Kekasih Akhir Pekan
5. Kekasih Akhir Pekan

18. EXT. LUAR PAGAR RUMAH SANDRA — SIANG

Sandra tengah berdiri di depan pagar rumahnya menunggu kedatangan Nata yang beberapa menit lalu sudah menghubunginya mengabarkan bahwa dia sudah di jalan. Kemudian tidak lama, Nata benar sampai. Kali ini Nata tidak menggunakan mobilnya tetapi menaiki sebuah motor besar yang membuat kening Sandra mengerut bingung. Apalagi, langit yang tampak mendung saat ini dan bisa turun hujan kapan saja.


SANDRA
Kok tumben pakai motor?
NATA
(membuka kaca helmnya)
Mobil saya di bengkel.


Nata turun dari motornya. Menuju sisi belakang motor untuk mengambil helm yang tadi ia simpan di sana lalu memberikannya pada Sandra yang langsung menerima dan memakainya. Tanpa banyak kata, Sandra langsung naik ke atas motor Nata begitu juga Nata yang sudah naik lebih dulu. Motor pun melaju, membelah jalanan ditemani langit yang sudah semakin gelap.


cut to


19. EXT. JALAN RAYA - WARUNG PINGGIR JALAN — SIANG - HUJAN DERAS

Langit yang semakin gelap itu perlahan mengeluarkan air hujannya. Gerimis yang lama kelamaan menjadi hujan yang cukup deras. Motor Nata perlahan memelan dan menepi di sisi jalan yang terdapat warung pinggir jalan yang tutup untuk berteduh.

Nata mematikan mesin motornya, turun dari sana berikut juga Sandra yang kemudian berlari kecil menuju teras warung agar tidak terkena air hujan.


NATA
Maaf. Kamu jadi kehujanan.
SANDRA
(tertawa sembari membuka helmnya dan meletakannya di atas meja yang ada di sana)
Nggak apa-apa. Sekarang kan emang lagi musim hujan. Hujaaaaan terus setiap hari. Selama musim hujan ini juga, aku jadi sering ketahan di sekolah tunggu hujannya berhenti baru pulang.
NATA
(tidak menyahut)


Nata memperhatikan Sandra yang tengah mengusap-usap bajunya yang basah. Laki-laki itu juga ikut membuka helmnya dan meletakan di atas meja. Melihat pakaian Sandra yang cukup basah, Nata membuka jaketnya dan memberikannya pada Sandra.


SANDRA
(menggeleng menolak jaket Nata)
Nggak usah, nggak usah. Aku nggak kedinginan kok.
NATA
(masih mengulurkan jaketnya)
Baju kamu warna putih.
SANDRA
(menatap pada tubuhnya kemudian terburu mengambil jaket Nata dan mengenakannya)


Mereka sama-sama terdiam lagi. Seolah menikmati air hujan di depannya yang turun ke Bhumi begitu deras. Dapat dilihat juga beberapa pengendara motor yang ikut meminggirkan motornya dan berteduh bersama mereka. Ada yang berhenti hanya untuk sekedar memakai jas hujan, ada juga yang memang berteduh menunggu hujan. Padatnya orang yang berdatangan membuat Sandra menggeser posisi berdirinya mendekat pada Nata agar orang lain bisa kebagian tempat juga.

Sandra lalu menoleh pada Nata yang masih memasang wajah datarnya menatap pada jalan raya. Seolah tidak terganggu dengan apa pun.

SANDRA
Kamu, kenapa tiba-tiba pindah?
NATA
(menoleh sekilas)
Orang tua saya pisah. Saya tinggal dengan Oma di Jakarta.
SANDRA
Maaf, aku nggak tau.
NATA
(Tidak menyahut)
SANDRA
(diam sebentar lagi sebelum kembali membuka suaranya)
Kamu tau nggak, aku senang banget waktu kamu nyamperin aku di taman waktu itu. Waktu itu aku lagi sedih banget karena harus berpisah sama Sindy.
Aku dan Sindy hidup di panti dari kami bayi. Terus saat kelas 3 SD, ada sepasang suami istri yang mau mengadopsi anak. Tapi sayangnya, mereka cuman mau satu dan mereka memilih aku. Karena itu aku harus berpisah sama Sindy dan ikut orang tua angkatku ke Bandung.
Kamu teman pertama yang aku punya di sana. Si anak kelas 6 yang nggak suka matematika.
(tertawa membayangkan masa kecil mereka dulu)


Cut to

20. EXT. TAMAN BERMAIN — PAGI (FLASHBACK)

Terlihat Sandra kecil tengah berjongkok di dekat ayunan di sebuah taman bermain yang sepi pengunjung. Wajahnya terlihat sedih dan hanya diam menggali tanah dengan sebuah batu yang ada di tangannya.

Lalu datanglah Nata kecil menghampiri dan ikut berjongkok di depannya.

NATA
Kamu ngapain di sini?
SANDRA
(menatap Nata, menggeleng tanpa menjawab)
NATA
Kok kamu nggak sekolah? Bolos ya?
SANDRA
Kamu juga nggak sekolah.
NATA
Aku emang lagi bolos.
Aku belum ngerjain PR matematika. Malas kalau sekolah nanti dihukum sama guru disuruh lari keliling lapangan.
SANDRA
Kenapa PR nya nggak dikerjain?
NATA
Susah. Aku nggak ngerti. Aku minta ajarin Mama, Mama aku kerja. Papa aku juga kerja.
SANDRA
Matematika kan nggak susah.
NATA
Kamu kelas berapa?
SANDRA
(mengangkat tiga jemari tangannya)
NATA
Matematika kelas tiga emang masih gampang. Aku tuh udah kelas 6, pelajarannya udah susah, tau.
Nanti deh kalau kamu udah kelas 6, baru kamu rasain.


cut to


21. EXT. JALAN RAYA - WARUNG PINGGIR JALAN — SIANG - HUJAN DERAS (CONT'D)



SANDRA (CONT'D)
Aku ingat dulu kita sering ketemu tiap sore. Atau kamu sering ngintip-ngintip rumahku tiap pagi kalau kamu bolos sekolah. Ibuku yang kasih tahu.
(terkekeh)
Kamu dulu itu baweeeel banget. Kamu cerita banyak hal. Apalagi tentang guru kamu yang galak. Sampai aku sempat punya kepikiran apa nanti di sekolah baruku gurunya akan galak juga seperti guru kamu?
Tapi serius, aku senang banget bisa ketemu kamu lagi di sini.
Kalau kamu, senang nggak bisa ketemu aku lagi?
NATA
(tidak menyahut dan membuang wajah ke depan)


Sandra cemberut menatap Nata yang tidak lagi meresponnya. Tetapi dia tidak bisa berhenti memandangi Nata walau dari samping.

SANDRA
Nata, kalau aku memutuskan untuk jatuh cinta sama kamu, bagaimana?
NATA
(menoleh sekilas dan kembali menatap ke depan)
Saya nggak ada rencana untuk jatuh cinta.


22. INT. RUMAH SANDRA - KAMAR TIDUR SINDY — MALAM

Saat ini, Sindy sudah memutuskan untuk tinggal di rumah Sandra. Malam itu, Ibu Rani dan Sandra berada di dalam kamar tidur Sindy yang kaki dan tangannya sudah lepas dari kruk. Rani sendiri sedang membantu Sindy untuk menyamankan diri di atas kasurnya.

RANI
Sindy, kalau butuh apa pun jangan sungkan minta sama Ibu, ya.
SINDY
Iya, Bu. Terima kasih. Aku udah nggak kenapa-kenapa, kok. Nanti kalau butuh sesuatu bisa ambil sendiri.
RANI
Begitu juga nggak apa-apa. Ini juga rumah kamu.
Ya sudah, kamu istirahat. Ibu keluar dulu.
SINDY
Selamat istirahat, Bu.
RANI
(mengangguk, mengusap lengan Sindy sebentar kemudian keluar dari kamar)


Tersisa Sandra dan Sindy yang saling lihat-lihatan satu sama lain. Sebelum Sandra berdecak dan yang pertama memutuskan tatapan mereka.

SANDRA
Akhirnya kepala batu lo itu pecah juga.
Coba dari lama mau tinggal bareng gue dan Ibu, nggak akan kesusahan lo di rumah sakit sendirian.
SINDY
Ya enggak enak lah, San. Masa gue numpang di rumah orang.
SANDRA
Rumah orang gimana? Ini kan rumah gue. Rumah lo juga.
SINDY
Enggak, lah. Ibu Rani kan cuman Ibu lo, bukan ibu gue.
SANDRA
Nggak gitu lah, Sin. Ibu juga udah anggap lo kayak anaknya sendiri, tau. Dia khawatir banget waktu tau lo kecelakaan.
SINDY
(menyengir)
Jadi gimana Nata? Gue nggak denger lo komplain apa pun tentang klien gue satu itu.
SANDRA
(mesem-mesem)
Dia baik. Ya, walau keliatan dingin tapi dia keliatan sayang banget sama neneknya.
SINDY
(menyipit menatap Sandra curiga)
Hm ... kayak ada yang beda nih dari senyum lo?
SANDRA
(tertawa)
Lo inget, anak laki-laki yang pernah gue ceritain dulu? Yang kasih sapu tangan gue dengan ukiran nama 'Sonata'?
SINDY
(menatap Sandra terkejut)
Jangan bilang kalau Sonata yang itu, dia?
SANDRA
(mengangguk masih dengan tersenyum-senyum)
SINDY
(semakin terkejut)
Demi apa, sih? Gila, ini keajaiban banget!
SANDRA
Gue juga nggak nyangka bisa ketemu lagi sama dia saat kita udah dewasa begini.
Dan Sindy, boleh gue aja yang lanjutin klien lo ini sampai masa kontrak kalian habis?
Lagi pula lo bilang mau pensiun jadi pacar sewaan, kan?


cut to


23. INT. RUMAH SANDRA - KAMAR TIDUR SANDRA — MALAM

Sandra merebahkan tubuh di atas ranjangnya. Menatap pada ponselnya yang sedang terpampang room chatnya dengan Nata. Terakhir adalah isi pesan dari Sandra yang membalas pesan Nata yang mengabarkan bahwa Nata sudah on the way menuju rumahnya.

Di layar, di samping wajah Sandra, terdapat gambar sebuah room chat Nata dan Sandra dengan Sandra yang mencoba mengetikan beberapa pesan tapi tidak juga kunjung dikirimnya.

INSERT CHAT :

To Nata

Nata lagi apa?

Sandra geleng kepala. Menghapus lagi pesannya dan mengurungkan niat untuk mengirim pesan pada Nata lebih dulu.

Sandra menutup room chat mereka bersamaan dengan pesan masuk dari Lucas yang membalas pesan darinya.

INSERT : Pesan masuk from Lucas

INSERT Room Chat Lucas

To : Lucas

Halo Lucas, ini Sandra. Gue mau tanya soal Nico. Dari hari Rabu kemarin dia nggak sekolah dan nggak ada kabar. Nico baik-baik aja, kan?

From : Lucas

Hi, Sandra.

Senang lo chat gue. Untuk bahas Nico dan yang lainnya, bisa kita ketemu besok? Sepulang lo ngajar juga nggak apa-apa. Di cafe langganan kita dulu gimana?

To : Lucas

Oke.


cut to


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar