KUPU-KUPU DI ATAS BATU NISAN
2. RINDU

11. EXT. DEPAN RUMAH. NIGHT

CAST : AMINAH & SUPRIONO

Aminah memeluk erat suaminya dari belakang, kemudian mereka pergi menaiki sepeda ontel.

CUT TO:

12. EXT. JALAN KAMPUNG. NIGHT

CAST : AMINAH & SUPRIONO

Supriono dan istrinya melintas di jalan perkampungan, terlihat beberapa kendaraan lalu lalang di jalan itu.

CUT TO:

13. EXT. DEPAN RUMAH RAHMA. NIGHT

CAST : RAMHA, AMINAH & SUPRIONO

Supriono dan istrinya tiba di depan rumah Rahma (30), terlihat gerobak martabak telur di depan rumah Rahma.

Aminah memperhatikan penjual yang sedang menggoreng, namun suaminya bergegas mengajaknya masuk ke rumah Rahma.

SUPRIONO

Ayo Bu!

Supriono menarik tangan istrinya, lalu mereka berjalan ke halaman rumah Rahma.

SUPRIONO

Assalamu'alaikum...

Tidak ada jawaban dari dalam rumah Rahma, Supriono mencoba mengetuk pintu rumah Rahma lagi.

SUPRIONO (CONT'D)

Assalamu'alaikum...

Tak ada jawaban.

AMINAH

Mungkin nggak ada orang di rumah.

(JEDA)

Yaudah, kita pulang aja Pak.

SUPRIONO

Sebentar Bu, Bapak coba ketuk sekali lagi.

Aminah mengangguk, lalu Supriono mengetuk pintu rumah Rahma kembali.

SUPRIONO (CONT'D)

Assalamu'alaikum Mbak Rahma.

Masih tidak ada jawaban dari dalam rumah Rahma.

SUPRIONO (CONT'D)

Yuk Bu, nggak ada orang di rumah Mbak Rahma.

Supriono dan istrinya pergi namun tak lama kemudian terdengar jawaban salam dari dalam rumah Rahma.

RAHMA

Waalaikumssalam.

Aminah dan Supriono saling tatap dan tersenyum senang, tak lama kemudian Rahma membuka pintu.

RAHMA

Maaf, tadi saya lagi di halaman belakang.

AMINAH

Nggak apa-apa Mbak, maaf kami udah ganggu.

RAHMA

Halah Ibu... nggak apa-apa, santai aja.

(JEDA)

Masuk dulu.

SUPRIONO

Nggak usah Mbak, di sini aja nggak apa-apa.

RAHMA

Oalah, sebentar ya Pak.

Supriono hanya mengangguk, lalu Rahma masuk ke dalam rumah.

Tak lama kemudian Rahma datang dengan membawa sejumlah uang.

RAHMA

Ini uang titipan dari Dimas.

Rahma memberikan uang itu kepada Aminah.

AMINAH

(MENGAMBIL UANG)

Makasih ya Mbak Rahma, maaf ngerepotin terus.

RAHMA

Nggak apa-apa Bu, kayak baru kenal aja.

Rahma tersenyum ke Aminah.

AMINAH

Mbak Rahma, boleh lihat foto Dimas dan keluarganya nggak?

(JEDA)

Maklum nggak punya handphone, kalau ada pun kami nggak tahu cara pakainya.

Aminah tersenyum kecil ke Rahma.

RAHMA

Oh, boleh Bu.

Rahma membuka ponselnya lalu menunjukkan foto profil WhatsApp Dimas bersama keluarganya.

Aminah dan suaminya mendekat untuk melihat foto itu, tampak senyum bahagia dari wajah setelah melihat foto itu.

RAHMA

Saya video call Dimas ya Bu, biar bisa lihat langsung.

AMINAH

Wah, nggak usah Mbak, takut ganggu.

Rahma tetap mencoba menghubungi Dimas, namun Dimas tidak mengangkat video call itu.

RAHMA

Nggak diangkat Bu.

AMINAH

Nggak apa-apa, mungkin sudah tidur.

RAHMA

Iya Bu.

Aminah merasakan sakit diperutnya.

AMINAH

Mbak, saya boleh numpang ke wc?

RAHMA

Silahkan Bu, saya antar.

AMINAH

Tunggu sebentar ya Pak.

SUPRIONO

Iya Bu.

Rahma dan Aminah masuk ke dalam rumah.

Pandangan Supriono tertuju kepada penjual martabak telur di depan rumah Rahma.

CUT TO:

14. INT. KAMAR. NIGHT

CAST : AMINAH

Aminah masuk ke dalam kamar, lalu berbaring di atas kasur.

Raut wajah Aminah tampak sangat kelelahan.

CUT TO:

15. INT. DAPUR. NIGHT

CAST : SUPRIONO

Supriono mengambil piring, lalu mengeluarkan bungkus martabak telur di dalam jaketnya.

