KARABINER
10. #9
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

30.INT.RUANG LATIHAN KARAWITAN – SIANG

Suara Hawa halus mendayu diiringi gamelan yang dimainkan siswa-siswi lain. Pak Cahyo dan Bu Rina duduk tak jauh dari mereka. Ketika selesai, Pak Cahyo bertepuk tangan.


                         PAK CAHYO

Sebentar lagi festival pelajar mulai, semua sudah kompak. Untuk sinden, Hawa dan Sekar, habis ini latihan berdua sama Pak Cahyo ya.

     HAWA

Maaf, Pak Cahyo. Hari ini saya ijin latihan, jadwal kontrol ke dokter

     PAK CAHYO

Ya sudah, Sekar aja dulu, Hawa besok.


Tak lama isi kelas bubar, Hawa ditemani Bu Rina berjalan ke luar kelas. Sekar masih duduk di depan mikropon sambil membuka kertas-kertas lirik.

                                               

CUT TO :


31.EXT.RUMAH WILIS – TERAS – SORE

Ranang duduk di kursi tidak jauh dari Wilis. Mereka mengobrol.


                        WILIS

Eh, Mas! aku wis pindah sekolah. Masuknya habis libur semester ini. Ini katanya mereka lagi semesteran.

     RANANG

(Tepuktangan) Wueee!! Hebat! Akhirnya luput cuti setahun ya, Lis. Syukurlah, tak kancani alon-alon buat adaptasi.

     WILIS

Hlaaa, kan Mas Ranang kuliah, aku jik sekolah?


Wilis tertawa diikuti Ranang yang nyengir sambil garuk-garuk kepala.


                        RANANG

Maksude, kalo nanti kamu butuh bantuan tak rewangi. Mulai olah raga sithik-sithik biar tangan dan kakimu kuat nyangga badan..

     WILIS

Siaappp!!


Ranang tersenyum lega melihat Wilis tertawa.

                                         

FADE IN/FADE OUT:


32.EXT.DEPAN RUMAH HAWA – PAGI

Wilis berjalan dengan kruk perlahan menuju rumah Hawa. Wajahnya semangat. Sampai di depan pagar dengan gerbang terbuka, Wilis semakin cerah.

                        WILIS

                   Hawaaa, berangkat sekolah yuk!


Hawa yang duduk di kursi sedang meraba dan memakai sepatunya tersenyum riang.


                        HAWA

Wilis! Kamu udah mulai masuk sekolah yang baru?! Waaah, selamat ya!


Wilis menghampiri Hawa, duduk di sebelahnya. Hawa mendengar suara gemerincing. Ia memiringkan kepala untuk memastikan suara yang dia kenal.

                        HAWA

Lis, kamu pake gantungan kunci ta? Coba liat..


Wilis menurut. Ia melepas gantungan kuncinya lalu memberikan pada Hawa. Hawa meraba, keningnya berkerut.


                        WILIS

Gantungan kunci favoritku itu. Ada dua, yang satu ilang, mbuh jatuh di mana.

     HAWA

Berarti, itu punyamu yake ya?


Hawa mengeluarkan karabiner kecil dari saku tasnya. Kemudian diberikan pada Wilis. Wilis terbelalak.

                        WILIS

                   Eh, iya! Kuwi nggonku!


Wilis mengambil dari tangan Hawa, ia menimang-nimang karabinernya yang ketemu.


                         HAWA

Aku nemu pas lagi jalan pagi. Aku denger ada yang jatuh. Kamu naik sepeda ya waktu itu?

     WILIS

Oh, iya bener banget. (JEDA) Hawa, ini karabiner buat kamu aja, tanda kekancan iki.

     HAWA

Waah, tenane, lis? Matur nuwun yaa!


Wilis memeluk pundak Hawa. Mereka tersenyum senang bersama. Becak Wilis lewat. Wilis berdiri.


                         WILIS

Becakku! Eh, Wa, bareng yuk! Nanti biar Yu Marni ngikutin kita dari belakang. Tapi aku turun duluan ya

     HAWA

Mau! Yuk, Lis. Akhirnya bisa becak-becakkan sama kamu


Wilis berjalan ke arah gerbang, lalu melambai ke tukang becak. Tukang becak yang sudah ditemui Yu Ratmi menoleh ke arah Wilis, mengangguk. Menghampiri. Becak langganan Hawa datang.


                        HAWA

Pak, nanti sama Yu Marni ya, aku naik becak satunya.

     TUKANG BECAK

Nggih, Mbak Hawa


Hawa berpegangan pada Wilis yang sudah duduk duluan. Tangan Wilis menuntun Hawa untuk duduk di sebelahnya. Becak berjalan beriringan.

                                               

CUT TO :


33.INT.SEKOLAH HAWA – DEPAN RUANG LATIHAN – SIANG

Hawa sedang berjalan sendiri dengan tongkatnya. Selasar sekolah tidak begitu ramai.

Sekar keluar dari ruang latihan, berlari dan menabrak Hawa. Bruk! Hawa jatuh, Sekar ketakutan.


                        SEKAR

                   Hawa, maaf, gak sengaja! Aku duluan!

Sekar berlalu, Hawa berusaha bangun. Bu Rina melihat dan tergopoh menolong Hawa.


                        BU RINA

                   Hawa, kamu nggak apa-apa?

                        HAWA

                   Nggak apa-apa,Bu. Sekar kenapa, Bu?

                        BU RINA

                   Sekar?


Hawa berdiri dibimbing Bu Rina. Berjalan pelan menuju ruang latihan.       

                                               

CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar