Karomah santri melarat” Bercerita tentang seorang santri bersarung lecek yang membernikan diri menerima pernikahan dari putri tokoh ulama’ sepuh pengasuh pesantren terbesar di kota Madiun. Pernikahan mereka banyak menuai kontrofersi dari pihak para pejabat dan masyarakat sekitar mereka menganggap pernikahan tersebut tidak Kafa’ah [tidak sepadan] di karenakan calon menantunya adalah seorang santri biasa saja yang di pondok di kenal sebagai Abdi ndalem [yang membatu pekerjaan kyiai di pesantren] karna memang biasanya santri yang ikut ndalem adalah santri melarat yang orang tuanya tidak mampu membiayai makan dan pendidikannya di pesanmtren sehingga yang menanggung adalah kyiainya. Namun yang istemewa dari santri yang bernama Wafi muhammad adalah dia santri yang masyhur dengan tawadhu’ [rendah diri] serta tirakatnya dan wiridnya begitu ampuh bahkan sudah sepuluh tahun dia menjalani tirakat puasa Naun dan ngrowot [setiap hari puasa dan tidak makan nasi, Biasanya mereka menggantinya dengan makan nasi jagung], di samping itu Wafi muhamad juga seorang santri yang aktifis dalam sekolah diniyahnya Itulah salah satu alasan seorang santri melarat bernama Wafi di percaya untuk menjadi menantu kyiai ‘’Maftuh abdullah’’.
Dan yang mengejutkan setelah pernikahan berlangsung santri melarat itu menolak untuk di buatkan rumah dan pesantren oleh mertuanya dan memilih untuk membawa istrinya berdomisili di kota kelahirannya Kediri di mana kota tersebutlah yang menjadikan alasan seorang Wafi muhammad untuk mengajak istrinya menjalani kehidupan sederhana jauh dari hingar bingar kemewahan para Nawaning [sebutan untuk perkumpulan para putri putri kyiai] .
Akankah pernikahan yang tidak kafa’ah bisa menyebabkan berakhir dengan perceraian?
Bagaimanakah Karomah yang di temukan dari santri melarat seorang Wafi muhammad?
Script Impact
Cast
Wafi muhammad [peran utama]
Ning Zayyina wardah [istri wafi muhamad]
Kyiai Maftuh abdullah [Abi dari zayyina wardah]
Bu nyai Sayyidah maula [umi dari zayyina wardah]
Bapak Zainal [Bapak wafi muhammad]
Farhan [Kakak lelaki zayyina]
Shofia [kakak perempuan zayyina]
Ishmah [Adik perempuan Wafi muhammad]
Naila [Sahabat zayyina]
Izzudin [Sahabat wafi muhammad]
“KAROMAH SANTRI MELARAT”
Scene 1 INT/EXT. KAMAR MEWAH DAN RUANG TAMU .
CAST. ZAYYINA, UMIK SAYYIDAH, ABI MAFTUH, FARHAN.
[Zayyina sedang mengulang hafalan AL qur’anya surat Ali imran di kamar. Kemudian umiknya masuk kamar zayyina]
Umik:“Masih muraja’ah nduk?” [murajaah dari kata bahasa arab maknanya mengulang]
Zayyina:“Umik, njih mik tinggal sedikit saja ini selesai”
Umik:“Kalau sudah selesai ke ruang tamu di tunggu abimu mau bicara”
Zayyina:“Njih mik...”
[setelah menutup Al qurannya zayyina menemui Abinya di ruang tamu yang sudah ada umik serta kakaknya]
Zayyina:“Abii...katanya abi mau dawuh sesuatu pada zayyin [zayyin merajuk duduk di dekat abinya]
Abi:“S2 mu kan sudah rampung nduk, sudah waktunya kamu menikah. Ada salah satu santri di sini yang menurut pandangan Abi dia lelaki yang bathiniyah serta ubudiyahnya baik. Bagaimana kamu bersedia manut dengan pilihan abi?” [rampung: selesai]
[zayina hanya diam dan menunduk]
Farhan: Kalau kamu kurang setuju bisa katakan jujur saja dek, Atau mungkin kamu punya pilihan lain?
[Abi dan umik langsung menatap Farhan kemudian menatap zayyina]
UMIK: Kamu punya pacar to nduk?
Zayyina: Mboten mik...
Umik: terus kenapa diam saja nduk abimu menanyakan itu?
Abi: umik yo mbok jangan terlalu menekan seperti itu, Kita dengarkan dulu alasan zayyina!”
zayyina:” zayyin masih ingin mondok lagi abi”
Abi:” perempuan itu belajar ada masanya nduk...kamu mengaji ndak harus langsung pada kyiai. Kamu mengaji dengan suamimu itu juga sama besar ganjarannya”
Umik: Benar yang di dawuhkan abimu nduk. Dulu umik ini menikah umurnya masih enam belas tahun, mondok juga belum tamat. tapi ternyata menikah dengan abimu di umur belia juga tidak bikin umik menjadi bodoh dan tertinggal. Umik masih bisa belajar ngaji kitab kuning sama abimu.
FARHAN: “Apalagi umurmu juga sudah matang untuk berumah tangga ingsya Allah isi kitab Qurratul uyunnya akan semakin mudah di pelajari”
[kitab qurratul uyun: kitab yang membahas soal pernikahan]
Zayyina: “zayyin ngikut dawuh abi umik saja, nderek aken kemawon”
[umik langsung memeluk zayyin sementara farhan dan abinya hanya tersenyum lega]
SCENE 2 EXT. DI DALAM KAMAR DAN RUANG TAMU
CAST:
ZAYYINA, KYIAI MAFTUH, UMIK SAYYIDAH, SHOFIA,FARHAN,BAPAK ZAINAL,WAFI MUHAMMAD,TAMU UNDANGAN, SANTRI ABDI NDALEM.
Zayyina berada di dalam kamarnya dan duduk di depan meja rias karna hari itu adalah acara khitbah zayyina dengan wafi muhammad. Kini zayyina nampak sangat cantik dengan dres berwarna merah muda dengan balutan pasmina yang terbalut indah di wajah ayunya. Kakak perempuannya berhasil memoles wajah ayu zayyina menjadi nampak sangat menawan bak gadis turkie.
Shofia: Senyum dong cantik, Masak hari bahagia wajah di tekuk begini hmm?
Zayyina: Mbak fia dulu menikah langsung jatuh cinta begitu memangnya?
Shofia: Menikah itu jatuh cinta nomer sekian dek, Asal suami ubudiyahnya bagus, tanggung jawab dan bisa saling menghargai dan memahami maka rasa mahabbah itu akan tumbuh dengan sendirinya. Asal hatimu bersih tetap husnudzon dengan takdir yang di pilih Allah mengerti?
[zayyina menunduk mendengar secara khidmat yang di katakan shofia. Kemudia shofia memeluk adiknya]
Zayyina: Aku takut gak bisa mbak, zayyin takut tidak bisa menjadi istri yang sesuai dalam Al quran
Shofia : Kamu pasti bisa nduk, Harus bisa ya...Kamu harus ingat apapun yang akan terjadi nanti dalam rumah tangga pasti ada yang namanya kerikil kerikil. Kalau sampai kesandung itu wajar asal jangan sampai jatuh.
Zayyina: Doanya ya mbak, zayyin minta bimbingannya terus.
Shofia: iya sayangku udah dong ah jangan nangis sayang banget nanti kalo make up nya luntur
[mereka berdua saling ketawa lalu tak lama mas farhan masuk kamar]
Farhan: ceileh cantik amat adik inyong miri[p Anya geraldine kwkwkwk....cepet turun di tunggu orang banyak di ruang tamu
Shofia: Iya oke. Tumben banget ganteng kamu mas hahaha?
Farhan: Dari dulu udah cakep awakmu wae seng blur matanya
Shofia: Mungkin kali ya sebab aku tak bisa bedakan antara kau dengan topeng monyet di pasar hahaha
[shofia dan zayyina tertawa lepas]
Farhan: adik durhaka kau
Shofia: bodo amat lah hahaha, Ayo dek keluar.
[shofia menggandeng adiknya untuk keluar kamar menuju ruang tamu. Dan di sana sudah banyak para kyiai yang hadir untuk memberikan barokah doanya. Dan nampak wafi muhammad sudah duduk menunduk di samping kyiai Maftuh abdullah dengan mengenakan baju putih yang warnanya sudah tidak lagi putih di padu dengan sarung murahan mungkin harganya di bawah seratus ribu lalu peci hitam yang di pakainya pun sudah nampak kemerahan di ujungnya mungkin dia membelinya sudah lima tahun lalu atau lebih].
Shofia: Dia yang pakai baju putih sarung merah bata itu yang namanya kang wafi muhammad
[mendengar itu zayyina penasaran ingin tau lelaki yang di pilih aby nya. Dia memberanikan diri melihat sebentar calon suaminya dan saat menatap untuk pertama kalinya zayyina merasa sangat kecewa sebab lelaki yang di bayangkan jauh dari anggapannya. Melihat penampilannya yang nampak lusuh dan norak di tambah dengan wajah yang sangat biasa saja membuat zayyina menghela napas kesal sebab penampilan demikian akan sangat memalukan di mata zayyina yang notabenya seorang putri kyiai/ atau ning yang kehidupannya begitu modern dan berkelas].
[DI tengah obrolan bapaknya zainal memberanikan untuk meminta izin pada kyiai maftuh selaku calon besannya]
Pak zainal: Nyuwun sewu yai...dalem bade nyuwun izin menawi sak sampun ipun aqdun nikah kulo suwun sanget nyuwun ridho nipun panjenengan. soal wafi anak kulo sekalian putri jenengan menetap ten kediri kemawon dus pundi? amergi wafi niki sanget kulo betah aken ten griyo... ngapunten sanget sak derengipun yai.
[Permisi yai...saya meminta izin jika setelah aqad nikah saya meminta dengan sangat meminta restu anda. Soal wafi anak saya sekaligus putri anda akan menetap di kediri saja bagaimana? Sebab wafi begitu sangat saya butuhkan di rumah...mohon maaf sekali sebelumnya kyiai].
[mendengar itu semua tamu tercengang termasuk zayyina. Yai maftuh kemudian menghela nafas berat]
Yai maftuh: kulo nyumangga aken mawon pak zainal, Sebab bapak niku kan sampun mboten gadah hak menawi anak wadon sampun nikah njeh.
[saya mempersilahkan saja pak zainal, sebab bapak itu sudah tidak punya hak jika anak perempuan sudah menikah].
Pak zainal: Matur sembah nuwun yai.
[terima kasih yai].
[mendengar ungkapan yai maftuh semua tamu berdecak kagum serta bercampur dengan prihatin mengkhawatirkan keadaan putri kyiai maftuh selanjutnya. sementara umik sayyidah yang merasa keberatan dengan keputusan suaminya kini menggenggam erat tangan putrinya sambil bergelinang air mata]
Yai maftuh: kalau kulo niki sudah pasrah bongkoan pada calon mantu saya ini, Sudah gak akan khawatir apa apa lagi karna Wafi ini santri yang begitu saya percaya menurut penglihatan kulo.
[ucap yai maftuh sambil merangkul bahu wafi. Sementara beberapa santri abdi ndalem yang mendengar dialog malam itu ikut berkomentar]
Santri 1{husein}:” Bejo tenan kang wafi, Abah yai sampai ngambil mantu .padahal ganteng yo ora, sugih opo maneh, nasab malah anak e tukang ngarit hmmm...kiro kiro pakek wirid apa selama ini dia? Pasti gae mahabbah”
[beruntung sekali kang wafi, Abah yai sampai ngambil mantu. Padahal ganteng juga tidak, kaya apalagi, malah dia anak pengembala hmmm...kira kira pakai bacaan dzikir apa selama ini dia? Pasti buat dzikir yang khasiat di dalamnya biar orang orang pada suka padanya].
Santri 2 [zaki]: “Hust bisa kualat kamu nanti sen, dia itu ampuh dawuhnya gus farhan”
Santri 3 [yasin]: “takut aku kalau ampuhnya mirip mister Limbod kwkwkwk”
santri 1 [husen]: “kemana mana sambil bawa burung gitu hahaha”
santri 2 [zaki]: “kalau dia burungnya beda to yo hahaha”
santri 3 [yasin]: “burung opo kiro kiro zak?”
santri 2 [zaki]: “takono ning zayyina sin hahaha”.
[Acara khitbah di tutup dengan makan makan sementara zayyina langsung masuk kamar di susul oleh shofia. Dan zayyina langsung duduk di kursi riasnya menatap wajah ayunya yang seharusnya terlihat bahagia malah nampak terlihat duka. Bahkan gadis itu tak sekalipun berani menampakkan air matanya dia menyimpannya sendiri].
Shofia: dek...
Zayyina: hmm iya mbak?
Shofia: gimana menurut kamu kang wafi?
Zayyina: seperti penglihatannya abi dia baik tentunya ya kan?
Shofia: maksudku kamu suka kan? {menatap khawatir]
Zayyina : ” hahaha mbak fia ini kok yo tanya soal hati secepat ini”
Shofia: mbak tanya serius dek!
Zayyina: buat apa to mbak? Suka atau tidak suka bukankah menurut mbak fia itu nomor sekian kan? [mendengar itu shofia menatap adiknya beberapa detik dengan prihatin sebelum bicara].
Shofia: kamu yang ikhlas ya dek...ini adalah wujud birrul walidain [bakti pada orang tua] ingsya Allah balasannya akan lebih indah”
Zayyina: amiin makasih mbak fii...zayyin ingin sendiri bolehkan?
Shofia: oke mbak fi keluar ya...kamu kuat sayang [sambil cium kening zayyina. Setelah itu zayyina mengambil al qurannya lalu mencium al quran itu sambil menangis tak bersuara sama sekali dan ia menggigit ujung jari jempolnya dengan kuat].
Zayyina: Allah Allah Allah robbi syrahlii shodrii wa yassir lii amrii... wa yassir lii amri ...wa yassir lii amrii... [ya tuhanku lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku].
[UMIK sayyidah masuk kamar]
Umik: nduk umik masuk ya...
[cepat cepat zayyina mengusap peluhnya]
Zayyina: njih mik moggo
[umik duduk di samping zayyina sambil mengusap kepala zayyina]
Umik:” kalau kamu keberatan untuk tinggal di kediri nanti biar umik bujuk abi ya. Jangan khawatir...”
Zayyina:” hmm umik...zayyin tidak merasa begitu, abi benar kalau zayyin sudah menikah ya kudu harus manut suami. abi haknya akan kalah umik, ya kan hehe?” [zayyin sambil senyum tegar]
Umik: zayyina pasti bisa nak...ingsya Allah zayyina tinggal di mana saja akan kuat ya kan”
Zayyina: iyalah harus mik...masak zayyina sudah 25 tahun mau nangis kejer kayak anak abege yang di paksa nikah hehehe
Umik: masya Alloh beruntungnya umik punya putri hebat seperti ini [umik menangis haru sementara zayyina tersenyum sambil menahan air matanya supaya tidak jatuh]
Zayyina: zayyina yang harusnya beruntung umik...
Umik: kamu tiap hari harus telpon umik lo ya nduk
Zayyina: ingsya allah kalau pulsanya cukup haha
Umik: kalau pulsamu habis bilang umik ya...
Zayyina: umik sudah seperti pemilik konter mawon hehehe
Umik: apapun itu nak, walaupun sudah menikah jangan sungkan minta bantuan umik kalau butuh apa apa ya...
Zayyina: ingsya allah umik [zayyina menatap umiknya begitu lama lalu kemudian mencium tangan umiknya]
Zayyina:” doakan zayyina ya umik...zayyina minta ridhonya umik saestu”
[umiknya kembali mengelus kepala zayyina sambil tersenyum namun matanya basah]
Umik: umik berdoa semoga gusti Allah menjagamu di mana saja nak, semoga zayyina bisa jadi istri yang baik untuk suami, menjadi menantu dan anak yang baik, serta menjadi hamba pilihan Allah.
Zayyina: Amiin istajib ya robbyy....
Masih bersambung dulu ya.....🤭