15. INT/EXT. Mobil Bimo - Stasiun - Day
Mobil Bimo berada di parkiran stasiun Tugu Jogja. Risa menatap Bimo yang menghindari pandangannya..
RISA
(Memegang lembut pipi Bimo)
Masih marah mas?
(Bimo meraih tangan Risa dipipinya lalu menciumnya)
BIMO
Cemburu bolehkan? Aku akan selalu cemburu pada semua lelaki yang dekat denganmu, bukan Bayu saja.
(Risa tersenyum)
RISA
Boleh cemburu tapi jangan jadi amarah.
BIMO
Siap ibu negara.
RISA
(Senyum cemberut)
Lalu kenapa kemarin nggak masuk ke cafe?, malah pergi.
(Bimo menatap Risa dengan wajah serius lalu mengehela napas panjang)
(Risa dengan wajah bingungnya menatap Bimo)
(Bimo mengeluarkan sebuah amplop besar dari dasboard mobil dan menyerahkannya pada Risa)
(Risa mengeluarkan isi amplop yang berupa foto foto dan dokumen)
BIMO
Rekanku menemukan tempat panti asuhan Bayu dibesarkan, makanya aku langsung meluncur ke Semarang kemarin.
(Maya menatap beberapa foto)
BIMO
Tidak ada yang aneh, tapi ada satu peristiwa mengerikan yang terjadi, ibu kandung Bayu bunuh diri beberapa hari setelah dia dan Bayu tinggal di panti asuhan itu.
(Bimo dan Risa saling bertatapan)
BIMO
Gantung diri, kemungkinan karena depresi.
(Risa beralih kesebuah dokumen, dan dia tidak berhenti menatap dokumen itu, ada sesuatu yang membuatnya terkejut)
RISA
Ini...?
BIMO
Itu sebuah dokumen lama tentang asal usul Bayu dan ibunya. Entah kenapa pihak panti asuhan menyembunyikan informasi tersebut sejak dahulu, bahkan dari polisi. Mungkin karena panti asuhan sudah tutup jadi dokumen itu tidak penting lagi bagi mereka sekarang, makanya cukup mudah untuk mendapatkannya.
RISA
(Masih menatap dokumen itu)
Tutup?
BIMO
Hanya orang orang lama yang sudah tua yang tinggal disana dan beberapa anak anak.
(Bimo terdiam sambil menatap Risa)
BIMO
Dan...
(Risa menatap Bimo dengan penasaran)
RISA
Dan kenapa mas?
BIMO
Bayu pernah kesana beberapa bulan lalu, mencari tahu seperti kita...
RISA
Dan mendapatkan dokumen ini?
(Bimo mengangguk)
(Risa tampak terkejut)
BIMO
Ada yang penting dalam dokumen ini?
(Risa menatap Bimo yang penasaran lalu menatap dokumen itu)
BIMO
Sayang?
(Risa memasukkan dokumen dan foto foto kedalam amplopnya dan menyerahkannya pada Bimo)
RISA
Tidak ada yang penting atau aneh mas.
BIMO
(Menghela nafas)
Maaf kalau ini semua tidak memberikan jawaban apapun.
(Risa mencium bibir Bimo dengan lembut)
RISA
Terimaksih untuk ini semua mas.
(Bimo membalas ciuman Risa)
BIMO
Kenapa tidak nanti sore saja tho sayang ke Solonya, selepas dinasku, aku antar langsung ke Solo.
(Risa mencubit lembut hidung Bimo)
RISA
Kan sudah aku bilang pak Ageng minta siang ini ketemu. Semakin cepat semakin baik mas, karena seperti yang aku ceritakan tadi tentang kejadian yang menimpa mas Bayu dan anak-anak.
(Bimo membelai rambut Risa)
RISA
Aku ingin segera mendapatkan jawaban dari semua kejadian yang mengerikan ini dan memastikan Aryo dan Bunga baik-baik saja.
BIMO
Aku khawatir denganmu.
RISA
(Tersenyum)
Aku akan baik-baik saja disana mas.
BIMO
Jangan berbuat nekat disana, tetap dekat dengan Vina dan Taufik dan tunggu aku jika sesuatu yang ingin kamu atau kalian lakukan.
(Risa memgangguk, lalu mengeluarkan pistol dari sarung yang menempel di sabuk celana Bimo)
RISA
Tapi senjatamu ini tidak akan mempan membunuh hantu hantu itu.
(Risa dan Bimo tertawa kecil)
BIMO
Bukan senjataku sayang, tapi cintaku padamu yang akan membunuh mereka.
(Risa tertawa lalu menyerahkan pistol iti ketangan Bimo)
(Risa membuka pintu sedikit, lalu terdiam dan berbalik mencium Bimo)
RISA
Aku mencintaimu mas.
BIMO
Aku mencintaimu sayang.
(Risa keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk)
CUT TO
16. INT/EXT. KERETA PRAMEK - DAY - TRAVELING
Risa,Vina dan Taufik berada di dalam kereta pramek, perjalanan menuju Solo. Mereka duduk di kursi panjang , dan suasana kereta tidak terlalu ramai karena jam kerja.
VINA
Lehermu?
(Membuka syal yang menutup leher Risa)
RISA
Sudah hampir hilang sakitnya, tapi lebam hitamnya masih kelihatan.
TAUFIK
Jadi siapa pak Ageng yang akan kita temui, kata Vina dia semacam orang 'pintar'.
RISA
Sehari sebelum aku dan mbak Tiara bertemu di Solo dan terjadi kecelakaan itu, ternyata mbak Tiara menemui pak Ageng.
TAUFIK
Ada perlu apa Tiara bertemu pak Ageng?
VINA
Itu yang sedang kita cari tahu jawabannya mas.
RISA
Pak Ageng sendiri meminta aku datang langsung menemuinya segera dan tidak mau menjelaskan semua lewat telpon.
TAUFIK
Tiara sudah kenal sebelumnya dengam pak Ageng?
(Risa mengangguk)
RISA
Pamanku yang kenal dengan pak Ageng, mereka bertemu saat pak Ageng membantu penyembuhan simbahku.
TAUFIK
Sakit apa simbah?
VINA
Sakit jiwa.
RISA
Itu medisnya, tapi ada hal diluar jangkuan medis yang membuat simbah seperti bukan dirinya, dan itu sudah berlangsung bertahun-tahun semenjak aku masih kecil. Entah sudah berapa kali simbah keluar masuk rumah sakit jiwa atau berapa banyak obat yang sudah masuk ketubuhnya namun semuanya masih sama.
TAUFIK
Dan simbah sembuh setelah pak Ageng melakukan ritual penyembuhan?
VINA
Ritual pelepasan mas?
(Taufik tersenyum melihat Vina sedikit jengkel dengan banyaknya pertanyaannya)
RISA
Lebih baik, simbah lebih baik kondisinya mas, dan beberapa minggu kemudian simbah pergi dengan damai.
VINA
Sudah mas? ada yang mau ditanyakan lagi?
(Risa dan Taufik tertawa)
(Taufik mencubit mesra pipi Vina)
(Taufik dan Vina asyik berduan disamping Risa yang memilih untuk menyadarkan kepalanya di jendela dan menutup matanya, beristirahat)
(Tiba-tiba kereta berhenti mendadak. Risa terbangun, dan terkejut mendapati dirinya seorang diri didalam kereta)
(Dia bediri dan menoleh sekeliling mencari Vina, Taufik dan para penumpang kereta)
RISA
(Berteriak)
Vina, Taufik.
(Risa berjalan menuju gerbong lain,lalu mendekat kearah jendela yang tampak hanya ada kegelapan diluar kereta, tanpa ada satu peneranganpun kecuali didalam kereta)
(Risa mencoba membuka pintu tapi gagal. Dia berdiri ditengah gerbong bingung dan takut kejadian mistis terulang kembali)
(Lampu didalam kereta mulai berkedip kedip dan pandangan Risa tertuju pada sosok yang berdiri di ujung gerbong belakang. Sosok yang sudah tidak asing bagi Risa, sosok perempuan berbaju pengantin dengan wajah yang tertutup rambutnya. Risa tampak panik saat perempuan itu seperti mendekat kearahnya, dan lampu di belakangnya mulai padam)
(Risa berusaha membuka pintu didekatnya namun gagal. Dia berlari menuju gerbong paling depan sambil melihat kearah belakang, hantu perempuan itu semakin dekat)
(Sesampainya di gerbong depan, Risa masih mencoba membuka pintu dan gagal. Lalu dia menggedor gedor pintu masini namun tidak ada yang menjawab)
(Risa terpojok dan terperangkap dalam kejaran. Dilihatnya perempuan itu semakin dekat dengannya, diikuti lampu yang padam dibelakangnya. Risa terkejut saat sadar bayangan gelap dibelakang hantu itu bukan lampu yang padam, tapi ribuan ular yang merayap mengikuti hantu itu. Lantai kereta mulai basah, perempuam itu semakin dekat juga ular ular itu. Risa memejamkan matanya, saat hantu perempuan yang wajahnya basah dan membusuk berteriak tanpa suara dihadannya sambil mencekik lehernya. Risa berteriak saat ular ular itu merayap diseluruh tubuhnya dan dia mencoba melepaskan diri dari cekikan hantu itu)
AYAH RISA (VO)
Risa
(Risa mendengar sebuah panggilan, tapi dia tetap memejamkan matanya dan berusa melepaskan cekikan tangan hantu itu)
(Ular kecil mencoba merayap masuk ke mulut Risa)
AYAH RISA (VO)
Risa
(Suara anjing menyalak keras)
(Risa terkejut dan membuka matanya, lalu tersungkur dengan terbatuk batuk. Sebuah ular kecil keluar dari mulutnya.
VINA
(Menghampiri Risa)
Risa.
(Taufik segera menginjak ular kecil dihadapan Risa)
(Wajah Risa masih memerah karena ketakutan dan cekikan dari hantu perempuan)
(Dia memandang sekelilingnya memastikan dia telah kembali, dan tampak beberapa penumpang menatap aneh padanya)
(Vina membantu Risa berdiri dan kembali duduk lalu memberikan sebotol air mineral padanya)
VINA
Terjadi lagi?
(Risa mengangguk dengan masih shock)
RISA
Kamu membangunkan aku mas?
TAUFIK
Berkali kali kami berusaha membangunkanmu, tapi kamu tidak terbangun hanya tidur dalam kegelisahan seperti sedang mengalami mimpi buruk.
VINA
Lehermu Ris.
(Melepas syal dileher Risa)
CUT TO