Kilatan Condromowo
5. Bagian tanpa judul #5
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

CUT TO:

45. EXT : KEHADIRAN PEMBAJAK KAPAL

         Rianto, dan Wibowo terkejut, tiba-tiba terdengar ribut-ribut di antara para ABK. seorang ABK menemui Rianto)

ABK BERNAMA PONIRAN

Ada bahaya tuan!

RIANTO

Bahaya apa?

PONIRAN

Di sebelah barat ada serombongan kapal, diduga para pembajak. Penumpang cukup banyak dan bersenjata lengkap.

ABK LAIN

Mereka semakin dekat tuan!

(Ributlah semua penumpang di kapal “Bahari Lestari.” Wibowo ikut cemas. Haruskah keikutsertaan Wibowo selalu memperoleh sial. Namun yang tampak tenang justru Handoko, bahkan terkesan disambienteng).

RIANTO

Bagaimana tuan Handoko, ada bahaya bajak laut.

(Kata Rianto dengan gugup. Handoko hanya tersenyum simpul, sambil melepaskan ikatan kain di kepala seraya berkata).

HANDOKO

Inilah selendang ajaib, coba kibarkan di tiang geladak kapal

(Rianto menerima kain dengan keheran-heranan melihat tabiat tamu barunya itu. Dengan segera Rianto menyuruh seorang ABK untuk mengibarkan selendang pemberian Handoko pada tiang geladak kapal. Saat berkibar dan ditiup angin, selendang itu menampakkan gambar “seekor burung elang terbang, sambil mematuk ular.

Aneh memang, rombongan pembajak yang sudah mendekat terus membelokkan haluan dan menjauhi kapal Bahari Lestari. Kapal pembajak terus menghilang dari pandangan, semua orang yang melihat menjadi heran. Handoko yang menjadi pusat perhatian, langsung berkomentar).

HANDOKO

Sudah! kain selendang itu jangan diturunkan. Kuhadiahkan pada tuan Rianto, karena saya telah diperbolehkan menumpang kapal ini dengan gratis.

RIANTO

Terima kasih.

(Sesudah peristiwa itu, perjalanan Kapal Bahari Lestari berjalan dengan lancar. Kapal dapat merapat dengan selamat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Handoko sebelum berpisah saling meminta alamat rumah dan handphone Wibowo).

HANDOKO

“Insya'Allah, saya pasti ke rumah tuan Wibowo.

(Handoko sambil mengangkat tangan sebagai tanda perpisahan. Dalam sekejap Handoko sudah memacu sepeda motornya, sedang Wibowo dan Astuti naik taxi untuk pulang menuju rumah. Rianto yang sekarang menjadi saudagar sibuk dengan urusan barang dagangan).

CUT TO:

46. EXT : TAMU DI PAGI HARI

      Pagi-pagi benar Handoko ke rumah Wibowo. Walau masih pagi, udara kota Surabaya tidak terasa dingin. Membengkaknya jumlah industri dan kendaraan tenaga bahan bakar minyak telah memberi andil menaikkan suhu udara. Asap terutama gas karbondioksida bila naik ke atmosfer akan menyelaputi bumi. Sinar matahari yang terus diterima bumi selain diserap, sebagian juga dipantulkan kembali ke angkasa, namun karena di angkasa terjadi penimbunan bahan pencemar. Sinar dari bumi akan dikembalikan lagi ke bumi, sehingga suhu bumi makin panas. Kejadian ini dinamakan efek rumah kaca atau green house effect.

      Ketika Handoko datang, Wibowo sedang menikmati sarapan pagi. Wibowo lalu mengajak Handoko untuk ikut menikmati nasi goreng dengan lauk telur ceplok mata sapi olahan Astuti. Tanpa sungkan-sungkan Handoko ikut mengambil nasi dan menikmati.

HANDOKO

Wah ... nikmat sekali nasi goreng bu Astuti!

(komentar Handoko setelah menikmati nasi goreng, sambil mengipasi wajah dengan selembar Koran, kepedesan lombok).

WIBOWO

Beginilah kota Surabaya ini terasa lebih panas.

