetahui tempat penjual emas. Elin yang tidak fokus hampir tertabrak mobil milik Satria. Elin pingsan hingga membuat Satria membawanya ke rumah sakit.
Elin tertinggal oleh penyebrang jalan lainnya. Elin melamun dan menyebrang tanpa melihat kanan dan kiri.
SATRIA
(di dalam mobil terkejut)
Awas…
Mobilnya berhasil di kendalikan.
ELIN
(teriak ketakutan, pingsan)
Aaaaa
Semua orang mengerubungi Elin dan meminta pengendara mobil untuk tanggung jawab.
PEJALAN KAKI 1
Jangan kabur, tanggung jawab loe, bawa ke rumah sakit.
PEJALAN KAKI 2
Tanggung jawab, bawa ke rumah sakit.
PEJALAN KAKI 3
Bawa ke rumah sakit, kasihan.
SATRIA
Iya..iya pasti gue tanggung jawab.
Satria mengendongnya ke mobil dan membawanya ke rumah sakit.
CUT TO :
37.INT. RUANG IGD - MALAM
CAST : SATRIA, ELIN, PERAWAT, DOKTER, PASIEN
Suasana IGD tidak begitu ramai, hanya ada dua pasien yang terbaring. Kedatangan Satria langsung mendapatkan penanganan dan memeriksa kondisi Elin.
SATRIA
(panik)
Dokter…perawat tolong gue, tolong periksa gadis ini.
MONTAGE SHOT
- INT. RUANG IGD - MALAM :Satria membaringkan Elin ke tempat tidur pasien, ie terlihat panik dan cemas akan kondisinya.
- INT. RUANG IGD - MALAM :Dokter segera memeriksa Elin dan perawat membantu Dokter dengan memasang oxygen
- INT. RUANG IGD - MALAM :Satria cemas menunggu pemeriksaan yang dokter lakukan, ia terus berjalan kanan-kiri sambil melihat yang dokter lakukan.
SATRIA
Bagaimana kondisinya, dok?
DOKTER
Dia tidak apa-apa, dia hanya pingsan. Sepertinya di belum makan. Sebentar lagi juga siuman.
SATRIA
(lega)
Terima kasih dok. Huft… untung hanya pingsan.
Satria menunggu Elin sadar, tidak lama Elin sadar. Kepala Elin merasa pusing dan ia tidak mengenali tempat dimana sekarang ia berada.
ELIN
(lemas,pusing)
Aku ada dimana?
SATRIA
(lega)
Huft..akhirnya loe sadar juga.
ELIN
(lemas,pusing)
Kamu siapa?
SATRIA
(mengulurkan tangan)
Kenalin gue Satria.
ELIN
(ragu)
E…lin.
Elin terlihat malu karena perutnya bunyi dan membuat Satria tertawa.
SATRIA
Kita pergi dari sini, beli makan.
Elin terlihat ragu dan ketakutan, karena belum mengenal Satria. Satria seakan tau apa yang Elin fikirkan.
SATRIA
Loe tenang aja, gue bukan penjahat, perampok ataupun pencuri. Gue yang nabrak loe di jalan, jadi gue harus tanggung jawab sama loe. Jadi loe nga usah takut sama gue, oke.
Elin mengikuti Satria dari belakang. Elin masih ragu tapi ia tidak punya pilihan lain selain ikut Satria. Satria menyelesaikan pembayarannya.
CUT TO
38.INT. RUMAH IBU ASIH - MALAM
CAST : IBU ASIH
Di kamar Elin, Ibu Asih melihat foto Elin, ia sangat khawatir karena Elin belum mengarinya lewat Bagas.
IBU ASIH
(memeluk foto elin)
Nak…kamu dimana? Gimana keadaanmu? Sudah makan apa belum?.
INTERCUT TO :
39. INT. RUANG TAMU - MALAM
Bagas datang membawa makanan untuk Ibu Asih.
BAGAS (V.O)
(mengetuk pintu)
Assalamualaiku, bu.
Dua tiga kali Bagas mengetruk pintu. Ibu Asih beruasaha menyakinkan apa yang didengarnya, ia mengahapus air matanya dan segera membukakan pintu.
IBU ASIH
(membuka pintu)
Wa’alaikumsalam, Nak Bagas masi masuk.
Keduanya duduk.
IBU ASIH
(memegang tangan bagas)
Nak Bagas, apa Elin sudah menghubunggi Nak Bagas?
BAGAS
(tertunduk)
Belum bu, Bagas juga sudah mencoba menghubunginya, tidak ada jawaban.
Bagas menyerahkan makanan.
BAGAS
Makan ini bu.
IBU ASIH
Ibu belum pengen makan, nak.
BAGAS
Ibu harus makan, Bagas suapin ya.
IBU ASIH
(sedih)
Tidak Nak Bagas. Ibu kepikiran terus sama Elin, bagaimana keadaanya sekarang? Dia sudah makan apa belum?
BAGAS
Bagas yakin, Elin baik-baik saja bu.
IBU ASIH
Amin, semoga Allah melindungi Elin. Nak Bagas…, ibu mau minta tolong, boleh?
BAGAS
Minta tolong apa bu? Katakan saja.
IBU ASIH
Tolong bawa Elin pulang, katakan padannya ia berhasil lolos mendapatkan beasiswa kedokteran.
BAGAS
Bagas juga befikir akan mencari dan menjemput Elin di Jakarta. Tapi ibu janji makanan makan dulu.
Bagas menyuapi Ibu Asih. Ibu Asih senang.
CAT TO :
40. INT. KAFE DAN RESTO - MALAM
CAST : SATRIA, ELIN, PENGUNJUNG, PELAYAN
Suara musik terdengar. Elin masih menggikuti Satria dari belakang. Elin takjub melihat tempat baru yang indah. Tidak terlalu ramai pengunjung.
Elin takjub melihat tempat baru hingga ia tidak melihat Satria berhenti. Elin menabraknya.
ELIN
Maaf…maaf
SATRIA
Kalau jalan hati-hati, gue nga mau loe pingsan lagi.
Elin hanya membalasnya dengan senyum. Satria memilih tempat duduk. Keduanya duduk. Elin masih takjub.
SATRIA
Loe lihat apa?
ELIN
(takjub)
Tempatnya bagus banget
SATRIA
Sepertinya loe orang baru di Jakarta. Pelayan.
ELIN
Iya, saya baru pertama kali ke Jakarta.
Pelayan menghampiri Satria dan menyerahkan buku menu
PELAYAN
Ini mas, ini mbak.
SATRIA
Pantes saja, loe mau pesan apa.
Elin melihat menu dengan harga yang mahal menurutnya.
ELIN
Air mineral aja.
SATRIA
Yang lainnya?
ELIN
Aku tidak punya uang, hp dan dompetku di curi.
SATRIA
(tertawa)
Loe tenang aja, gue yang bayar.
Elin senang, ia terlihat malu saat perutnya kembali bunyi
ELIN
(malu)
Aku pesan ini, ini, ini juga.
SATRIA
Sudah?
ELIN
Sudah.
Pelayan dengan sigap mencatat semua pesanan lalu pergi dan memberikannya ke bagian dapur.
Satria dan Elin menunggu.
SATRIA
Loe ada saudara di Jakarta?
ELIN
Tidak ada
SATRIA
Teman ?
ELIN
Tidak ada juga.
SATRIA
Rencananya loe mau kemana?
ELIN
Aku tidak tau, aku tidak punya uang untuk menyewa kosan. Dompet dan hp ku di curi, sebenrnya aku ingin ikut kontes model.
Saat mendengar kontes model, Satria tertawa.
SATRIA
(tertawa)
Loe yakin mau ikut kontes model?
ELIN
Kenapa kamu tertawa? Aku yakin, itu impianku sejak dulu.
SATRIA
Model itu harus tinggi, berat badan idel dan satu lagi, cantik.
ELIN
Aku tinggi, berat badan…? Aku yakin ideal, cantik menurutku relative.
Pesanan datang, pelayan meletakan pesanan keduanya. Elin sangat tidak sabar melihat makanan yang di pesannya datang.
PELAYAN
Silahkan
ELIN
Woauh……,
SATRIA
Makanlah, jangan malu-malu
ELIN
(tersenyum)
Baiklah,
Elin segera mengahabiskan semua makanan yang ia pesan. Satria tersenyum melihat Elin makan dengan cepat.
SATRIA
Pelan-pelan makannya.
ELIN
Iya, uhuk-uhuk…
SATRIA
Ini minum
Elin segera meminumnya. Elin ingat bahwa ia sedang menjaga berat badannya demi mengikuti kontes model.
ELIN
Aku lupa, kalau makan sebanyak ini, berat badanku bisa naik. Aku tidak mau gagal mengikuti kontes model gara-gara berat badanku.
Satria menertawakan Elin. Satria membayar billnya.
SATRIA
Untuk sementara loe tinggal bersama gue dulu.
ELIN
Sama kamu? Berdua?
SATRIA
Iya, berdua. Loe tenang aja, gue tidak akan macam-macam sama loe, gue hanya mencoba untuk bertanggung jawab sama loe, karena gue yang nabrak loe. Kalau loe tidak mau, gue tidak memaksa.
Elin terpaksa menerima tawaran Satria.
ELIN
Aku mau ikut denganmu.
Keduanya masuk ke dalam mobil, dan pulang menuju rumah Satria .
CUT TO :
41. INT. RUMAH SATRIA - MALAM
CAST : SATRIA, ELIN
Elin sangat takjub dengan rumah Satria yang besar dan mewah. Terlihat sederet foto Satria berserta keluarganya. Satria menunjukan kamar yang akan Elin tempati.
SATRIA
(membukakan pintu lalu masuk)
Sementara loe tidur di kamar adik gue.
Satria dan Elin masuk kamar. Elin melihat sekitarnya, foto adik Satria yang cantik. Satria menunjukan kamar mandi pada Elin.
SATRIA
(membuka pintu)
Ini kamar mandinya. Loe mandi aja dulu terus istrahat. Gue juga mau istrahat. Jangan lupa kunci pintu kamarnya.
Satria keluar dan beristrahat dalam kamarnya.
INTERCUT TO :
42. INT. RUMAH SATRIA KAMAR ADIKNYA - MALAM
CAST : ELIN
Elin senang dan seperti mimpi, ia segera membuka tasnya lalu mandi. Di kamar mandi Elin mengalami sedikit kesulitan, namun ia berhasil menangganinya.
ELIN (V.O)
(rebahan di atas tempat tidur)
Ini seperti mimpi, aku bisa berada di rumah orang kaya, Satria pemuda yang sudah menabraknya seperti pangeran baik yang kini menolongnya. Ibu…bagaiamana keadaan ibu sekarang? Aku kangen ibu? tapi…bagaiamana aku menghubunginya? Besok aku akan meminjam hp Satria.
Elin tertidur.
CUT TO :
43.INT. RUMAH SATRIA - PAGI
CAST : SATRIA, ELIN
Elin bangun lebih awal, ia menuju dapur dan melihat bahan makanan apa yang bisa ia masak. Sementara mencium bau masakan yang sangat harum hingga ia penasaran dengan siapa yang memasak, pembantu sedang pulang kampung. Satria melihat Elin memasak dan memperhatikannnya. Elin terkejut melihat Satria hingga masakan yang di bawa olehnya terlempar ke atas dan hampir mengenai Elin, beruntung Satria langsung menarik Elin hingga Elin berada dalam pelukan Satria.
ELIN
(terkejut)
Masakanku…
SATRIA
(segera menarik Elin)
Awas…
Elin menutup wajahnya karena takut masakan mengenai wajahnya. Satria melindungi Elin, Elin dalam pelukan Satria. Tidak lama Elin menyadari keadaannya bahwa ia dalam pelukan Satria.
ELIN
(kaget)
Apa yang kamu lakukan.
SATRIA
(melepaskan pelukannya)
Menolong loe, loe kenapa sih lihat gue seperti lihat hantu, untung tu masakan tidak mengenai wajah loe yang cantik.
ELIN
(tersenyum malu)
Terima kasih sudah menolongku dan sudah mengatakan aku cantik.
SATRIA
(ngeles)
Benerkah gue mengatakan loe cantik?
ELIN
Iya.
SATRIA
Sepertinya ada yang salah sama mulut gue.
Satria meninggalkan Elin. Elin kesal dengan Satria.
ELIN
Lihat saja nanti.
Satria mengambil minuman dingin, lalu duduk menunggu di maja makan.
SATRIA
Loe masak apaan sih? Baunya harum banget bikin gue laper.
Elin membersihkan makanan yang jatuh
ELIN
Hanya masakan orang desa, sebentar aku masakan lagi.
Satria memperhatikan Elin memasak. Dan sesekali ia tersenyum mengingat kejadian barusan. Hingga Elin selesai memasak dan membawanya ke meja makan. Elin menyiapkan semuanya.
ELIN
Ini
Mencium aroma masakan Elin yang menggugah selera makannya, Satria langsung mengambil nasi dan lauknya. Satria sanget menikmati masakan Elin.
SATRIA
Enak sekali, sumpah gue tidak pernah makan seenak ini.
ELIN
Makannya pelan-pelan
Satria makan banyak. Tidak lama hp Satria berdering, ia menganggkatnya.
SATRIA
Loe mau ikut gue atau tetap di rumah?,
ELIN
Rencanaya gue mau ke tempat seleksi kontes model, tapi aku tidak ada uang, boleh pinjam dulu uangnya?
SATRIA
Loe ikut gue? Kebetulan gue juga mau ke situ.
ELIN
Kamu juga mau ikutan? Tapi itu khusus perempuan.
SATRIA
(tertawa)
Nga lah, gue itu jurinya.
ELIN
(tidak percaya)
Beneran? Gue tidak percaya.
SATRIA
Ya sudah kalau loe nga percaya.
Elin ragu tapi tidak ada pilihan lain, Elin ikut bersama Satria. Keduanya bersiap-siap. Satria mengkritik penampilan dan riasan wajah Elin, hingga ia memilihkan baju milik adiknya yang kebetulan tinggi dan berat badannya tidak beda jauh. Satria mengajak Elin ke salon.
CUT TO :