2. ACT 1 PAGE 11-20

INT. KELAS SMA - DAY

Murid di sana bersorak melihat dua teman mereka berkelahi di depan kelas, salah satunya adalah ELANG (17). Elang menggunakan gerakan boxing, sedangkan UDIN (17) lawannya menggunakan gerakan bebas anak tawuran. FIGHTING Elang vs Udin.

MURID-MURID

ELANG! ELANG!

Salah satu siswa berkeliling mengumpulkan uang taruhan.

PENGUMPUL TARUHAN

Jagoin siape lu?

SISWA #1

(memberikan Rp 500)

Elang dong!

PENGUMPUL TARUHAN

(ke siswa #2)

Elu?

SISWA #2

(memberikan Rp 500)

Gue yakin Elang pasti menang. Jago gerakan boxing kan' dia?

PENGUMPUL TARUHAN

Eits jangan salah, lawannya, si Udin, dia juga jago gerakan... gerakan tawuran. Kalo kita lagi nyerang anak lain nih, dia yang suka mimpin di depan sambil muterin gir motor pake tali.

SISWA #2

Woghh hebat dong ya si Udin.

PENGUMPUL TARUHAN

Iye, kalo masalah tawuran atau berantem, legend banget lah pokoknya die. Udin Legend kita nyebutnye.

SISWA #2

...Kalo gitu gue pegang Udin Legend deh.

PENGUMPUL TARUHAN

Nah, gitu. Masa semua pegang Elang, kagak ada yang untung dong!

Lalu Udin Legend pun tumbang dan K.O. Murid bersorak.

SISWA #2

Yahh... nyesel gue ah. Balikin gope gue!

Lalu masuk IBU GURU (40) yang tampak 'killer', murid-murid terdiam.

IBU GURU

Eh pada ngapain ini?!

Melihat Elang yang ngos-ngosan dan Udin yang pingsan. Ibu guru menggelengkan kepala.

IBU GURU

Elang lagi... Elang lagi... kamu ikut saya ke ruangan guru, sekarang!

INT. RUMAH KELUARGA ELANG - DAY

Ada kakak Elang, BENI (20) dan ARGO (22) sedang menyantap mie kuah di meja makan. Saat melihat Elang pulang, mereka jadi ketakutan dan panik.

BENI

(berbisik)

Elang pulang Bang, Elang!.

ARGO

(berbisik)

Kasih makanan lu! Dia makin ganas kalo laper!

BENI

(berbisik)

Iye-iye.

ARGO

(ke Elang, senyum-senyum)

Eh, lang, ini Lang makanannya, silahkan.

Beni dan Argo segera pergi. Elang duduk dan langsung menyantap dua mangkok mie kuah di atas meja. Lalu muncul Ibu Elang.

IBU ELANG

Eh lang? Ko' udah pulang lagi?

Elang mengeluarkan surat dari dalam tasnya. Menaruhnya di atas meja.

IBU ELANG (cont'd)

Apa lagi nih?

Ibu Elang membaca surat.

IBU ELANG (cont'd)

Ya ampuuunn... kamu di skor Lang? Berantem lagi? Ibu udah capek Lang urus kamu, capek! Bodo amat ah!

Ibu Elang pergi sambil marah-marah.

EXT. JALANAN KOTA - JAKARTA - MORNING

Elang yang memakai baju bebas sedang berjalan-jalan, lalu tiba-tiba ia melihat sosok Seruni di pinggir jalan hendak menyeberang, Elang terdiam, setelah dicermati lagi ternyata itu adalah sosok gadis berseragam SMA, SUCI (15). Jika Seruni sudah besar, pasti dia akan mirip gadis itu. Elang pun mendekati Suci yang dari tadi hendak melangkah, namun mundur lagi karena takut menyeberang.

Elang menuliskan sesuatu di buku kecil, dan menepuk bahu Suci, Suci pun kaget dan takut. 

SUCI

A-ada apa ya?

Suci membaca tulisan Elang,

TULISAN ELANG

Mau nyebrang?

Dengan ragu, Suci mengangguk pelan. Elang segera berjalan ke depan sambil merentangkan sebelah tangan, ia memberi isyarat agar Suci mengikutinya dari belakang.

Setelah sampai dengan selamat di seberang jalan, Suci berterima kasih dan segera naik angkot ke sekolah.

EXT. JALANAN KOTA - JAKARTA - MORNING

Esok harinya, Elang kembali menemui Suci yang hendak menyeberang. Suci tersenyum melihat Elang.

SUCI

Eh, kakak yang kemarin! maaf aku langsung naik angkot... soalnya...

Elang menuliskan sesuatu.

TULISAN ELANG

Gak apa-apa. Emang harus waspada sama orang asing.

SUCI

Maaf, kakak... gak bisa bicara ya?

TULISAN ELANG

Bisa.

SUCI

Terus?

TULISAN ELANG

Alasan pribadi.

SUCI

Hmm... oh iya, aku suci.

TULISAN ELANG

ELANG.

Suci dan Elang berjabat tangan, Suci tersipu malu.

TULISAN ELANG

Nyebrang?

SUCI

(tersenyum)

Iya.

Suci berbicara sambil menyebrang.

SUCI (cont'd)

Biasanya di sini aku ikut kalo ada orang mau nyebrang. Pulangnya juga sama.

Setelah sampai di seberang, Elang menuliskan sesuatu.

TULISAN ELANG

Pulangnya mau aku sebrangin juga?

SUCI

Eh, gak usah kak! Ngerepotin! Lagian aku pulangnya sore dari sekolah, jam limaan gitu...

TULISAN ELANG

Gak apa-apa, rumah aku deket sini.

SUCI

Oh... tapi... 

TULISAN ELANG

Aku gak mau kamu kenapa-napa. 

SUCI

Emangnya kenapa kak? Kita kan'... baru kenal...

TULISAN ELANG

Kamu mirip adik aku.

SUCI

Oh ya? dia anak SMA juga?

Elang terlihat sedih. Suci menerka-nerka apa yang terjadi pada adik Elang. Ia memilih diam.

Angkot berhenti, Suci pun naik angkot.

SUCI (cont'd)

Aku sekolah dulu, nanti kita ngobrol lagi ya kak!

Elang tersenyum dan melambaikan tangan. Suci membalasnya.

EXT. JALANAN KOTA - JAKARTA - AFTERNOON - MONTAGE

ROMANTIC SONG PLAY

- Sore hari, Elang menunggu Suci pulang, lalu menyeberangkannya. 

- Esok pagi, Elang menyeberangkan Suci,

- Sorenya, Elang menunggu Suci pulang dan menyeberangkannya lagi.

- Esok paginya, Elang sudah memakai seragam SMA lagi. Ia menyeberangkan Suci, kita melihat SHOOT dua tangan Elang dan Suci saat menyeberang, lama kelamaan, setiap hari dua tangan itu semakin dekat dan akhirnya gandengan tangan.

- Di halte, Elang mengajari Suci berbagai bahasa isyarat.

- Di halte juga, Elang menuliskan kata 'I LOVE U' di buku kecilnya, Suci ikut menuliskan di bawahnya, kata 'I LOVE U TOO' mereka saling tersenyum.

- Sambil bergandengan tangan, Elang dan Suci berjalan-jalan di acara pentas musik remaja/acara dengan musik band, Elang membelikan Suci Ice Cream, kita melihat band bintang tamu yang daritadi menyanyikan ROMANTIC SONG, menyudahi pertunjukan mereka. Orang-orang termasuk Elang dan Suci bertepuk tangan.

ROMANTIC SONG END.

EXT. ACARA PENTAS MUSIK REMAJA - JAKARTA - DAY

Elang dan Suci berjalan sambil bergandengan tangan. 

SUCI

Ngomong-ngomong... kakak belum cerita banyak tentang Seruni... sebagai orang yang mirip dia, aku jadi pengen tau. 

Elang menuliskan sesuatu.

TULISAN ELANG

Dia meninggal, kecelakaan waktu nyebrang.

SUCI

Oh, maaf...

TULISAN ELANG

Aku yang salah.

Beat.

TULISAN ELANG

Karena itu aku bersumpah gak akan bicara lagi sebagai hukumannya.

SUCI

Hmm... tapi... kehilangan orang yang kita cintai, itu juga udah kayak hukuman kan'?

TULISAN ELANG

Hukuman itu gak cukup buat aku.

Suci diam tak tahu harus bilang apa.

Elang melihat banyak remaja lelaki yang membonceng pacarnya menggunakan motor.

TULISAN ELANG

Maaf, aku gak punya motor.

SUCI

(tertawa)

Gak apa-apa kak... aku kan' gak pernah minta? Lagian aku gak liat orang dari materi ko'... tapi dari hatinya. Gak apa-apa hidup miskin, yang penting selalu ada satu sama lain.

Elang tersentuh. Mereka saling tersenyum, sampai bertahun-tahun kemudian...

INT. RUMAH ELANG DAN SUCI - DAY

SUCI (30an) sedang berbicara berdua dengan ELANG (30an) di meja makan, di BACKGROUND kita mendengar suara BALITA MENANGIS. Dan di dinding kita melihat foto-foto bahagia Elang dan Suci sampai mereka menikah dan punya anak.

SUCI

...Gue udah capek hidup miskin.

Elang menggunakan bahasa isyarat.