Ia membuka bungkusan itu dan meletakkan martabak telur di atas piring.

CUT TO:

16. INT. KAMAR. NIGHT

CAST : AMINAH & SUPRIONO

Aminah masih terbaring di atas kasur, tak berselang lama suaminya masuk ke kamar dengan membawa martabak telur.

Aminah mencium bau martabak telur, lalu ia membuka mata.

AMINAH

Kok kamar kita bau martabak telur ya Pak?

Supriono duduk di atas kasur.

SUPRIONO
Memang martabak telur.

Supriono tersenyum kepada istrinya.

Aminah tampak kaget dan disisi lain ia sangat senang.

AMINAH

Lah kapan belinya?

(MENGHELA NAPAS)

Katanya nggak boleh.

SUPRIONO

Ya sesekali nggak masalah, ini di goreng kering sama penjualnya, jadi nggak banyak minyak.

AMINAH

Makasih ya Pak, Bapak ini romantis juga, walaupun kadang ngeselin.

Supriono tersenyum lebar sembari mengejek istrinya.

Seketika Aminah bertenaga lagi.

AMINAH

Pak, aku mau makan kayak di sinetron gitu.

SUPRIONO

Hah, serius Bu?...

Supriono tampak kaget dan bingung.

Aminah hanya mengangguk sekaligus tersenyum kepada suaminya.

CUT TO:

17. INT. DAPUR - MEJA MAKAN. NIGHT

CAST : AMINAH & SUPRIONO

Aminah duduk di kursi makan, lalu Supriono datang dengan gaya ala-ala pelayan restoran mahal.

Supriono mengikat serbet makan di leher istrinya, tingkah Supriono membuat istrinya tersenyum kemudian tertawa.

Supriono menyajikan piring berisi martabak telur masih dengan gaya ala-ala pelayan restoran mewah seperti adegan sinetron di tv yang biasa mereka tonton.

Aminah mengambil potongan martabak telur dengan dengan garpu.

AMINAH

Karena martabak telur ini adalah martabak telur special maka dari itu potongan martabak pertama ini akan saya berikan untuk orang yang special dalam hidup saya.

Supriono tersenyum, lalu Aminah memberikan potongan pertama kepada suaminya.

Supriono membuka mulutnya lalu memakan martabak telur itu.

SUPRIONO

Hmmmm enak.

Aminah tersenyum kecil, lalu kemudian Supriono yang memberikan potongan kedua kepada istrinya.

SUPRIONO

Potongan martabak telur ini akan saya berikan kepada orang yang paling istimewa dalam hidup saya.

Supriono memberikan potongan martabaknya ke istrinya, Aminah pun membuka mulut lalu memakannya.

AMINAH

Hmmm lezatos...

Supriono tertawa besar.

SUPRIONO

Omonganmu kayak acara kuliner di tv Bu.

Aminah tersenyum lebar.

CUT TO:

18. INT. KAMAR. NIGHT

CAST : AMINAH & SUPRIONO

Aminah dan Supriono masih terjaga dari tidur, Aminah menatap wajah suaminya.

Supriono pun juga menatap istrinya.

AMINAH

Pak, makasih ya selalu ada dan selalu buat Ibu senang.

SUPRIONO

Bu, itu adalah janji Bapak yang tak akan pernah Bapak ingkari.

AMINAH

Kalau Ibu yang meninggal duluan, Bapak nikah lagi atau nggak?

SUPRIONO

Hiss... Ibu ini ngomongnya kayak gitu, nggak boleh gitu.

AMINAH

Ya kan semua yang bernyawa bakal mati Pak, Ibu cuma nanya aja.

SUPRIONO

Bapak sudah berjanji nggak akan menikah lagi, apapun kondisinya nanti.

(MENGHELA NAPAS)

Kalau Bapak yang meninggal duluan Ibu nikah lagi nggak?

AMINAH

Ibu nggak akan nikah lagi, Ibu juga dah tua Pak.

(JEDA)

Udah jelek dan keriput gini.

Aminah tertawa.

SUPRIONO

Kata siapa Ibu jelek?.. Ibu selalu cantik di mata Bapak.

AMINAH

Halah, pak.. omonganmu kayak di sinetron aja.

Supriono akhirnya mendekati istrinya lalu memeluknya dengan erat.


CUT TO:

19. INT. PASAR. DAY

CAST : AMINAH

Tampak beberapa orang lalu lalang di pasar, ada yang sedang bertransaksi, ada juga yang sedang melamun menunggu pembeli, sedangkan Aminah membeli beberapa sayur.

Sesudah semua belanjaan didapatkan, ia pulang.

CUT TO:


20. EXT. DEPAN RUMAH. DAY

CAST : AMINAH & SUPRIONO

Di depan rumah, Supriono sedang memberi makan burung peliharaanya dalam sangkar, tak lama kemudian istrinya datang dengan menaiki sepeda.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar