INT. RESTORAN - LATER
MUSIK DANGDUT semakin keras terdengar. Tampak meja berantakan oleh botol-botol miras, mangkok bakso, dan bungkus camilan-camilan.
Bara meneguk botol miras sampai habis yang langsung DISORAKI Ujang Codet dan beberapa Security Berjas, sementara Security Berjas lain mengawasi Bara dari kejauhan.
Ujang Codet yang mabuk berat menyerahkan sebotol miras pada Bara yang kemudian langsung Bara teguk cepat-cepat.
Ujang Codet yang tertawa menyaksikan aksi Bara tiba-tiba didekati oleh Security Berjas 2, yang pandangannya terus mengawasi Bara.
Bara kembali meneguk habis botol itu. Pandangan Bara mulai bergoyang-goyang.
Bara yang setengah sadar melihat Security Berjas 1 tengah mengobrol dengan Sheryl yang tengah berjalan keluar.
Tiba-tiba tangan Ujang Codet menyodorkan botol lain kepada Bara.
Bara mengambil botol itu meski sudah sempoyongan. Botol yang Bara pegang jatuh menggelinding, mengenai botol-botol miras lainnya.
Ujang Codet yang juga mabuk melihat Bara kebingungan. Dia semakin terlihat buram.
Ujang Codet menghitung jarinya satu persatu, lalu kembali lagi. Dia kemudian mengacungkan empat jari.
Pandangan Bara semakin terlihat bergoyang hebat. MUSIK DANGDUT dan SUARA TAWA berdengung semakin keras. Pengihatan semakin samar dan bergoyang-goyang.
Sekilas terlihat Para Security Berjas saling TERTAWA-TAWA. Lalu Security Berjas 1 tiba-tiba kembali bernyanyi dalam keadaan mabuk ditemani oleh Kinan yang berseragam polisi.
Sekilas Tiga Security Berjas yang berada di hadapan Bara berubah menjadi Ipung, Hasan, Dan Rizki.
Bara kemudian membelalak ketika melihat RATU GUNUNG ADIL, Perempuan berbadan tinggi yang berpakaian tradisional jawa dan sangat anggun, duduk di seberangnya, memperhatikan.
Bara menggelengkan kepalanya. Dia kembali meneguk botol miras yang dia pegang.
Ujang yang sempoyongan memegang dua botol miras langsung sumringah.
Bara asal menunjuk sekitar. Ujang dan Para Security Berjas MENYORAKINYA.
Bara kembali meneguk mirasnya. Lalu menunjuk ke depan.
Bara kembali sempoyongan, membuatnya hampir jatuh. Dia segera menggelengkan kepala dan begitu selesai menggelengkan kepala, tiba-tiba…
EXT. DEPAN RUSUN KAMPUNG HILIR. LT DASAR - SORE
Bara sudah berada di Rusun Kampung Hilir. Warga-warga rusun berkerumun mengelilinginya sambil berbisik satu sama lain. Beberapa ada yang merekam ke depan. Bara tidak sadar dan terus saja mengumpat.
Bara cegukan. Dia tampak kebingungan, baru sadar tiba-tiba berpindah tempat. Dia celingukan ke kiri ke kanan lalu tidak sangaja melihat sebuah limousine putih pergi dari rusun.
Bara yang masih mabuk, memicingkan mata melihat limousine itu. Namun ia memutuskan untuk meneguk kembali miras yang masih dia pegang, lalu kembali menengok Warga Rusun dengan pandangan kesal.
Dari tengah kerumunan warga, Ipung, Hasan, dan Rizki muncul lalu berlari ke arah Bara yang semakin sempoyongan tapi terus menegak mirasnya.
Ipung menarik tangan Bara, untuk mengajaknya pergi.
Bara menepis keras hingga sikutnya menghantam wajah Ipung, membuat Ipung terjatuh dan hidungnya berdarah.
Dari tengah kerumunan, Arum tersentak kaget dan segera mendatangi suaminya.
Bara kembali menunjuk ke warga meskipun Hasan dan Rizki datang menghadang. Di belakang mereka, tampak Arum sedang membantu Ipung bangkit.
Para warga telihat takut sementara yang lain terlihat kesal.
Bara terdiam kaget.
Bara menengok ke arah lain. Wajahnya semakin memerah, naik pitam. Dia mulai berjalan maju tapi Hasan dan Rizki semakin menahannya.
Ipung segera berlari ke tengah. Berusaha menenangkan Para Warga dan Bara.
Bara semakin marah. Dia melepaskan dirinya dari Hasan dan Rizki lalu berjalan maju ke warga.
Bara yang sempoyongan mendekati warga sambil menunjuk dengan kesal. Ipung, Hasan, dan Rizki berusaha menahan.
Beberapa warga ada yang berlari kabur sementara sisanya tetap berdiri dengan tatapan marah.
Bara tersentak hebat. Merasa di tantang. Ipung semakin menahan Bara untuk maju.
Sebuah tinju melayang ke wajah Ipung sehingga dia tersungkur jatuh.
Bara mendekati Ipung membuat Arum kaget dan segera menarik tangan Bara dari belakang, membuat Bara menengok.
Bara yang dipenuhi amarah mendorong Arum hingga terjatuh, membuat istri Ipung yang tengah mengandung itu mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya.
Bara menggeram hebat. Semua warga melihat, ada yang mencibir, ada yang terlihat khawatir, dan beberapa mulai berlari pergi.
Bara semakin Menggeram, tapi tiba-tiba saja pipinya menggelembung dan…
Bara muntah. Dia lalu jatuh tergeletak dan tak sadarkan diri.
Semua menjadi hitam.