Kekasih Akhir Pekan
3. Kekasih Akhir Pekan

10. INT. RUANG GURU — SIANG

Sandra mengamati Nico-muridnya yang sedang duduk di depannya. Nico masih diam dengan wajah acuh tak acuh. Seragam sekolahnya yang berantakan, juga rambutnya. Di sudut bibir kanan remaja itu terdapat sedikit bekas luka tonjok yang sudah diobati.

SANDRA
Kamu masih nggak mau kasih tau Ibu kenapa kalian bisa bertengkar?
NICO
(Hanya melirik Sandra sedikit)
SANDRA
Kepala sekolah lagi nggak ada di tempat. Kalau beliau tahu ada keributan di sekolah, kamu pasti sudah dipanggil ke ruangannya.
NICO
(masih diam)
SANDRA
Ini bukan yang pertama ya, Nico. Minggu lalu kamu merokok di belakang sekolah. Kamu juga bolos jam pelajaran dari siang sampai pulang. Cuman tas kamu aja kamu tinggal di dalam kelas.
Kalau kamu terus diam begini, Ibu nggak tahu harus bagaimana membantu kamu.
SANDRA
(menghela napas)
Nilai kamu merosot jauh dari semester lalu. Tahun depan kamu sudah kelas 9. Tahun depannya lagi kamu masuk SMA.
Ibu tahu kamu anak yang cerdas, Nico. Di kelas 7 kamu bahkan selalu dapat 100 di kelas Ibu.
NICO
(Tidak mau menyahut)
SANDRA
Kamu sedang ada masalah?
Kamu bisa cerita sama Ibu kalau ada sesuatu yang mengganggu kamu.
SANDRA
(mengambil sebuah amplop di atas meja dan menyerahkannya kepada Nico)
Besok, Ibu mau ketemu orang tua kamu.


Cut to


11. INT. RUANG GURU — SIANG

Keesokan harinya di ruang yang sama. Sandra yang kemarin memberi surat pemanggilan orang tua pada Nico tidak menyangka bahwa yang datang bukanlah orang tua siswanya itu tetapi seorang laki-laki muda yang tidak lain adalah Lucas. Mereka duduk berhadapan di ruang guru dengan Lucas yang tersenyum penuh arti menatap Sandra.


SANDRA
Jadi ... Bapak adalah ayahnya Nico?
LUCAS
(menggeleng)
No. Aku kakaknya.
SANDRA
Kakaknya?
LUCAS
Kamu nggak menyangka, ya? Sama. Aku juga nggak menyangka ketemu kamu di sini.
Gimana kabar kamu?
SANDRA
(tersenyum)
Kabar saya baik, Pak Lucas. Tapi saat ini, bukan soal kabar yang akan kita diskusikan tapi soal Nico yang belakangan sering terlibat masalah di sekolah.
LUCAS
(menegakkan posisi duduknya)
Oke, Ibu guru. Jadi ada apa dengan adik kecil saya? Dia berbuat kenakalan apa yang membuat ibu guru melayangkan surat pemanggilan orang tua?
SANDRA
(mulai fokus dengan topik mereka)
Kemarin Nico bertengkar dengan teman sekelasnya. Mereka tonjok-tonjokkan di lapangan pada jam istirahat.
Sebelumnya, Nico juga ketahuan merokok di belakang sekolah dan bolos pelajaran. Bolos pelajaran ini bukan sekali dua kali. Akhir-akhir ini Nico sering melakukannya.
Guru BK dan wakil kesiswaan menyerahkan urusan ini kepada saya terlebih dahulu selaku wali kelasnya. Tapi nggak menutup kemungkinan, kalau hal ini masih berlanjut, Nico bisa dipanggil langsung oleh kepala sekolah.
LUCAS
(mengangguk-angguk mendengarkan)
SANDRA
Saya tahu Nico anak yang cukup pendiam. Tapi sebelum ini dia bukan anak yang nakal. Dia juga anak yang lumayan cerdas terutama di pelajaran matematika.
Nilai ulangan harian dia beberapa waktu lalu sangat merosot. Bukan hanya di satu pelajaran, tapi di semua pelajaran.
LUCAS
(masih diam mendengarkan)
SANDRA
Apa ada yang terjadi di rumah sampai Nico menjadi seperti ini?
LUCAS
Kami memang ada sedikit masalah keluarga. Mungkin karena itu Nico menjadi seperti ini.
Nanti aku coba bicarakan dengan anak itu.
SANDRA
Baik, Pak Lucas. Terima kasih kerja samanya. Saya tahu Nico anak yang baik. Menjadi nakal seperti ini bukan Nico sama sekali.
Di usia remaja seperti Nico sekarang, dia sedang mengalami fase mencari jati diri. Sebagai orang dewasa kita perlu mengarahkannya dengan baik. Tolong jangan dimarahi apalagi dikasari ya, Pak. Cukup nasihati dengan baik dan tanya soal perasaannya. Semoga Nico bisa lebih terbuka dengan keluarganya.
Kalau ada yang bisa saya bantu di sekolah selaku guru dan wali kelasnya, tidak perlu sungkan untuk memberi tahu saya.
LUCAS
Baik, terima kasih kembali Ibu Guru Sandra.
Jadi ... ada yang ingin diobrolkan lagi mengenai Nico?
SANDRA
Sudah, itu saja.
Kalau Pak Lucas sedang terburu-buru, silakan.
LUCAS
(menggeleng)
Nggak terburu-buru. Aku cuman mau ajak kamu makan siang.
Ini sudah masuk jam makan siang kamu, kan?
SANDRA
(menggeleng, menolak dengan sopan)
Mohon maaf Pak Lucas, waktu istirahat saya sebentar dan setelah ini saya ada jadwal mengajar di kelas.
LUCAS
Oke, nggak masalah.
Lain waktu, kita harus makan siang bareng. Bukan sebagai guru dan kakak Nico, tapi sebagai mantan pacar yang ketemu lagi.
How?
SANDRA
(tertawa kecil, mengulurkan tangan kepada Lucas)
Terima kasih atas kehadirannya, Pak Lucas. Tolong dibantu soal Nico, ya.


