Kekasih Akhir Pekan
10. Kekasih Akhir Pekan

41. EXT. DEPAN GERBANG SEKOLAH — SORE

Sandra berjalan menuju gerbang sekolahnya. Keluar dari sana sembari sepanjang jalan membalas sapaan murid maupun guru lain atau penjaga sekolah yang menyapanya. Dia juga berhenti saat murid-muridnya mendekat untuk bersalaman dengannya.

Saat sudah di luar gerbang sekolah, Sandra berhenti. Berdiri mengeluarkan ponsel dan hendak menyalakannya sampai kemudian suara seseorang terdengar memanggilnya.

NICO
Bu Sandra!
(berlari dari dalam sekolah menghampiri Sandra)
SANDRA
(menoleh)
Hey, Nico!
NICO
Bu Sandra mau pulang?
SANDRA
Iya. Kamu kok belum pulang? Belum dijemput

Nico belum sempat menjawab karena Lucas lebih dulu hadir di antara mereka dan melambaikan tangannya pada Sandra.

LUCAS
Hai.
Gue udah dateng dari tadi untuk jemput anak ini. Lo pulang naik apa? Bareng sama kita aja gimana?
NICO
Iya, Bu. Bareng kita aja. Tadi pagi Saya lihat Ibu ke sekolah naik ojol.
SANDRA
Enggak usah, ngerepotin ih. Ibu pu--
LUCAS
(memotong ucapan Sandra)
Nggak ngerepotin lah, San. Ayo pulang bareng kita aja. Mobilnya masih di parkir di dalam tuh.

Saat Lucas hendak meraih tangan Sandra, suara klakson mobil lebih dulu menghentikannya. Nico, Lucas dan juga Sandra yang langsung tersenyum menatap kedatangan mobil itu. Nata yang merupakan pengendara mobil membuka kaca mobilnya yang langsung disambut lambaian tangan oleh Sandra.

NATA
Pulang sekarang?
SANDRA
(mengangguk)
(menoleh pada Lucas dan Nico yang ikut menyaksikan kedatangan Nata)
Nico, Ibu pulang duluan, ya. Kamu hati-hati.
Luc, duluan ya.

Sandra kemudian menaiki mobil Nata. Kemudian terlihat wajah Nata yang masih menatap keluar jendelanya yang terbuka. Memandangi dengan tajam Lucas yang sama-sama memandangnya tidak kalah tajam.


cut to


42. EXT/INT. JALAN RAYA - MOBIL — SORE

Di dalam perjalanan, suasana seperti biasanya. Nata yang menyetir dan Sandra yang duduk di sebelahnya.

NATA
Dia sering jemput adiknya ke sekolah?
SANDRA
(menoleh)
Lucas?
NATA
Hm.
SANDRA
(berpikir)
Mmm... jarang sih kayaknya. Aku juga baru liat dia jemput Nico hari ini aja.
NATA
Kalian tadi lama ngobrolnya?
SANDRA
Enggak. Aku juga baru keluar pas kamu chat kalau udah deket.
(menatap antusias pada Nata)
Omong-omong, kok tumben banget kamu jemput aku?
Ah, lebih tepatnya, kok tumben banget kamu mau ketemu aku padahal ini kan nggak akhir pekan?
Perjanjian kita kan pacarannya kalau akhir pekan aja.
NATA
Kamu nggak mau ketemu Saya selain akhir pekan?
SANDRA
Bukan begitu. Ya aku mah seneng banget dijemput kamu. Kebetulan banget tadi pagi ban motorku kempes jadi aku ke sekolah naik ojol.
Cuman kan Oma juga bilang kalau kamu itu sibuk banget kerjanya. Lembur hampir setiap hari di kantor.
NATA
Siang tadi saya ketemu klien di luar. Terus sekalian langsung pulang dan kebetulan bisa pulang lebih awal jadi saya jemput kamu.
SANDRA
(tersenyum senang)
Makasih, ya.
NATA
(menatap Sandra)
Kamu mau kita mampir dulu?
SANDRA
Ke mana?
NATA
Terserah kamu.
SANDRA
Em ... ke cafe waktu itu gimana? Aku suka cheese cake di sana enak. Aku juga masih penasaran sama yogurt ice creamnya.
NATA
Oke.


cut to


43. INT. KAFE — SORE

Sandra dan Nata sedang berada di sebuah kafe. Nata dan juga secangkir kopi yang masih terisi setengah dan beberapa camilan lain milik Sandra di atas meja. Laki-laki itu tengah menatap pada Sandra yang baru saja memasukkan kembali sendok es krim ke dalam mulutnya kemudian memejamkan matanya saat merasa dinginnya es krim membuatnya ngilu sampai di kepala. Tidak lama gadis itu membuka matanya dan terdiam kemudian tersenyum menatap Nata.

SANDRA
(antusias)
Tuh kan, serius. Enak banget. Kamu beneran nggak mau coba?
NATA
(mengangkat cangkir kopinya seraya menunjukkannya pada Sandra)
Saya lebih suka kopi.
SANDRA
(mengangguk saja. Melanjutkan kembali satu suapan es krimnya)


Sandra yang sedang berkutat dengan es krimnya itu tampak sangat menikmati. Bahkan tidak tidak menyadari bahwa Nata memerhatikannya dengan sudut bibirnya yang tersenyum menyaksikan tingkah gadis itu melahap es krimnya. Sandra baru menatap Nata kembali saat es krim di mangkuknya sudah kosong.

NATA
Mau pesan lagi?
SANDRA
(menyengir)
Hehe udah kenyang.
(menarik piring lainnya yang berisi cheese cake yang masih utuh)
NATA
(tersenyum kecil menatap perilaku Sandra)


Sandra melahap cheese cake itu di bawah tatapan Nata yang memerhatikannya sangat intens. Seakan menyaksikan Sandra yang sedang mengunyah adalah pertunjukan yang menarik.

NATA
Saya udah selesaikan PR dari kamu.
SANDRA
(menelan kuenya, menatap Nata dengan bingung)
PR?
NATA
(Mengangguk)
Tentang goals saya ke depannya.
SANDRA
(antusias)
Oh, ya? Apa?
NATA
Saya mau buka bisnis.
SANDRA
Bisnis? Bisnis apa?
NATA
Kafe.
SANDRA
Kafe?
(terlihat berpikir)
Kenapa tiba-tiba kepikiran mau buka kafe? Kantor kamu bukannya di bidang IT?
NATA
(mengangguk)
Side job aja. Peluang berbisnis kuliner selalu ada celah.
SANDRA
Bener, sih.
(mengangguk-angguk)
Keren-keren. Kamu emang selalu keren. Aku dukung 100%. Kalau kamu butuh bantuan apa pun, misalnya mau minta bantu aku cari ide untuk nama kafenya, boleh banget. Aku emang nggak kreatif-kreatif banget, sih. Tapi kalau diniatin, pasti ada aja ide kreatif yang keluar dari kepala ini.
NATA
(terkekeh)
Saya udah terpikir beberapa menu.
SANDRA
Oh ya? Menu apa aja?
NATA
Churos, Ice cream yogurt dan cheese cake seperti yang sedang kamu makan?
SANDRA
(menatap pada makanannya dan mangkuk es krim yang sudah kosong)
NATA
Biar kamu bisa makan gratis sepuasnya.
SANDRA
(menatap Nata sembari membuka mulutnya)
Ah, kamu lagi ngeledek aku ya? Gara-gara aku makan terus. Tadi churos, terus es krim, terus sekarang cheese cake.
NATA
(tertawa)
SANDRA
(menyipit pura-pura kesal)
NATA
(menghentikan tawanya)
Tapi serius, Saya kepengen buka bisnis. Dan kafe sepertinya peluang yang bagus.
Anggap aja karena Saya terinspirasi dari kamu yang sedang makan?
SANDRA
Emang bisa begitu?
NATA
Sebagai bayaran karena kamu sudah menjadi inspirasi saya, kamu boleh makan sepuasnya di kafe milik saya nanti.
SANDRA
(tersenyum malu-malu)
Kamu kayaknya udah terpesona sama aku, ya?


cut to


44. EXT/INT. JALAN RAYA - MOBIL — MALAM

Sandra dan Nata sedang berada di dalam mobil menuju perjalanan pulang dan mengantarkan Sandra ke rumahnya. Jalan raya yang tampak dipadati kendaraan seperti biasanya. Sandra sedikit memiringkan duduknya menatap Nata yang sedang fokus pada kemudinya.

SANDRA
Oh, ya aku penasaran deh sama sesuatu.
SANDRA
(menoleh singkat)
SANDRA
Kamu kok bisa kenal Sindy? Ah, lebih tepatnya kok kamu bisa pakai jasa Sindy?
NATA
Saya tau dari teman.
SANDRA
Teman?
SANDRA
(mengangguk)
Dia pernah pakai jasa Sindy untuk temani kondangan. Terus akhirnya saya cari tau dan saya coba untuk hubungi. Kita bertemu sekali untuk membahas kontrak dan akhirnya sepakat.
SANDRA
Tunggu, kamu punya teman?
NATA
(menoleh kemudian tersenyum kecil)
SANDRA
(ikut tertawa kecil)
Ya abisnya kamu tuh keliatan dingin banget. Susah didekati. Aku pikir nggak punya teman.
NATA
Punya. Tapi nggak banyak dan hanya ketemu seperlunya.
SANDRA
(mengangguk-angguk)
Oh.


Mobil masih melaju melanjutkan perjalanan. Kemudian Sandra, gadis itu mengulurkan tangan mengecilkan suhu pendingin mobil. Dia juga merapatkan jaket yang dikenakannya. Hal itu turut menjadi pandangan Nata yang meliriknya sekilas.

NATA
Dingin?
SANDRA
Sedikit. Mendung soalnya. Kayaknya bentar lagi hujan deras.
NATA
(mengangguk singkat)
SANDRA
Oh ya, aku masih penasaran sama satu hal lagi.
NATA
(menoleh singkat)
SANDRA
Kenapa kamu nggak cari pacar beneran aja sebelum ini? Atau kamu setuju gitu, untuk dikenalin Oma sama perempuan?
Kamu ganteng, karier juga oke. Bahkan kalau pun kamu mau menikah, kayaknya oke-oke aja. Umur kamu juga udah cocok untuk menikah.
NATA
(terdiam sebentar)
Saya nggak percaya dengan suatu hubungan. Apa pun itu. Pacaran, pernikahan.
SANDRA
Maksud kamu?
NATA
Orang tua saya cerai karena mereka sama-sama sibuk bekerja dan nggak punya waktu untuk satu sama lain. Kemudian Papa punya wanita lain dan Mama tau. Mereka bercerai. Nggak lama, Papa menikah dan Mama punya pacar lagi dan menikah lagi. Mama dan Papa bukan orang yang kenal sebentar. Mereka pacaran bertahun-tahun kemudian menikah tapi pada akhirnya cerai.
Hubungan saya juga seperti itu. Saya kenal Riani dari kami sama-sama SMA. Kami pacaran lama dan akhirnya seperti itu juga.
SANDRA
Riani? Ah, mantan kamu?
NATA
(tidak membalas)
SANDRA
Berarti, kamu sebenarnya nggak percaya juga ya, kalau apa yang kita lakukan sekarang akan berhasil?


cut to


45. EXT/INT. DEPAN RUMAH SANDRA - DALAM MOBIL — MALAM

Mobil Nata berhenti, tepat saat dia sudah sampai di depan rumah Sandra. Pandangan Nata lalu menuju pada luar jendela di mana Rani tengah berdiri menatap mobilnya yang berhenti di depan rumahnya. Sandra pun melihat arah pandang Nata.

SANDRA
Ibu? Kok di luar sih malem-malem?
(bersiap membuka seatbelt)
NATA
Ibu kamu?
SANDRA
(mengangguk, tersenyum menatap Nata)
Kalau gitu aku turun dulu, ya. Terima kasih untuk hari ini. Sampai ketemu hari Sabtu.
(turun dari mobil)


46. EXT. DEPAN RUMAH SANDRA — MALAM

Sandra yang baru turun dari mobil menghampiri Rani. Sedang Rani, arah pandangannya bukan hanya pada Sandra, tapi juga pada Nata yag ikut turun dari mobilnya dan berjalan mendekat kepada mereka.

RANI
Itu pacar kamu?
SANDRA
(ikut menoleh pada Nata, meringis)
RANI
Ibu kira kamu orangnya Lucas.
SANDRA
Lucas? Kok jadi Lucas?
RANI
(mendekatkan bibir pada telinga Sandra dan berbisik)
Ibu liat kamu teleponan sama Lucas ibu kira kalian balikan.


Sandra tidak sempat menjawab karena Nata sudah lebih dulu bergabung dengan mereka. Laki-laki itu dengan sopan menyalami tangan Rani.

NATA
Saya Nata, Tante.
RANI
(mengangguk)
Iya, Nata. Saya Rani Ibunya Sandra.
NATA
(tersenyum)


cut to


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar