EXT. RUSUN KAMPUNG HILIR. DEPAN RUSUN - PAGI
Bara berjalan menuju Rumah Susun dengan tenang. Di depan Rusun, dia melihat limousine putih dan beberapa mobil mewah lain berjajar. Di depan limousine putih itu, Ujang Codet beserta Para Security Berjasnya berdiri mengawasi.
Ujang Codet yang melihat Bara datang, langsung melambaikan tangan.
Ujang Codet menunjuk ke arah rusun.
Bara tersenyum kecil.
Bara tidak membalas. Dia terus berjalan pergi meninggalkan Ujang Codet yang melongo tidak mengerti.
EXT. RUSUN KAMPUNG HILIR. LT DASAR - PAGI
Bara masuk ke rusun dan tampak warga-warga berkerumun sembari celingak-celinguk dan mengobrol dengan antusias.
Di antar kerumunan itu, terdapat Ipung, Hasan, dan Rizki yang masih tampak babak belur, ikut menyaksikan dengan antusias.
Ketika Rizki berbalik, dia terkejut melihat Bara. Dia segera menepuk kedua temannya. Begitu mereka berbalik, mereka ikut terkejut.
Hasan dan Rizki memasang kuda-kuda sementara Ipung masih terdiam kaget. Akan tetapi, Bara langsung memeluk Ipung. Membuat ketiganya bingung.
Bara melepaskan pelukannya. Lalu menatap Ipung, dengan penuh perasaan bersalah.
Ipung memandang Bara yang menunduk sedih. Dia pun tersenyum kecil.
Bara menghela nafas lega. Dia pun menepuk pundak Ipung. Ipung, Hasan, dan Rizki saling lihat heran. Dengan enggan Hasan mendekati Bara.
Bara menggeleng.
Ipung, Hasan, dan Rizki kompak menggeleng. Bara menghela nafas lega.
Bara berjalan menuju tangga Rusun sementara Ipung, Hasan, dan Rizki menyaksikan Bara pergi.
Ipung tersenyum.
INT. RUSUN KAMPUNG HILIR. LT 2 - PAGI
Bara berjalan melewati lorong lantai 2 rusun. Dia tersenyum beberapa kali ketika melewati TETANGGA-TETANGGA yang berkerumun sambil bergossip dengan antusias.
Para Tetangga tidak menghiraukan Bara karena terlalu asik bergossip. Bara terus berjalan tenang sambil melewati kerumunan tetangga lainnya, yang sama-sama asik bergossip.
Bara hampir tiba di depan unit Kinan, membuatnya tersenyum kecil. Akan tetapi ketika dia sampai di depan pintu unit Kinan, Bara terkejut karena sadar pintu Kinan sedikit terbuka dan TERDENGAR SUARA LAKI-LAKI yang tidak ia kenal.
Bara membelalakan mata, panik.
INT. RUSUN KAMPUNG HILIR. LT 2. KAMAR KINAN - PAGI
Bara yang panik langsung membuka pintu keras-keras.
Bara membelalakan mata, kaget.
Di kursi ruang tengah unit rusun Kinan, tampak Kinan dan Sam, yang duduk bersebrangan, tengah berpegangan tangan.
Kinan yang melihat kakaknya datang langsung melepaskan tangan Sam.
Mata Bara membelalak besar.
INT. RUSUN KAMPUNG HILIR. LT 2 - PAGI
Lorong rusun yang ramai oleh Kerumunan Warga yang saling bergossip dengan antusias, tiba-tiba dikagetkan oleh dentuman keras dan Sam yang terlempar dari kamar Kinan hingga menabrak Pagar rusun.
Semua mata warga langsung tertuju pada Sam yang tergeletak kesakitan. Tak lama Bara keluar dari unit Kinan dengan tegapnya sambil memandang rendah Sam.
Bara berjalan mendekati Sam, tapi dia terhenti karena ternyata tangannya ditarik oleh Kinan.
Sam yang mengerang kesakitan berusaha bangkit sambil menenangkan Bara. Hal itu malah membuat Bara memerah marah sampai dia pun mendorong Kinan ke dalam unitnya lalu mengunci pintunya.
Dari dalam unitnya, Kinan berusaha memutar-mutar gagang pintu sambil MENGGEDOR-GEDOR.
Sam yang mulai didekati Bara langsung berlari. Sementara Bara hanya berjalan cepat dengan tatapan tajam, penuh amarah.
Sam berlari melewati warga-warga, sementara di belakangnya Bara terus mengejar. Para warga hanya menyaksikan. Beberapa ada yang saling lihat bingung, ada yang ingin melerai tapi ciut, dan beberapa ada yang hanya merekam menggunakan ponsel.
INT. RUSUN KAMPUNG HILIR. LT DASAR - PAGI
Sam turun dari tangga dalam keadaan terengah-engah. Warga-warga yang berkerumun di sekitar situ, heran melihat kedatangan Sam.
Sam berlari cepat hingga menabrak Ipung yang sedang mengobrol dengan Hasan dan Rizki. Sam buru-buru berlari tanpa meminta maaf, membuat Ipung dan yang lain bingung.
Tak lama, Ipung, Hasan, dan Rizki ditabrak oleh Bara yang berjalan dipenuhi rasa amarah. Ketiga orang itu langsung tersadar sesuatu.
Ipung, Hasan, dan Rizki pun berlari mengejar Bara.
EXT. DEPAN RUSUN KAMPUNG HILIR. LT DASAR - PAGI
Sam mulai terengah-engah, larinya melambat, dan akhirnya dia berhenti, kehabisan nafas.
Di belakang Sam, Bara sudah berdiri tegap. Bara segera mencengkram kerah Sam, lalu meluncurkan bogem ke wajah Sam sehingga Sam kembali tersungkur jatuh.
Warga yang melihat kejadian itu BERTERIAK, tapi mereka tetap tidak berani melakukan apa-apa.
Bara kembali hendak mencengkram Sam, tapi sebuah tangan menahannya. Ternyata itu tangan Ipung, yang memandang Bara dengan tajam.
Bara menggeram. Dia menepis tangan Ipung, lalu melancarkan sebuah pukulan ke arah Ipung. Ipung yang kaget langsung menahan serangan itu dengan lengannya, tapi dia tetap terpukul mundur.
Hasan dan Rizki mendekati Ipung yang sedang mengelus-elus lengannya yang kesakitan. Mereka melihat Bara dan terkejut mengetahui Bara sudah mencengkram Sam.
Bara siap melancarkan bogemnya pada Sam, tapi Hasan dan Rizki tiba-tiba mendorong Bara sehingga Sam kembali terjatuh lalu terbatuk-batuk.
Bara menengok ke samping. Dia terkejut karena melihat Hasan dan Rizki yang tadi mendorongnya.
Bara menyerang Hasan dan Rizki. Hasan berhasil menghindar tapi Rizki terkena pukulan Bara. Ketika hendak menyerang Hasan, Ipung berlari ke arah Bara lalu meninju wajahnya, Sehingga Bara terdorong mundur.
Bara melihat Ipung, Hasan, dan Rizki yang sudah memasang kuda-kuda siap bertarung.
Dia pun menggeram kesal.
Bara maju menyerang tapi kemudian dia ditendang dari belakang, membuatnya tersungkur. Saat menengok ke belakang, dia melihat Kinan memasang kuda-kuda sambil berlinang air mata.
Bara yang sudah dipenuhi amarah, menggeram ke Kinan.
Bara menunjuk ke Sam yang masih tergeletak lemas.
Kinan tersentak kaget. Kinan menurunkan kuda-kudanya.
Bara menggelengkan kepala.
Bara melihat ke arah Sam yang mulai terduduk lemas sambil memegangi perutnya.
Bara berjalan ke arah Sam, tapi Kinan, Ipung, Hasan, dan Rizki langsung menghadangnya sambil berusaha mendorong Bara mundur. Bara yang tidak terima diserang, membalas serangan teman-temannya. Maka terjadi perkelahian di antara mereka berempat.
Bara terus menyerang sementara Kinan, Ipung, Hasan, dan Rizki berusaha menghindar sembari membalas agar Bara berhenti mengamuk.
Bara tidak mendengar. Dia terus menyerang. Akan tetapi, kali ini, Kinan dan yang lain tidak semudah itu dijatuhkan. Mereka bergerak kompak. Ketika Bara hampir menyudutkan seseorang, yang lain datang menarik Bara agar serangannya meleset. Ketika ada yang menyerang, yang lain berusaha membantu dengan menyudutkan atau menjegal Bara agar tidak bisa menghindar.
Bara terlihat kesulitan menghadapi empat orang sekaligus. Akan tetapi, tetap saja Bara terus maju. Dia menangkap Hasan lalu melemparnya ke Kinan, Ipung dan Rizki sehingga mereka semua bertabrakan dan tergeletak jatuh sambil mengerang kesakitan.
Melihat teman-temannya sudah tidak bisa bertarung, Bara kembali mendekati Sam yang masih tergeletak tak sadarkan diri. Dia mengangkat Sam lalu menamparnya, membuat Sam tersadar.
Sam yang kebingungan melihat Bara dengan bingung.
Bara siap meluncurkan bogem, tapi tiba-tiba seorang Security Berjas menendangnya sehingga Sam terlepas dari cengkramannya. Security Berjas lain memukul Bara hingga dia terpukul mundur, lalu Security Berjas lainnya lagi menendang Bara sehingga dia tersungkur ke belakang.
Begitu Bara bangkit, dia tersentak kaget melihat dirinya sudah dikelilingi para Security Berjas. Dia kemudian menengok ke depan dan melihat Ujang Codet tengah membantu Sam untuk berdiri.
Security Berjas 1 datang dan memapah Sam pergi, sementara Ujang Codet melihat ke arah Bara.
Bara membelalakan mata, menyadari sesuatu.
Ujang melihat ke belakang, memastikan Sam sudah jauh. Setelah melihat Sam sudah dipapah jauh, dia kembali berbalik ke Bara sambil tersenyum licik.
Ujang mengetuk-ngetuk kepalanya.
Bara menggeram kesal. Di belakangnya tampak Ipung, Hasan, Rizki, dan Kinan sudah bangkit dan mendekat secara perlahan.
Bara terkepung diantara teman-teman dan para Security Berjas. Bara tersenyum sinis.
Ipung berusaha menenangkan.
Bara menggeleng keras.
Bara maju berlari menuju Ujang Codet, yang dengan santai, mulai berjalan pergi. Akan tetapi para Security Berjas langsung menghadang Bara.
Kinan, Ipung, Hasan, dan Rizki ikut berlari ke tengah perkelahian untuk melerai. Namun Security berjas lain menahan mereka.
Bara dikeroyok oleh Para Security Berjas. Dia bisa membalas dengan menjatuhkan satu dua orang. Namun dengan jumlah yang kalah jauh, Bara tidak bisa menghadang semua serangan yang datang dari berbagai arah.
EXT. RUSUN KAMPUNG HILIR. DEPAN RUSUN - SIANG
Sam didudukkan di depan pos satpam Rusun. Di kejauhan masih terdengar suara perkelahian.
Ujang Codet kemudian datang mendekati Sam sembari pura-pura panik.
Sam tidak menjawab, hanya menundukkan kepala.
INT. RUSUN KAMPUNG HILIR. LT DASAR/ DEPAN RUSUN - SIANG
Bara terus merangsek maju meskipun terus diserang dari berbagai arah oleh Para Security Berjas. Dia berhasil menumbangkan satu orang, tapi dua orang lain menyerangnya. Begitu seterusnya hingga Bara akhirnya dikeroyok oleh Para Security Berjas.
Di sisi lain, Kinan, Ipung, Hasan, dan Rizki yang ditahan Security Berjas melihat Bara dengan panik. Mereka semakin keras berusaha untuk melepaskan diri hingga akhirnya mereka menanduk kepala Para Security. Membuat mereka terlepas dan segera berlari ke arah Bara.
Bara masih dikeroyok oleh Para Security Berjas. Wajahnya babak belur dan bersimbah darah. Matanya sudah mulai buram karena lebam. Akan tetapi di tengah keburaman itu, dia melihat Ratu Gunung Adil berdiri agak jauh di depannya.
Tiba-tiba Ratu Gunung Adil sudah berada di depan mata Bara.
Kinan, Ipung, Hasan, dan Rizki yang berlari ke arah Bara tiba-tiba terhenti menutup telinga ketika mendengar AUMAN yang begitu memekik.
DI DEPAN RUSUN, Ujang Codet dan Sam pun sama-sama menutup telinga. Mereka melihat ke arah rusun.
Di tengah Rusun, tampak kawanan berjas sudah bergeletakan jatuh. Di tengah mereka berdiri Bara yang terengah-engah sedikit membungkuk, menunjukkan gigi-giginya, dan tangan yang siap mencakar. Bara MENGGERAM dan terlihat seperti macan.
Kinan, Ipung, Hasan, dan Rizki terdiam, tidak percaya.
Sementara Ujang Codet hanya melongo.
Para Security Berjas kembali bangkit. Mereka saling lihat, lalu kembali bersiap untuk berkelahi.
Sementara itu di samping Bara yang masih terengah-engah, berdiri Ratu Gunung Adil yang mengelus-elus Bara.
Bara MENGAUM dan maju menyerang.
Bara menyerang Para Security Berjas dengan buas. Meski ia dikeroyok, Bara terus mencakar dan menggigit mereka satu persatu.
Kinan, Ipung, Hasan, dan Rizki hanya bisa terdiam ketakutan melihat dan mendengar TERIAKAN KETAKUTAN para Security Berjas.
Ujang Codet yang juga melihat itu shock ketakutan. Dia cepat-cepat memapah Sam untuk pergi.
Ujang Codet pergi dengan cepat sambil memapah Sam. Namun tiba-tiba dia dicakar dari belakang oleh Bara sehingga dia dan Sam pun terjatuh.
Ujang Codet melihat Bara berdiri di depannya dengan mulut dan tangan bersimbah darah.
Bara mencekik dan mengangkat Ujang Codet. Ujang Codet berusaha melepaskan diri.
Bara menggigit leher Ujang Codet dalam-dalam, membuat Ujang Codet BERTERIAK KESAKITAN. Ketika Bara melempar Ujang Codet ke tanah, tampak Ujang Codet memegangi lehernya yang terus menyemburkan darah.
Bara kemudian melihat Sam yang terduduk lemas, tapi Sam membalas dengan memandang sayu Bara. Sam membuka mulut hendak mengatakan sesuatu. Namun Kinan, Ipung, Hasan, dan Rizki tiba-tiba muncul diantara Bara dan Sam.
Bara melihat adik dan teman-temannya yang menghalanginya. Tangan mereka mengepal, siap untuk bertarung.
Ketika Bara berjalan maju, mereka semakin siap menyiapkan kuda-kuda. Namun Sam kemudian terseok-seok melewati mereka, membuat semua kaget.
Bara dan Sam kini saling berhadapan. Tatapan Sam yang babak belur tampak sayu, sementara Bara yang bersimbah darah menatap penuh amarah.
Bara terdiam. Dia lalu menengok ke belakang dan terbelalak kaget.
Tampak Para Security Berjas bergeletakan penuh luka cakar dan gigitan. Dari kejauhan banyak warga-warga yang mengamati penuh dengan rasa takut.
Bara kemudian melihat ke samping, melihat Kinan, Ipung, Hasan, dan Rizki babak belur.
Bara menggelengkan kepala dengan tatapan shock dan panik.
Sam mendekati Bara.
Sam merentangkan tangannya, pasrah.
Bara mundur sambil menggelengkan kepala. Dia kembali melihat adiknya yang memandang kecewa, ke teman-temannya yang menatapnya siaga, dan ke Sam yang hanya menutup matanya, siap berkorban.
Bara tampak panik dan kebingungan. Dia akhirnya berlari pergi dari rusun itu.
EXT. JEMBATAN KAMPUNG HILIR - PAGI
Bara terus berlari melewati pos ronda. Ketika berada di jembatan, dia berpas-pasan dengan Sheryl yang datang dengan terengah-engah. Sheryl shock melihat Bara bersimbah darah. Melihat ekspresi Sheryl, Bara berlari pergi.
EXT. JALAN - PAGI
Sebuah Metromini melaju melewati jalan menuju Kampung Hilir. Tanpa menghentikan Metromini, Bara melompat masuk ke dalam Metromini yang terus berjalan itu.
INT. METROMINI - PAGI
Di dalam, Bara berjalan ke kursi belakang, melewati BEBERAPA PENUMPANG yang kaget melihat Bara bersimbah darah.
Dia duduk di kursi belakang, membuat Penumpang yang duduk di sana segera pergi ketakutan. Bara lalu mengacak-acak rambutnya dan membenamkan mukanya di telapak tangan. Dari sela-sela telapak tangan terlihat mata Bara membelalak menunjukan rasa bingung, takut, panik, shock.
Terdengar suara-suara saling bertabrakan satu sama lain, membuat keadaan semakin lama semakin berputar hebat.
Namun tiba-tiba semua berhenti berputar, dan hanya ada satu suara yang terdengar.
Tiba-tiba Bara bangkit. Matanya terbuka lebar, seolah menyadari sesuatu.
EXT. DEPAN UNIVERSITAS - PAGI
Sama seperti sebelum-sebelumnya, roda Metromini berhenti.
Kaki Bara turun dari Metromini. Kita kemudian melihat Bara, yang meski bersimbah darah yang telah mengering, tatapannya tajam penuh semangat. Dari balik jaketnya dia mengeluarkan sebuah berkas, yang ia ambil saat ke kantor Sam.
Dia kemudian melihat ke depan. Di depannya terdapat sebuah kampus dengan plang bertuliskan “UNIVERSITAS HUKUM RATU ADIL”.
Semua menjadi hitam.
THE END