Cut to


12. INT. RUMAH SANDRA-TERAS RUMAH — MALAM

Sandra terlihat sedang mengotak-atik ponselnya sampai kemudian sang ibu keluar dari rumah dan menghampiri putrinya yang sudah rapi dengan pakaian perginya tampak seperti sedang menunggu seseorang di luar.

RANI
Kamu nih, udah malam begini masa masih mau pergi, sih, San. Memangnya kamu mau ke mana?
SANDRA
(Menoleh pada sang ibu)
Ada yang harus dikerjain, Bu. Tapi Sandra nggak bisa bilang ke Ibu sekarang. Nanti kalau udah waktunya, Sandra kasih tau Ibu.
RANI
(geleng kepala)
Kamu nih kok makin sibuk banget keliatannya, San. Seharian pegang hp terus Ibu lihat. Lagi makan pegang hp, lagi nyapu juga kamu pegang hp.
SANDRA
(langsung menutup ponselnya dan menyimpannya di dalam tas)
Iya, Bu. Ini Nico, murid Sandra. Dari hari Rabu nggak masuk sekolah. Padahal waktu Selasa kemarin kakaknya datang ke sekolah setelah Sandra kasih surat panggilan.
Sandra hubungi nomornya nggak aktif. Sandra nggak punya juga nomor Kakaknya. Nomor orang tuanya nggak aktif juga soalnya.
RANI
Terus sekarang nih kamu mau cari murid kamu itu?
SANDRA
Enggak, Bu. Sekarang Sandra ada urusan lain. Ini tadi alhamdulillah Sandra udah dapet nomor kakaknya.
RANI
Kamu, tuh.
Ya udah pokoknya hati-hati. Pulangnya jangan terlalu malam.
Sekalian itu kamu tanyain lagi sama Sindy kapan mau pindah ke rumah. Katanya dia udah bisa keluar dari rumah sakit.
SANDRA
Iya, Bu, nanti Sandra tanya, ya.


Sandra kemudian mendapati ponselnya bergetar dan nama kontak Nasa terbacanya di sana. Gadis itu pamit dengan ibunya.

SANDRA (CONT'D)
Sandra pergi dulu ya, Bu. Ibu jangan lupa diminum vitaminnya.


cut to


13. EXT/INT. JALAN RAYA - MOBIL NATA — MALAM

Nata dan Sandra berada di dalam mobil. Seperti biasanya, wajah Nata tampak datar dan Sandra yang sudah tidak begitu canggung menatap Nata dan membuka pembicaraan di antara mereka.


SANDRA
Kok tumben, hari ini kita ke rumah Omanya malam?
NATA
Oma ada jadwal check-up kesehatan siang tadi.
SANDRA
(Mengangguk)
Oh.


Sandra tidak mengatakan apa-apa lagi setelahnya. Sandra mengeluarkan ponselnya dan tampak serius mengetik beberapa pesan di sana. Di sampingnya, Nata masih mengemudi dengan fokus dan menghadap pada jalan raya di depannya.

Kendaraan itu masih melaju sampai tiba-tiba Nata mengerem mendadak saat ada orang yang menyebrang jalan tiba-tiba di depannya. Si penyebrang lalu menatap ke arah Nata yang terkejut dengan menangkupkan tangannya di depan dada dan mengucapkan 'maaf' dengan gerakan bibirnya yang bisa Nata baca. Lalu, si penyebrang pergi begitu saja.

Nata menoleh pada Sandra yang tampak terkejut di tempatnya. Lebih terkejut lagi dengan lengan Nata yang masih berada di depannya saat tadi refleks melindungi Sandra dengan lengannya ketika si penyebrang lewat sembarangan.


NATA
Kamu nggak apa-apa?
SANDRA
(menggeleng masih terkejut)
NATA
Tadi ada yang nyebrang nggak lihat-lihat.


Nata kemudian melanjutkan kembali perjalanan mobilnya.


cut to


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar