10. EXT. JALAN RAYA - PAGI
CAST : BAGAS, ELIN, FIGURAN
Terlihat penjual bensin eceran yang sedang menata botol-botol yang berisi bensin.
ELIN
(senang)
Lihat...! Akhirnya ketemu juga penjual bensin
BAGAS
Huft…akhirnya
Bagas memarkirkan motornya dan membuka tangki isi bensin pada motornya.
PENJUAL BENSIN
Berapa liter mas?
BAGAS
2 liter saja
ELIN
Tidak kebanyakan?
BAGAS
Mau mogok lagi ?
ELIN
(tersenyum)
Nga…
Bagas menyerahkan uang dan menunggu kembaliannya.
PENJUAL BENSIN
Terima kasih mas
BAGAS
Sama-sama
CUT TO :
11. EXT. JALAN RAYA - PAGI
CAST : BAGAS, ELIN, POLISI
Bagas tidak mau Elin terlambat dan melajukan motornya sangat cepat. Polisi yang sedang bertugas mengatur lalu lintas menghentikannya.
POLISI
Selamat pagi mas, boleh lihat surat-surat kendaraannya.
BAGAS
Pagi pak, sembentar
Bagas mengalami kesulitan mencari surat-surat kendarannya, dan membuat Elin cemas.
ELIN
(cemas)
Kamu bawa surat-suratnya kan?
BAGAS
Entahlah, aku lupa.
POLISI
Kalau tidak bisa menunjukan surat-surat kendaraannya, motor mas, saya tilang.
ELIN
Bagas…gimana ini…
Bagas mengejutkan Elin, akhirnya surat-surat yang diminta polisi ketemu di dompet.
BAGAS
Ketemu pak, ini.
Polisi memeriksanya.
POLISI
SIM.
BAGAS
Ini.
ELIN
Huft…kamu ini bikin aku khawatir saja, aku nga rela jika selingkuhan kamu yang sudah berjasa ini, di tahan polisi. Nanti siapa yang mau nganterin aku.
BAGAS
(tersenyum)
Maaf, tadi beneran aku lupa.
Setelah memeriksa surat dan SIM, Polisinya pada Bagas dan memberikan teguran untuk tidak ngebut.
POLISI
Untuk surat-surat semuanya lengkap, lain kali jangan ngebut karena dapat membahayakan nyawa mas dan mbaknya. Hati-hati di jalan.
BAGAS
(menggoda)
Baik pak, tidak lagi, saya lagi buru-buru, calon istri mau ikut tes, takut telat pak, taukan perempuan kalau lagi marah gimana pak?
ELIN
Bohong pak, saya nga minta ngebut.
BAGAS
Tuh kan pak marah.
ELIN
Aku nga marah.
POLISI
Sudah-sudah jangan bertengkar, hati-hati di jalan, ingat! Tidak boleh ngebut.
Polisi meninggalkan Bagas dan Elin.
BAGAS
(tertawa)
Ayo…kita lanjutkan perjalanan…go…go…
ELIN
Ingat pesan Pak Polisi, tidak boleh ngebut.
BAGAS
Pesan yang mana? Aku lupa?
ELIN
(gemes)
Yang tidak boleh ngebut
BAGAS
(tertawa)
Boleh saja, asal nga ketahuan, kalau nga ngebut, kamu bisa telat.
Bagas dan Elin ngebut di jalan untuk mengejar waktu. Sementara Elin memeluk erat Bagas karena takut.
CUT TO :
12. EXT. KAMPUS KEDOKTERAN NUSANTARA - PAGI
CAST : BAGAS, ELIN, PESERTA TES, PANITIA
Terlihat calon peserta tes sibuk belajar, ada yang menyerahkan dokumen pada panitia.
BAGAS
Sini aku bawakan tasnya.
ELIN
(tersenyum)
Aku menyerahkan ini dulu.
Elin mengantri untuk menyerahkan dokumen pada panitia, untuk mendapatkan nomer peserta.
PANITIA
Ini nomer tesnya.
ELIN
Terima kasih bu.
Elin kembali pada Bagas dan menunjukan nomer tesnya. Kedunya menunggu, Elin menyempatkannya untuk belajar.
BAGAS
Aku yakin kamu pasti lolos, semangat…
ELIN
Amin.
START MONTAGE SHOT
- EXT. KAMPUS KEDOKTERAN NUSANTARA - PAGI : satu persatu peserta memasukin ruang tes.
- INT. RUANG TES - PAGI : Peserta tes sibuk mencari nomer tesnya, dan perlahan semua kursi terisi.
- INT. RUANG TES - PAGI : Panitia masuk membawa soal dan membagikannya pada peserta tes.
- INT. RUANG TES - PAGI : Peserta mulai sibuk mengerjakan soal, hingga terdengar suara peringatan bahwa satu jam telah berlalu.
- INT. RUANG TES - PAGI MENJELANG SIANG :Elin merasa kesulitan mengerjakan soal dan ia mulai gelisah karena satu persatu peserta mulai keluar.
- INT. RUANG TES - SIANG : Elin melihat jam tangan dan membuatnya panik, karena sebentar lagi waktunya habis.
- INT. RUANG TES - SIANG :Elin menyerahkan lembar jawabannya pada panitia.
End of MONTAGE SHOT
Elin tidak yakin dengan yang di kerjakannya, ia pasrah dengan hasilnya.
ELIN
Aku tidak yakin akan lolos.
BAGAS
Yang penting kamu sudah berusaha, lolos ataupun tidak, kamu sudah menjadi dokter di hatiku
ELIN
(tersenyum)
Gombal…
Keduanya pulang dan kembali ke rumah sakit.
CUT TO :
13. INT. RUANG PERAWATAN - SIANG
CAST : IBU ASIH, PERAWAT,DOKTER, PASIEN
Perawat memberitahu hasil kondisi pasien pada dokter, satu persatu dokter memeriksanya. Ibu Asih senang saat di ijinkan dokter untuk pulang, dan ia meminta dokter mendoakan Elin agar berhasil mendapatkan beasiswa kedokteran.
IBU ASIH
Dok, apa saya sudah boleh pulang?
DOKTER
Dari hasil pemeriksaan, kondisi ibu sudah jauh lebih baik. Ibu sudah boleh pulang tapi jangan lupa jaga kondisi kesehatannya. Anak ibu kemana? Soalnya ada obat yang harus di beli apotek luar rumah sakit.
IBU ASIH
(senang)
Alhamdulillah, terima kasih Pak Dokter. Anak saya tidak ada, dia lagi mengikuti tes biar dapat beasiswa kedokteran. Doakan anak saya dok, biar dia lolos, bisa jadi dokter seperti dokter.
DOKTER
Semoga anak ibu lolos.
IBU ASIH
Amin, terima kasih Pak Dokter.
Perawat yang mengikuti dokter saling berbisik karena menurut mereka Ibu Asih sombong dan memamerkan kalau anaknya pinter.
Ibu Asih tidak sabar menunggu kedatangan Elin, ia meminta doa pada pasien dan keluarga pasien yang satu ruangan dengannya.
IBU ASIH
Elin…semoga kamu berhasil nak, Ibu-ibu mohon doanya untuk anak saya, saat ini dia lagi mengikuti tes biar dapat beasisawa kedokteran.
Baik pasien dan keluarga pasien mengaminkannya, Ibu Asih sangat senang.
CUT TO :
14. INT. RUANG PERAWATAN - SORE
CAST : ELIN, BAGAS, IBU ASIH, PASIEN, KELUARGA PASIEN
Elin memeluk Ibu Asih dan menanyakan kondisinya.
ELIN
Bagaimana keadaan ibu sekarang?
IBU ASIH
Alhamdulillah sudah jauh lebih baik, kata dokter ibu sudah boleh pulang.
ELIN
Alhamdulillah
BAGAS
Alhamdullah
Ibu Asih menyerahkan resep pada Elin
IBU ASIH
Tadi dokter menyerahkan ini, di apotek rumah sakit tidak ada. tesnya bagaimana ?
ELIN
Nanti Elin ceritakan, Elin mau beli obat ibu dulu dan mengurus kepulangan ibu.
Bagas menghentikan Elin dan memintanya untuk menemani Ibu Asih, Bagas mengurus semuanya.
BAGAS
Biar saya yang akan mengurus semuanya, kamu temani Ibu, sepertinya ibu tidak sabar ingin mendengar ceritanya.
Bagas pergi, Elin menceritakannya pada Ibu Asih.
ELIN
(ragu)
Ibu…Elin tidak yakin bisa mendapatkan beasiswa kedokteran, maafin Elin.
IBU ASIh
Tidak apa-apa, yang penting kamu sudah beruasaha yang terbaik, kita pasrahkan semuanya pada Allah SWT.
Keduanya berpelukan.
INTERCUT TO :
15. INT. RUMAH IBU ASIH - MALAM
CAST : IBU ASIH, ELIN, BAGAS
Suasana rumah yang hening yang Ibu Asih rindukan
IBU ASIH
Ibu kangen sama rumah, nak… Bagas, terima kasih sudah membantu ibu dan Elin.
BAGAS
Iya bu, sudah seharusnya Bagas membantu calon mertua dan calon istri
ELIN
Mulai deh…
IBU ASIH
(menggoda)
Kapan mau mengajak Elin ke penghulunya?
BAGAS
Doain ya bu, secepatnya Bagas akan menikahi Elin.
ELIN
(kesal)
Jangan cepat-cepat, aku belum siap. Aku masih mau mengejar cita-cita bukan cinta, ibu mancing Bagas.
Mendengar jawaban Elin. Bagas dan Ibu Asih tertsenyum. Bagas tidak bisa berlama-lama, ia pun pamit dan mencium tangan Ibu Asih.
BAGAS
Ibu… Bagas pulang dulu, jagan kesehatan ibu. Assalamualaikum
IBU ASIH
Wa’alaikumsalam, hati-hati di jalan.
INTERCUT TO :
16. INT. KAMAR IBU ASIH - MALAM
CAST : IBU ASIH, ELIN
Ibu Asih sudah tidur, Elin menatap wajah Ibu Asih dengan membawa minuman dan obat yang sudah ia siapkan.
ELIN (V.O)
Ibu… maafkan Elin. Elin tidak berharap mendapatkan beasiswa kedokteran, Elin tidak sungguh-sungguh mengerjakannya. Elin ingin bekerja mendapatkan uang untuk mengobati ibu.
Ibu Asih tiba-tiba bangun.
IBU ASIH
Nak…, Ibu hampir lupa minum obat
Elin tersenyum dan menyerahkan obat pada Ibu Asih.
ELIN
(ragu)
Bu…, ada yang ingin Elin katakan
Selesai meminum obat.
IBU ASIH
Ada apa nak, katakan saja.
Elin mengurungkan niatnya, ia akan memberitahunya nanti jika sudah pasti mendapatkan pekerjaan. Elin memeluk Ibu Asih.
ELIN
Elin sayang ibu
Ibu Asih memeluk Elin dan membelai rambutnya.
INTERCUT TO :
17.INT. KAMAR ELIN - MALAM
CAST : ELIN
Gelisah tidak bisa tidur, berusaha mencari pekerjaan di hp nya dan Elin melihat informasi mengenai lomba model yang diadakan oleh agency ternama dengan hadiah uang fanatastis karena selain uang ada rumah, mobil dan jenjang karir sampai internasional.
ELIN
Mungkin ini saatnya aku membuktikan mimpiku menjadi model, pada teman SMA yang sudah merendahkanku.
Pikirannya menerawang ke masa SMA
DISSOLVE TO
INT. RUANG KELAS - PAGI
CAST : IBU GURU, ELIN, DINDA, SISWA LAINNYA
IBU GURU
Hari ini ibu ingin tau mimpi/cita-cita kalin setelah lulus dari SMA, Dian.
DINDA
(berdiri)
Saya ingin jadi youtuber bu
Isi kelas menertawakan mimpi Dinda yang ingin menjadi youtuber, ibu guru nenengkan dan menanyakan alasannya.
IBU GURU
Kenapa ingin jadi youtuber?
Dinda dengan percaya diri memberikan jawaban dengan gerak tubuh yang menyakinkan.
DINDA
Biar cepet kaya seperti Atta halilintar, kerjanya juga mudah, tinggal bikin konten yang heboh, saya akan terkenal siap tau di tawari main sinetron.
Jawaban Dinda membuat isi kelas kembali ramai.
IBU GURU
Semoga mimpinya tercapai. Elin, apa mimpimu?
DINDA
Paling jadi buruh tani seperti ibunya, bu.
Isi kelas menertawakan jawaban Dinda.
IBU GURU
Tenang anak-anak, Dinda…yang ibu tanyakan Elin.
DINDA
Ups…maaf bu, saya hanya bantu menjawabnya.
Elin menahan kekesalannya pada Dinda, Dinda tidak pernah berhenti mempermalukannya. Dinda tidak menyukai Elin, karena Elin sudah membuat hubungannya dengan Bagas putus.
IBU GURU
Apa cita-cita/mimpimu ?
ELIN
Ingin menjadi model.
DINDA
Model apa tuh? Model pelakor ya…
Isi kelas ramai dan menertawakannya.
DINDA
Pantes saja, pacarku di ambil. Kamu itu tidak pantas menjadi model, pantasnya menjadi pembantu atau bekerja di sawah, itu sangat cocok.
Kembali ramai. Elin mulai terusik.
ELIN
Aku ingin kamu menggingat kata-kataku hari ini, aku akan membalas semua penghinaanmu dan akan aku buktikan padamu, aku mampu menjadi model bakhan model internasional.
Dinda kembali menertawakannya begitu juga isi kelas.
IBU GURU
Sudah-sudah jangan lanjutkan perselisihan kalian berdua. Ibu doakan semoga mimpi kalaian tercapai.
Semua siswa mengaminkannya.
BACK TO SCENA NORMAL
ELIN
Yah…ini saatnya, aku harus bilang pada ibu, aku akan mengikuti kontes model di Jakarta.
Elin tidur dan bermimpi sudah menjadi model
INT. GEDUNG PERTUNJUKAN MODEL - MALAM
CAST :ELIN, MODEL LAINNYA, DEWAN JURI, PENONTON
Penonton memberinya tepuk tangan yang meriah, setelah dewan juri mengumumkan Elin menjadi pemenangnya.
DEWAN JURURI
Juara pertama kontes model adalah…, ELIN
Semuanya bertepuk tangan. Elin senang dan tidak menyangka ia menjadi pemenangnya.
ELIN
Terimaksih semuanya, saya persembahkan kejuaraanku ini untuk ibu tercinta.
Elin senyum-senyum dalam tidurnya
INTERCUT TO :
18. INT. KAMAR ELIN - PAGI
CAST : IBU ASIH, ELIN
Ibu Asih membiarkan Elin yang masih tidur.
Montage Short
- INT. DAPUR - PAGI : Ibu Asih sibuk memasak dan sesekali melihat jam.
- INT. TEMPAT MAKAN - PAGI :Ibu Asih menyiapkan makanan di meja mekan, ia tampak senang akhirnya sudah selesai memasaknya.
- INT. KAMAR ELIN - PAGI: Ibu Asih tersenyum melihat Elin senyum-senyum sendiri saat ia tertidur, ia berusaha membangunkannya dengan menutup hidungnya namun belum berhasil.
Ibu Asih membuka jendela kamarnya, nampak silau dengan cahaya matahari. Elin perlahan membuka matanya.
IBU ASIH
Nak…bangun, bangun…
ELIN
Ibu… sudah bangun? Gimana keadaan ibu sekarang?
IBU ASIH
Ibu sudah sehat nak. Hayo…semalam mimpiin apa? Sampai senyum-senyum. Mimpiin Bagas, ya…?
ELIN
Tidak…tidak…, Elin tidak mimpiin Bagas bu. Elin…, mimpi memenangkan lomba model.
IBU ASIH
Model? Ibu harap itu hanya mimpi nak.
ELIN
(sedih)
Kalau itu menjadi kenyataan.
IBU ASIH
Itu tidak mungkin, karena Ibu tau, Elin tidak menyukai model.
ELIN
(ragu)
Ibu salah, Elin sangat menyukainya. Elin sudah lama menyukai model tapi Elin menyembunyikannya dari Ibu, karena Elin tau pasti Ibu akan melarangnya. Elin ingin ikut kontes model.
Ibu Asih terkejut mendengar pengakuan Elin, ia berusaha mengalihkan perhatian Elin dan memintanya makan.
IBU ASIH
(terkejut)
Ibu sudah siapkan makanan, kita makan dulu.
Elin melihat kekecewaan pada Ibu Asih yang berusaha ia sembunyikan. Keduanya di tempat makan.
IBU ASIH
Makan yang banyak ini makanan kesukaanmu.
ELIN
Tidak bu, mulai hari ini Elin akan mengurangi makan, Elin mau diet.
IBU ASIH
Ibu sedih jika masakan ibu tidak kamu makan.
Elin berusaha memberitahu Ibu Asih soal kontes model.
ELIN
(ragu)
Bu…, Elin ingin ikut kontes model jadi…harus menjaga berat badan biar idel.
Ibu Asih sedih dan meninggalkan Elin sendiri di meja makan.
CUT TO :