FADE IN
1. EST. SHOT SUASANA PEDESAAN - PAGI
Suasana pedesaan pagi, terlihat kegiatan seoarang petani yang sedang mencangkul, membajak dan menanam padi. Canda dan tawa pekerja perempuan yang sedang menanam padi.
CUT TO :
2. INT. RUMAH IBU ASIH - PAGI
CAST : IBU ASIH, ELIN
Ibu Asih melihat Elin tertidur di kamar dengan buku yang menutup wajahnya, ia berhap Elin berhasil mendapatkan beasiswa kedokteran. Ibu Asih menyiapkan makanan dan bersiap berangkat ke sawah untuk menanam padi bersama pekerja laiannya.
Ibu Asih membereskan buku Elin.
IBU ASIH
Elin, bangun nak. Makan
Akhirnya Elin bangun setelah beberapa kali Ibu Asih coba bangunkan dengan menyentuh rambut dan mencium pipi Elin.
ELIN
(tersenyum lalu memeluk ibu asih)
Ibu…, doakan Elin.
IBU ASIH
Pasti nak, setiap waktu ibu mendoakan mu. Semoga Elin berhasil mendapatkan besiswa kedokteran, menjadi dokter dan mengobati penyakit ibu.
ELIN
(elin menyentuh kepala ibu asih)
Amin… Ibu sakit apa?
IBU ASIH
(tersenyum dan memeluk elin)
Ibu baik-baik saja nak.
POV IBU ASIH : Ibu Asih berjanji tidak akan memberitahu Elin akan penyakitnya diabetes yang di deritanya, ia tidak mau konsentarasi Elin terganggu. Ibu Asih sangat ingin melihat Elin menjadi dokter.
POV ELIN : Elin berjanji tidak akan mengecewakan Ibu Asih dan akan belajar lebih giat lagi.
IBU ASIH
Mandi, terus makan, ibu mau ikut nanam padi.
Elin sedikit protes dan menyanyikan lagu bangun tidur
ELIN
Bukannya makan dulu baru mandi bu?
IBU ASIH
(tesenyum dan mencubit pipi elin)
ELIN
(kesakitan, manja)
Ibu…sakit…
Ibu Asih dan Elin menuju tempat makan.
ElIN
Ibu tidak makan?
IBU ASIH
Ibu sudah makan, nak. Ibu berangkat dulu, assalamualaikum.
ELIN
(elin memeluk mencium tangan ibu asih)
Wa’alaikumsalam, ibu hati-hati bekerja di sawahnya.
Ibu Asih pergi ke sawah dan Elin makan.
CAT TO :
3.EXT. SAWAH - SIANG
CAST : IBU ASIH, FIGURAN
Langit mulai mendung, semua pekerja mulai panik karena menanam padi belum selesai.
FIGURAN 1
Bu, anak gadisnya kemana? Kenapa tidak di ajak?
IBU ASIH
Ada di rumah bu
FIGURAN 1
Loh..loh… kenapa tidak di ajak bu? Jangan manjakan anak lho bu, tidak baik.
IBU ASIH
Anak saya lagi fokus belajar bu, biar dapat beasiswa kedokteran.
Figuran 2 dan 3 membicarakan ibu asih
FIGURAN 2
Sombong, orang miskin aja belagu mimpi jadi dokter, uang dari mana dia?
FIGURAN 3
Iya, anak saya yang pinter aja nga belagu tuh. Alhamduliah sekarang sudah kerja di pabrik, gajinya besar bisa untuk mencicil motor.
FIGURAN 1
Anak perempuan tidak perlu tinggi-tinggi sekolahnya bu, ibu tau si pipit?
IBU ASIH
Pipit anak yang punya sawah ini?
FIGURAN 1
Iya bu, dia kuliah di kota dan sekarang lagi hamil.
IBU ASIH
Bukannya belum menikah?, Hati-hati lho bu kalau bicara
FIGURAN 1
Beneran bu saya tidak bohong, ibu tau kan pergaulan anak kota?. pake baju sexi, pacaran bebas, berpelukan di tempat umum laki-laki dan perempuan, pokonya ngeri bu pergaulan anak kota.
IBU ASIH
Tidak semua anak kota seperti itu bu.
FIGURAN 1
saran ya bu, lebih baik tidak usah menyekolahkan anak perempuan tinggi-tinggi, cukup ngajarkan masak yang enak, cara merawat rumah dan merawat diri.
FIGURAN 2
Iya saya setuju.
FIGURAN 3
Betul bu, saya setuju labih baik kerja bisa bantu keluarga dan anak saya sekarang bisa nyicil kredit motor. kita itu orang miskin bu, cari uang untuk makan aja susah apalagi untuk nyekolahin anak perempuan sampai perguruan tinggi.
IBU ASIH
Terima kasih buat saran ibu-ibu.
POV IBU ASIH : Ya Allah mampukan hamba dan anak hamba untuk membuktikannya.
Hujan datang dan semua perkja masih tetap bertahan menyelasaikn menanam padi.
CAT TO :
4. INT. RUMAH IBU ASIH - SORE
CAST : ELIN
Ibu Asih bulum pulang membuat Elin khawatir karena di luar hujan. Elin terus melihat kearah pintu dan jendela yang ia buka.
ELIN
(gelisah)
Ibu… kenapa belum pulang, Ya Allah lindungi ibu.
Elin tempak senang saat melihat ibu-ibu pulang dari sawah
5. EXT. TERAS RUMAH IBU ASIH - SORE
CAST : ELIN, FIGURAN
Elin keluar dari rumah, menunggu Ibu Asih pulang, duduk, berdiri, jalan ke penjuru teras rumah. Elin menanyakan pada orang-orang yang lewat mengenai Ibu Asih yang belum juga pulang.
Montage Shot
- EXT. TERAS RUMAH IBU ASIH :Elin duduk gelisah menunggu kedatangan Ibu Asih. Ia memandangi hujan yang belum juga reda.
- EXT. TERAS RUMAH IBU ASIH :Elin berdiri gelisah dan terus berharap Ibu Asih akan terlihat.
- EXT. TERAS RUMAH IBU ASIH :Elin berdiri dengan sangat gelisah dan berjalan ke penjuru teras rumah, melihat dari sudut lain dan berharap melihat kedatangan Ibu Asih, Elin melihat dua orang pulang.
ELIN
(gelisah)
Ibu…bu…tunggu
Figuran 1 dan 2 berhenti, keduanya sangat kedinginan
FIGURAN 1
Iya, ada apa ?
ELIN
Ibu, melihat ibu saya?
FIGURAN 1
Ibu mu masih di sawah, belum selsai. Kamu enak-enakan di rumah tidak bantu ibumu.
FIGURAN 2
(nyinyir)
Bu, kata Ibu Asih, anaknya lagi fokus belajar biar dapat beasiswa kedokteran lho bu. Biarpun beasiswa tetap saja harus punya uang banyak apalagi untuk jadi dokter, betul nga bu?
FIGURAN 1
(nyinyir)
Betul bu, kalau saya jadi Ibu Asih, nga bakalan saya ijinin anak perempuan sekolah tinggi-tinggi, lebih baik uangnya buat beli emas atau motor dari pada untuk nyekolahin tinggi-tinggi. Ini bukannya membantu ibunya cari uang, malah menambah beban Ibu Asih.
ELIN
(kesal)
Maksud ibu apa bilang seperti itu? saya hanya tanya dimana ibu saya?. Tinggal jawab saja pertanyaan.
FIGURAN 1
(kesal)
Lho…ko marah
FIGURAN 2
(kesal)
Anak jaman sekarang bu, susah dibilanginnya, sudah kita pergi aja.
Figuran 1 dan 2 meninggalkan Elin. Elin memikirkan ucapan keduanya.
ELIN
(senang)
Ibu…
Ibu Asih mengigil.
5.INT. RUANG MAKAN RUMAH IBU ASIH - SORE
CAST : IBU ASIH, ELIN
Ibu Asih memberishkan diri dengan air hangat yang sudah di siapkan oleh Elin. Elin menyiapkan makanan.
Elin menunggu Ibu Asih yang sedang berganti baju,
ELIN
Bu…,ibu…
Montage Shot
- INT. KAMAR IBU ASIH - SORE :Ibu Asih merasa pusing dan kepalanya begitu berat, ia sadar belum minum obat dan berusaha mencarinya hanya ada bungkusnya. Ibu Asih mencoba mencari obat lain untuk meredakan sakit kepalanya tapi tidak ada hingga ia pingsan
- INT. RUANG MAKAN RUMAH IBU ASIH - SORE : Ibu Asih tidak ada jawaban, Elin khawatir dan melihatnya di kamar yang.
- INT. KAMAR IBU ASIH - SORE : Elin terkejut melihat Ibu Asih yang sudah tergeletak di lantai dan berusaha membangunkannya.
Elin menepuk-nepuk wajah dan mengunjangkan badan Ibu Asih.
ELIN
(panik)
Ibu…ibu…ibu…,bangun bu, bangun bu.
ELIN
(teriak)
IBU…
6. EST.SHOT SUASANA RUMAH SAKIT RUANG IGD - MALAM
Suasan rumah sakit malam, dokter dan perawat di sibukan dengan pasien kecelakaan, suara tangisan histeris. Hingga banyak korban tidak tertolong. Terlihat juga pasien dan keluarga yang sedang menunggu untuk pindah ke ruang perawatan.
7.INT. RUMAH SAKIT RUANG IGD - MALAM
CAST : ELIN, IBU ASIH, BAGAS, DOKTER, PERAWAT, FIGURAN ORANG SAKIT
Elin panik dan terus melihat kondisi Ibu saat dokter memeriksa kondisi Ibu Asih dan di bantu oleh perawat. Elin semakin ketakutan saat terdengar suara teriakan dan tangisan karena banyak korban yang tidak tertolong. Bagas berusaha menengkan Elin.
Montage Shot
- INT. RUMAH SAKIT RUANG IGD - MALAM : Perawat melakukan periksaan pada Ibu Asih, memasang selang oksigen dan infus.
- INT. RUMAH SAKIT RUANG IGD - MALAM : Dokter datang dan memeriksaan kondisi Ibu Asih
- INT. RUMAH SAKIT RUANG IGD - MALAM : Elin sangat cemas dan tidak sabar menunggu hasil pemeriksaan dokter.
ELIN
(cemas)
Bagaimana keadaan ibu saya, dok?
DOKTER
Sudah berapa lama ibu mengidap diabetes?
ELIN
(terkejut)
Diabetes? Ibu tidak pernah memberitahu saya, dok?, saya tidak tahu.
DOKTER
Ny. Asih sepertinya sudah lama mngidap diabetes, ada beberapa organ yang ikut terpengaruh karena diabetesnya. Salah satunya mata dan sekarang sudah ada gejala penyakit jantung. Tolong jaga Ny. Asih dengan baik, tidak boleh terlalu cape jangan lupa minum obatnya.
ELIN
(menangis)
Ibu…, kenapa tidak memberitahu Elin? Ibu…
Menyentuh pundak Elin. Elin menangis dan terus memegang tangan Ibu Asih.
BAGAS
Yang sabar, aku yakin Ibu Asih punya alasan sendiri untuk tidak memberitahu mu. Kita doakan semoga Ibumu cepat sembuh.
Elin merasakaan tangan Ibu Asih bergerak
ELIN
(senang)
Ibu…
Montage Shot
- INT. RUMAH SAKIT RUANG IGD - MALAM :Bagas pergi ke tempat dokter dan memberitahu keadaan Ibu Asih yang sudah sadar
- INT. RUMAH SAKIT RUANG IGD - MALAM :Dokter dan Bagas datang, Dokter memeriksa kembali Ibu Asih.
DOKTER
Kondisi Ibu Asih sudah stabil dan akan segera di pindahkan ke ruang perawatan
IBU ASIH
(lemah)
Dok, saya tidak mau dirawat, saya ingin pulang
ELIN
Bu…, Ibu harus di rawat di rumah sakit biar cepat sembuh
DOKTER
Ibu belum di perbolehkan pulang, kondisi Ibu masih sangat lemah dan masih ada pemeriksaan lagi untuk memastikan kondisi kesehatan Ibu Asih
Bagas dan dokter pergi, Bagas mengurus ruang perawatan Ibu Asih.
IBU ASIH
(cemas)
uang dari mana, nak ? kita tidak punya cukup uang untuk membayar perawatan Ibu.
BAGAS
Ibu tidak usah menghawatirkannya, semuanya sudah beres.
IBU ASIH
Terima kasih nak Bagas sudah membantu ibu. semoga Allah membalas kebaikan nak Bagas.
ELIN
(tersenyum)
Terima kasih sudah menolong ibu.
BAGAS
Aku tidak mau calon mertuaku sakit lagi, ibu harus janji harus cepet sembuh.
Mendengar Bagas mengucapkan calon mertua membuat Elin terkejut sementara Ibu Asih tersenyum.
ELIN
Siapa bilang aku mau menikah sama kamu
BAGAS
Aku yang bilang, karena semua malaikat mendukung kita menikah
IBU ELIN
Ibu merestui kalian berdua
Elin dan Bagas memeluk Ibu Asih.
INTERCUT TO :
8. INT. RUANG PERAWATAN - MALAM
CAST : IBU ASIH, ELIN, BAGAS
Ibu Asih bersama tiga pasien lainnya, terlihat sudah beristirahat begitu juga keluarga yang menunggu. Sementara Elin tidak bisa tidur, Elin teringat dengan perkataan dua orang tetangganya, dan terus memikirkannya. Bagas membawa makanan ringan dan minuman, ia melihat Elin sedang melamun dan tampak memekirkan sesuatu, Bagas meminta Elin untuk cerita.
ELIN
FLASHBACK TO SCENE 5 - PARTIAL SCENE
ELIN
Ibu, melihat ibu saya?
FIGURAN 1
Ibu mu masih di sawah, belum selsai. Kamu enak-enakan di rumah tidak bantu ibumu.
FIGURAN 2
(nyinyir)
Bu, kata Ibu Asih, anaknya lagi fokus belajar biar dapat beasiswa kedokteran lho bu. Biarpun beasiswa tetap saja harus punya uang banyak apalagi untuk jadi dokter, betul nga bu?
FIGURAN 1
(nyinyir)
Betul bu, kalau saya jadi Ibu Asih, nga bakalan saya ijinin anak perempuan sekolah tinggi-tinggi, lebih baik uangnya buat beli emas atau motor dari pada untuk nyekolahin tinggi-tinggi. Ini bukannya membantu ibunya cari uang, malah menambah beban Ibu Asih.
BACK TO NORMAL SCENE
Bagas membawa makanan dan minuman, ia melihat Elin melamun
BAGAS
Kamu sedang mikirin apa? Tidak usah mikirin biaya ibu.
ELIN
Benar apa yang di bilang tetanggaku, seharusnya aku bekerja bukan mengejar beasiswa.
BAGAS
Jangan dengarkan mereka, ibu ingin melihatmu menjadi dokter, jalan satu-satunya dengan mendapatkan beasiswa.
ELIN
Tapi untuk saat ini, aku membutuhkan uang untuk mengobati penyakitnya, bukan beasiswa yang belum pasti.
BAGAS
Aku akan selalu mendukungmu apapun pilihanmu, tapi bagaimana dengan ibu.
ELIN
Aku yakin ibu akan mengerti.
BAGAS
Ya sudah kamu istirahat, saya di luar.
CUT TO :
9. INT. RUANG PERAWATAN - PAGI
CAST : ELIN, BAGAS, IBU ASIH, FIGURAN
Ibu Asih membangunkan Elin dan mengingatkannya akan seleksi tes untuk beasiswa kedokteran. Elin ragu dengan apa yang ingin dikatakannya, melihat Ibu Asih semangat. Dengan setengah hati Elin berusaha membahagiakan Ibu Asih dengan mengikuti tes.
Ibu Asih membelai rambut Elin.
IBU ASIH
Nak, bangun sudah pagi.
ELIN
Ibu sudah bangun?, bagaimana kondisi ibu sekarang?
IBU ASIH
Jauh lebih baik, ibu ingin pulang hari ini.
ELIN
Tunggu dokter bu, keputusannya ada sama dokter.
Bagas masuk dan mendukung perkataan Elin
BAGAS
Betul kata Elin bu, kita tunggu dokter.
IBU ASIH
Bagas tidak pulang, nak?
BAGAS
Saya tidak tega meninggalkan Ibu Asih dan Elin di rumah sakit.
IBU ASIH
Terimakasih sudah mau menjaga ibu dan Elin. Nak, bukannya hari ini tes untuk seleksi beasiswa kedokteran? Ibu sangat berharap kamu bisa mendapatkannya.
Elin dan Bagas saling menatap
ELIN
(ragu)
Baiklah bu, tapi ibu jangan terlalu berharap Elin mendapatkannya, karena saingannya banyak dan tekat.
IBU ASIH
Ibu sangat yakin, kamu pasti bisa mendapatkannya. Karena keyakinan seorang ibu adalah doa yang akan menjadi kenyataan.
ELIN
Elin tidak tega ninggalan ibu sendirian, Bagas tolong jaga ibu.
Ibu Asih berusaha untuk membuat Elin tidak khawatir.
IBU ASIH
Di sini ibu tidak sendiri, lihat itu banyak orang, Bagas ikutlah bersama Elin, Ibu minta tolong, jaga Elin.
BAGAS
Baiklah kalau itu mau ibu, Bagas siap menjaga Elin 24 jam full.
Bagas membuat Ibu Asih dan Elin tertawa.
CUT TO :