EXT. JALAN PINTU GUNUNG ADIL - SORE. MIMPI
Suasana sedikit berbeda, lebih lembut seperti di dalam mimpi.
Sebuah Metromini berhenti, sepasang kaki pria bersepatu boots turun dari Metromini.
Ketika kita melihat ke atas, pria bersepatu boots itu adalah Bara.
Bara melihat ke depan, dimana di depannya terdapat jalan setapak penuh semak belukar yang menuju ke arah gunung.
Bara memandang jalan yang sangat ia kenali itu, jalan ke Gunung Adil yang 10 tahun lalu pernah ia lewati. Tanpa takut, Bara berjalan masuk ke jalan setapak hutan itu.
Begitu dia berjalan masuk…
INT. RUSUN KAMPUNG HILIR. INTERIOR UNIT - SORE. MIMPI
Bara muncul di dalam ruangan unit rusun Kampung Hilir. Akan tetapi, seluruh ruangan itu ditutupi renda-renda putih, seperti renda yang digunakan untuk pernikahan.
Di tengah ruangannya terdapat sofa yang juga ditutupi renda. Di sofa itu, duduklah Ratu Gunung Adil yang tersenyum ke arah Bara.
Bara terdiam beberapa saat melihat Ratu yang tinggi anggun itu.
Sang Ratu menepuk-nepuk kursi di sampingnya.
Sang Ratu tersenyum kecil.
Sang Ratu kemudian melihat Bara dengan tatapan iba.
Bara diam saja hanya melihat sang Ratu.
Bara memberi hormat kepada sang ratu. Sementara Sang Ratu hanya menatapnya pilu.
Sang Ratu menjulurkan tangan. Bara diam beberapa saat sambil melihat uluran tangan sang Ratu. Namun, dia kembali menundukkan kepala memberi hormat.
Sang Ratu terdiam. Dia menurunkan uluran tangannya, lalu kembali menatap Bara dengan iba.
Ratu Gunung Adil menghela nafas.
Tiba-tiba pandangan Bara kembali buram. Hingga akhirnya semua menjadi hitam.
EXT. JEMBATAN KAMPUNG HILIR. POS RONDA - MALAM
Bara membuka matanya.
Tiba-tiba saja di depan muka Bara meluncur sebuah golok yang mengincar kepalanya. Kepala Bara langsung menghindar ke samping, sehingga golok itu menancap dan menembus lantai bambu pos ronda.
Bara melihat SEORANG NINJA lah yang hendak menghabisinya dengan golok tadi. Bara segera berguling bangkit dan langsung menendang Ninja itu.
Bara memasang kuda-kuda, siap melawan. Namun badannya sedikit terhuyung-huyung, masih mabuk.
Ninja tak menjawab. Dia mengeluarkan golok lain lalu maju menyerang Bara.
Bara segera mengambil golok yang tertancap di lantai Pos Ronda lalu meluncur maju untuk menangkis serangan golok Sang Ninja. Kedua golok berdesing, saling beradu satu sama lain.
Ninja beberapa kali hampir mengenai Bara karena Bara oleng kehilangan keseimbangan. Sang Ninja bahkan berhasil menyayat tangan Bara sehingga golok yang Bara pegang terjatuh. Namun Bara membalasnya dengan memukul perut sang Ninja dengan tangan kiri, sehingga Ninja itu terlontar ke belakang.
Bara sempoyongan mendekati Ninja yang terbatuk-batuk.
Belum selesai bertanya, tiba-tiba DUA NINJA lain muncul dari belakang Bara. Bara menghindar, nyaris terkena sabetan. Akan tetapi ke dua Ninja itu terus menyerang Bara. Bara kesulitan menghindari serangan mendadak itu sehingga beberapa kali badannya terkena sabetan.
Bara akhirnya menangkap tangan kedua Ninja itu sehingga akhirnya dia bisa menendang balik mereka. Membuat keduanya terlempar.
Bara yang masih sempoyongan kemudian menampar keras-keras pipinya lalu menggelengkan kepala. Bara tersenyum, dia kini terlihat lebih sadar.
Bara memasang kuda-kuda. Ketiga Ninja tadi berpencar mengelilingi Bara. Bara mengawasi ketiga Ninja itu, lalu salah satu dari mereka maju menyerang.
Bara hendak menangkis serangan Ninja yang datang, tapi Ninja-ninja lain menendangnya dari belakang, membuat Bara tersungkur jatuh.
Belum sempat Bara bangkit, Seorang Ninja sudah melayangkan serangan lain. Bara menangkis serangan itu dan balas menghajar muka Ninja itu. Ketika Bara hendak melayangkan satu pukulan pada Ninja itu, Ninja lain maju menyerang Bara dari belakang.
Tak jauh dari situ, Ninja pertama mengambil lagi goloknya yang terjatuh. Dia berjalan cepat ke arah Bara lalu berlari sambil menghunuskan goloknya.
Bara menyadari kedatangan serangan itu. Dia segera menendang keras-keras kedua Ninja yang sedang dilawannya, lalu dengan gesit menghindari serangan golok yang datang.
Bara kemudian menangkap tangan Ninja yang menghunuskan golok, lalu mematahkannya.
Bara memiting kepala sang Ninja, membuat Sang Ninja memberontak dengan berusaha memukul Bara yang ada di belakangnya. Bara pun memukul wajah Sang Ninja beberapa kali agar tetap diam.
Kedua Ninja lain tampak mulai bangkit sambil memegangi perut mereka. Namun Ninja yang dipiting Bara, sudah mulai lemas.
Meskipun sudah lemas, Ninja yang dipiting Bara terus berusaha memukul Bara. Bara yang kesal, menarik penutup muka yang dipakai Ninja itu. Begitu terbuka, mata Bara langsung membelalak, kaget.
Ternyata wajah dibalik topeng Ninja itu adalah Ipung.
Bara langsung melihat kedua Ninja lain yang baru saja bangkit. Sadar identitas mereka terbongkar, Kedua Ninja lain melepaskan penutup muka mereka. Mereka ternyata Hasan dan Rizki.
Bara geleng-geleng kepala, tidak percaya. Ia melepaskan Ipung, membuat Ipung tersungkur ke tanah sambil terbatuk-batuk lemas.
Bara menunjuk dipenuhi amarah.
Ipung yang masih tersungkur di tanah menatap tajam Bara sambil memegangi lehernya.
Hasan menatap tajam Bara.
Bara tersentak kaget, tidak menyadari hal itu.
Bara memegangi kepalanya yang pusing, berusaha mengingat, tapi dia tidak mengingat apa-apa.
Hasan menunjuk dirinya dan Rizki dengan penuh emosi.
Hasan dan Rizki membuang muka sambil menggeram, menahan marah.
Bara membelalakan mata. Dia langsung menengok ke arah Ipung yang wajahnya memerah dan air matanya mulai mengalir, tidak bisa lagi dibendung.
Bara yang shock melihat Hasan, meminta penjelasan. Hasan pun menunduk sedih.
Bara shock. Dia hendak mendekati Ipung untuk menenangkannya, tapi dia malah terdiam dan tidak bisa mengatakan apa-apa.
Rizki berjalan mendekati Bara yang shock, sambil menghunuskan golok.
Bara mundur satu langkah sambil menggelengkan kepalanya. Dia melihat Rizki dan Hasan semakin mendekatinya dengan tatapan tajam. Sementara Ipung mulai bangkit penuh dendam.
Bara yang masih shock berjalan mundur. Dia pun berlari pergi meninggalkan Ipung, Hasan, dan Rizki yang masih memperhatikannya dengan tajam.
EXT. JALAN - MALAM
Bara berjalan luntang lantung di pinggir jalan yang masih ramai dengan kendaraan.
Matanya tampak kosong dan sesekali dia mendengar suara Warga Kampung berteriak ketakutan diiringi Teriakan Bara sendiri dan benda-benda yang hancur. Suara-suara itu membuat Bara memegangi kepalany kesakitan.
Muncul juga FLASHBACK Bara mendorong Arum yang hamil tua hingga terjatuh. Di kaki Arum terlihat darah segar keluar.
Bara menggelengkan kepalanya, tapi FLASHBACK lain kembali muncul.
Tampak Bara menghajar Ipung, Hasan, dan Rizki di depan rusun dan disaksikan oleh warga-warga lainnya.
Bara menonjok wajahnya sendiri. Dia kembali berjalan luntang-lantung dengan tatapan kosong. Tak menyadari badannya yang bersimbah darah menteskan darahnya ke trotoar jalan.
EXT. DEPAN KANTOR KONTRAKTOR - MALAM
Sheryl keluar dari kantornya sambil sibuk melihat handphonenya. Begitu hendak berbelok, dia tersontak kaget melihat Bara terduduk lemas di samping gerbang Kantor Kontraktor, di samping tunawisma.
Bara dengan lemas mengangkat kepalanya ke arah Sheryl. Tatapannya masih terlihat kosong.