(Sambung Wibowo, yang wajahnya juga berkeringat).

HANDOKO

Tuan Wibowo, bisakah tuan mengantar saya untuk menikmati keindahan kota Surabaya ini?

WIBOWO

Jelas bersedia tuan, bukankah sudah saya sampaikan ketika di kapal!

HANDOKO

Apa saja yang bisa dilihat?

Banyak tuan, ada pelabuhan Tanjung Perak, stasiun Kereta Api, ada Musium dan masih banyak yang lain.

HANDOKO

Wah ... tapi tempatnya panas tuan!

WIBOWO

Ya ... kalau kepingin yang dingin ke supermarket saja, banyak AC-nya.

HANDOKO

Tidak suka tuan, kurang alami

WIBOWO

Bagaimana kalau kita ke Kebun Binatang?

HANDOKO

Bonbin Wonokromo, setuju!

CUT TO:

47. EXT : DI KEBUN BINATANG SURABAYA

        Dalam sekejap Wibowo dan Handoko sudah meninggalkan halaman rumah. Sepeda motor dijalankan perlahan-lahan, sambil menikmati keindahan kota Surabaya. Kini Surabaya berkembang menjadi kota metropolitan dengan dilengkapi bangunan-bangunan yang menjulang tinggi. Tidak lupa penghijauan di pinggir jalan telah berhasil dilaksanakan, sehingga sangat rimbun dan menambah kesegaran lingkungan kota.

WIBOWO

Telah sampai tuan!

(Sesaat setelah sepeda sampai di gerbang monumen Ikan Sura dan Buaya di halaman Kebun Binatang Wonokromo Surabaya).

HANDOKO

Ternyata dekat..ya..

WIBOWO

Silakan memarkir sepeda, saya mau beli karcis.

CUT TO:

48. EXT : AREA DALAM KEBUN BINATANG SURABAYA

         Suasana pagi masih belum banyak pengunjung yang datang, sehingga dengan lenggang-kangkung Wibowo dan Handoko menikmati pemandangan aneka fauna dan flora yang ada di kebun binatang. Kebun binatang memang termasuk satu di antara banyak tempat perlindungan fauna dan flora. Bahkan di kebun binatang sering dilakukan penangkaran, terutama jenis fauna agar tidak musnah.

     Di Kebun Binatang Wonokromo dapat ditemukan fauna yang bertubuh besar, seperti gajah dan Badak jawa sampai yang bertubuh kecil seperti Bajing tanah dan Landak. Ditemukan pula aneka burung yang bertubuh besar seperti Burung Unta. Ukuran tubuh Burung Unta yang besar mampu menggendong manusia. Sekarang banyak diternakkan Burung Unta. Daging yang rendah kolesterol, menjadikan harga jualnya sangat mahal. Dalam kebun binatang juga ditemukan si bulu indah, Merak dan Cendrawasih serta penjaga malam yakni Burung Hantu Kukuk Beluk.

       Dalam kebun binatang terasa sangat sejuk dengan tumbuhnya aneka flora seperti Beringin dan didominasi tanaman Trembesi serta Angsana. Selama perjalanan Wibowo terus bercerita tentang keadaan yang dilewati. Namun aneh Handoko seolah tidak menaruh perhatian yang diucapkan Wibowo, sehingga mengundang pertanyaan Wibowo.

WIBOWO

Apakah tuan Handoko sering ke Surabaya?

HANDOKO

Sebenarnya Surabaya bukanlah tempat yang asing. Saya terlahir di pinggiran Kota Surabaya.

WIBOWO

Lalu mengapa tuan mengajak ke tempat seperti ini.

HANDOKO

Banyak hal yang ingin saya sampaikan. Disini lebih tenan, tidak terganggu.

WIBOWO

Perihal apa tuan?

HANDOKO

Semoga cerita saya tidak menjadikan tuan marah dan tersinggung.

CUT TO:

48. EXT : DI KEBUN BINATANG HANDOKO MEMBUKA TABIR RAHASIA

       Handoko sambil menggandengan Wibowo untuk diajak duduk pada tempat duduk dari bangku kayu, yang banyak ditemukan di Kebun Binatang Surabaya.

HANDOKO

Masih ingatkah tuan Wibowo dengan nama Abdul Rasid.

WIBOWO

Masih! Bukankah dia yang membantu saya menemukan Astuti istriku.

HANDOKO

Abdul Rasid sebenarnya pembajak yang ulung dan ditakuti di seluruh lautan pasifik. Seluruh pembajak sangat segan bila berhadapan dengan pembajak yang memiliki symbol burung elang terbang mematuk ular.

WIBOWO

Lalu mengapa selendang bersimbol gambar itu tuan juga memiliki. Apakah tuan masih saudara tuan Abdul Rasid?

HANDOKO

Masak tuan lupa, wajah bisa dibuat beda, suara bisa diatur. Masihkah tuan tak ingat dengan perawakan?

WIBOWO

Jadi Abdul Rasid ya ... juga Handoko?

HANDOKO

Benar tuan.

CUT TO:

49.  EXT : MEMAKAN MASAKAN KHAS SURABAYA

       Pembicaraan Handoko dengan Wibowo terhenti, saat di depan mereka telah berhenti seorang wanita, yang menggendong bakul makanan lontong balap khas Surabaya dan kupang Sidoarjo. Rasa kangen pada makanan khas daerah asal, menggugah selera Wibowo dan Handoko untuk menikmati bersama. Selesai membayar makanan Wibowo meneruskan lagi.

WIBOWO

Mengapa Abdul Rasid sangat ditakuti para pembajak? Mengapa Abdul Rasid menunjukkan tempat penyekapan wanita, padahal Abdul Rasid pernah mengatakan akan menghajar orang yang menyekap wanita.

HANDOKO

Abdul Rasid sangat ditakuti. Bahkan Abdul Rasid mendapat gelar raja pembajak di lautan pasifik. Begitu melihat tanda elang mematuk ular sudah membuat nyali pembajak lain menghindar seperti yang pernah tuan Wibowo lihat sendiri.

WIBOWO

Lalu tentang bantuan Abdul Rasid untuk menunjukkan tempat Astuti?

HANDOKO

Sebenarnya dulu Jalal itu anak buahku. Dalam operasi pembajakan kapal pencuri ikan. Abdul Rasid telah ditodong dengan senjata dan hampir saja terbunuh. Untung Jalal datang dan menembak orang tersebut. Jadi Abdul Rasid akhirnya membiarkan Jalal yang jahat itu.

WIBOWO

Jadi tuan telah berhutang nyawa pada Jalal?

HANDOKO

Begitulah kiranya.

WIBOWO

Mungkinkah tuan Handoko, juga Margono?

(Tebak Wibowo, Handoko nampak termenung mendapat pertanyaan Wibowo).

HANDOKO

Kalau benar, apa yang akan tuan lakukan pada Margono ya juga Handoko? Apakah tuan sangat dendam?

WIBOWO

Mulanya saya memang sangat dendam. Pasrah jalan terbaik. Semua itu sebagai kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Tragedi itu telah banyak memberi pelajaran hidup bagiku. Namun yang tidak habis pikir mengapa Margono memaksa untuk memotong daun telinga wanita itu.

HANDOKO

Ceritanya panjang!

CUT TO:

51.  EXT : DI KEBUN BINATANG HANDOKO BUKA TABIR CERITA CINTA

         Handoko menggerakkan tangan, lalu dari saku celana mengambil dompet dan dikeluarkan secarik foto setengah postcard. Tergambar di foto sepasang manusia yang masih belia, yang laki-laki sangat tampan yakni Handoko, sedang yang wanita juga tampak cantik. Di balik foto terdapat tulisan yang berbunyi:

aku Indraswari dan Rasid berjanji saling setia, barangsiapa yang mengingkari janji bersedia menerima hukuman apapun.

Wibowo membaca tulisan di balik foto. Namun masih tanda tanya, apa maksud Handoko menunjukkan bukti foto dan tulisan itu.

WIBOWO

Apa arti semua ini tuan?

HANDOKO

Nama kecil saya Rasid, begitulah orang jahat selain berganti-ganti nama, juga penampilan agar tidak mudah dikenali.  Selanjutnya Handoko meneruskan cerita bahwa ayah Indraswari sahabat karib ayah Handoko. Jaman dulu sangat lazim bila kedua orangtua saling menjodohkan anak, Walau tempat berjauhan Rasid dapat menemui Indraswari, Pertemuan antara Rasid dengan Indraswari ternyata membuahkan hasil. Mereka saling jatuh cinta bahkan cinta mereka diprasastikan dibalik foto mereka berdua. Hari pernikahan telah ditentukan, namun suratan menyatakan lain sepekan sebelum pernikahan, seorang pria lain yang lebih muda melarikan Indraswari. Seluruh acara pemikahan dibatalkan. Kejadian itu sangat menyakitkan hati Rasid dan timbul dendam di hati.

CUT TO:

52.  EXT : DI KEBUN BINATANG HANDOKO BUKA ALASAN JADI PENJAHAT

       Tindakan Rasid membuat sering tidak terkendali, bahkan sering melanggar hukum yakni berprofesi sebagai bajak laut dan perbuatan jahat lain. Hari berganti hari kejengkelan Rasid pada Indraswari masih belum juga reda. Akhirnya dalam suatu kesempatan Rasid memperdaya Indraswari dengan memaksa dokter Wibowo untuk memotong daun telinga.

WIBOWO

Mengapa tuan Handoko memaksa saya untuk memotong daun telinga. Tidak sekalian tuan bunuh saja?

HANDOKO

Telinga bagi masyarakat setempat sangat berarti. Daun telinga merupakan ukuran kecantikan dan martabat Seorang wanita yang kehilangan daun telinga berarti telah kehilangan segala-galanya.

WIBOWO

Oo.. begitu

CUT TO:

53.  EXT : DI KEBUN BINATANG HANDOKO MENGAKU BERTOBAT

        Handoko telah merasa menyesal dengan perilaku masa lalu dan sekarang ingin bertobat. Dalam kesempatan itu inilah, saya mengucapkan mohon maaf pada Wibowo, sebagai salah satu korban kejahatan Handoko.

HANDOKO

Saya menyadari tragedi itu telah membuat tuan Wibowo tidak dapat menjalankan profesi sebagaimana layaknya seorang dokter.

WIBOWO

Sudahlah, tuan itu semua sebagai suratan takdir.

HANDOKO

Sebagai tanda penyesalan saya, terimalah ini secarik chek.

(Handoko sambil menyerahkan sepotong kertas chek yang tertera angka 1 milyar rupiah).

WIBOWO

Saya kira Indraswari lebih pantas menerima chek tuan?

HANDOKO

Indraswari sudah saya beri tuan!

WIBOWO

Baiklah saya terima.

(Dengan berat hati Wibowo menerima sepotong kertas chek dari Handoko)

HANDOKO

(Terimalah tuan, saya kira uang ini cukup untuk membiayai sekolah spesialis sampai tamat dan mungkin bisa untuk membiayai penelitian dalam perakitan jari-jari tangan palsu. Tidak hanya bagi dokter Wibowo, tetapi untuk penderita cacat yang lain).

WIBOWO

Apa rencana tuan selanjutnya?

HANDOKO

Saya ingin berhenti menjadi orang jahat. Saya kira ini penting. Apapun tindakan dan langkah kita kalau moral belum baik,

maka hasil karya kita tak akan berjalan benar dan baik.

(Harapan Handoko agar uang yang dibagikan pada orang lain dapat ikut mengangkat kesejahteraan warga. Mungkinkah sikap taubat Handoko ini mendapat ampunan dari Tuhan Yang Maha Esa. Semua terserah Tuhan, sebab dalam pengadilan Tuhan tidak mengenal rekayasa).

WIBOWO

Sambil menanti hari tua, apa yang akan tuan lakukan?

HANDOKO

Saya akan tinggal menetap  ke Surabaya saja!

WIBOWO

Melakukan kegiatan apa tuan?

HANDOKO

Saya akan jadi peternak dan petani

WIBOWO

Cita-cita yang baik, semoga berhasil.

 HANDOKO

Kalau  tuan Wibowo, apa yang akan dilakukan selain meneruskan sekolah?”

WIBOWO

Saya akan mencoba betemak telur semut rangrang. Pemeliharaan enteng, tak perlu perhatian tiap hari, ya ... bisa ditinggal.

HANDOKO

Wow …menarik sekali..pangsa pasarnya bagus, semoga nanti bisa berkolaborasi dengan saya.

(Dirasa cukup, Wibowo mohon diri untuk pulang. Wibowo menolak dibonceng Handoko. Wibowo rindu naik mobil Angkot atau angkutan kota. Sebelum naik angkot Wibowo mengucapkan kata perpisahan)

HANDOKO

Lain waktu kita ketemu lagi ya.., hubungi lewat handphone bila membutuhkan!

(Ucapan handoko sambil melambaikan tangan kanannya)

WIBOWO

Kalau begitu, kita berbagi selamat saja, ya ...!

(Juga sambil melambaikan tangan kanannya. Kini Wibowo sangat menyadari bahwa dia telah mengabdi untuk kemanusiaan dengan tulus. Bertindak lurus, tetapi semua telah terjadi. Orang lain telah mencemari dengan kejahatan. Hidup dokter Wibowo terbias menjadi condromowo atau candramawa, yakni warna putih yang tercampuri warna hitam. Namun dokter Wibowo tidak sendiri. Masih banyak condromowo yang lain.

Korupsi, kolusi dan nepotisme sebenarnya merupakan condromowo, yakni sinar kebenaran yang sedang terinfeksi penyimpangan atau kebatilan. Begitu pula pada perbuatan judi, perampokan, penjarahan dan pembakaran harta hak milik orang lain.

Alam juga mengalami condromowo. Langit yang biru dengan awan putih telah tercemar awan hitam yang berasal dari kebakaran hutan. Sungai dengan air yang jernih menjadi kotor karena erosi dan pencemaran.

Bagi dokter Wibowo, condromowo dalam kehidupannya sehingga membuat tangan cacat dan mengganggu pekerjaan tidak mengurangi kebahagiaan hidup. Semua rintangan dan halangan hidup diterima dengan lapang dada. Di masa mendatang akan hati-hati, bijaksana dalam bertindak serta selalu bertagwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kilatan berarti cahaya yang berkelebat cepat. Dengan demikian kilatan condromowo, seperti percampuran baik buruk, terpuji dan tidak terpuji yang berlangsung dengan sangat cepat.

Kejahatan-kebatilan akan selalu kalah,

sementara kebaikan-kebijaksanaan akan selalu menang ).

CUT TO:

54. EXT : DITANGKAP POLISI

       Sementara itu Handoko yang berdiri di trotoar melepas kepergian dokter Wibowo, tidak menyadari bahwa disampingnya telah dikepung enam  orang polisi reserse. Dengan sigap dua polisi, segera memborgol kedua tangan Handoko. Merasa dipaksa, Handoko sangat terkejut:

HANDOKO

Apa-apaan ini?

POLISI

Tuan kami tangkap!

Silahkan nanti tuan membela diri di sidang pengadilan.

(Handoko selanjutnya digiring terborgol dan dimasukkan ke dalam mobil patroli yang telah disediakan untuk dibawa menuju kantor polisi. Handoko akan mempertanggungjawabkan  seluruh perbuatan yang telah dilakukan).

CUT TO:

55. EXT : PENUTUP

      Film ditutup dengan menampilkan secara roll dari atas ke bawah. Dengan tulisan berikut.

Kilatan berarti cahaya yang berkelebat cepat

Condromowo atau candramawa,yakni warna putih tercampuri warna hitam

kebaikan mendapat perlawanan dari kejahatan

  Kilatan condromowo, seperti percampuran kejahatan-kebatilan,

dengan kebaikan-kebijaksanaan,

kejahatan-kebatilan selalu kalah dan kebaikan-kebijaksanaan yang selalu menang

 *TAMAT*

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar