EXT. RUSUN KAMPUNG HILIR. WARUNG IPUNG - SORE
Arum meletakkan dua gelas besar teh hangat ke atas meja.
Setelah itu, Arum kembali ke dalam sementara Bara duduk dengan gusar sambil mengangkat satu kaki ke kursi dan mengunyah gorengan. Di seberang meja, Ipung duduk bersender sambil mengipas-ngipasi badannya.
Ipung mengambil gorengan lalu mengunyahnya.
Bara yang mulutnya penuh gorengan melotot ke arah Ipung, kesal.
Ipung mengeluarkan HPnya, melihat jam.
Bara menengok Ipung dengan senyum sumringah. Badannya mendekat ke Ipung, antusias.
Saat Ipung hendak menjawab, tiba-tiba terdengar suara KNALPOT MOTOR ROMBENG yang membuat Ipung menunjuk ke depan dengan dagunya.
Bara menengok ke depan.
Di depan tampak HASAN (32), berseragam pabrik, mengendarai motor sambil menstut motor di depannya yang dikendarai RIZKI (32), berseragam pabrik yang sama.
Kedua motor itu kemudian berhenti di antara motor-motor lain yang terparkir asal-asalan.
Hasan dan Rizki melihat ke depan. Wajah mereka langsung melongok kaget. Tampak di depan mereka, di warung Ipung, Bara melambai ke arah mereka.
Hasan dan Rizki memicingkan mata, masih tidak percaya.
Hasan dan Rizki buru-buru memarkirkan motor mereka lalu bergegas ke arah warung Ipung.
Begitu sampai di depan warung Ipung, mereka melongok kaget dan langsung tersenyum sumringah ketika melihat Bara bangkit sambil tersenyum ke arah mereka.
Hasan dan Rizki langsung segera memeluk Bara dengan semangat. Setelah melepas pelukan mereka, Bara menepuk pundak keduanya bangga.
Bara kembali duduk, di susul Hasan dan Rizki yang ikut duduk. Ipung tampak menengok ke dalam warung sambil memberikan gestur dua dengan jarinya.
Bara menyunggingkan senyum lebar, seolah sudah menunggu lama pertanyaan itu.
Bara membusungkan dada, bangga. Namun Hasan dan Rizky hanya mengangguk-angguk pelan.
Bara sedikit melongo heran melihat respon mereka.
Tak lama Arum keluar membawa dua gelas besar teh hangat lalu meletakannya di depan Hasan dan Rizky. Hasan dan Rizky langsung tersenyum ke arah Arum.
Melihat Bara yang melongo bingung, Ipung langsung bertanya ke Bara.
Hasan dan Rizky melihat Bara, menunggu jawaban. Sementara Bara tersenyum bangga.
Hasan dan Rizky kembali mengangguk pelan. Terjadi diam canggung beberapa saat, membuat Bara kesal.
Hasan dan Rizki tersentak kaget.
Bara terdiam, shock. Terjadi keheningan canggung lagi. Ipung terlihat salah tingkah, bingung ingin mencairkan suasana.
Ekspresi Bara berubah kesal.
Hasan dan Rizki tersenyum bangga.
Hasan melempari Rizki cabe yang terletak di tempat gorengan. Rizki balas melempari Hasan cabe dari tempat yang sama. Ipung segera melerai mereka berdua.
Hasan dan Rizki masih terus saling melempar, membuat ekspresi muka Bara melemas kemudian tersenyum.
Rizki dan Hasan melihat Bara sambil garuk-garuk kepala.
Bara kemudian menegakkan badannya lalu melihat Hasan dan Rizki. Tampak sangat serius.
Ipung yang tengah menegak teh langsung tersentak sementara Hasan dan Rizki menatap Bara dengan bingung.
Bara mengeluarkan foto Sam dari jaketnya, foto yang dia diam-diam ambil dari ruangan Sam tadi. Dia menunjuk foto itu dengan penuh emosi.
Hasan dan Rizki terdiam sambil saling lihat, sementara Ipung membuang muka. Hasan melihat Bara heran.
Bara melotot. Dia langsung berdiri tegap dipenuhi rasa marah.
Hasan dan Rizki terlonjak kaget. Ipung segera bangkit, berusaha menenangkan Bara. Dia pelan-pelan menurunkan pundak Bara agar dia kembali duduk.
Bara dengan kesal menunjuk Hasan.
Bara memandang Hasan dan Rizki garuk-garuk kepala bingung. Saking kesalnya, Bara yang baru duduk, menggeram sambil menggebrak meja, kemudian dia menunjuk Hasan dan Rizki dengan penuh emosi.
Hasan dan Rizki garuk-garuk kepala bingung.
Bara naik pitam dan kembali bangkit. Ipung segera mengajaknya kembali untuk duduk.
Bara kembali duduk sambil bernafas cepat, menahan marah. Ipung kemudian menunjuk sekitar.