ELANG (ISYARAT)

Aku udah lakuin yang terbaik buat kalian.

SUCI

Yang terbaik apa? Jadi tukang galon, penyemir sepatu, tukang kopi, itu yang terbaik yang bisa lu lakuin? Gue nyesel dulu terlalu manjain lu, jadinya lu males kerja. 

ELANG (ISYARAT)

(emosi)

AKU GAK MALAS KERJA!

SUCI

Kalo gak males kerja, sekarang harusnya lu udah sukses! Jadi pengusaha besar! Jadi CEO! atau apalah! Yang penting duitnya banyak!

ELANG (ISYARAT)

Hidup gak segampang itu!

SUCI

Iya, hidup ini emang gak gampang. Apalagi kalo punya suami kaya lu. Liat hidup anak-anak kita. Beli susu hasil ngutang, baju sama sepatu bekas orang, pengen apa-apa gak bisa dibeliin. Lu pikir ini semua tanggung jawab siapa? Sebagai ibu rumah tangga gue udah lakuin yang terbaik, ngurus semuanya, kalo lu? 

Elang terdiam.

ELANG (ISYARAT)

Cari uang gak mudah Ci... tapi aku selalu berusaha yang terbaik buat kamu sama anak-anak...

SUCI

Gue minta cerai.

Suci pergi. Elang tampak syok.

CUT TO PRESENT TIME

EXT. JALAN DI BELAKANG GEDUNG KOSONG - JAKARTA - NIGHT

Elang baru pulang berjualan kopi menggunakan sepedanya, di tengah jalan ia tiba-tiba mengerem, ketika terdengar suara rentetan SENJATA API OTOMATIS, di susul beberapa kali letusan PISTOL dari dalam gedung. Wajah Elang tegang. Lalu tiba-tiba di depannya jatuh koper yang terbuka dan BATANGAN EMAS pun berhamburan.

Setelah memastikan tak ada yang melihat, Elang langsung memasukan BATANGAN EMAS ke dalam koper, setelah itu ia mengayuh sepedanya sekuat tenaga. Setelah Elang agak jauh, Ervin dan anak buahnya sampai di tempat itu. Michael berjalan dituntun sang ayah.

ERVIN

Harusnya jatuh di sekitar sini.

ANAK BUAH ERVIN #1

Apa diambil orang bos?

Ervin berpikir.

ERVIN

(menunjuk anak buahnya)

Lu, elu, sama elu cari ke sana (menunjuk salah satu arah jalan), yang lainnya ke sana (menunjuk arah sebaliknya).

MICHAEL

Kenapa yah?

ERVIN

Kopernya ilang.

MICHAEL

Ilang? Terus gimana yah? Gimana urusan kita sama si Joni? Joni harus mati yah, HARUS MATI!

ERVIN

Ssshh... ssshhh... (mengelus kepala Michael) Joni pasti mati, kita udah mulai perang sama Nagabiru. Kita bisa bebas bunuh si Joni kalo ketemu di jalan.

MICHAEL

Harus aku yang bunuh dia Yah. Aku mau congkel mata dia, terus siksa dia sampe mati!

ERVIN

Ya... ya... ayah bakal kabulin keinginan kamu. Tapi sekarang, kita harus cari koper Nagabiru. Jangan sampai koper itu balik ke pemiliknya. Nagabiru itu kuat karena dia punya duit. Jadi, kalo dia udah gak punya duit, game over, dia bakalan mati dengan sendirinya. Nagabiru mati, Joni pun ikut mati! 

MICHAEL

Kalo aku bisa liat aku bisa bantuin yah, kalo aku bisa liat... (mulai menangis, emosi naik) kalo aku, bisa... AAAGGGHH!!! AAGGGRRHHH!! JONI ANJING!! JONI BANGSAT!!! GUE MATIIN LU!! JONIII!!!

Ervin memeluk sang anak. Menenangkannya.

EXT. JALANAN KOTA - JAKARTA - NIGHT

Elang mengayuh kencang sepedanya dan memasuki sebuah pemakaman.

EXT. PEMAKAMAN UMUM - JAKARTA - NIGHT

Sambil membawa koper dan tas ransel, Elang berjalan ke makam Seruni. Ia sempat memandang nisan Seruni dengan sendu, kita melihat tulisan di nisan : SERUNI BINTI ABDULLAH, LAHIR 9 FEBRUARI 1987, WAFAT 12 FEBRUARI 1995.

Elang mulai menggali tanah kuburan menggunakan tangannya dan SENDOK. Setelah cukup dalam, ia mengambil SEBATANG EMAS dari dalam koper, memasukannya ke dalam tas, lalu menguburkan sisanya di makam Seruni.

Sebelum pergi Elang sempat mencium nisan Seruni.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar