Kekasih Akhir Pekan
6. Kekasih Akhir Pekan

24. INT. CAFE — SORE

Sandra bertemu Lucas di sebuah cafe. Mereka duduk berdua saling berhadapan dengan dua minuman di atas meja. Lucas sembari bertopang dagu memerhatikan Sandra yang melipat kedua tangannya di atas meja.

SANDRA
Jadi, ada apa dengan Nico?
LUCAS
(menghela napas)
Jadi nggak mau basa-basi dulu, nih? Tanya kabar gue atau kesibukan gue sekarang ini, gitu?
SANDRA
(tertawa kecil)
Ngeliat lo yang udah sok-sok flirting ngeliatin gue begitu, kabar lo pasti baik-baik aja.
LUCAS
(menyipitkan mata menatap Sandra pura-pura kesal)
Well, kabar gue memang baik. Gue sekarang kerja di lawfirm sebagai pengacara. Kesibukan gue saat ini ya kerja aja sih.
Kalau Ibu guru satu ini, gimana kabarnya? Kesibukannya ngapain ini dan satu lagi, udah punya berapa banyak pacar setelah kita putus?
SANDRA
(tertawa)
Oke. Thanks penjelasannya tentang kabar dan kegiatan Anda, Bapak Pengacara.
Kabar saya juga baik dan seperti yang Bapak ketahui, Saya seorang guru SMP dan kegiatan saya mengajar dan mengurusi murid-murid saja seperti yang sedang saya lakukan saat ini.
Jadi, kembali lagi ke topik, ada apa dengan Nico?
LUCAS
(geleng kepala)
No, no. Lo belum jawab pertanyaan gue yang terakhir.
SANDRA
(memutar kedua bola matanya)
Karena alasan kita putus waktu itu adalah gue mau fokus kuliah dan juga kerja, gue nggak sempat pacaran.
Kalau pacar ...
(mesem-mesem)
LUCAS
(menarik napas keras)
Ngeliat lo yang senyum-senyum kayaknya lo udah punya pacar. Right?
SANDRA
(tidak menjawab dan hanya tertawa saja)


Sandra menarik gelas minumnya. Meminum minumannya diikuti dengan Lucas yang justru melakukan hal sama sembari menatap Sandra. Sandra lalu meletakan gelas di atas meja dan balas menatap Lucas yang juga mengikuti mengikuti perlakuannya, menaruh kembali gelas di atas meja setelah selesai menyeruput minumannya.


SANDRA
Jadi, ada apa dengan Nico?
Total dari hari Rabu dan sampai di hari Senin sekarang ini, dia udah nggak masuk sekolah 4 hari dan tanpa kabar.
Gue coba hubungi nomor wali siswa yang tercantum di data tapi nggak bisa dihubungi. Sampai akhirnya gue minta nomor hp lo yang baru sama Uti-teman kelas lo dulu.
Nico ... dia baik-baik aja, kan?
LUCAS
(tersenyum tipis)
Sebenarnya Nico kurang baik.
Belakangan ini dia memang sering bertengkar sama bokap. Ya, biasa anak remaja. Udah mulai agak sulit untuk diarahkan dan hal itu suka memicu pertengkaran.
Nyokap bilang hampir setiap hari ribut terus beda pendapat. Kadang hal kecil aja bisa sama-sama kesulut emosinya.
Nico dan bokap itu sama-sama keras kepala dan nggak ada yang mau ngalah. Sama-sama merasa diri mereka benar.
Terakhir pertengkaran mereka, mungkin bokap juga lagi parah-parahnya emosi, bokap main tangan. Nico kabur dari rumah. Syukurnya dia kabur ke apartemen gue dan sekarang dia masih di sana.
Tapi ya gitu. Di kamar aja ngurung diri nggak mau sekolah nggak mau keluar. Even ketemu Mama juga dia nggak mau.
Tapi nggak usah terlalu khawatir. Dia masih mau makan walau lauknya maunya itu-itu terus. Sedikit-sedikit dia juga udah bisa diajak ngobrol walau masih harus hindari topik-topik seputar bokap.
SANDRA
(menghela napasnya)
Syukur dia ada di tempat yang aman sekarang.
Di usia remaja seperti Nico emosinya pasti masih naik turun. Tapi syukur Nico pergi ke tempat kakaknya bukan ke tempat aneh-aneh. Dia memang anak yang baik.
Minggu depan udah ujian tengah semester. Gue harap Nico bisa masuk sekolah lagi biar nggak ketinggalan ujian.
Gue tau Nico butuh waktu untuk memulihkan diri. Thanks lo udah ada di samping dia.
LUCAS
Thanks juga udah peduli sama Nico. Gue juga akan berusaha untuk ngomong sama Nico supaya dia masuk sekolah lagi.
Kayaknya juga udah bosen diam doang di apartemen gue nggak ada kegiatan. Nyokap juga udah nangis-nangis mulu minta ketemu sama anaknya tapi Nico belum mau untuk ketemu.
SANDRA
Kalau ada yang bisa gue bantu untuk Nico, kabari gue.
LUCAS
Thanks, San. Lo masih baik dan perhatian kayak dulu.
SANDRA
(hanya memutar kedua bola matanya)


Di sela obrolan mereka, Sandra mendapatkan telepon masuk dari Nata di ponselnya. Gadis itu mengernyit bingung awalnya, tetapi tetap menjawab panggilannya setelah memberikan kode sekilas pada Lucas bahwa dia ingin menjawab telepon.


SANDRA
Halo?
NATA (O.S)
Sandra, maaf ganggu waktu kamu. Kemarin saya lupa kasih tau kamu kalau hari sabtu besok, sepupu saya mau menikah.
Saya minta tolong untuk kamu temani saya ke sana.
SANDRA
Sabtu besok? Oke.
NATA (O.S)
Tante saya kasih bahan kain untuk seragam keluarga. Saya diminta Oma kasih ini ke kamu. Bisa cari penjahit yang bisa buat baju dalam lima hari? Maaf mendadak karena saya juga baru dapat bahannya.
Nanti uang jahitnya saya yang bayar.
SANDRA
Oh. Oke nggak apa-apa. Nanti aku ambil bahannya ke rumah Oma.
NATA (O.S)
Nggak perlu. Saya di jalan sekarang. Kamu di mana biar Saya ke tempat kamu dulu.
SANDRA
Oh, boleh. Aku di Petronax Cafe daerah Kebon Jeruk.
NATA (O.S)
Nggak jauh. Sepuluh menit saya sampai.
SANDRA
Oke, hati-hati Nata.


Sandra menutup panggilannya. Kemudian kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas. Sandra tidak bisa menyembunyikan senyumnya setelah mendapatkan telepon dari Nata barusan. Hal itu membuat Lucas menatapnya dengan curiga.

LUCAS
Cowok lo?
SANDRA
Hah?
(sedikit bingung)
Oh.

Stersenyum lebar. Namun diia masih tidak tahu apakah orang lain perlu tahu statusnya sebagai pacar Nata atau tidak maka Sandra tidak menjawab apa pun pada Lucas.

SANDRA (CONT'D)
Kalau lo ada kegiatan lagi setelah ini, nggak apa-apa duluan aja. Gue masih harus nunggu orang.
LUCAS
Cowok lo ya?
Kalau gitu gue mau ikut nunggu. Gue mau liat pacarnya mantan pacar gue orang yang seperti apa.


cut to


25. INT. CAFE — SORE

Sandra dan Lucas masih duduk di tempat yang sama. Kali ini mereka tidak hanya berdua, tapi ada Nata yang duduk di samping Sandra dengan tatapan tajamnya menatap Lucas.

LUCAS
Wow. Gue nggak tau kalau pacarnya mantan pacar gue adalah Sonata Kusuma.
SANDRA
(menatap bingung pada keduanya)
Kalian saling kenal?
LUCAS
(memasang wajah santai)
Kita ketemu beberapa kali secara nggak sengaja di beberapa kesempatan.


Sandra masih memasang wajah bingungnya. Saat hendak membuka suara lagi untuk bertanya lebih lanjut, Nata malah berdiri lebih dulu. Menatap Sandra dan mengambil lengannya.

NATA
Kita pulang.

Nata berjalan keluar kafe dengan menggandeng tangan Sandra yang masih tidak mengerti dengan kondisi yang terjadi


cut to


26. EXT/INT. JALAN RAYA - MOBIL NATA — MENJELANG MALAM

Di dalam mobil Nata yang sudah melaju berbaur dengan kendaraan lain di jalan raya yang cukup padat itu, Sandra menoleh pada Nata masih dengan keningnya yang mengernyit bingung soal di cafe tadi. Matahari sudah terlihat tenggelam dan langit pun sudah mulai gelap.


SANDRA
Kok kamu bisa kenal Lucas? Kalian kenal di mana?
NATA
Ada urusan apa kamu ketemu dia?
SANDRA
Adiknya Lucas murid aku di sekolah. Beberapa hari ini adiknya nggak masuk sekolah jadi aku ketemu dia untuk tanya soal adiknya yang nggak masuk itu.
NATA
Kamu pernah pacaran sama dia?
SANDRA
(mengangguk)
Udah lama, waktu aku masih kuliah. Kita gabung di komunitas yang sama terus putus waktu aku lagi nyusun skripsi. Ayahku lagi sakit dan aku mau fokus kuliah dan ngerawat Ayah. Setelah lulus, Ayah meninggal dan aku sibuk kerja. Nggak ada waktu untuk urusin masalah percintaan.
NATA
Kalian sering ketemu lagi akhir-akhir ini?
SANDRA
(menggeleng)
Setelah putus aku baru dua kali ketemu dia. Waktu itu aku kasih surat panggilan orang tua ke adiknya dan dia yang datang. Dan yang kedua, tadi.
Tapi tunggu. Kamu banyak tanya-tanya tapi satu pertanyaanku itu kamu nggak jawab. Kamu kenal di mana sama Lucas?
NATA
(masih fokus menatap depan)
Lebih baik kamu jaga jarak dengan dia.
SANDRA
Kenapa harus begitu?
Oh, dan ini. Aku lupa bertanya sama kamu tentang ini. Untuk status kita sebagai pacar pura-pura, apa aku perlu berpura-pura di depan orang lain juga kalau aku pacar kamu?
Lucas menganggap kalau kamu pacar aku.
NATA
Lebih baik begitu. Dan Saya harap kamu nggak ketemu dia lagi.
SANDRA
Kenapa? Hubungan kamu dengan Lucas nggak baik?
NATA
(tidak menyahut)
SANDRA
Walaupun nggak baik, itu bukan urusan aku, kan? Aku dan Lucas putus baik-baik. Kami loss contact juga karena sibuk sama urusan masing-masing. Tapi bukan berarti saling benci.
NATA
Dia bukan orang baik.
SANDRA
Tahu dari mana kamu dia bukan orang baik? Aku kenal sama dia 2 tahun dan kita pacaran hampir satu tahun. Menurutku dia bukan orang yang bisa dikatakan bukan orang baik.
NATA
(menatap Sandra dengan tatapan yang tidak Sandra mengerti setelah itu menoleh lagi ke depan)
NATA
Apa kamu cemburu?
NATA
(mendengkus)
Jangan konyol.
SANDRA
Ya terus apa alasan kamu larang-larang aku ketemu dia lagi? Kalau kamu bilang dia nggak baik mungkin itu hanya perspektif kamu aja. Tapi menurutku dia orang yang baik.
Kamu sendiri yang bilang nggak ada rencana untuk jatuh cinta. Kalau begitu jangan halangi aku juga untuk jatuh cinta sama orang lain, dong.
Atau kalau nggak-
NATA
(menoleh)
Sandra
-Kamu izinkan aku jatuh cinta sama kamu dan kasih aku kesempatan untuk buat kamu jatuh cinta juga.
NATA
Saya bilang saya nggak ada rencana untuk jatuh cinta.
SANDRA
Rencana itu kan bisa diatur ulang kalau kamu mau. Kamu tinggal kasih aku kesempatan untuk bantu kamu ubah rencana itu.
Aku udah bilang sama Sindy untuk menggantikan dia menjadi pacar sewaan kamu sampai masa kontrak kalian berakhir.
Sampai kontrak itu selesai, kalau kamu mau kasih aku kesempatan itu, izinkan aku jadi pacar beneran kamu. Walau cuman di Sabtu-Minggu.
NATA
(menoleh tidak percaya)
SANDRA
Cuman akhir pekan aja, kita jadi pacar beneran. Aku temani kamu ke rumah Oma, tapi setelah itu, kamu harus mau kencan sama aku.
Nggak usah dibayar. Aku juga nggak minta bayaran ke Sindy.
Anggap aja kita win-win solution. Aku udah terlanjur suka sama kamu dan nggak ada niatan untuk berhenti sebelum berjuang.
NATA
(menghela napas panjang, tidak menyahut)
SANDRA
Kalau kamu setuju, antar aku sampai rumah. Kalau nggak setuju, turunin aku di pinggir jalan.


cut to


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar