EXT. APARTEMEN MEWAH - SIANG
ESTABLISH depan sebuah apartemen baru tampak ramai. Terlihat mobil-mobil mewah terparkir rapih, beberapa gerobak jualan, dan sebuah tenda dan panggung kecil di dekat pintu masuk yang ramai dikerumuni warga berpakaian batik.
Bara berjalan mendekati apartemen itu dengan santai. Namun dia tiba-tiba dihadang oleh DUA ORANG SECURITY BERJAS.
Dengan sopan, Security mengarahkan Bara untuk pergi. Bara tetap berdiri di tempatnya sambil memandang rendah sang Security.
Kedua Security Berjas memandang tajam Bara. Keadaan mulai tegang, Security itu mulai bersiap untuk mengusir Bara secara kasar. Akan tetapi, Bara malah menyunggingkan senyum dengan santai.
Kedua Security Berjas saling lihat lalu mengangguk. Bara menyeringai, siap berkelahi. Namun saat Kedua Security Berjas hendak maju menyerang…
Bara melirik ke samping. Di samping, dia melihat Sheryl sang sekertaris berjalan ke arahnya.
Kedua Security Berjas langsung mundur ke belakang, membiarkan Bara lewat.
Bara tetap diam menatap Sheryl. Dengan gestur jarinya, Sheryl menyuruh Bara untuk mengikutinya. Bara dengan waspada berjalan mengikuti Sheryl melewati Security Berjas.
Sheryl dan Bara berjalan menjauh dari Security Berjas. Sheryl terus berjalan tanpa melihat ke Bara.
Bara menyunggingkan senyum.
Bara kemudian membunyikan ke dua tinjunya secara bergantian.
Sheryl terdiam mendengar itu, tapi kemudian menutup mulutnya dengan tangan berusaha menutupi bibirnya yang tersenyum. Bara yang melihat itu langsung merasa jengkel.
Sheryl menggeleng.
Sheryl hendak tertawa, tapi kemudian dia BERDEHEM sendiri agar dia tidak tertawa.
Bara mengerenyitkan alis, bingung.
Sheryl menunjuk ke depan. Bara ikut menengok ke depan.
Hal yang ditunjuk Sheryl adalah layar proyektor yang berdiri di atas panggung, cukup jauh dari mereka. Tak lama kemudian, layar itu menyala dan menunjukan wajah Sam.
Bara membelalakan mata, tidak percaya.
EXT. APARTEMEN MEWAH. BELAKANG APARTEMEN - SIANG
Bara menendang rumput disekitarnya keras-keras.
Tidak jauh dari Bara, Sheryl menyaksikan Bara yang tengah mengamuk memukuli batang pohon.
Bara menunjuk ke Sheryl dengan kesal.
Sheryl tersentak kaget.
Bara kembali menendang rumput di sekitarnya dengan penuh tenaga. Dia terus menendang dan menginjak-injak rumput sementara Sheryl terus memperhatikannya.
Bara yang terengah-engah berhenti menendang rumput.
Sheryl melipat tangannya di dada sambil memiringkan kepalanya, berpikir.
Bara tersentak. Dia menatap tajam Sheryl, membuat Sheryl mengangkat tangan, menenangkan.
Bara mengerenyitkan alisnya, heran. Namun Sheryl tiba-tiba mendekatinya untuk berbisik.
Bara memicingkan mata ke Sheryl, penuh curiga.
Sheryl tersenyum sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman.
Bara memandang curiga tangan Sheryl. Namun, akhirnya Bara menjabat tangan Sheryl.
I/E. RESTORAN BAKSO - SIANG
Tampak beranda sebuah rumah yang halamannya dialih fungsikan menjadi tempat berjualan bakso. Dari dalam rumah itu terdengar suara musik karaoke POP 80an.
Sebuah mik diarahkan ke MULUT Seorang SECURITY BERJAS 1.
DI DALAM RUMAH, tampak DELAPAN SECURITY BERJAS, yang terdiri dari pria dan wanita berbadan kekar, riuh bertepuk tangan sembari menyaksikan Security Berjas 1 asik berkaraoke. Di meja Para Security itu tampak berserakan bungkus snack, piring-piring bakso, dan botol-botol miras lokal.
Di tempat itu tidak ada pengunjung lain. Hanya para Security Berjas yang asik bernyanyi dan BAPAK PENJUAL BAKSO yang datang membawakan semangkok es buah.
Tak lama Sheryl masuk ke rumah itu. Security Berjas 1 menyadari kedatangan Sheryl. Dia pun langsung menghentikan nyanyiannya dan memanggil Sheryl menggunakan mic.
Para Security Berjas lain menengok ke arah pintu lalu BERSORAK antusias. Namun tak lama kemudian, Bara muncul di samping Sheryl, membuat Para Security Berjas langsung bangkit sambil menatap Bara tajam. Keadaan menjadi tegang.
Bara menyisir seluruh ruangan. Dia melihat Para Security Berjas di hadapannya sudah siap jika perlu berkelahi.
Bara tersenyum sinis, meremehkan Para Security itu. Dia mulai mengepalkan tangan kuat-kuat. Namun saat Bara hendak memasang kuda-kuda, Sheryl menahan tangannya sambil memandanginya.
Para Security Berjas masih menatap tajam Bara, begitu pun sebaliknya. Keduanya masih siaga jika salah satu pihak tiba-tiba maju menyerang.
Dari dalam ruangan, datang Ujang Codet (42) Berpakaian jas dengan kemeja loreng-loreng macan. Tampak buncit dan terlihat sudah lama tidak gerak.
Bara membelalakan mata tidak percaya melihat Ujang Codet berdiri di depannya. Begitupun Ujang Codet yang langsung melongok melihat Bara yang berdiri di depan pintu. Ujang Codet kemudian menyungingkan senyum.
Bara balas tersenyum sambil menggelengkan kepala.
Ujang Codet langsung berjalan cepat ke arah Bara. Bara yang tersentak segera memasang kuda-kuda. Namun ternyata Ujang Codet malah memeluk Bara erat-erat, lalu menepuk pundaknya. Tampak Ujang Codet tersenyum lega.
Bara masih terdiam, bingung. Sementara Para Security Berjas perlahan kembali duduk meski semuanya masih mengawasi Bara dengan tatapan tajam.
Bara yang masih kebingungan lalu melihat Ujang Codet dengan seksama.
Ujang Codet tersenyum. Dia lalu merentangkan tangannya dengan bangga.
Bara mengerenyitkan dahi heran. Sheryl yang melihat kebingungan Bara, langsung memperkenalkan Ujang Codet ke Bara.
Ujang Codet tersenyum bangga, lalu tersenyum culas.
Bara mendengus sambil tersenyum sinis.
Para Security Berjas tersentak kaget. Mereka semua bangkit dari kursi dan hendak maju menyerang Bara. Namun mereka berhenti ketika mendengar Ujang Codet malah TERTAWA TERBAHAK-BAHAK.
Ujang Codet duduk di meja lain, di seberang meja Para Security Berjas. Sheryl ikut duduk di sana, membuat Bara, yang masih siaga, ikut duduk.
Para Security Berjas fokus memperhatikan mereka. Lagu karaoke masih terdengar melantun, tapi tidak ada lagi orang yang bernyanyi.
Bara menatap serius Ujang Codet.
Para Security Berjas berusaha menahan tawa, sementara Ujang Codet terdiam mendengarnya.
Bara memandang Para Security Berjas dengan tatapan penuh amarah. Akan tetapi Ujang Codet malah tersenyum lalu mengangguk-angguk, bangga.
Bara mengangguk pelan. Ujang Codet kemudian menatap Bara dengan tajam, menginterogasi.
Bara balas melihat Ujang Codet dengan tajam.
Para Security Berjas CEKIKIKAN. Salah satu dari mereka mengosok-gosokkan telunjuk mereka di dahi, gesture orang gila.
Bara yang melihat itu semakin mengencangkan bogem ditangannya, menahan marah. Ujang Codet yang juga melirik bawahannya cuma diam. Ujang Codet kemudian kembali melihat ke Bara sambil menghela nafas.
Bara naik pitam. Dia segera mencengkram Ujang Codet kuat-kuat.
Sheryl kaget. Para Security Berjas langsung lari mengepung Bara, tapi Ujang Codet mengangkat tangannya, mengentikan Para Security Berjas.
Bara terdiam bingung, cengkramannya melemas. Matanya melihat ke bawah, seolah mencari jawaban.
Ujang Codet memanfaatkan kebingungan Bara untuk melepaskan dirinya dari cengkraman. Dia kemudian memperbaiki pakaiannya.
Bara menggeram kesal.
Ujang Codet mengetuk-ngetuk kepalanya.
Bara terdiam beberapa saat, berpikir. Namun dia kemudian menggeram sambil melihat Ujang Codet tajam.
Ujang Codet tersenyum lebar.
Bara langsung melirik ke Sheryl, Sheryl balas mengangguk. Namun tiba-tiba Ujang Codet mencondongkan wajahnya ke Bara. Tatapannya tajam, sangat mengancam.
Bara balas mencondongkan badan sambil menatap Ujang Codet tanpa takut sedikitpun.
Ujang Codet meletakkan botol miras di meja. Bara memandang botol itu bingung, tapi setelah melihat ke depan, Ujang Codet sudah tersenyum penuh semangat.
MUSIK DANGDUT terdengar, bersamaan dengan Bara yang terdiam melihat botol miras yang ada di depannya.