1. ACT 1 PAGE 1-10

FADE IN :

INT. SEBUAH GEDUNG KOSONG - NIGHT

Kita melihat sekelompok gangster berpakaian jas rapih berjalan menaiki tangga di beberapa ruangan gedung menuju lantai lima, yang paling depan adalah RICO (30an) wakil ketua geng Nagabiru, berkacamata, berjalan tegak sambil membawa sebuah KOPER berisi batangan emas.

Di belakangnya ada lima anggota lain sebagai pengawal. Mereka melewati setiap lantai dengan mata waspada. Di sisi ruangan kita melihat banyak GELANDANGAN dan ANAK PUNK yang menjadikan gedung kosong itu sebagai rumah mereka. Para Anak Punk terlihat sedang nge-FLY menikmati SABU.

INT. LANTAI LIMA - SEBUAH GEDUNG KOSONG - CONTINUOUS

Setibanya di lantai lima, geng lain bernama Badai sudah menunggu, ada empat orang di sana, yang paling depan adalah ERVIN BADAI (60an) ketua geng, dan di sebelahnya ada anaknya, MICHAEL BADAI (20an) menggunakan KACAMATA HITAM dan MASKER. Ervin tampak kesal ketika tak melihat JONI SNAKE di antara geng Nagabiru yang datang untuk transaksi narkotika.

ERVIN

MANA SI JONI?!

Beat.

RICO

Dia gak bisa datang. Ada lomba dance.

ERVIN

Lomba--dia lebih pentingin lomba dance? Ketimbang ketemu sama gua? 

RICO

Ya. Tau lah, Joni.

Ervin segera membuka KACA MATA HITAM dan MASKER Michael, kita melihat bekas jahitan di wajah Michael, menyerupai tanda X_X khas Joni yang selalu ia buat setelah menyiksa korbannya. 

ERVIN

LU LIAT! LIAT! (menunjuk ke wajah Michael) Dia udah sayat wajah anak gua pake cutter, SAMPE DIA BUTA! SAMPE RUSAK WAJAHNYA! CUMA GARA-GARA MASALAH SEPELE DI BAR! 

RICO

Bos kita udah kasih kompensasi. Seratus juta.

Ervin mendengus.

ERVIN

Itu cuma biaya berobat. Tapi mata harus dibalas mata. Gue pengen Joni juga buta. Nagabiru udah janji kasih Joni ke gua, kalau dia mau beli barang gua lagi.

Rico melirik dengan waspada para GELANDANGAN di sisi ruangan.

ERVIN (cont'd)

Apa yang lu cemasin? mereka cuma gembel yang numpang tinggal di sini. Anggap aja gak ada.

Beat.

RICO

Kita udah tambah emasnya. Total sepuluh miliar.

Rico membuka KOPER, kita melihat BATANGAN EMAS yang berkilau dan terjejer rapih.

ERVIN

(menggelengkan kepala)

No... no... NO JONI, NO DEAL!

RICO

Joni gak bisa datang. Anda tau sifat dia.

Beat.

ERVIN

Gua tau sekarang... Ini semua karena Nagabiru masih lindungin Joni. Adik yang brutal kayak dia, ngapain masih diurus.

RICO

Joni satu-satunya keluarga bos Nagabiru.

ERVIN

Keluarga? Dia cuma anak yang lahir dari lonte bapaknya Nagabiru. Selain itu gua dengar kabar... kalo dia yang udah bunuh Adam, bapaknya sendiri. Mantan bos kalian. Temen bisnis gua yang paling gua percaya.

RICO

Itu cuma isu.

ERVIN

Joni itu monster! udah berkali-kali gua ingetin Nagabiru buat singkirin dia. Gua sayang Nagabiru, dia udah kayak anak gua sendiri. Tapi dia itu keras kepala kayak ayahnya. Gak pernah mau dengerin gua.

RICO

Di dunia yang keras dan brutal seperti ini, kita butuh sosok monster di sisi kita.

Ervin menyengir.

ERVIN

True. But keep your monster on a leash.

Beat.

RICO

Kalau anda tidak jual barangnya kepada kami, kemana barang itu bakal pergi?

Ervin menaikan bahu.

ERVIN

Kita tinggal cari buyer lain di wilayah ini. Geng si Tonggos, atau gengnya si Badak saingan kalian... who knows?

Beat.

RICO

Oke. Gak akan berubah pikiran?

ERVIN

No. No Joni, No deal. Titik.

Rico mengangguk.

RICO

Oke.

Rico membalikan badan dan pergi, ia sempat membisikan sesuatu kepada pengawalnya,

RICO (cont'd)

Abisin mereka semua.

CLOSE ON wajah Rico yang berjalan santai. Kita mendengar suara TEMBAKAN SENAPAN OTOMATIS di BACKGROUND. Wajah Rico langsung pucat, ia segera berbalik dan melihat bawahannya sudah tergeletak tewas. Para GELANDANGAN di sisi ruangan baru saja menembakan senapan AK-47. Ervin menyengir licik, ia sudah menyiapkan jebakan. 

Rico segera berlari lalu MELEMPAR KOPER ke luar jendela gedung, sebelum ia roboh karena Ervin menembaknya menggunakan PISTOL. Kita melihat KOPER itu berputar melayang di udara, ANGLE ON KOPER.

EXT. PASAR - JAKARTA - DAY

ANGLE ON masakan (martabak telur?) yang melayang di udara lalu ditangkap oleh seorang pelayan menggunakan piring di seberang jalan. Orang-orang bertepuk tangan.

ESTABLISHING SHOT suasana sehari-hari pasar di Jakarta. Lalu kita melihat pedagang buah meletakan beberapa JERUK di dagangannya dan berbalik. ANGLE ON JERUK, sampai JERUK itu diambil oleh seseorang dan dimasukan ke saku jaket. Pelakunya adalah ELANG (30an) berjalan waspada dengan kepala yang ditutupi hoodie jaket biru gelap. Ia memakai sebuah ransel lapuk di punggungnya.

EXT. DEPAN SEBUAH TOKO BUSANA - PASAR - JAKARTA - DAY

Suasana sedang ramai, ada beberapa penyemir sepatu berjajar di atas trotoar. Elang mendekati salah satu spot yang kosong lalu mengeluarkan ALAT PENYEMIR SEPATU dari ranselnya. 

TUKANG SEMIR 1

Yah elah... si Elang, nambah lagi nih saingan.

Elang tak berkata apapun, setelah duduk ia memandang ke arah seorang wanita, SUCI (30an) yang sedang berjoget-joget di depan toko busana sambil menawarkan diskon ke orang lewat menggunakan TOA.

SUCI

Diskon sampai 70 persen! Ayo ibu-ibu, bapak-bapak! Cuma buat hari ini aja! batik, baju anak, seragam, semuanya diskon besar-besaran!

Elang tersenyum. Ia dan Suci sempat kontak mata namun Suci langsung mengalihkan pandangannya dengan sebal. Lalu ada PELANGGAN SEMIR SEPATU (40an) menjulurkan sepatunya. Elang mengangguk lalu menyiapkan semir dan cat sepatu. Ia mulai menyemir sepatu sang pelanggan.

Tiba-tiba ada seorang PRIA HIDUNG BELANG (40an) menganggu Suci dengan merekam tubuhnya dari dekat menggunakan ponsel. Suci berhenti joget.

SUCI (cont'd)

Aduh pak jangan deket-deket ya rekamnya. Gak sopan.

Si Pria hidung belang cuek saja. Elang mulai mengalihkan perhatiannya.

PELANGGAN SEMIR SEPATU

(ke Elang)

Oi, kemana matanya, semir yang bener nih!

Elang mengangguk dan mengembalikan perhatiannya ke sepatu sang pelanggan.

SUCI

Pak, tolong ya? Nanti saya bilang manager saya lho!

Si pria hidung belang hanya menyengir sambil melanjutkan aksinya. Elang sesekali meliriknya kesal.

SUCI (cont'd)

Pak? PAK? Saya teriak nih.

PRIA HIDUNG BELANG

Buruan goyang lagi! Gue bayar nanti!

Elang segera berdiri dan mengacuhkan pelanggan sepatunya yang marah-marah. Ia mendekati si pria hidung belang dan langsung meninju wajahnya. Si pria pun tersungkur dan mengaduh kesakitan. Orang-orang berhenti karena penasaran. Suci menundukan kepala dan memijat keningnya.

Melihat tampang Elang yang menyeramkan, si pria hidung belang pun lari terbirit-birit. Suci segera menarik tangan Elang. 

SUCI

(ke dalam toko)

Bos, gue break dulu ya bentar?!

MANAGER (O.S.)

Kenapa ci?!

SUCI

Ada perlu!

Suci membawa Elang ke gang di belakang toko.

EXT. GANG BELAKANG TOKO - JAKARTA - CONTINUOUS

Suci menyilangkan lengannya dan memandang Elang dengan kesal. Elang hanya menunduk.

SUCI (Cont'd)

Kalo lu sering kayak gitu, pelanggan-pelanggan jadi takut deketin toko gue. Dipecat gue ntar!

Elang berbicara menggunakan bahasa isyarat. Suci menolehkan kepalanya.

SUCI (Cont'd)

Tulis aja tulis. Gue udah lupa.

Elang mengeluarkan buku catatan kecil dan pulpen. Ia menuliskan sesuatu lalu menunjukannya ke Suci.

TULISAN ELANG

Dia gangguin kamu.

SUCI

Iya... terus? Gue udah dewasa, bisa jaga diri. Lagian lu itu udah mantan suami gue, MANTAN, jadi gak usah sok-sokan selametin gue lagi.

Elang menulis sesuatu.

TULISAN ELANG

Aku gak bisa diam. Aku peduli kamu.

Suci menghela nafas.

SUCI

Lu bener-bener pengen kita balikan lagi ya?

Elang segera menganggukan kepalanya. Suci mengadahkan tangan.

SUCI (Cont'd)

Seratus juta.

Beat.

SUCI (Cont'd)

Kalau lu gak punya uang sebanyak itu, jangan harap balik lagi ke gue sama anak-anak. Kita gak mau selamanya hidup miskin gara-gara lu! Mendingan gue jadi janda, sambil nunggu duda kaya ngelamar gue!

Elang melakukan gerakan isyarat dengan kesal, yang artinya 'kamu ko' jadi matre gini sih?'

Suci membalasnya dengan bahasa isyarat juga, 'ini realita, gue gak bisa selamanya jadi bidadari lu.'

Suci mendengus.

SUCI (Cont'd)

Kenapa juga gue pake bahasa isyarat. Lu bisa denger kan'? bisa ngomong juga.

Beat.

SUCI (Cont'd)

Oke, kalo lu bicara sekarang, gue kurangin syaratnya jadi lima puluh juta. Gimana?

Elang diam saja.

SUCI (Cont'd)

Empat puluh juta deh?

tetap diam.

SUCI (Cont'd)

Tiga puluh juta.

Masih diam.

SUCI (Cont'd)

Dua puluh juta?

Elang mulai kebingungan.

SUCI (Cont'd)

...sepuluh juta?

Elang perlahan mengangkat mulutnya namun menutupnya lagi.

SUCI (Cont'd)

Gue gak pernah paham sama lu.

Suci hendak pergi namun Elang menahannya.

SUCI (Cont'd)

Gak ada yang perlu kita bicarain lagi. Kecuali lu bawa seratus juta.

Elang mengeluarkan sebuah JERUK dari sakunya, memberikannya kepada Suci lalu menuliskan sesuatu di buku catatan.

TULISAN ELANG

Buat anak-anak.

SUCI

Cuma satu? Anak kita itu ada dua, satu gak akan cukup.

Suci beranjak pergi.

SUCI (O.S.)

Lain kali kalo nyolong lagi, nyolong dua sekalian!

Ia menghilang di belokan gang. Elang menatapnya dengan sendu.

EXT. DEPAN SEBUAH TOKO BUSANA - PASAR - JAKARTA

Elang kembali menyemir sepatu, dan Suci joget-joget di depan toko. Ketika ada seorang kakak lelaki yang sedang menggandeng adik perempuannya, Elang pun jadi melamunkan masa lalunya yang kelam.

CUT TO FLASHBACK

INT. RUANG MAKAN - RUMAH KELUARGA ELANG - DAY

Elang (10) dan SERUNI (8) sedang duduk di samping meja makan, mengkhayalkan masa depan mereka sambil melahap mie instan kuah yang dibagi dua. Seruni menggunakan MANGKOK HELLO KITTY kesayangannya.

Seruni adalah seorang Tunarungu, ia berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

ELANG (ISYARAT)

Kalo udah besar nanti, kakak mau jadi orang yang kuat! kaya superman!

SERUNI (ISYARAT)

Wuihh! Bisa terbang dong kak?

ELANG (ISYARAT)

Iya lah kayak gini nih,

Elang turun dari kursi, memperagakan superman yang sedang terbang. Seruni bertepuk tangan dan tertawa.

Lalu muncul kakak mereka, ARGO (15) sambil membawa mangkok kosong. Melihat mie Elang di atas meja, Ia pun langsung memindahkan mie itu ke mangkok miliknya.

ARGO

Sayang banget nih makanan dibuang-buang!

ELANG

Itu punya aku kak, belum selesai makan...

ARGO

(melotot ke arah Elang)

Berisik lu?! mau gue jitak lagi?!

Elang terlihat akan menangis. Argo pergi sambil menyeruput mie kuah Elang di mangkoknya.

Melihat itu, Seruni membagi mie kuah di MANGKOK HELLO KITTY nya ke mangkok Elang.

SERUNI (ISYARAT)

Ini kak, buat kakak.

ELANG (ISYARAT)

Gak usah. Itu jatah kamu.

SERUNI (ISYARAT)

Perut aku kecil. Gak banyak makan.

Elang tersenyum. Mereka pun lanjut makan berdua.

EXT. DEPAN SEKOLAH SLB - JAKARTA - MORNING

Elang menyebrangkan Seruni sambil gandengan tangan. Sebelum masuk sekolah, Seruni memeluk Elang.

LATER - Adegan yang sama, baju Elang berbeda.

LATER - Adegan yang sama, baju Elang berbeda, dan ditambahkan ciuman pipi oleh Seruni kepada Elang.

LATER - Saat menyebrangkan Seruni, di tengah jalan Elang tiba-tiba berjongkok untuk memungut koin 100 rupiah. Ia tak sadar Seruni sudah berjalan duluan. Lalu terdengarlah bunyi tabrakan motor.

Wajah Elang pucat. Pandangannya kosong.

INT. RUMAH KELUARGA ELANG - NIGHT

Elang duduk sambil memeluk MANGKOK HELLO KITTY kesayangan Seruni. Ia sedang dimarahi sang IBU (40an). AYAH (40an) dan lima KAKAK-KAKAKnya (SMA & SMP) yang lain pun memandangnya penuh kebencian.

IBU ELANG

Kenapa bisa kejadian Lang?! KENAPA!!

Elang tak mengatakan apapun. Pandangannya kosong.

IBU ELANG (Cont'd)

Seruni itu anak yang baik!! kenapa kamu gak hati-hati sih Lang!! (menangis)

Elang tetap tak mengatakan apapun.

IBU ELANG (Cont'd)

Kenapa diem aja!! bilang sesuatu!! kamu udah bikin adik kamu mati!! bilang sesuatu Lang!! BILANG SESUATU!!

Air mata Elang mulai menetes. Sejak hari itu ia bersumpah tak akan pernah berbicara lagi sebagai hukumannya, karena telah membuat adik tersayangnya meninggal dunia.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar