1.INT.RUMAH BIMA-KAMAR-PAGI
Akhir-akhir ini Bima memang rajin melihat kalender. Dan untuk kesekian kalinya, mata Bima diarahkan pada kalender meja di kamarnya.
BIMA
Enam hari lagi pernikahan Anggit
Ahhh ... kenapa, ya? Semakin dekat pernikahan Anggit, aku malah semakin nggak bisa lupain dia. Tiga belas tahun, waktu yang sangat panjang itu seharusnya bisa membuang kenangan dan perasaan aku sama Anggit. Tapi, kenapa sulit sekali.
SOUND EFFECT – Suara pintu kamar Bima diketuk.
PAK SYAMSUL
(Dari balik pintu)
Bim,
BIMA
(Bima segera membuka pintu)
Iya, Pah.
PAK SYAMSUL
(Berdiri di daun pintu)
Kamu nggak sarapan?
BIMA
Nanti aja, Pah. Soalnya hari ini Bima masuk siang. Oh ya, Pah. Anggit ngundang kita ke acara pernikahannya
PAK SYAMSUL
Kapan?
BIMA
10 Oktober, Pah.
PAK SYAMSUL
(Merenung)
Semoga kita bisa ke sana, Bim. Papa berangkat dulu, ya.
BIMA
(Mengangguk)
Iya, Pah. Hati-hati.
CUT TO :
2.INT.PT GLOSS INDONESIA-RUANG KERJA-PAGI
Alvin merenung di ruangannya. Ada rasa di hatinya yang belum terbebaskan, yaitu rasa bersalahnya pada Bima.
ALVIN (VOICE OVER)
Apa aku harus bilang semuanya pada Bima, ya. Tentang pengorbanan dia pada Anggit yang diambil alih atas nama aku.
Pintu ruangannya terbuka, Pak Rio Kepala Direktur perusahaan yang juga sahabat Papanya nampak di daun pintu.
Alvin segera berdiri.
ALVIN
(Agak membungkuk)
Selamat pagi, Om
PAK RIO
(Nampak serius)
Pagi, Vin. Ada yang ingin Om bicarakan sama kamu.
ALVIN
Kenapa tidak memanggil Alvin untuk ke ruangan Om saja, malah Om yang ke ruangan Alvin. Alvin nggak enak jadinya.
PAK RIO
Nggak apa-apa, Vin. Om duduk, ya?
ALVIN
(Mempersilakan)
Iya, Om. Silakan.
Alvin mengambil kursinya. Agar dia bisa duduk berhadapan dengan Pak Rio.
PAK RIO
Tanggal 6 nanti ada pendidikan kepegawain di PT ONY Bandung.
Dan Om menugaskan kamu ke sana. Hanya satu hari kok. Sorenya kamu sudah bisa pulang lagi ke Sukabumi.
ALVIN
(Menimbang-meninbang)
Jam berapa Om acaranya dimulai?
PAK RIO
Sekitar pukul 10.00, kamu bisa berangkat sebelum subuh dari sini.
Kalau kamu mau, nanti supir Om yang nganter kamu ke sana. Gimana, Vin?
ALVIN
Baik, Om. Tapi, biar Alvin bawa mobil sendiri saja.
PAK RIO
(Sambil berdiri)
Ya, sudah. Nanti Om suruh sekretaris untuk print jadwal acaranya, ya.
ALVIN
Iya, Om.
Pak Rio beranjak keluar dari ruangan Alvin. Alvin segera memposisikan kursinya ke tempat semula.
ALVIN
PT. ONY, kalau nggak salah bisa ditempuh waktu satu jam ke Rumah Sakit Bina Keluarga. Apa aku temui Bima dulu sebelum pulang lagi ke Sukabumi? Untuk minta maaf dan mengatakan semuanya.
CUT TO :
3.INT.RUMAH SAKIT BINA KELUARGA-RUANG INFORMASI-SIANG
INA
(Memanggil Bima)
Dokter Bima!
BIMA
(Menghentikan langkah dan menghampiri Ina)
Kenapa, In?
INA
Dokter Mona memanggil Dokter Bima ke ruangannya.
BIMA
(Mengangguk pelan)
Iya, saya segera ke sana. Terima kasih, In.
INA
Sama-sama, Dok.
CUT TO :
4.INT.RUMAH SAKIT BINA KELUARGA-RUANG KEPALA PELAYANAN MEDIS-SIANG
Dokter Mona mempersilakan Bima untuk duduk setelah Bima masuk ke ruangannya.
BIMA
Dokter memanggil saya?
DOKTER MONA
Iya, Tanggal 6 nanti ada seminar untuk Dokter Umum di Rumah Sakit Sejahtera Jakarta, narasumbernya Dokter Gleen, salah satu Dokter Rumah Sakit Australia. Dan saya ingin Dokter Bima yang berangkat untuk mengikuti seminar tersebut.
BIMA
Berapa hari seminarnya, Dok?
DOKTER MONA
Kalau dilihat dari jadwalnya itu dua hari. Tapi sepertinya Dokter Bima harus berangkat besok sore. Karena acaranya dimulai pagi. Bagaimana?
BIMA
(Mengangguk cepat)
Baik, Dok
DOKTER MONA
Bagus, ini yang saya suka dari Dokter Bima. selalu cepat memutuskan sesuatu. Untuk semua fasilitas Dokter Bima selama di Jakarta. Sudah diurus Wakadir Umum. Dokter Bima berangkat menggunakan mobil rumah sakit. Apa Dokter Bima perlu seorang suster untuk menemani?
BIMA
Baik, Dok. Saya rasa tidak usah. Saya bisa mengurus semuanya sendiri.
DOKTER MONA
(Mengangguk)
Baik, terima kasih Dokter Bima.
BIMA
Sama-sama, Dok. Kalau begitu saya pamit
DOKTER MONA
Silakan.
CUT TO :
5.INT.RUMAH ANGGIT-KAMAR-MALAM
Anggit menutup laptopnya. Dia membuka ponsel yang semenjak sore tak disentuhnya. Anggit memperjelas matanya.
ANGGIT
Ini Bima tumben upload status,
Anggit membuka status Bima. Terekspos foto Bima dan Tiara yang sedang tersenyum manis.
ANGGIT
(Memperhatikan foto)
Cantik sekali, siapa dia?
Anggit mengomentari status Bima, dia lupa bahwa Alvin melarangnya untuk chat Bima.
ANGGIT
(Dalam komentar)
Wahh, siapa dia, Bim? Cantik sekali. Pacar kamu, ya?
Tak lama Bima pun membalas.
BIMA (ONLY SOUND)
(Dalam pesan)
Nanti aku kenalin deh. Aku ajak dia ke acara pernikahan kamu nanti, kok
ANGGIT
(Dalam pesan)
Oke deh, aku tunggu, ya.
Bima tak membalas pesan Anggit yang terakhir.
ANGGIT
(Menggerutu)
Tuh, kan! nggak dibales lagi. Cuma diread doang.
Anggit segera menghapus riwayat percakapannya dengan Bima. Dia meletakkan ponselnya di atas meja. Baru saja Anggit beranjak. Ponselnya berbunyi.
SOUND EFFECT – Suara ponsel Anggit
Nama Alvin menari-nari di layar ponsel Anggit.
ANGGIT
(Menerima telepon)
Hallo, Vin.
ALVIN (ONLY SOUND)
Git, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.
ANGGIT
Iya, kenapa, Vin?
ALVIN (ONLY SOUND)
Tanggal 6 nanti aku ada pelatihan di Bandung. Cuma satu hari kok.
ANGGIT
(Kaget)
Lho, memangnya tanggal 6 kamu belum cuti, Vin?
ALVIN (ONLY SOUND)
Aku ajuin cuti nanti tanggal 8 sepulang dari Bandung
ANGGIT
(Merasa khawatir)
Vin, aku kok nggak enak hati, ya. Bingung juga sih ngomongnya.
Calon pengantin... bukannya nggak boleh bepergian jauh ya, Vin?
ALVIN (ONLY SOUND)
(Tertawa)
Kamu kok gitu sih ngomongnya, Git.
Aku bakal hati-hati kok, sayang. Kamu doain aku aja, yaa.
ANGGIT
Ya udah, kamu harus hati-hati, ya. Aku sayang kamu, Vin
ALVIN (OLNY SOUND)
Apalagi aku, Git. Aku lebih sayang sama kamu. Udah ya, kamu tidur gih. Bye.
Anggit mematikan teleponnya dengan rasa khawatir.
CUT TO :
6.INT.RUMAH TIARA-KAMAR-MALAM
Wajah Tiara tiba-tiba berseri saat dilihatnya status Bima yang mengupload foto mereka berdua. Dengan cepat dia mengomentari fotonya sendiri.
TIARA
(Mengirim pesan)
Aku maluuu, kenapa di upload?
BIMA (ONLY SOUND)
(Membalas pesan)
Nggak boleh, ya? Aku hapus lagi deh.
TIARA
(Mengirim pesan)
Eh, jangan dong. Aku malah seneng, Bim.
Oh ya, aku denger dari Dokter Mona besok kamu berangkat seminar, ya?
BIMA (ONLY SOUND)
(Membalas pesan)
Iya, Ra. Doain ya.
TIARA
(Mengirim pesan)
Pasti, hati-hati, ya. Jangan lupa kabari aku. Untuk tanggal 10 nanti, kita jadi kan ke Sukabumi?
BIMA (ONLY SOUND)
(Membalas pesan)
Jadi, Ra. Ya udah, aku tidur duluan ya. Bye.
TIARA
(Mengirim pesan)
Oke, Bim. Mimpi indah, ya.
Tiara tersenyum sendiri setelah membalas pesan Bima. Laki-laki yang dia kagumi selama enam tahun itu, kini seakan memberi umpan harapan pada Anggit.
FADE OUT