1.INT.RUMAH RATU (SEMARANG)-RUANG MAKAN-PAGI
Ratu sedang menyiapkan sarapan di meja makan. Terlihat Heru, suaminya sedang mengaduk-ngaduk kopi dalam gelas.
SOUND EFFECT – Ponsel Ratu berbunyi
Ratu menghentikan aktivitasnya, dilihatnya layar ponsel, kontak dengan nama PAPA memanggil.
RATU
Assalamualaikum, Pah. Tumben pagi-pagi telepon, ada apa?
PAK SYAMSUL (ONLY SOUND)
Waalaikumsalam, Nak. Papa mau mengabari tentang Bima.
RATU
Bima kenapa, Pah?
PAK SYAMSUL (ONLY SOUND)
Bima, besok menikah?
RATU
(Kaget)
Apa??!!! Bima menikah????
Sama siapa? Kok mendadak, Pah?
PAK SYAMSUL (ONLY SOUND)
Papa juga dikasih tahu semalam sama Bima, ini Papa lagi siap-siap mau ke Sukabumi sama supir kantor Papa. Sekalian bawain barang-barang Bima.
RATU
Sukabumi?? Bima nikah sama orang sana, Pah?
PAK SYAMSUL (ONLY SOUND)
Iya, Bima nikah sama Anggit, anaknya Maya. Ceritanya panjang, Nak.
RATU
Ini aku masih aneh deh, Pah. Kok mendadak banget!
PAK SYAMSUL (ONLY SOUND)
Ya, benar-benar mendadak. Nanti saja kamu denger ceritanya langsung dari Bima. Besok acaranya cuma akad aja, kok. Belum ada resepsi apa-apa.
RATU
Ya udah, tapi aku sama Mas Heru kayaknya nggak bisa ke sana, kebetulan besok kita ada acara, Pah.
PAK SYAMSUL (ONLY SOUND)
Eggak apa-apa, Nak. Doain aja, semoga besok acaranya lancar. Salam buat Heru, ya.
RATU
Aamiin, Pah. Pasti Ratu doain dari sini. Papa mau berangkat sekarang?
Hati-hati ya, Pah.
Ratu menutup teleponnya.
HERU
(Memandang Ratu)
Ada apa, Bun?
RATU
(Menyimpan ponsel)
Bima mau nikah besok, Mas.
HERU
(Kaget)
Mendadak banget, kenapa katanya?
RATU
Aku juga nggak tahu, Mas. Papa bilang nanti aja denger ceritanya langsung dari Bima. Cuma akad aja, belum ada resepsi.
Heru nampak mengingat sesuatu..
HERU
Mas baru inget, Bun. (beat) Mas belum cerita ya sama, Bunda.
Ratu menatap suaminya tak mengerti.
HERU (CONT’D)
Waktu itu, tiga bulan yang lalu. Saat Mas ada acara di Jakarta. Mas ketemu sama salah satu temen Papa, dia orang Sukabumi. Lupa namanya siapa, ya?
RATU
(Menatap suaminya)
Terus, emang ada apa sama orang Sukabumi itu?
Heru menceritakan kejadian tersebut.
CUT TO FLASH BACK :
2.INT.PT GREENCE-AULA-SORE (FLASH BACK)
Heru sedang memperlihatkan layout bangunan yang akan dia buat untuk sebuah proyek besar. Semua nampak setuju. Heru kemudian meng-close windownya sehingga foto yang menjadi walpaper laptop nampak di layar infocus.
Pak Idrus memperhatikan foto walpaper itu, dan beranjak mendekati Heru.
PAK IDRUS
(Mengulurkan tangan)
Saya, Om Idrus. Rekan bisnis Papa kamu.
HERU
(Meraih uluran tangan Pak Idrus)
Oh iya, Om. Saya Heru.
PAK IDRUS
Maaf jika saya lancang bertanya,
(Menunjuk laptop) mereka keluarga kamu juga?
HERU
Iya, Om. Mereka keluarga saya, Ayah mertua dan adik ipar saya.
PAK IDRUS
(Menunjuk foto Bima)
Apa ini, Bima?
HERU
(Mengangguk pelan)
Iya, Om. Itu Bima, Om mengenalnya?
PAK IDRUS
Tampan sekali Bima. Dia sudah lulus kuliah, ngambil Fakultas apa?
HERU
Itu sebenarnya foto lama, Om. Saat Bima wisuda. Dia kuliah di Fakultas Kedokteran.
PAK IDRUS
Fakultas Kedokteran?
HERU
Iya, Om. Dia masuk Fakultas Kedokteran lewat jalur beasiswa. Dan sekarang adik saya itu sudah menjadi Dokter muda, bahkan nilai UKMPPD-nya sangat luar biasa, Om. Adik saya itu memang cerdas.
PAK IDRUS
Bima memang cerdas sejak kecil, dulu dia teman anak saya. Semenjak mereka pindah ke Bandung, kami tidak pernah bertemu lagi.
HERU
Om dari Sukabumi, ya?
PAK IDRUS
(Mengangguk)
Iya,
SOUND EFFECT – Suara ponsel Heru
HERU
Maaf, Om. Istri saya telepon.
PAK IDRUS
Silakan, saya permisi dulu.
FLASH BACK CUT TO :
3.INT.RUMAH RATU (SEMARANG)-RUANG MAKAN-PAGI
Ratu mendengarkan cerita suaminya.
HERU
Waktu itu mas lupa mau cerita.
RATU
(Memaksa)
Coba ingat-ingat lagi, Mas. Siapa namanya?
HERU
(Mengingat-ingat)
Darus! Fairus!
RATU
(Menebak)
Idrus!!
HERU
(Matanya bersinar)
Sepertinya itu, Bun. Om Idrus.
CUT TO :
4.INT.RS BINA KELUARGA-AREA PARKIR-SIANG
Tiara keluar dari mobilnya. Dia berjalan ke arah pintu masuk Rumah Sakit khusus Dokter dan Suster. Tak sengaja dia mendengar dua orang suster berbisik-bisik.
SUSTER 1
Serius, Dokter Bima mau nikah?
SUSTER 2
Aku denger sih gitu, nggak nyangka ya, ternyata Dokter Bima punya pacar juga.
Kedua suster itu tertawa bersama-sama.
TIARA
(Mendengar bisikan mereka)
Bima?? Menikah???
CUT TO :
5.INT.RS BINA KELUARGA-RUANG INFORMASI-SIANG
Tiara menghampiri Ina.
INA
Selamat siang, Dokter Tiara?
TIARA
Hai In, selamat siang.
INDRI
(Dari arah belakang Tiara)
Selamat siang Tiara?
TIARA
(Sambil berbalik)
Indri?
INDRI
Absen dulu, yu?
TIARA
Kamu, bukannya jaga malem, Ndri?
INDRI
(Mengangguk)
Harusnya sih gitu, tapi tadi pagi Dokter Mona telepon dan aku disuruh gantiin Bima.
TIARA
(Mengerutkan kening)
Oh gitu, Bima nggak masuk, ya?
Tiara kembali menatap Ina.
TIARA
(Menyelidik)
In, ada sesuatu?
INA
(Mengangguk pelan)
Aku denger sih, Dokter Bima cuti nikah, Dok.
TIARA
Nikah?! Bima nikah?!
Ina mengangguk pelan.
CUT TO :
6.EXT.RUMAH ALVIN-TERAS-SIANG
Pak Syamsul baru sampai di Sukabumi dan Pak Dedi menyambutnya dengan rona bahagia.
PAK DEDI
(Memeluk Papa Bima)
Apa kabar, Mas Syamsul?
PAK SYAMSUL
(Dalam pelukan)
Alhamdulilah, sehat.
PAK SYAMSUL (CONT’D)
(Melepaskan pelukan)
Saya turut berduka cita atas meninggalnya Alvin.
PAK DEDI
(Mengangguk pelan)
Iya, Mas. Mungkin ini memang sudah takdir Alvin.
PAK SYAMSUL
Bima, kemana, Ded?
PAK DEDI
Bima dari pagi keluar, dan mungkin dia juga langsung ke KUA bersama Idrus, mengurus administrasi pergantian nama.
Mereka pun berjalan ke dalam rumah.
CUT TO :
7.EXT.KUA-DEPAN KANTOR-SORE
Pak Idrus, Bima dan salah satu pergawai KUA keluar dari kantor KUA.
PEGAWAI KUA
Jangan lupa, berkas-berkas yang kurangnya segera disusulkan nanti, ya.
BIMA
(Mengangguk)
Baik, Pak. Terima kasih.
SOUND EFFECT – Suara ponsel Bima
Mata Bima melirik layar Ponsel.
BIMA (VOICE OVER)
Tiara!
BIMA
Pak, Om, maaf saya angkat telepon dulu sebentar.
Bima sedikit menjauh dari mereka.
BIMA
(Menekan tombol terima)
Hallo, Ra.
TIARA (ONLY SOUND)
(Dengan nada kecewa)
Kamu masih di Sukabumi, Bim?
BIMA
Iya, Ra. Aku masih di sini.
TIARA (ONLY SOUND)
Kapan balik ke Bandung?
BIMA
(Diam sejenak)
Kurang tau, Ra. Mungkin lusa.
TIARA (ONLY SOUND)
Bim, kamu ...
PAK IDRUS
(Di belakang Bima)
Bima! Yuk, kita pulang.
BIMA
(Berbalik ke arah Pak Idrus)
Iya, Om. Sebentar.
BIMA
Hallo, Ra. Nanti aku telepon balik, ya. Aku mau pulang dulu.
TIARA (ONLY SOUND)
(Mendengar suara Pak Idrus)
Emang kamu sekarang lagi di mana?
BIMA
Aku baru keluar dari KUA. Nanti aku telepon balik, ya. Bye
Bima menutup teleponnya.
CUT TO :
8.INT.RS BINA KELUARGA-RUANG IGD-SORE
Tiara duduk di meja kerjanya, telapak tangannya menutupi seluruh wajahnya.
TIARA (VOICE OVER)
(Merasa sakit)
KUA?? Ternyata benar Bima mau nikah.
Indri menepuk bahu Tiara dengan lembut. Dan duduk di samping Tiara.
INDRI
Kenapa, Ra?
TIARA
(Membuka wajahnya)
Nggak apa-apa, Ndri.
INDRI
Bohong, kamu lagi mikirin Bima, kan?
Tiara menatap Indri lekat. Air matanya jatuh. Tiara mengangguk pelan.
INDRI (CONT’D)
Bima itu memang sosok yang tidak mudah ditebak. Dan yang aku perhatikan selama ini, Bima memang menyimpan sesuatu di masa lalunya. Entah apa itu? dan sepenglihatanku, ketidakpekannya terhadap perempuan-perempuan di sekelilingnya, itu karena dia sudah menyimpan seseorang yang spesial dalam hatinya.
TIARA
Iya, Ndri. Bima memang tertutup sekali dengan masalah pribadinya.
INDRI
Ra, aku tahu kok. Kamu suka sama Bima. Tapi, kamu harus kuat ketika Tuhan tidak memberikan apa yang kamu harapkan.
Tiara menarik napasnya dalam-dalam.
TIARA (VOICE OVER)
Aku memang tak berhak marah pada Bima, karena dia bukan siapa-siapa aku.
Indri memeluk Tiara dari samping.
FADE OUT