Bara melihat sekeliling dengan tatapan penuh emosi.
EXT. RUSUN KAMPUNG HILIR. LT DASAR - SIANG
Tampak di sekitar warung Ipung beberapa WARGA yang tengah berbelanja tertawa riang.
Beberapa ANAK SD berlarian datang. Mereka lalu mencium tangan warga-warga yang tertawa riang tadi lalu kemudian berlari pergi ke atas.
EXT. RUSUN KAMPUNG HILIR. WARUNG IPUNG - SIANG
Rizki mengangguk.
Hasan menunjuk seragam pabrik yang Rizki dan dirinya kenakan dengan bangga.
Rizki mengangguk, mendukung Ipung.
Bara memicingkan mata, curiga.
Rizki melihat ke Hasan. Hasan mengangkat bahu. Rizki kembali melihat Bara.
Bara dengan penuh emosi menunjuk meja sementara tatapannya terus terpaku tajam ke Rizki dan yang lain.
Semua terdiam. Bara tampak frustasi. Hasan kemudian menghela nafas.
Bara bangkit lalu memberi gesture agar semua ikut.
Bara berjalan pergi dengan cepat membuat Ipung, Hasan, dan Rizki segera mengejar dengan panik.
I/E. RUSUN KAMPUNG HILIR. VARIOUS PLACE - SORE. MONTAGE
Dengan angle seperti sedang diwawancara reporter TV, BEBERAPA WARGA memberikan testimoni:
DI LAPANGAN SERBAGUNA RUSUN, PEMUDA 1 (22) yang bertelanjang dada dan penuh tato, tampak tegang diwawancara. Di sampingnya, PEMUDA 2 & PEMUDA 3 (22) sibuk saling dorong untuk ikut diwawancara. Mereka tampak melambai-lambai sambil senyam senyum, seolah berebutan ingin masuk TV.
Pemuda 1 mengangguk mantap.
Pemuda 2 langsung mendorong Pemuda 1 pergi.
Pemuda 3 mendorong Pemuda 2 sehingga dia masuk ke tengah frame.
Pemuda 1, 2, dan 3 saling dorong untuk berada di tengah frame.
CUT TO:
DI LANTAI DASAR, IBU PEDAGANG SAYUR, berbadan tegap besar dan tampak kuat, tertawa kecil saat diwawancara.
CUT TO:
DI LORONG LANTAI 2, BAPAK PENGANGGURAN (52) yang hanya memakai sarung dan kaos singlet, sedang duduk santai di tikar sambil menyeruput kopi hitam.
Bapak pengangguran melihat ke atas, berpikir.
EXT. RUSUN KAMPUNG HILIR. LT DASAR - SORE
Bara turun dari tangga lalu berjalan menuju warung Ipung dengan kesal. Di belakangnya Ipung, Hasan, dan Rizki mengikuti.
Bara berbalik ke Hasan dan menunjuknya dengan kesal.
Bara merentangkan tangannya sambil tersenyum sinis.
Ipung tersentak.
Bara, Hasan, dan Rizki berbalik melihat Ipung. Wajah Ipung memerah, kesal.
Bara terdiam beberapa saat, sementara Hasan dan Rizki kaget dan berusaha menahan Bara dan Ipung. Akan tetapi Bara malah maju mendekati Ipung.
Ipung melotot kesal. Dia langsung melayangkan tinjunya pada Bara. Namun sebelum tinju itu mengenai Bara, Bara sudah menangkap tinju Ipung.
Ipung kaget, tapi Bara langsung melemparnya ke tembok rusun.
Beberapa warga kaget melihat kejadian itu. Mereka segera berkerumun menyaksikan sementara Rizki berusaha membantu Ipung bangkit dan Hasan berusaha menenangkan Bara.
Bara menepis Hasan lalu berjalan menuju Ipung. Rizki hendak melerai, tapi Bara langsung mendorongnya hingga terjatuh.
Bara mencengkram baju Ipung yang baru bangkit lalu mengangkatnya tinggi-tinggi. Ipung tampak kesakitan tapi matanya menatap tajam Bara.
Ipung menggeram dan mengadukan kepalanya dengan kepala Bara keras-keras. Ipung MENGERANG kesakitan sementara Bara hanya diam, seolah tidak terjadi apa-apa.
Bara ancang-ancang siap memukul, membuat Hasan dan Rizki segera menahan tangan Bara.
Meski ditahan Hasan dan Rizki, Bara terus melayangkan tinjunya ke Ipung. Namun ketika tinju itu hampir mendarat di wajah Ipung, tiba-tiba…
Bara menghentikan tinjunya. Dia lalu menengok ke samping dan Bara pun langsung membelalakan mata.
Tampak tidak jauh dari samping Bara, berdiri KINAN (28), mengenakan seragam polisi.
Bara melongo melihat adiknya.